Laksamana TNI (Purn) Tedjo Edhy Purdijanto diangkat menjadi Menteri
Koordinator Politik Hukum dan Keamanan oleh Presiden Joko Widodo. Tedjo
pun menyatakan akan segera membentuk Badan Keamanan Laut (Bakamla).
“Polhukam jadi ujung tombak di darat, tetapi di laut, terkait
Bakorkamla. Sudah dipercayakan di Polhukam. Kita akan buat PP akan
menjadi Bakamla. Saya akan bentuk Bakamla,” kata Tedjo dalam sambutannya
di acara Sertijab di Kemenkopolhukam, Jl. Medan Merdeka Barat, Jakpus,
Selasa (28/10/2014).
Tedjo pun mengucapkan terima kasih kepada Djoko Suyanto yang telah
bekerja sebagai Menkopolhukam dengan baik. Djoko hadir bersama istrinya
dalam acara sertijab ini.
“Mohon dukungannya, apa yang telah dilakukan pak Djoko akan kita
teruskan dan arahan-arahan Presiden juga akan kita lakukan. Tapi kita
sersan aja, serius tapi santai. Pak Djoko di penerbang instruktur saya.
Banyak pengalaman saya dengan beliau yang lucu-lucu,” tambah mantan KSAL
itu.
Bakamla ini sendiri merupakan revitalisasi dari Badan Koordinasi
Keamanan Laut (Bakorkamla) yang terbentuk pada era Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono. Menurut Sekjen Bakorkamla Dicky R Munaf, tanggung
jawab Bakamla nanti langsung kepada Presiden Jokowi.
“Tanggung jawab Bakamla langsung ke Presiden tapi koordinasi dengan
kementerian terkait, memutuskan koordinasi dalam Kemenkopolhukam. Jadi
Bakamla tak hanya sekedar maritim. Bakamla revitalisasi Bakorkamla,
bukan membuat lembaga baru,” kata Dicky di lokasi yang sama.
Menurut Dicky, stake holder Bakamla adalah yang terkait di bidang
kemanan. Seperti TNI, Polisi, Bea Cukai, dan BIN. Meski begitu, Bakamla
ini masih menunggu PP dan Kepres yang nantinya akan dikoordinasikan oleh
Tedjo Edhy sebagai Menkopolhukam.
“Langkah pertama, PP membentuk Bakamla, Pak Menko akan koordinir.
Setelah itu Kepres terkait personilnya. Tak perlu penambahan personil.
TNI, Polri yang kita berdayakan. PNS analis untuk mendukung deteksi
peringatan dini. 600 personil per setahun, saat operasi 8000 orang,”
Dicky menjelaskan.
“Bakamla wajib mengarahkan setiap proses hukum, ketepatan dan tegas
agar tidak ada penegakan hukum yang berlarut-larut. Seperti Presiden
sampaikan, ketegasan hukum penting. Info intelijen penting, seperti
potensi pelanggaran, kita bisa melakukan pencegahan di darat saja,”
tutupnya. (Detik.com).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar