PT Dirgantara Indonesia (PT DI) dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa
Nasional (Lapan) sedang terlibat dan mengembangkan proyek roket canggih
yang jarak tembaknya hingga 100 Kilometer.
Deputi Bidang Teknologi Lapan, Soewarto Hardhienata mengatakan,
pengembangan roket ini merupakan kerja sama lanjutan yang pernah
dilakukan sebelumnya, yakni pembuatan roket dengan jarak tembak sekitar
40 Kilometer.
“Konsorsium roket dengan PT DI, bersama dengan Bahana mengembangkan roket pertahanan. Tanggal 5 atau 6 Maret kita uji coba dan ini di atas 100 Km,” ucap Soewarto di kantor pusat Lapan, Jakarta, Selasa (25/2/2014).
Soewarto menyebutkan, roket ini diberi label RHAN 320, RHAN 420 serta
RHAN 520. Roket sebelumnya yang pernah dikembangkan Lapan bersama PT DI
adalah RHAN 122.
“Ini untuk roket pertahanan dan untuk Kementerian Pertahanan.
Sekarang sudah ada RHAN 122 itu jarak tembak baru 40 Km,” tegasnya.
Pengembangan Pesawat
Selain mengembangkan roket, LAPAN dan PT DI juga mengembangkan dan membuat pesawat terbaru yaitu N245 dan N270. Proyek ini akan dikerjakan setelah proyek pesawat ringan N219 selesai dikerjakan tahun 2016.
Selain mengembangkan roket, LAPAN dan PT DI juga mengembangkan dan membuat pesawat terbaru yaitu N245 dan N270. Proyek ini akan dikerjakan setelah proyek pesawat ringan N219 selesai dikerjakan tahun 2016.
“Setelah ini akan ada N245 dan N270 yang segera dimulai pada pertengahan tahun 2016 kita buat desain. N245 itu untuk 45 penumpang, N270 untuk 70 penumpang dan kedua pesawat ini pakai 2 mesin. Diharapkan cita-cita kita adalah R&D (penelitian dan pengembangan) ada di LAPAN, produksinya ada di DI,” ujar Kepala Pusat Teknologi Penerbangan LAPAN Gunawan S Prabowo di Kantor LAPAN Rawamangun Jakarta, Selasa (25/02/2014).
Saat ini, LAPAN menganggarkan Rp 400 miliar untuk mengembangkan
pesawat N-219 yang diserahkan kepada PTDI. Namun apabila pesawat itu
sudah jadi dan dijual secara komersial, LAPAN tidak mendapatkan
keuntungan penjualan.
“LAPAN itu hanya kembangkan design center. Hasil penjualan itu nggak
masuk ke kita. Kita berhenti hanya sampai prototype saja,” ungkapnya.
Dana sebesar Rp 400 miliar akan dikucurkan selama 2 periode yaitu tahun
2014 sebesar Rp 310 miliar dan tahun 2015 sebesar Rp 90 miliar.
LAPAN sebagai lembaga yang dimiliki negara hanya mengambil keuntungan
dari hak cipta pesawat dan keterlibatan 30 tenaga ahli LAPAN untuk
bekerjasama membuat pesawat N219 dengan PTDI. (merdeka.com/finance.detik.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar