KRI Fatahillah 361 dengan tampilan radar lawas
KRI Fatahillah 361 telah selesai menjalani program perpanjangan masa hidup dan modernization (Mid Life Modernisasi-MLM).
Setelah lebih dari 2 tahun “bertapa” di galangan kapal PT.Dok dan Perkapalan Surabaya Tanjung perak, Surabaya, KRI Fatahillah siap kembali menjaga wilayah kedaulatan Republik Indonesia. Korvet gaek ini baru saja mengganti sistem Combat Management System (CMS), radar, sonar, mesin dan propelernya serta perangkat kelistrikannya.
Yang paling canggih pada program MLM ini adalah penggantian radar Racal DeccaAC 1229 dan Signal DA 05 dengan radar 2D Terma Scanter 4001, radar multitarget permukaan dan udara sekaligus. Sebuah radar yang mampu menjejak sasaran kecil pada jarak hingga 145 km. Hanya saja radar ini memiliki kelemahan, radar Terma Scanter 4001 masih 2 Dimensi (belum 3D) hanya mampu menghitung arah dan jarak sasaran dan tidak mampu menghitung ketinggian sasaran yang diendusnya.
KRI Fatahillah dengan tampilan radar baru
Sistem persenjataan KRI Fatahillah tidak termasuk dalam program modernisasinya, alias masih mengandalkan meriam bofors 120 mm, rudal anti kapal Exocet MM38, 2 canon 20 mm, torpedo Honeywell dan mortar bofors ASR 357 mm. Suatu hal yang sangat disayangkan, karena rudal Exocet MM-38 sebenarnya sudah tidak layak dalam peperangan laut modern saat ini.
Tapi mudah-mudahan saja dengan penggantian sistem CMS, TNI AL bisa mengganti rudal Exocet MM-38 nantinya, karena sistem radar yang baru sangat memungkinkan penggunaan rudal dengan jangkauan yang lebih jauh. Dengan jangkauam radar yang 145 km, menurut Penulis, KRI Fatahillah bisa menggotong rudal KH-35 Uran buatan Rusia yang berdaya jangkau 130 km misalnya (KH-35 Uran memiliki bobot lebih ringan daripada Exocet).
Kita tunggu saja kehadiran kembali korvet KRI Fatahillah 361 yang “baru” ini, walaupun masih memiliki kekurangan tapi lumayanlah untuk memperkuat kekuatan TNI AL di tengah keterbatasan anggaran militer Indonesia saat ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar