Saat bergerak di air Kapal Selam (KS) hanya mengandalkan propeller
dan saat ini belum ada teknologi pendorong jet bagi KS. Kalau untuk
kapal permukaan mungkin ada, tetapi bagi kS yang 90 persen kegiatannya
berada dalam air, perlu penelitian yang lebih serius, untuk memiliki
kemampuan itu.
AIP (air independent propulsion) memberikan kemampuan menyelam lebih
lama bagi KS konvensionil bertenaga diesel, sebelum diharuskan
snorkeling untuk mengisi kembali baterai penggerak motor elektrik saat
menyelam.
Dalam pengoperasiannya, KS dapat menyelam pada beberapa macam
kedalaman. KS bisa dikatakan menyelam pada kedalaman periskop, yaitu
sekitar empat belas meter, dimana KS masih dapat menggunakan periskopnya
untuk melaksanakan kegiatan pengamatan daerah operasi sekitar KS
berada, dan juga masih dapat menggunakan alat alat angkatnya untuk
bekerja (melakukan pengisian baterai dengan rezim RDP, atau mengirimkan /
menerima berita dan lain-lain).
Biasanya KS akan berada pada kedalaman ini pada saat melakukan pengintaian di daerah lawan.
Kedalaman aman adalah kedalaman selam sekitar tiga puluh sampai tiga
puluh lima meter sekurang-kurangnya, dimana KS dapat berlayar dengan
aman, walaupun tidak dapat melihat lingkungan sekitarnya yang ada di
atas air, karena pada kedalaman ini KS tidak akan mungkin tertabrak oleh
kapal atas air (dengan asumsi, bahwa tidak akan ada kapal atas air yang
demikian besarnya, sehingga sarat kapalnya mencapai tiga puluh meter).
KS dilarang keras menyelam lama pada kedalaman di antara dalam
periskop dan dalam aman, karena ada kemungkinan akan tertabrak oleh
kapal atas air.
Kedalaman operasi adalah kedalaman di atas atau lebih dalam dari
kedalaman aman, dimana KS boleh beroperasi dengan jangka waktu yang
tidak terbatas.
Kedalaman maksimal adalah suatu kedalaman, dimana kapal masih boleh
menyelam, tetapi waktu untuk berada di daerah kedalaman ini dibatasi.
Hal ini berkaitan dengan keselamatan badan tekan KS, dalam menerima
tekanan kedalaman air tempatnya menyelam, yang akan bertambah besar 1
kg/cm2 setiap pertambahan kedalaman sepuluh meter.
Biasanya kedalaman ini dicapai saat KS harus melarikan diri dari
kejaran musuh, masuk kekedalaman ini untuk mengambil keuntungan adanya
layer dalam air yang memiliki kemampuan menghalangi propagasi pancaran
sonar aktif kapal atas air musuh, atau menurunkan kemampuan deteksi
sonar pasif kapal selam lawan. Lama berlayar pada kedalaman maximal
harus senantiasa dicatat, karena ini akan mempengaruhi kekuatan badan
tekan KS secara keseluruhannya.
Kedalaman kehancuran atau collapse depth adalah kedalaman yang
diperhitungkan secara teoritis, berdasarkan ketebalan badan tekan kapal
akan dapat menghancurkan kapal. Bagi Changbogo class, collapse depth
adalah sekitar empat ratus lima puluh meter sampai lima ratus meter,
tetapi tergantung seberapa lama dan sering KS ini telah menjalani
pelayarannya pada kedalaman maksimal pada masa masa sebelumnya. Makin
lama KS pernah berada pada kedalaman maximal, makin rendah dalam arti
makin kecil nilai collapse depth tersebut. ditiap kedalaman tersebut
prosedur penanganan emergency yang berbeda-beda.
Secara prosedur yang dilarang itu adalah diantara kedalaman periskop
dan kedalaman aman, alias di tengah-tengah. Sonar memang bisa aktif
memantau tetapi bila kita bisa menghindar dari resiko, akan lebih baik.
Saat KS memantau melalui periskop (kedalaman periskop) yang muncul di
permukaan hanya periskopnya saja. Riak bisa timbul tergantung kecepatan
KS saat itu. Saat KS mengintai biasanya berjalan lambat, lagipula
periskop KS itu mempunyai jarak pantau yang jauh.
Kapal selam juga memiliki tipe dan jenis. Perbedaan KS Pemburu dan KS
biasa, cukup banyak, mulai dari bentuk desain KS nya, propeller,
persenjataan, elektronika, navigasi, sensor dan lain-lain. (by Pocong Syereem).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar