
Dokumentasi
sejumlah armada perang TNI AL gladi layar lintas di lokasi Sail Tomini,
Pantai Kayubura, Pelawa Baru, Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, Rabu
(16/9). Sedikitnya 20 kapal perang TNI AL dan beberapa kapal perang
asing serta perahu layar tradisional akan melakukan Sailing Pass pada
puncak pelaksanaan Sail Tomini 2015 yang dijadwalkan pada Sabtu (19/9).
(ANTARA FOTO/Basri Marzuki)
... belum ada penggantinya, kapal-kapal tersebut akan tetap dirawat.
Kami harapkan dukungan Komisi I DPR terkait anggaran. Komunikasi ini
akan menjadi perencanaan pembangunan TNI AL...
Komisi I DPR menggelar rapat dengar
pendapat bersama TNI AL tentang pembangunan arsenal militer di matra
laut TNI ini, di Markas Besar TNI AL, Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa.
"Kenapa TNI AL duluan karena waktu rapat kerja dengan panglima TNI,
panglima TNI katakan postur laut dan udara menjadi prioritas," kata
Ketua Komisi DPR, Mahfudz Siddiq, di sela-sela rapat itu. Dia memimpin
kontingen Komisi I DPR dalam rapat itu, sementara TNI AL dipimpin Kepala
Staf TNI AL, Laksamana TNI Ade Supandi.
Selain itu,
membahas soal modernisasi arsenal militer TNI AL mereka juga berdialog
tentang wacana penghibahan beberapa arsenal TNI AL kepada Badan Keamanan
Laut.
TNI AL, kata Siddiq, harus dibangun secara modern
karena pengembangan potensi kelautan yang dimiliki harus didukung dengan
kemampuan menjaga perairan Indonesia.
"Sekarang, TNI AL aktif mendukung tugas Kementerian Kelautan dan
Perikanan. Tapi bukan dalam rangka menangkapi kapal ilegal saja, tapi
seluruh perairan," kata politikus PKS ini.
Di tempat yang sama, Supandi, mengatakan, kunjungan Komisi I DPR
itu terutama terkait penganggaran pertahanan. "Peran Komisi I DPR sangat
besar," kata dia. Hak budget alias penentuan dan penyaluran APBN ada
pada DPR, sementara pemerintah adalah pengguna.
Ia mengatakan, untuk menjaga wilayah perairan Indonesia perlu
penguatan kekuatan maritim, sehingga diskusi dilakukan untuk melihat
mana yang sudah terealisasi, yang perlu ditambahkan dan mana untuk
direvisi dalam mencapai kekuatan esensial minimul alias MEF.
"Prioritas utama adalah alutsista yang sudah lewat masanya atau usang," kata dia.
Sebanyak 10 kapal perang, kata dia, akan masuk tahap konservasi (tidak dioperasikan lagi).
"Selama
belum ada penggantinya, kapal-kapal tersebut akan tetap dirawat. Kami
harapkan dukungan Komisi I DPR terkait anggaran. Komunikasi ini akan
menjadi perencanaan pembangunan TNI AL," kata Supandi.
Modernisasi kapal-kapal perang dan
sistem pendukung terus dilakukan TNI AL. Kemarin (18/1), TNI AL menerima
kapal perang kelas perusak kawal berpeluru kendali buatan PT PAL
Surabaya, di dermaga PT PAL, Surabaya.
Yang
menarik, kapal-kapal perang ini dibuat dengan sistem modul laiknya
pembuatan pesawat komersial Airbus Industrie, di Toulouse, Prancis, yang
bagian-bagiannya dibuat di berbagai negara anggota konsorsium itu atau
kontraktor yang ditunjuk.
Satu kapal kapal
perang kelas perusak kawal berpeluru kendali buatan PT PAL Surabaya yang
kemarin diterima TNI AL itu dibuat dalam enam modul. Empat modul dibuat
PT PAL, dan dua modul dibuat di dermaga produksi galangan kapal Damen
Schelde, Belanda. Semuanya lalu dirakit di Surabaya, yang dibeli memakai
dana APBN 2015.
"TNI AL perlu 25 unit kapal di kelas ini," kata Supandi, saat itu.