"Pasti, pasti (fokus dipemeliharaan)," ujar Menhan Ryamizard Ryacudu usai menerima kunjungan kehormatan Menhan Australia Marise Ann Payne, di Kantor Kemhan, Jakarta, Senin (21/3/2016).
"Saya juga merasa heran kok jatuh-jatuh melulu, itu pekerjaan Kementerian Pertahanan untuk memeriksa secara detail kenapa itu," imbuhnya.
Apalagi helikopter yang jatuh tersebut merupakan salah satu pesawat baru. "Ya, baru. Kemarin yang Angkatan Udara (jatuh) juga baru, kenapa itu?," tanya Ryamizard.
Mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) ini juga menepis anggapan yang menyebut helikopter tersebut jatuh akibat aksi dari kelompok Santoso.
"Enggak ada Santoso. Enggak ada kemampuan untuk itu (sabotase). Kita lihat saja apa mesin atau cuaca, kan belum terjawab. Itu harus hati-hati," katanya.
Ryamizard mengakui, beberapa penumpang helikopter yang jatuh merupakan anggota intelijen selain personel TNI yang tengah melaksanakan tugas.
"Namanya intelijen itu di mana pun penting. Bagaimana bisa tahu kalau enggak ada (intelijen). Kan intelijen itu mata dan telinga. Kalau enggak ada intelijen buta mata dan kuping, bagaimana bisa jalan (operasi)," ucapnya.
Mantan Pangkostrad ini menegaskan, peran intelijen sangat strategis dalam membantu sebuah operasi. Bahkan semua negara menggunakan intelijen dalam menjalankan pemerintahannya.
"Semuanya harus ada intelijen. Negara manapun ada (intelijen) di mana-mana ada. Cuma kita ini negaranya terlalu baik. Kita menginteli negara sendiri, tidak menginteli negara lain. Nah kalau negara lain enggak tahu saya," ucapnya.
Sementara Menhan Australia Marise Ann Payne mengucapkan belasungkawa atas insiden kecelakaan tersebut. "Pemerintah Australia dan saya khususnya turut berbelasungkawa atas kecelakaan helikopter terutama bagi keluarga korban meninggal," tandasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar