Panglima
TNI Jenderal TNI Dr. Moeldoko didampingi Kepala Staf Angkatan memberangkatkan
800 Prajurit TNI yang tergabung dalam Satuan Tugas Batalyon Komposit (Satgas
Yon Komposit) TNI Kontingen Garuda (Konga) XXXV-A/Unamid (United Nations Mission In
Darfur) sebagai pasukan pemelihara perdamaian Perserikatan Bangsa Bangsa
(PBB) di wilayah Darfur, bertempat di Plaza Mabes TNI Cilangkap Jakarta Timur,
Rabu (18/2/2015).
Sebanyak 800 Prajurit TNI tersebut, terdiri dari : 650
dari TNI AD, 100 dari TNI AL dan 50 dari TNI AU, dipimpin oleh Letkol Inf M.
Herry Subagyo sebagai Komandan Satgas, yang sehari-hari menjabat sebagai
Danyonif 721/Makkasau, Kodam VII/Wirabuana, Sulawesi. Batalyon Komposit Konga
XXXV-A/Unamid merupakan misi
Satgas TNI pertama yang memang dipersiapkan untuk menjadi Pasukan Perdamaian
PBB di Darfur, dan akan melaksanakan tugas selama satu tahun. Sementara itu,
kendaraan taktis yang dilibatkan dalam mendukung Satgas tersebut yaitu: 24
Panser ANOA, 30 Truk dan 34 Jeep.
Satgas Yon Komposit TNI Konga XXXV-A/Unamid akan
melaksanakan mandat pemeliharaan perdamaian berdasarkan Resolusi Dewan Keamanan
PBB Nomor 1769 tahun 2007. Dalam
pelaksanaan tugasnya, Satgas Yon Komposit akan ditempatkan pada dua UN Camp,
yaitu Markas Batalyon beserta Kompi Bantuan dan 3 Kompi Senapan yang berada di
Supercamp Secwest UNAMID di El Geneina dan 1 Kompi Senapan Berdiri Sendiri
berada di Masteri Camp dengan jarak lebih kurang 70 km dari Supercamp El
Geneina.
Dalam amanatnya Panglima TNI menyatakan bahwa tugas
apapun yang akan diemban, kata kunci sukses dalam melaksanakan tugas tersebut
adalah pemahaman terhadap mandat dan penguasaan terhadap misi yang akan diemban
dengan pemahaman segala ketentuan atau prosedur dalam mengeksekusi misi
tersebut. Untuk itu, pahami mandat dan misi Unamid, yang menjadi
kebijakan dewan keamanan PBB.
Resolusi PBB 1769 tahun 2007 diputuskan bahwa Unamid memiliki
mandat dan kewenangan untuk mengambil tindakan yang diperlukan dalam pengerahan
pasukan sesuai kemampuannya, untuk melindungi personel, fasilitas, instalasi
dan peralatan, dan untuk menjamin keamanan,
serta kebebasan bergerak personel sendiri dan lembaga-lembaga
kemanusiaan. Pada sisi lain, Unamid memiliki kewenangan mencegah gangguan dan
ancaman bersenjata, disamping delapan
tugas lain terkait dengan pengerahan kekuatan,
termasuk pengamanan perbatasan Sudan dengan Chad dan Republik Afrika
Tengah.
"Hal ini penting untuk dikuasai oleh personel Satgas,
guna memberikan pemahaman terhadap standing
operation procedure dan rule of engagement, yang
berlaku pada misi Unamid", ujar Panglima TNI.
"Jaga soliditas dan kembangkan Early Warning System di lingkungan satuan, serta laksanakan analisis terhadap kecenderungan
perkembangan situasi", tegas Panglima TNI.
Mengakhiri amanatnya Panglima TNI meminta kepada seluruh
anggota Satgas untuk menyiapkan, kemampuan diri dengan sebaik-baiknya dan
membekali keluarga dengan pemahaman yang baik, sehingga para prajurit dapat melaksanakan tugas tanpa harus memikirkan
persoalan-persoalan yang terjadi di rumah. Para prajurit harus
berangkat dengan kesiapan fisik dan mental yang paripurna, dan dengan
kebanggaan yang besar, guna mengemban misi bagi kebesaran TNI, bangsa dan
negara.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar