Jakarta – Latihan penerbangan TNI akan dipindahkan ke luar Jawa agar tidak terkonsentrasi di pangkalan udara di Pulau Jawa.
Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengatakan, beberapa latihan TNI akan direlokasi ke luar Jawa. “Apakah nanti di Kalimantan, di Papua, tentunya usulan dari Kepala Staf Angkatan Udara atau Wakil Kepala Staf Angkatan Udara,” ujar Sekretaris Kabinet, usai rapat terbatas, di kantor Kepresidenan, Jakarta, Jumat (8/1/2016).
Menteri Perhubungan Ignasius Jonan menambahkan, dalam rapat terbatas juga dibahas mengenai pemanfaatan jalur selatan di Pulau Jawa.
“Jadi ruang udara selatan Pulau Jawa kesepakatannya dengan TNI, apabila tidak digunakan oleh TNI akan diatur secara fleksibel. Hal ini agar ruang udara di selatan Pulau Jawa bisa dimanfaatkan untuk penerbangan-penerbangan sipil, terutama dari Jawa bagian barat, dari Jakarta dan sebagainya sampai ke Bali,” ujar Jonan.
Adapun mengenai bandara-bandara enclave sipil, nanti akan diatur secara teknisnya bersama TNI AU agar bisa dimanfaatkan untuk peningkatan kapasitas atau slot time untuk penerbangan-penerbangan nonmiliter apabila tidak digunakan atau misalnya tidak dalam keadaan darurat.
Wakil Kepala Staf TNI AU Marsekal Madya (Marsdya) Hadiyan Sumintaatmadja mengemukakan, Pangkalan Udara Iswahyudi, Madiun, adalah sepenuhnya militer, yang sementara ini dimanfaatkan atau digunakan bersama dengan penerbangan sipil. Karena itu, relokasi yang dimaksud Wakasau adalah latihan prajurit TNI AU, bukan pangkalan udaranya.
“Tadi kami sampaikan kepada Presiden bahwa kita ingin Angkatan Udara menggelar pesawat-pesawat tempur sergap kita, khususnya di tujuh pangkalan di luar pangkalan induk. Kalau saya bilang di luar pangkalan induk itu di luar pangkalan Iswahyudi, di luar Pangkalan Malang, di luar pangkalan Makassar. Di tujuh pangkalan udara lain, di luar pangkalan itu tadi,” ujar Marsdya Hadiyan.
Salah satunya adalah membagi latihan yang tadinya dilaksanakan di home base bisa dilaksanakan di pangkalan deployment. “Itu tadi disampaikan Sekretaris Kabinet secara teknis begitu. Bukan berarti pangkalannya dipindah, latihannya, sehingga frekuensi latihan di pangkalan induk bisa berkurang,” ujar Wakil Kepala Staf TNI AU Marsdya Hadiyan Sumintaatmadja.
Republika.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar