Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono (SBY) meminta Batalyon Zeni Konstruksi 12 dan Batalyon
Zeni Tempur 9 TNI AD membantu perbaikan jalan-jalan di jalur pantai
utara Jawa yang rusak parah , dalam upaya percepatan tanggap darurat
akibat banjir sehingga lebih capat dan efektif.
"Kenapa
kita sebut tanggap darurat, karena yang kita utamakan adalah
memperbaiki dulu jalan yang rusak berat yang bisa mengganggu keamanan
dan keselamatan para pengguna jalan. Setelah curah hujan berkurang dan
banjir berakhir di daerah-daerah itu barulah perbaikan secara menyeluruh
dilanjutkan," kata Presiden SBY dalam pengantarnya pada Rapat Terbatas
Kabinet di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat (7/2).
Presiden
SBY menetapkan kebijakan tanggap darurat, setelah melakukan peninjauan
langsung di Pekalongan, Jawa Tengah. Presiden SBY juga mendapat laporan dari Wakil Menteri Pekerjaan Umum (PU) Hermanto Dardak seputar pelaksanaan operasi tanggap darurat.
"Pak
Djoko Kirmanto (Menteri PU) kalau tidak dilakukan penambahan kekuatan
(Zeni Tempur dan Zeni Konstruksi), percepatan tanggap darurat,
pengalokasian anggaran yang lebih besar, maka tidak akan berhasil," kata
Presiden, seraya mengatakan bahwa dia sudah memerintahkan pimpinan TNI
untuk melakukan "Bhakti TNI".
Kepada peserta
rapat Presiden SBY mengatakan bahwa dia banyak menerima SMS dari
masyarakat yang nadanya menginginkan pemerintah segera menangani
jalan-jalan berlubang di sepanjang Pantura.
Sebagaimana
diberitakan sebelumnya selama 4 (empat) hari (2-5 Februari), Presiden
SBY dan Ibu Negara Hj. Ani Yudhoyono melakukan kunjungan kerja ke
Sumedang, Majalengka, Kuningan di Jawa Barat, dan Pekalongan, Jawa
Tengah.
Setelah meninjau langsung sekolah dan
rumah sakit, Presiden SBY menilai bahwa program Bantuan Operasional
Sekolah (BOS), bantuan siswa miskin, program peningkatan kesejahteraan
guru, dan program Sistem Jaminan Kesehatan Nasional (SJKN) atau yang
dikenal dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan telah
berjalan baik.
"Saya bertekad agar pendidikan
kita makin kedepan makin berkualitas, makin terjangkau, dan gratis bagi
rakyat tidak mampu. Itu kebijakan kita, itu tekad kita," kata Presiden.
Kepada
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhammad Nuh, Presiden SBY meminta
untuk melakukan sesuatu selama sembilan bulan masa jabatannya.
Presiden
memuji kelengkapan fasilitas Rumah Sakit Kabupaten Sumedang, serta
berjalannya program sistem jaminan kesehatan nasional atau BPJS
Kesehatan. "Saya kira yang menyertai kunjungan saya harus mengatakan
baik. Saya tidak mengira bahwa fasilitas rumah sakit selengkap itu untuk
ukuran kabupaten. Pelayanan kesehatannya juga baik," kata Presiden SBY.
Walau
begitu, Presiden SBY mengakui masih adanya kekurangan. “Saya pesan
kepada Menteri Kesehatan agar terus meningkatkan pelayanan, sehingga
sistem jaminan nasional yang dijalankan sebulan lalu berjalan baik.
Pastikan saudara-saudara kita yang tidak mampu ditanggung negara," pesan
SBY.
Kepada Menkes, Presiden juga meminta untuk memastikan kesejahteraan para dokter dan tenaga medis untuk terus meningkat.
Dari
kunjungannya ke industri tahu Sumedang, Presiden SBY mengakui telah
mengetahui adanya hambatan pasokan kedelai. Namun dengan adanya UMKM,
para kalangan industri kecil terbantu.
"Dulu
ketika kita mengalami krisis ekonomi, meskipun repot tapi kalangan usaha
mikro, kecil dan menengah tidak rontok karena ada sabuk pengamannya.,
bahkan sekarang telah bertumbuh dengan baik," tambah Presiden SBY.
Kepada para gubernur dan bupati, Presiden berpesan untuk terus mendorong usaka mikro, kecil, menengah.
Sedang
menyangkut pembangunan Bandara Internasional Majalengka, Presiden
mengharapkan pembangunannya selesai pada 2018. "Nanti ekonomi Jawa Barat
bagian timur dan Jawa Tengah bagian barat akan tumbuh makin pesat,
karena terbukanya wilayahnya tersebut. Menteri Perhubungan saya harap
hingga Oktober tahun 2014 ini melakukan tugasnya dengan baik," katanya.
(WID/Kun/Humas Setkab/ES)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar