Open Recruitment Menwa Di UGM
Akhir-akhir ini, masyarakat heboh dengan isu bela
negara yang diwacanakan oleh Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu.
Kementerian Pertahanan berencana membentuk 4.500 kader Pembina Bela
Negara di 45 kabupaten/kota di seluruh Indonesia.
Heboh boleh saja. Tapi tahukah kalian kalau kegiatan bela negara sebetulnya sudah ada di bangku kuliah? Di sejumlah perguruan tinggi ada yang namanya Menwa atau Resimen Mahasiswa.
Menwa tak cuma baris berbaris atau latihan ala militer. Tercatat kelompok Menwa pernah terlibat dalam Operasi Trikora merebut Irian Barat pada tahun 1960an.
Kemudian beberapa tokoh pemerintahan maupun akademisi dahulunya merupakan aktivis Menwa. Sebut saja mantan menteri keuangan dan direktur pelaksana Bank Dunia, Sri Mulyani Indrawati, atau guru besar Fakultas Ekonomi UI, Prof. Rhenald Kasali. Agung Laksono dan ketua DPD RI, Irman Gusman juga pernah mengikuti kegiatan Resimen Mahasiswa.
Bela Negara ala Mahasiswa
Jika memaknai arti bela negara, tentu tidak dapat lepas dari Sishankamrata (Sistem Pertahanan Rakyat Semesta) yang memiliki dua unsur yaitu unsur militer (TNI-Polri) dan unsur non-militer. Menwa berada di unsur non-militer ini.
Salah satu Resimen Mahasiswa yang aktif adalah Menwa di Universitas Negeri Jakarta. Menurut Dansat (komandan satuan) Menwa UNJ, Oka Bintor, merupakan salah satu organisasi menwa yang cukup tua dan menghasilkan banyak lulusan di dunia akademisi.
Menurut Oka, konsep bela negara yang didengungkan akhir-akhir ini sebenarnya adalah hal yang sama dengan resimen mahasiswa. Hanya saja penerapan dan pengklasifkasiannya yang mungkin berbeda di tiap-tiap jenjang pendidikan seperti penerapan bela negara di SD, SMP, SMA hingga perguruan tinggi berbeda-beda.
Angkat Senjata
Selain membina fisik, mental, hingga kedisiplinan, resimen mahasiwa juga memiliki kegiatan lain yang tak kalah menariknya dan bahkan mungkin berbeda dengan kegiatan mahasiswa sejenis di universitas-universitas yang ada, yaitu mengoperasikan senjata api.
“Kami hampir setiap bulan (berlatih) menembak dengan berbagai macam senjata baik itu air soft gun, (senapan dengan) peluru hampa, senapan angin, hingga SS-1. Bahkan kemarin Agustus kami juara 1 menembak di Seskoal,” tutur Oka.
Namun, mahasiswa jurusan Psikologi UNJ ini juga mengatakan bahwa pelatihan menembak ini hanyalah wadah penyaluran hobi dan tidak berefek apa-apa dengan kehidupan sehari-hari. Oka juga berpesan kepada seluruh mahasiswa dan pemuda di Indonesia untuk menyambut konsep bela negara yang akan datang dan tetap menjungjung tinggi sendi-sendi bangsa ini.
“Undang-undang Dasar dan Pancasila itu semua harus menjadi prinsip dan tekad kita sebagai pemuda agar bangsa ini tak lepas dari komponen rakyatnya baik itu TNI ataupun mahasiswa tapi juga rakyatnya, rakyat semesta.” tutup Oka, yang saat ini sedang menempuh semester 9.
Heboh boleh saja. Tapi tahukah kalian kalau kegiatan bela negara sebetulnya sudah ada di bangku kuliah? Di sejumlah perguruan tinggi ada yang namanya Menwa atau Resimen Mahasiswa.
Menwa tak cuma baris berbaris atau latihan ala militer. Tercatat kelompok Menwa pernah terlibat dalam Operasi Trikora merebut Irian Barat pada tahun 1960an.
Kemudian beberapa tokoh pemerintahan maupun akademisi dahulunya merupakan aktivis Menwa. Sebut saja mantan menteri keuangan dan direktur pelaksana Bank Dunia, Sri Mulyani Indrawati, atau guru besar Fakultas Ekonomi UI, Prof. Rhenald Kasali. Agung Laksono dan ketua DPD RI, Irman Gusman juga pernah mengikuti kegiatan Resimen Mahasiswa.
Bela Negara ala Mahasiswa
Jika memaknai arti bela negara, tentu tidak dapat lepas dari Sishankamrata (Sistem Pertahanan Rakyat Semesta) yang memiliki dua unsur yaitu unsur militer (TNI-Polri) dan unsur non-militer. Menwa berada di unsur non-militer ini.
Salah satu Resimen Mahasiswa yang aktif adalah Menwa di Universitas Negeri Jakarta. Menurut Dansat (komandan satuan) Menwa UNJ, Oka Bintor, merupakan salah satu organisasi menwa yang cukup tua dan menghasilkan banyak lulusan di dunia akademisi.
Menurut Oka, konsep bela negara yang didengungkan akhir-akhir ini sebenarnya adalah hal yang sama dengan resimen mahasiswa. Hanya saja penerapan dan pengklasifkasiannya yang mungkin berbeda di tiap-tiap jenjang pendidikan seperti penerapan bela negara di SD, SMP, SMA hingga perguruan tinggi berbeda-beda.
Angkat Senjata
Selain membina fisik, mental, hingga kedisiplinan, resimen mahasiwa juga memiliki kegiatan lain yang tak kalah menariknya dan bahkan mungkin berbeda dengan kegiatan mahasiswa sejenis di universitas-universitas yang ada, yaitu mengoperasikan senjata api.
“Kami hampir setiap bulan (berlatih) menembak dengan berbagai macam senjata baik itu air soft gun, (senapan dengan) peluru hampa, senapan angin, hingga SS-1. Bahkan kemarin Agustus kami juara 1 menembak di Seskoal,” tutur Oka.
Namun, mahasiswa jurusan Psikologi UNJ ini juga mengatakan bahwa pelatihan menembak ini hanyalah wadah penyaluran hobi dan tidak berefek apa-apa dengan kehidupan sehari-hari. Oka juga berpesan kepada seluruh mahasiswa dan pemuda di Indonesia untuk menyambut konsep bela negara yang akan datang dan tetap menjungjung tinggi sendi-sendi bangsa ini.
“Undang-undang Dasar dan Pancasila itu semua harus menjadi prinsip dan tekad kita sebagai pemuda agar bangsa ini tak lepas dari komponen rakyatnya baik itu TNI ataupun mahasiswa tapi juga rakyatnya, rakyat semesta.” tutup Oka, yang saat ini sedang menempuh semester 9.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar