Dibalik Keputusan Pembelian
Terbentuknya
skuadron udara 3 yang berkedudukan di Iswahyudi, Madiun, diawali dengan
kebutuhan Indonesia akan pesawat tempur yang berdaya gempur tinggi dan
berteknologi tinggi pada saat itu yaitu di era tahun 80-an. Indonesia
butuh pesawat demikian dengan tujuan untuk menyejajarkan diri dengan
negara-negara lain dalam penguasaan dan pemilikan jet tempur
berteknologi tinggi. Oleh karena itulah, Menhankam/ Pangab M. Yusuf
mewakili Presiden Soeharto ingin menyatakan permintaan langsung kepada
Presiden Amerika Serikat Ronald Reagan untuk diperbolehkan membeli
pesawat tempur F-16 Fighting Falcon . Menhan AS pada saat itu menjawab, “NO”, dengan alasan yang politis sebab F-16 hanya dijual ke negara-negara NATO dan Israel saja.
M.
Yusuf pada saat itu ngambek mendengar kalimat penolakan tersebut. Adu
urat antara Menhan AS dengan M. Yusuf terjadi, dimana M. Yusuf tetep
keukeuh pada pendirian semula agar bisa ketemu langsung Ronald Reagan.
Karena tidak terjadi kesepakatan, akhirnya M. Yusuf pulang dengan rasa
tidak senang kepada pihak AS. Ketika melihat tamunya langsung pulang
dari pertemuan tsb, pihak AS merasa bingung dan akhirnya mengejar
rombongan tersebut sampai Tokyo dan membujuk-bujuk M. Yusuf agar mau
kembali meneruskan pembicaraan. Akhirnya setelah diadakan pertemuan
kembali, permintaan Indonesia akan pesawat F-16 diluluskan. Mungkin klo
M. Yusuf tidak ngambek maka Indonesia tidak mendapat pesawat ini….
Proyek Bimasena
Untuk
merespon persetujuan AS tentang pembelian F-16 RI, maka diadakan
persiapan-persiapan yang dianggap perlu untuk melancarkan kegiatan ini
yang kemudian dinamakan “Proyek Bimasena”. Proyek ini dipimpin oleh
Marsekal Muda TNI S. Adi dimana kegiatan yang dilakukan misalnya
menyiapkan perkantoran, hanggar, taxi way, gudang serta
bangunan-bangunan lain yang diperlukan di lapangan udara Iswahyudi,
Madiun.
Kontrak
pembelian F-16 dari AS ke pemerintah RI ditanda tangani pada tanggal 30
Agustus 1986 dimana pada kontrak tersebut dinyatakan bahwa RI membeli
12 pesawat F-16 Fighting Falcon dengan paket harga pembelian dari AS
sebesar 329 juta dolar. Paket pembelian ini termasuk pembelian pesawat,
pelatihan penerbang dan crew teknisi, ongkos pengiriman pesawat dan juga
spare part pesawat untuk 2 tahun pemakaian mencakup 107.000 item.
Pada tanggal 12 Desember 1989, dan
disambut langsung oleh Menhankam/Pangab L.B Moerdani di Lanud
Iswahyudi, Madiun. Akhirnya, kedua F-16 pertama yang dimiliki oleh RI
mendarat setelah melakukan perjalanan ferry yang panjang dari Dallas
Fort Worth, Texas. Penerbangan perdana ini dilakukan oleh Mayor
Penerbang Sidehabi dan Mayor Penerbang Rodi Suprasodjo. Penerbangan
ferry ini memakan waktu dari tanggal 8 sampai dengan tanggal 12,
melewati rute Dallas – Hawai-Guam – Madiun. Diselingi menginap
istirahat dan isi bahan bakar di Hawaii serta di Guam. Bagaimana dengan
10 pesawat F-16 RI yang lain? Ternyata kedatangan pesawat-pesawat
tersebut tidak sekaligus, namun secara bertahap. Dan akhirnya pada tahun
1990, lengkap sudah elang-elang udara ini mengisi homebase mereka di
skuadron 3, lanud Iswahyudi dan siap menjaga kedaulatan wilayah udara
RI. Dengan telah lengkapnya F-16 RI, proyek Bimasena dinyatakan
berakhir.
F-16 Fighting Falcon Indonesia
F-16 Fighting Falcon
adalah jet tempur multi-peran yang dikembangkan oleh General Dynamics,
di Amerika Serikat. Pesawat ini awalnya dirancang sebagai pesawat tempur
ringan, dan akhirnya berevolusi menjadi pesawat tempur multi-peran yang
sangat populer. Kemampuan F-16 untuk bisa dipakai untuk segala macam
misi inilah yang membuatnya sangat sukses di pasar ekspor, dan dipakai
oleh 24 negara selain Amerika Serikat. Pesawat ini sangat popular di
mata international dan telah digunakan oleh 25 angkatan udara. F-16
merupakan proyek pesawat tempur Barat yang paling besar dan signifikan,
dengan sekitar 4000 F-16 sudah di produksi sejak 1976. Pesawat ini sudah
tidak diproduksi untuk Angkatan Udara Amerika Serikat, tapi masih
diproduksi untuk ekspor.
12 Pesawat F-16 RI yang dipesan dari AS
terdiri dari 8 pesawat berkursi tunggal (A) dan 4 pesawat berkursi ganda
(B) dimana kedua pesawat tersebut merupakan F-16 dari Block 15 (Operational Capability Upgrade )
OCU. F-16 A/B Block 15 OCU dilengkapi Westinghouse AN/APG-66
Pulse-doppler radar, Pratt & Whitney F100-PW-200 turbofan, dengan
14.670 lbf (64.9 kN), 23.830 lbf (106,0 kN) dengan afterburner.
F-16 A/B Block 15 OCU berbeda dengan versi awal dari F-16 produksi awal. F-16 A/B Block 15 OCU dibuat dengan memenuhi standar Operational Capability Upgrade (OCU), yang mencakup mesin F100-PW-220 turbofans dengan kontrol digital, kemampuan menembakkan AGM-65, AMRAAM, dan AGM-119 Penguin, serta pembaruan pada kokpit, komputer, dan jalur data. Berat maksimum lepas landasnya bertambah menjadi 17.000 kg.
SPESIFIKASI F-16 SECARA UMUM :
Manufacturer: General Dynamics
Crew: 1/2
Engines: 1 Pratt &Whitney F100- PW-100 or -220 turbofan or I General Electric F110-GE-100 turbofan
Max power: F100-PW-220: 23,800 Ib (10,796 kg) static thrust F110-GE-100: 28,900 Ib (13,109 kg) static thrust
Internal fuel capacity: F-16 C: 6,972 Ib (3,162 kg) or approx 1,073 US gal(4,060 liters)F-16 D: 5,785 Ib (2,624 kg) or approx 890 US gal (3,369 liters)
External fuel capacity: 6,760 Ib (3,066 kg) or approx 1,040 US gal (3,936 liters)
Crew: 1/2
Engines: 1 Pratt &Whitney F100- PW-100 or -220 turbofan or I General Electric F110-GE-100 turbofan
Max power: F100-PW-220: 23,800 Ib (10,796 kg) static thrust F110-GE-100: 28,900 Ib (13,109 kg) static thrust
Internal fuel capacity: F-16 C: 6,972 Ib (3,162 kg) or approx 1,073 US gal(4,060 liters)F-16 D: 5,785 Ib (2,624 kg) or approx 890 US gal (3,369 liters)
External fuel capacity: 6,760 Ib (3,066 kg) or approx 1,040 US gal (3,936 liters)
WEIGHTS:
Empty: 18,238 Ib (8,273 kg) combat weight (50 % fuel and 2 Sidewinder AAMs)F100-PW-220: 26,250 Ib(11,907kg)F110-GE-100: 27,350 Ib(12,406 kg)
Max takeoff: 42,300 Ib (19,187 kg)
Empty: 18,238 Ib (8,273 kg) combat weight (50 % fuel and 2 Sidewinder AAMs)F100-PW-220: 26,250 Ib(11,907kg)F110-GE-100: 27,350 Ib(12,406 kg)
Max takeoff: 42,300 Ib (19,187 kg)
DIMENSIONS:
Wingspan to rails: 31 ft (9.45 m)
with missiles: 32 ft 10 in (10m)
Length: 49 ft 3 in (15.03 m)
Height: 16 ft 8 in (4.95 m)
Wing area: 300 ft2 (27.87 m2)
Wingspan to rails: 31 ft (9.45 m)
with missiles: 32 ft 10 in (10m)
Length: 49 ft 3 in (15.03 m)
Height: 16 ft 8 in (4.95 m)
Wing area: 300 ft2 (27.87 m2)
PERFORMANCE:
Max speed: more than 1,146 kts (1,320 mph; 2,124 km/h) or Mach 2 ceiling 60,000 ft (18,300 m)
Radius: F-16 A, with 6 500-lb (227-kg) bombs, hi-lo-hi.
Internal fuel: 295 nm(340 mi; 547 km) F-16 C, weapons load unspecified: more than 500 nm (575 mi; 925 km)
Ferry range: more than 2,100 nm (2,420 mi; 3,891 km)
Armament: 1 M61 20-mm multibarrel cannon with 515 rounds and 2 450-lb (204-kg) capacity wingtip launch rails for AAM and 6 wing, 1 belly, and 2
inlet weapons stations for AAM, bombs, air-toground missiles, fuel, rockets, chaff/flare dispensers, or electronics pods; of these:2 700-lb (318-kg) capacityouter wing pylons for AAM only 2 3,500-lb (1,588-kg) middle wing pylons AAM and other stores 2 4,500-lb (2,041-kg)inboard wing pylons for other stores only 1 2,200-lb (998-kg) capacity fuselage hardpoint for bombs,dispensers, or fuel2 900-lb (408-kg) inlet stub pylons for electronics pods
Radar: AN/APG-68 pulse- Doppler
Max speed: more than 1,146 kts (1,320 mph; 2,124 km/h) or Mach 2 ceiling 60,000 ft (18,300 m)
Radius: F-16 A, with 6 500-lb (227-kg) bombs, hi-lo-hi.
Internal fuel: 295 nm(340 mi; 547 km) F-16 C, weapons load unspecified: more than 500 nm (575 mi; 925 km)
Ferry range: more than 2,100 nm (2,420 mi; 3,891 km)
Armament: 1 M61 20-mm multibarrel cannon with 515 rounds and 2 450-lb (204-kg) capacity wingtip launch rails for AAM and 6 wing, 1 belly, and 2
inlet weapons stations for AAM, bombs, air-toground missiles, fuel, rockets, chaff/flare dispensers, or electronics pods; of these:2 700-lb (318-kg) capacityouter wing pylons for AAM only 2 3,500-lb (1,588-kg) middle wing pylons AAM and other stores 2 4,500-lb (2,041-kg)inboard wing pylons for other stores only 1 2,200-lb (998-kg) capacity fuselage hardpoint for bombs,dispensers, or fuel2 900-lb (408-kg) inlet stub pylons for electronics pods
Radar: AN/APG-68 pulse- Doppler
Tidak ada komentar:
Posting Komentar