KRI Tarakan akan memperkuat alat utama sistem persenjataan
(Alutsista) TNI AL. KRI Tarakan 905 merupakan Kapal Bantuan Cair Minyak
(BCM) Produksi PT Dok & Perkapalan Kodja Bahari, Jakarta Utara.
Menhan Purnomo Yusgiantoro mengatakan pengadaan KRI Tarakan-905 dalam
rangka pembangunan TNI Angkatan Laut menuju world class navy.
Indonesia, lanjut Menhan, patut berbangga karena kapal ini dikerjakan
oleh putra putri Indonesia.
“Kapal ini berfungsi dalam pembekalan logistik cair di tengah laut
dalam rangka mendukung gelar operasi TNI Angkatan Laut. Saya berharap
kapal ini dapat dioperasionalkan secara optimal bagi bangsa dan negara,”
tegas Menhan seperti dilansir dalam siaran pers Dinas Penerangan
Angkatan Laut.
KRI Tarakan-905 memiliki panjang keseluruhan 122,40 m, panjang garis
tegak 113,90 m, lebar 16,50 m, tinggi 9,00 m, kecepatan maksimal 18
knots, jarak jelajah 7.680 nm, kapasitas muatan cair 5.500 matrik,
tenaga penggerak utama berjumlah dua buah daya 6.114 PS, berat baja
2.400 ton, dengan sistem propulsi twin screw dan fixed pitch propeller.
KRI ini mempunyai fungsi sebagai penyalur bahan bakar minyak di
tengah laut atau dukungan logistik cair kepada Kapal Perang Republik
Indonesia (KRI) lainnya. Dengan adanya kapal BCM ini menjadikan unsur
kapal perang yang sedang melakukan operasi tidak perlu kembali ke
pangkalan untuk pemenuhan logistik dan bahan bakar dalam melanjutkan
menjaga kedaulatan NKRI dan menegakkan hukum di laut nusantara.
Selain memesan kapal berjenis BCM, TNI Angkatan Laut melalui Kemenhan
RI saat ini juga sedang memesan dua unit Kapal Angkut Tank (AT) dari PT
Dok & Perkapalan Kodja Bahari (Persero). Pembuatan kapal ini
sebagai tindak lanjut program Kementerian Pertahanan RI yang telah
tertuang dalam Kesepakatan Bersama antara Menteri Pertahanan RI dengan
Panglima TNI, dan Kepala Kepolisian Negara RI tentang “Revitalisasi
Industri Pertahanan” dalam menerapkan Program MEF (Minimum Essential
Force).
Penggunaan nama Tarakan sendiri diambil dari nama kota di provinsi
Kalimantan Utara. Dahulu kala kota ini dikenal sebagai kota penghasil
minyak dan telah menyumbangkan kontribusi yang tidak kecil sebagai
penghasil minyak bumi berkualitas tinggi bagi Indonesia sejak tahun
1896.
PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari adalah salah satu industri
strategis milik pemerintah yang telah mendapat kepercayaan untuk
mengerjakan program pemerintah dimaksud, dan juga sebagai upaya dalam
memberdayakan industri perkapalan dalam negeri untuk membangun kekuatan
alutsista TNI AL. (Jurnas.com).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar