Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI AD merayakan hari jadi ke-62 tepat
tanggal 16 April 2014. Banyak kisah menarik soal pasukan elite ini. Tak
cuma yang heroik, banyak pula cerita lucu.
Saat itu tahun 1960an, Kopassus masih bernama Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD). Komandan Resimen dijabat oleh Kolonel Sarwo Edhie Wibowo.
Saat itu RPKAD sedang mengembangkan berbagai ilmu bela diri untuk memperkaya kemampuan personelnya. Didatangkanlah pelatih, yang sudah mendapat lisensi sebagai master karateka dari Jepang.
Sebenarnya saat itu para personel RPKAD sudah jago berantem. Mereka juga sudah kenyang bertempur. Tapi namanya kata komandan ya ikut sajalah.
Datanglah pelatih karateka itu melatih pasukan RPKAD. Pada suatu kesempatan, pelatih itu melakukan latihan tanding melawan salah satu personel RPKAD yang dipanggil Haji Umar.
"Di komplek RPKAD Cijantung, Haji Umar ini terkenal jago silat. Dia bisa memainkan empat buah golok sekaligus. Diputar-putar seperti baling-baling," kata Tatang Sudrajat, putra salah seorang anggota Kompi A RPKAD saat berbincang dengan merdeka.com di Sukabumi beberapa waktu lalu.
Dalam beberapa jurus, si pelatih pun terkapar KO disikat Haji Umar. Seluruh pasukan yang mengikuti latihan tertawa terbahak-bahak.
Akhirnya pelatih karate itu tak lagi ditugaskan melatih pasukan RPKAD. Namun karena sudah dipanggil jauh-jauh oleh Sarwo Edhie, dia tetap melatih di Asrama Cijantung. Hanya saja jadinya melatih anak-anak dan remaja di Asrama Cijantung.
"Saya ingat kemudian pelatih itu melatih karate anak-anak kolong (anak tentara). Kita disuruh lari Jakarta-Bogor untuk pemanasan," kata Tatang sambil tertawa.
Saat itu tahun 1960an, Kopassus masih bernama Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD). Komandan Resimen dijabat oleh Kolonel Sarwo Edhie Wibowo.
Saat itu RPKAD sedang mengembangkan berbagai ilmu bela diri untuk memperkaya kemampuan personelnya. Didatangkanlah pelatih, yang sudah mendapat lisensi sebagai master karateka dari Jepang.
Sebenarnya saat itu para personel RPKAD sudah jago berantem. Mereka juga sudah kenyang bertempur. Tapi namanya kata komandan ya ikut sajalah.
Datanglah pelatih karateka itu melatih pasukan RPKAD. Pada suatu kesempatan, pelatih itu melakukan latihan tanding melawan salah satu personel RPKAD yang dipanggil Haji Umar.
"Di komplek RPKAD Cijantung, Haji Umar ini terkenal jago silat. Dia bisa memainkan empat buah golok sekaligus. Diputar-putar seperti baling-baling," kata Tatang Sudrajat, putra salah seorang anggota Kompi A RPKAD saat berbincang dengan merdeka.com di Sukabumi beberapa waktu lalu.
Dalam beberapa jurus, si pelatih pun terkapar KO disikat Haji Umar. Seluruh pasukan yang mengikuti latihan tertawa terbahak-bahak.
Akhirnya pelatih karate itu tak lagi ditugaskan melatih pasukan RPKAD. Namun karena sudah dipanggil jauh-jauh oleh Sarwo Edhie, dia tetap melatih di Asrama Cijantung. Hanya saja jadinya melatih anak-anak dan remaja di Asrama Cijantung.
"Saya ingat kemudian pelatih itu melatih karate anak-anak kolong (anak tentara). Kita disuruh lari Jakarta-Bogor untuk pemanasan," kata Tatang sambil tertawa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar