Bila kecepatan kapal kini menjadi dilema di Satuan Kapal Cepat (Satkat) TNI AL,
maka dahulu justru kebalikannya. Di era tahun 60-an, tepatnya saat
menyongsong operasi Trikora, TNI AL (d/h ALRI) sudah benar-benar
mengoperasikan jenis kapal yang memang benar-benar masuk kualifikasi
kapal cepat. Kala itu ada dua jenis kapal cepat, yakni MTB (Motor
Torpedo Boat) Jaguar Class buatan galangan kapal Lursen & Kroger di
Bremen, Jerman Barat. Dan, jenis kedua KCR (Kapal Cepat Rudal) Komar
Class buatan Uni Soviet.
Baik MTB Jaguar Class
dan Komar Class bisa disebut kapal cepat sejati, pasalnya kedua kapal
mampu melaju dengan kecepatan diatas 40 knot, MTB Jaguar yang naik pamor
dalam insiden KRI Matjan Tutul sanggup
ngebut di perairan dangkal hingga 42 knot, sementara Komar Class yang
amat ditakuti pada masanya, mampu melejit hingga 44 knot. Jika
disetarakan dengan kondisi Satkat TNI AL saat ini, maka kemampuan soal
kecepatan hanya bisa disandingkan dengan KCR Mandau Class buatan Korea Selatan.
Setelah di artikel terdahulu kami kupas tuntas tentang Mandau Class,
kini rasanya cukup pas untuk sedikit mengulas seputar Komar Class.
Dengan bekal dua unit rudal Styx (SS-N-2),
kapal berbobot penuh 66,5 ton ini layak dinobatkan sebagai generasi
awal KCR TNI AL. Di Asia Tenggara, tercatat hanya Indonesia dan Vietnam
yang mengoprasikan Komar Class.
Bila dirunut dari sejarah kehadirannya di Indonesia, kapal yang di
daulat untuk mengkaramkan destroyer Belanda ini, mulai berdatangan pada
periode 1961 hingga 1965. Dari 112 unit yang diproduksi, 12 unit
diantaranya dioperasikan oleh TNI AL. Kapal-kapal yang masuk keluarga
Komar adalah KRI Kelaplintah 601, KRI Kalmisani 602, KRI Sarpawasesa
603, KRI Sarpamina 604, KRI Pulanggeni 605, KRI Kalanada 606, KRI
Hardadedali 607, KRI Sarotama 608, KRI Ratjabala 609, KRI Tritusta 610,
KRI Nagapasa 611, dan KRI Gwawidjaja 612. Dari kuanitasnya, armada Komar
Class menyamai jumlah FPB-57 yang total diproduksi PT PAL juga 12 unit.
Meski dari segi bobot tergolong ringan, plus dimensinya hanya punya
panjang 25,4 meter, tapi Komar Class dengan rudal Styx menjadi momok
yang menakutkan bagi armada NATO saat itu. Sebagai rudal anti kapal yang
lahir di era perang dingin, Styx dirancang dengan daya hancur tinggi.
Indikatornya bisa dilihat dari berat hulu ledaknya seberat 500 kg high explosive,
sementara bobot rudal secara keseleruhan yakni 2.340 kg dengan
jangkauan efektif mencapai jangkauan 40 km, meski dalam teorinya bisa
mencapai jarak 80 km.
Styx diluncurkan dengan beberapa pilihan sistem pemandu, yakni mulai dari auto pilot, acitive radar, hingga pemandu berdasarkan infra merah. Untuk opsi pemandu radar biasanya didukung perangkat Electronic Support Measures
(ESM) dan radar Garpun yang akan menuntun rudal antara jarak 5,5 Km dan
27 km dari batas target. Sensor pembidik pada rudal sendiri akan aktif
mulai 11 km dari target sasaran, saat itu posisi rudal akan turun 1-2
derajat dari level target. Rudal maut ini umumnya meluncur sekitar 120
hingga 250 meter dari atas permukaan laut dengan kecepatan sub sonic 0.9
Mach. Untuk mendukung operasional rudal, di Komar Class terdapat MR-331
rangout radar dan Nikhrom IFF (identification friend or foe). Konon Komar Class dapat melepaskan rudal ini meski kondisi gelombang laut mencapai sea stage 4.
Bekal senjata lain yang ada ditempel pada Komar Class adalah kanon 2M3 25 mm Twin barrel (laras ganda), kanon ini disematkan sebagai senjata haluan. Untuk membidik target, masih dilakukan secara manual dengan dukungan iron ring sight.
Kehandalan kanon ini dapat dilihat dari jangkauan tembak permukaan yang
bisa mencapai 3.250 meter, dan jarak tembak obyek udara mencapai 2.770
meter. Secara teori, jangkauan tembak maksimum bisa mencapai 3.400
meter. Secara teori, 2M2 25 mm dapat memuntahkan 450 peluru per menit,
meski dalam prakteknya hanya 270 peluru per menit.
Untuk urusan menguber sasaran pun, Komar yang artinya nyamuk ini juga
bisa bikin keder lawan. Disokong mesin M-50F diesels 4800 hp dengan 4
propeller, Komar bisa melaju 44 knot. Dengan kecepatannya, hampir setiap
obyek di laut dapat diuber dengan mudah. Pada kecepatan 32 knot, Komar
Class dapat berlayar sejauh 1.111 km.
Sangat disayangkan, tak satu pun sisa Komar Class TNI AL yang
diabadikan sebagai monumen atau museum untuk kenangan sejarah. Informasi
yang cukup mengejutkan, sejumlah Komar Class ternyata masih operasional
hingga tahun 1978. Walau untuk soal fungsi dari rudal Styx diyakini
sudah out of service. Sumber dari Jane’s Fighting Ship bahkan menyebut Komar Class baru pensiun dari armada TNI AL pada tahun 1985.
Komar Class, Si Penghancur Destroyer Israel
Bila Komar Class di Indonesia gagal membuktikan kesaktiannya menggasak kapal perang Belanda, maka prestasi memukau berhasil di toreh AL Mesir. Tepatnya pada 21 Oktober 1976, dua Komar Class AL Mesir di Port Said berhasil mengkaramkan destroyer Israel INS Eilat (K40). Selain karam, 47 awak INS Eilat ikut tewas. Insiden ini terjadi dalam babak perang Arab – Israel yang dikenal dengan sebutan “Six Day War.” Dalam operasi penyerbuan ini, dua Komar AL Mesir melepaskan tiga rudal Styx ke INS Eilat.
Bila Komar Class di Indonesia gagal membuktikan kesaktiannya menggasak kapal perang Belanda, maka prestasi memukau berhasil di toreh AL Mesir. Tepatnya pada 21 Oktober 1976, dua Komar Class AL Mesir di Port Said berhasil mengkaramkan destroyer Israel INS Eilat (K40). Selain karam, 47 awak INS Eilat ikut tewas. Insiden ini terjadi dalam babak perang Arab – Israel yang dikenal dengan sebutan “Six Day War.” Dalam operasi penyerbuan ini, dua Komar AL Mesir melepaskan tiga rudal Styx ke INS Eilat.
Insiden karamnya INS Eilat sontak menjadi babak baru dalam sejarah
peperangan di lautan, pasalnya inilah pertama kalinya kapal sekelas
destroyer dengan bobot 1.710 ton berhasil dihancurkan oleh kapal cepat
yang hanya bertonase 66,5 ton. INS Eilat sejatinya merupakan kapal tua
eks era Perang Dunia II. Sebelum dibeli Israel, INS Eilat adalah kapal
perang Inggris HMS Zealous R39. Destroyer ini memang rentan terkena
serangan rudal, karena hanya dibekali 4 meriam 4.5 inchi, 4 meriam 40 mm, dan delapan peluncur torpedo. (Haryo Adjie)
Spesifikasi Komar Class
- Tipe : Fast attack craft
- Displacement : 61,5 tons standard dan 66,5 tons full load
- Length : 25,4 meter
- Beam : 6,24 meter
- Draught : 1,24 meter
- Draft : 2 meter
- Propulsion : 4 shaft M-50F diesels 4800 hp
- Speed : 44 knots
- Range : 1.111 Km at 32 knots
- Crew : 17 (3 officers)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar