Masih
belum diketahuinya kepastian hilangnya pesawat Boeing-777 pesawat
milik maskapai Malaysia Airlines flight number MH-370 yang raib pada
hari Sabtu (8/3/2014) di sekitar wilayah Vietnam Selatan menambah
besar spekulasi dan perkiraan beberapa badan keamanan di beberapa
negara, bahwa ada penyebab ekstrim dibelakangnya. Berita mengejutkan
muncul setelah adanya informasi bahwa dua diantara 227 penumpang telah
menggunakan paspor palsu (milik orang lain) yang telah hilang dicuri.
Menurut keterangan CEO Malaysia
Airlines, Ahmad Jauhari Yahya, dalam akun facebook resmi Malaysia
Airlines, MH370 take off dari Bandara Internasional Kuala Lumpur menuju
Beijing Sabtu (8/3/2014), Actual Time Departure (ATD) 00.41 local time,
membawa total 239 penumpang termasuk dua balita dan 12 crew.
Dinyatakan, "Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan MH370 dari Kuala
Lumpur menuju Beijing telah hilang kontak dengan menara pengawas
penerbangan Subang pada Sabtu pukul 02.40 pagi," kata Yahya. Estimate
time of arrival (ETA) Beijing 06.30 pagi (LT).
Para penumpang MH370 terdiri dari 152
warga China, 38 warga Malaysia, tujuh Indonesia, lima India, tujuh
Australia, tiga Prancis, empat Amerika Serikat, dua New Zealand, dua
Ukraina, dua Kanada, satu Rusia, satu Italia, satu Taiwan satu Belanda
dan satu Austria.
Setelah pejabat di Roma dan Wina
menegaskan bahwa nama-nama warga negara Italia dan Austria yang tercatat
di manifest dalam penerbangan tersebut cocok dengan nama pada dua
paspor yang dilaporkan dicuri di Thailand, para pejabat menekankan bahwa
penyelidikan itu dalam tahap awal dan bahwa mereka sedang
mempertimbangkan segala kemungkinan.
Seiring dengan upaya pencarian yang
melibatkan enam negara dengan teknologi canggih, keterlibatan aksi teror
kini nampaknya tidak dikesampingkan. FBI secara khusus telah datang ke
Kuala Lumpur untuk mempelajari kemungkinan keterlibatan aksi terorisme.
Pada hari Minggu (9/3/2014), Menteri transportasi Malaysia,
Hishammuddin Hussein, menyatakan bahwa pejabat intelijen Malaysia juga
memeriksa identitas dua penumpang lainnya, selain dua nama pengguna
paspor palsu, demikian menurut The Associated Press. "Semua empat nama
dan telah diberikan kepada badan-badan intelijen kita," kata
Hishammuddin. "Kami tidak ingin hanya menargetkan empat, kami sedang
menyelidiki manifest penumpang keseluruhan. Kami melihat semua
kemungkinan."
Ditinjau dari sisi keselamatan
penerbangan, Malaysia Airlines yang mengoperasikan 15 Boeing-777ER tidak
pernah mengalami masalah serius. Bahkan Malaysia Airlines pada 2 April
1997 memecahkan rekor Perjalanan terjauh Dunia dari Seattle-Kuala
Lumpur dengan pesawat Boeing 777-200 ER dengan jarak 20.044 km dalam
waktu 21 Jam 23 Menit. Boeing 777ER diakui sebagai pesawat penumpang
paling terjauh, teraman, dan berbadan lebar dunia. MAS MH-370 ini
diterbangkan oleh Captain Pilot Zahari Ahmad Shah WN Malaysia dengan
total jam terbang 18.365 jam yang bergabung di MAS sejak tahun 1981.
Untuk Co Pilot adalah Fariq Ab.Hamid, WN Malaysia dengan 2.763 jam
terbang.
Berdasarkan data perekam penerbangan
flightaware.com, pesawat MAS itu terbang ke arah tenggara Malaysia dan
naik hingga ketinggian 35 ribu kaki. Jejak pesawat itu menghilang dari
radar situs tersebut sekitar satu menit setelah selesai terbang naik.
Selain itu, tidak ada laporan mengenai cuaca buruk di sekitar lokasi
pesawat terakhir kali terdeteksi.
Kecurigaan Keterlibatan Aksi Terorisme
Kecurigaan pertama muncul setelah adanya
klaim dari dua orang yang diberitakan terbang dengan MH-370, tetapi
ternyata keduanya tidak ikut terbang. Orang pertama adalah Luigi
Maraldi, 27 warga Italia Yang paspornya hilang dicuri tahun 2013. Rute
orang yang menggunakan nama Miraldi setelah dari Beijing akan
melanjutkan perjalanan ke Copenhagen, Denmark. Sedangkan penumpang yang
memakai paspor Christian Kozel, 30 warga Austria, menggunakan paspor
yang dicuri dua tahun lalu (2012), dan dia akan mengakhiri
perjalanannya di Frankrut, Jerman.
Dari penjelasan Menteri Transportasi
Malaysia Hishamudin, kini kemungkinan ada empat orang yang on board pada
MH-370 dengan dokumen ilegal. Dikatakannya, "Empat nama (penumpang
'ilegal') sudah kami serahkan ke pihak intelijen," kata Hishammuddin
Hussein saat konferensi pers Minggu (9/3). Kini, Pihak otoritas China
menyebutkan ada lagi satu penumpang bernama Zhao Qiwei yang menggunakan
paspor dan dokumen seorang pria bernama Yu. Padahal kini Yu masih hidup
dan tinggal di Provinsi Fujian Tiongkok dan mengaku tak pernah
kehilangan paspor. Sementaranama penumpang keempat masih di dalami
intelijen Malaysia.
Dari informasi CNN, dua tiket penumpang
yang menggunakan paspor warga Italia dan Austria itu dibeli secara
bersama-sama. Dua tiket penumpang gelap itu dibeli dari China Southern
Airlines di Thailand. Data tersebut terlacak dari sistem verifikasi
Travelsky. Ternyata, nomor dari dua tiket yang menggunakan nama warga
Italia Luigi Maraldi, 27 dan warga Austria Christian Kozel, 30 itu
memiliki nomor seri yang berurutan. "Ini mengindikasikan mereka memesan
tiket besama-sama," kata sumber yang dikutip CNN.
Angkatan Udara Malaysia (RMAF)
menyatakan bahwa besar kemungkinan MH-370 berbalik arah kembali ke
Malaysia. “Yang kami lakukan adalah melihat rekaman pada radar dan kami
sadari bahwa ada kemungkinan pesawat putar balik. Kami masih bekerjasama
dengan radar penerbangan sipil dan lembaga internasional lainnya, dan
dengan kerjasama ini kami berharap bisa mendapat gambaran lebih baik,”
kata Tan Sri dalam jumpa pers di Sepang, Mingu (9/3).
Tan Sri juga mengaku heran dengan tidak
terpantaunya lokasi terakhir pesawat yang mengangkut 227 penumpang plus
12 crew itu.”Kami dibingungkan oleh tidak adanya sinyal ELT (emergency
locator transmitter)” katanya. Sementara pimpinan MAS Group, Ahmad
Jauhari Yahya mengatakan, “Normalnya, ketika dia membuat keputusan
putar balik, dia akan melapor ke base dan ATC (Air Traffic Control),”
katanya.
Analisis
Arnold Barnett, spesialis statistik
keselamatan penerbangan dari Massachusetts Institute of Technology
mengatakan bahwa sebelum hilangnya pesawat, Malaysia Airlines hanya
mengalami dua kecelakaan fatal, pada tahun 1977 dan 1995. Berdasarkan
perkiraan bahwa Malaysia Airlines mengoperasikan sekitar 120.000 buah
penerbangan/tahun, ia menghitung bahwa catatan keselamatan maskapai itu
konsisten dengan keamanan penerbangan di negara-negara berpendapatan
menengah yang cukup makmur lainnya, tetapi belum mencapai catatan
keamanan yang lebih baik dari penerbangan yang berbasis di negara kaya
dunia lainnya.
Dalam kaitan keselamatan penerbangan,
Malaysia belum ditargetkan dalam serangan teroris dalam beberapa dekade
terakhir. Malaysia Airlines pernah mengalami pembajakan udara pada
tahun 1977, oleh kelompok komunis dan teroris dari Jerman. Menurut
spesialis kontra teror dan pengamat, beberapa dari perencanaan serangan
11 September di Amerika Serikat dilakukan di Malaysia, yang memiliki
kebijakan visa yang relatif longgar. Negara ini adalah negara
perdagangan utama dan tempat pertemuan alami untuk berbagai kelompok
yang terlibat dalam kegiatan ilegal. Selain itu, perencana utama
pemboman di Bali, Indonesia pada tahun 2002, Riduan Isamuddin, adalah
Malaysia dan saat ini ditahan di Guantanamo penjara.
Melihat dua penumpang gelap dengan
paspor ilegal, pelaku adalah orang berkulit, mengingat kewarga
negaraannya. Sementara apabila ditemukan dua penumpang ilegal lain
dengan paspor palsu dan mengambil data dari China, maka kemungkinan
besar yang bermain dan berkomplot di pesawat tersebut adalah jaringan
internasional.
Mereka sudah mempersiapkan sejak dua
tahun yang lalu saat paspor Kozel dicuri taun 2012 di Thailand. Dari dua
kasus pencurian paspor di Thailand, pembelian tiket penumpang gelap
juga dari Thailand, maka kemungkinan besar ada sebuah jaringan
internasional dan lokal Thailand yang bersinergi.
Menurut teori terorisme sebagai cabang
dari intelijen penggalangan, pelaku teror bisa mengancam perorangan,
kelompok ataupun individu. Sasaran terbesar adalah teror terhadap
negara. Teror dengan model pembajakan dan peledakan pesawat merupakan
sebuah berita atau pesan yang gaungnya sangat kuat. Menimbulkan
ketakutan yang sangat. Para pelakunya bisa Nonstate–suported group
(kelompok kecil anti korupsi misalnya), State-sponsored groups (kelompok
dengan dukungan negara asing, pelatihan di negara ketiga), dan
State-directed groups (sebuah negara yang mengorganisir dukungan
terhadap kelompok teroris secara langsung).
Lantas, pertanyaannya, siapa sebenarnya
sasaran apabila MAS MH-370 benar dibajak? Sesuai dengan teori, teror
bisa menyerang perorangan, yaitu orang yang ada di pesawat, atau
kelompok, perwakilannya yang ada di pesawat, atau perusahaan penerbangan
Malaysia Airlines, atau negara Malaysia. Akan tetapi kemungkinan lain
pesawat Malaysia hanyalah sasaran antara, tetapi targetnya negara lain.
Aksi teror bisa lebih merupakan sarana ‘meninggalkan pesan,’ menegaskan
mereka masih ada. Karena di pesawat terdapat empat warga Amerika
Serikat, maka tanpa diperingatkan pejabat AS dipastikan akan turun
tangan. AS sudah cukup lama berseteru dengan kelompok teror, baik
Al-Qaeda, Taliban dan Haqqani. Dan hingga kini pertemuran tetap masih
berlangsung.
Dengan berasumsi memang pembajakan telah
terjadi di MH-370, ada beberapa hal yang tidak wajar dalam kasus ini.
Pertama bagaimana kedua orang (atau lebih) bisa lolos dari imigrasi
Bandara Malaysia? Menurut teori hilangnya pesawat satu menit setelah
mencapai ketinggian 35 ribu kaki (cruising). Dari catatan kecelakaan, kecelakaan terjadi saat take off (38 persen), landing (56 persen) dan cruising
(6 persen). Saat Gunung Galunggung meletus tahun 1982, sebuah pesawat
Boeing 747 British Airways pada ketinggian 36 ribu kaki, terkena dampak
dan empat engine mati, tetapi dengan 200 penumpang berhasil gliding dan
selamat landing di Pangkalan Halim Perdana Kusuma. Oleh karenanya walau
kemungkina tetap ada peluang celaka, dapat dikatakan kecil.
Hal lain yang menarik perhatian adalah
laporan radar RMAF (Royal Malaysia Air Force), yang menyatakan pesawat
berbalik arah. Dan dipertanyakan apabila pesawat jatuh mengapa tidak
ditemukan sinyal dari ELT (Emergency Locater Beacon). Sinyal
akan aktif memancar setelah terjadi crash atau saat tenggelam di
perairan. Sinyal dipancarkan ke satelit, dikirim ke Local User Terminal
yang memetakan lokasi, meneruskan ke MC ( Mission Control Center)
yangsetelah menggabungkan alert message meneruskan ke otoritas SAR.
Karena belum ditemukan sinyal ELT dari MH-370, kemungkinan ELT tidak
bekerja.
Mengingat MH-370 tidak dapat
berkomunikasi dengan otoritas penerbangan di Vietnam, diperkirakan
besar kemungkinan pesawat dengan komunikasi silent (radio dimatikan).
Dari hasil diskusi dengan mantan Kabasarnas, Marsdya (Pur) Daryatmo,
apabila pesawat ada masalah dengan sistem pesawat penerbang masih sempat
call “mayday.” Kalau ada masalah dengan cuaca, pada era
sekarang, cuaca bisa dihindari, dan seandainya kena turbulensi
sekalipun, jam terbang pilot yang hampir 20 ribu apa tidak bisa
mengatasi. Kini enam negara termasuk Indonesia terur bekerja sama
mencari dimana keberadaan Boeing 777 itu, mengingat dengan peralatan
canggih sudah dua hari belum juga ditemukan, kemungkinan serangan teror
ganas bisa saja terjadi, walaupun kita mengharap dan berdoa para
penumpang selamat.
Dengan demikian, maka memang kemungkinan
terjadinya pembajakan serta kemungkinan penguasaan pesawat dan kemudian
mengakibatkan belum ditemukannya MAS MH-370, arah penyelidikan
kemungkinan terlibatnya aksi teror masih sangat dimungkinkan.
Pada 19 September 2013, penulis membuat
artikel dengan judul “Ayman al-Zawahiri Pengganti Osama Perintahkan
Serang AS”, dengan link http://ramalanintelijen.net/?p=7431.
Dimana pengganti pimpinan Al-Qaeda ini saat peringatan serangan 911,
menyatakan agar umat Islam menyerang Amerika Serikat. Dalam sebuah
serangan teror, bisa saja Malaysia Airlines dipakai sebagai sarana
pesannya dengan pertimbangan otoritas Bandara Malaysia lemah dalam
memonitor pelaku teror. Dan bukan tidak mungkin juga kelompok itu mampu
menyelundupkan bahan peledak kedalam pesawat.
Kesimpulannya, besar kemungkinan
penerbangan MAS MH-370 telah dibajak dan diledakkan di udara dalam
sebuah aksi terorisme. Mengenai kepastiannya, kita tunggu hasil
penyelidikan aparat intelijen beberapa negara yang kini sedang
mempelajari keempat orang misterius itu. Artikel ini hanya sebuah ulasan
pribadi.
Pelajaran bagi pelaku di dunia
penerbangan serta otoritas bandara (PAP), agar mewaspadai dan kembali
melakukan pemeriksaan sekuriti penerbangan. Pengecekan penumpang harus
dilaksanakan sesuai prosedur. Apabila analisis penulis benar, maka
pengamanan bandara harus dinaikkan dengan serius. Aksi terorisme terus
mengancam dan bukan tidak mungkin akan dapat mengancam penerbangan kita
juga. Mereka terus memonitor, dimana ada kelemahan dan kerawanan, disitu
akan memanfaatkannya. Terbukti otoritas dan sekuriti Malaysia sudah
kebobolan. Semoga bermanfaat.
Oleh : Marsda (Pur) Prayitno Ramelan, www.ramalanintelijen.net
Tidak ada komentar:
Posting Komentar