Walaupun saat ini
Tim SAR telah berhasil menemukan dan mengevakuasi ekor pesawat, Flight Data Recorder (FDR) dan Cockpit Voice Recorder (CVR), operasi pencarian dan evakuasi pesawat AirAsia QZ-8501 masih berlanjut. Hal
ini bukan berarti proses pencarian dan evakuasi selesai, tapi masih akan dicari
Main Body dimana masih banyak korban. Demikian disampaikan Panglima
Armada TNI AL Kawasan Barat (Pangarmabar) Laksda TNI Widodo selaku Komandan
Satgas SAR TNI di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Selasa (13/1/2015).
Pangarmabar mengatakan bahwa, CVR
tersebut ditemukan saat tim penyelam pertama yang berjumlah 3 orang turun ke
laut di kedalaman 32 meter pada pukul 05.33 WITA. Tim penyelam
kemudian melakukan observasi di dasar laut dan sekitar pukul 06.59 WITA,
tim penyelam kedua berjumlah 3 orang menggantikan turun ke dasar laut. CVR itu ditemukan tim
penyelam gabungan TNI AL pada pukul 07.13 WITA. Penyelam yang mendapatkan CVR
antara lain Lettu Laut Pelaun Aan Zaenal, Sertu Widodo Hadi dan Serda Rajab
Suwarno.
Sekitar pukul 07.13 WITA, mereka naik
ke permukaan dengan membawa CVR ke Kapal Republik Indonesia (KRI) Banda Aceh. CVR tersebut selanjutnya diperiksa oleh Tim
KNKT untuk memeriksa secara langsung apakah benar CVR milik pesawat AirAsia. Setelah
dilakukan pemeriksaan secara teliti, Tim KNKT selanjutnya sudah dapat
memastikan bahwa CVR tersebut benar milik AirAsia QZ-8051.
"Bagian kotak hitam atau black Box berisi data rekaman suara
di Cockpit AirAsia tersebut telah ditemukan di kedalaman Laut Jawa, dekat
Selat Karimata pada koordinat 03 derajat 27 menit 33 detik Lintang Selatan dan
109 derajat 42 menit 71 detik BT", kata Pangarmabar.
Pangarmabar Laksda TNI Widodo didampingi Pangkoops I TNI AU Marsda TNI Dwi Putranto secara
resmi menyerahkan CVR ke Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT)
Tatang Kurniadi di atas geladak KRI Banda Aceh. Selanjutnya
CVR AirAsia tersebut dibawa ke Jakarta pada petang hari itu juga oleh
Pangarmabar bersama Pangkoops I TNI AU dan Ketua KNKT.
"CVR dibawa dengan menggunakan
pesawat Hercules milik TNI AU dan nantinya benda tersebut selanjutnya dibawa ke
kantor KNKT untuk diteliti lebih jauh dengan pengawalan ketat TNI", ujar
Pangarmabar.
Lebih lanjut dikatakan, bahwa saat ini sudah dua bagian Black Box AirAsia yang berhasil ditemukan. Keduanya adalah rekaman data
penerbangan atau FDR yang tengah dalam proses pengunduhan data, serta bagian
lain berisi rekaman suara cockpit atau CVR. "Operasi
SAR yang dilakukan TNI merupakan instruksi khusus dari Panglima TNI dengan
sasaran mengevakuasi korban dan pencarian Black Box. Hal ini diperkuat
dengan pembentukan Satuan Tugas SAR dan berkoordinasi dengan Basarnas dan
KNKT", tutup Pangarmabar.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar