Instruktur dari Norinco, manufaktur persenjataan dari Cina, mulai hari ini melangsungkan program pelatihan pada 16 prajurit pengawak kanon PSU (Penangkis Serangan Udara) Type 90/35 mm Twin Gun dan operator radar pengendali tembakan AF902 FCS (Fire ControlSystem). Seperti telah disebutkan dalam berita terdahulu, satuan Artileri Pertahanan Udara Korps Marinir TNI AL telah mendapat pengadaan kanon PSU dual laras Type 90/35 mm, yang tak lain adalah lisensi dari kanon Oerlikon GDF buatan Rheinmetall Air Defence AG (d/h Oerlikon Contraves).
Mengutip siaran pers dari Dispen Korps Marinir, hari ini (28/9/2016), Komandan Korps Marinir (Dankormar) Mayjen TNI (Mar) R.M. Trusono S.Mn. yang diwakili Asisten Logistik Komandan Korps Marinir (Aslog Dankormar) Kolonel Marinir Suherlan S.E. secara resmi membuka Kepelatihan kanon Type 90/35 mm Twin Gun dan Radar AF 902 FCS di lapangan Trisula Menart-2 Mar Cilandak Jakarta.
Pelatihan yang diikuti 16 prajurit dari Yonarhanud-1 Mar dan Yonarhanud-2 Mar tersebut merupakan rangkaian berlanjut dari kepelatihan yang telah dilaksanakan sebelumnya guna memperdalam pengetahuan tentang teknis pengoperasian kanon Type 90/35 Twin Gun dan Radar AF 902 FCS serta peralatan pendukungnya agar siap dioperasikan oleh satuan di lingkungan Korps Marinir. Dalam paket pengadaan alutsista ini, Korps Marinir diperkuat empat pucuk kanon Type 90/35 mm beserta radar AF902, kedua sistem senjata terintegrasi ini masuk dalam alokasi belanja di MEF (Minimum Essential Force) tahap II.
Di Cina, Type 90 sudah dioperasikan secara penuh oleh satuan Arhanud AD. Kecepatan reaksi menjadi andalan senjata penangkis ini, dalam waktu hanya 6 detik, kanon mampu bereaksi pada sasaran di udara. Dengan pola kerja gas operated, kanon 35 mm/90 ini dapat melontarkan 550 proyektil per menit. Kecepatan luncur proyektilnya mencapai 1.175 meter per detik. Berapa jarak tembak efektifnya? Disebutkan bisa mencapai 3.200 – 4.000 meter.
Sementara untuk radar AF902 FCS, mobiltasnya mengusung platform towed (tarik) dan truk, dilengkapi dengan dua perangkat tracking systems, yaitu target searching radar dan electro-optical passive tracking director. Khusus untuk electro-optical passive tracking mengadopsi sistem high-resolution optical/infrared TV untuk menjejak sasaran secara pasif di kondisi cuaca cerah. Dengan kemampuan melakukan pelacakan sasaran tanpa memancarkan sinyal radar akan meningkatkan keamanan sistem hanud dari incaran rudal anti radiasi pesawat tempur lawan.
Sebagai komponen tempur yang sifatnya mobile, AF902 dapat digelar dan siap menjalankan peran tempur dalam waktu delapan menit, dan jika diperintahkan dapat meninggalkan posisi tempur untuk bergerak ke posisi lain dalam waktu kurang dari lima menit.
Kegiatan pelatihan ini akan berlangsung hingga 1 Nopember 2016 dengan materi meliputi pengenalan, pengoperasian hingga perbaikan ringan sistem meriam dan radar tersebut. (Haryo Adjie)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar