Impian Indonesia membuat
pesawat tempur sendiri sepertinya segera terwujud. Kementerian
Pertahanan (Kemhan) dan Korea Aerospace Industries (KAI) melaksanakan
penandatanganan kontrak cost share agreement (CSA) untuk pengembangan
pesawat tempur KF-X/IF-X (Korea Fighter Experiment/Indonesia Fighter
Experiment).
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan, proses pembuatan pesawat dilakukan secara bertahap hingga Indonesia punya kemandirian sendiri. “Kan satu-satu dulu, (tahap) I di sana, II di sana, I di sini,” kata Ryamizard di Kantor Kemhan, Jakarta Pusat, Kamis (7/1/2016).
Ryamizard menegaskan, sudah saatnya Indonesia membuat sendiri alat utama sistem pertahanan (alutsista), sebagai pembuktian salah satu negara besar.
“Kalau enggak buat kapan lagi. Dari kita nanti untuk pengalaman, kemampuan akhirnya akan buat sendiri nantinya. Kalau enggak dimulai sekarang kapan lagi, negara besar kok beli-beli mulu, kan enggak lucu,” ucapnya.
Pesawat tempur generasi 4,5 ini disebut-sebut setara dengan pesawat F-22 Raptor dan Eurofighter Typhoon. Bahkan, pesawat tempur ini memiliki kemampuan di atas pesawat F-16.
Langkah Indonesia membuat pesawat tempur juga sempat terhambat. Pasalnya, pemerintah pernah menunda kerjasama pembuatan pesawat yang telah mengucurkan dana Rp600 miliar untuk kepentingan riset dan pengembangan awal.
Secara kasat mata, bentuk pesawat tempur KF-X ini sangat mirip dengan F-22 Raptor, yakni bermesin dua dengan sayap tegak ganda dan rancangan kokpit serta bagian depan fuselage hampir sama. Dibandingkan pesawat sejenis, KF-X diproyeksi untuk memiliki radius serang lebih tinggi 50 persen, sistem avionic yang lebih baik serta kemampuan anti radar (stealth). Pesawat tempur KF-X memiliki daya dorong 100 kmh.
Pembuatan pesawat tempur KF-X ini juga sesuai harapan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang meminta Indonesia jangan kebergantungan terhadap impor kebutuhan alutsista untuk mewujudkan kemandirian pertahanan nasional. (Okezone)
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan, proses pembuatan pesawat dilakukan secara bertahap hingga Indonesia punya kemandirian sendiri. “Kan satu-satu dulu, (tahap) I di sana, II di sana, I di sini,” kata Ryamizard di Kantor Kemhan, Jakarta Pusat, Kamis (7/1/2016).
Ryamizard menegaskan, sudah saatnya Indonesia membuat sendiri alat utama sistem pertahanan (alutsista), sebagai pembuktian salah satu negara besar.
“Kalau enggak buat kapan lagi. Dari kita nanti untuk pengalaman, kemampuan akhirnya akan buat sendiri nantinya. Kalau enggak dimulai sekarang kapan lagi, negara besar kok beli-beli mulu, kan enggak lucu,” ucapnya.
Pesawat tempur generasi 4,5 ini disebut-sebut setara dengan pesawat F-22 Raptor dan Eurofighter Typhoon. Bahkan, pesawat tempur ini memiliki kemampuan di atas pesawat F-16.
Langkah Indonesia membuat pesawat tempur juga sempat terhambat. Pasalnya, pemerintah pernah menunda kerjasama pembuatan pesawat yang telah mengucurkan dana Rp600 miliar untuk kepentingan riset dan pengembangan awal.
Secara kasat mata, bentuk pesawat tempur KF-X ini sangat mirip dengan F-22 Raptor, yakni bermesin dua dengan sayap tegak ganda dan rancangan kokpit serta bagian depan fuselage hampir sama. Dibandingkan pesawat sejenis, KF-X diproyeksi untuk memiliki radius serang lebih tinggi 50 persen, sistem avionic yang lebih baik serta kemampuan anti radar (stealth). Pesawat tempur KF-X memiliki daya dorong 100 kmh.
Pembuatan pesawat tempur KF-X ini juga sesuai harapan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang meminta Indonesia jangan kebergantungan terhadap impor kebutuhan alutsista untuk mewujudkan kemandirian pertahanan nasional. (Okezone)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar