Masa depan Fighter KF-X siluman Korea Selatan berbentuk seperti F-22,
rongga senjata dirancang di dalam tubuh pesawat (internal weapon bay)
dan dilengkapi dengan sistem radar AESA.
Media Korea Selatan untuk pertama kali memperkenalkan dokumen rencana
desain KFX-C103-iA pada bulan Agustus 2013 – sebuah proyek bersama
untuk mengembangkan pesawat tempur siluman KF-X. Rencana rinci
KFX-C103-iA dirancang atas dasar disain 103 C- Pusat Penelitian dan
Pengembangan General CRDC Korea.
Rencana terbaru menunjukkan pejabat Korea Selatan melepas opsi
Fighter C-203 dengan canard (pilihan lain dalam proyek KFX) dan
melanjutkan pengembangan model C-103 sebagai pesawat tempur generasi
siluman.
Fitur baru terbesar dari disain KFX-C103-iA adalah meningkatnya
kapasitas daya angkut senjata yang terletak di badan pesawat (internal
weapon bay). Pemikirannya, jika tidak ada internal weapon bay, maka
fitur pesawat tempur siluman berkurang secara signifikan. Dengan
meningkatnya kapasitas senjata yang bisa diangkut internal weapon bay,
maka secara signifikan meningkatkan kemampuan tempur udara dan hal ini
menunjukkan perbedaan yang jelas dengan C-103.
Dengan desain ini, untuk pertama kalinya Korea Selatan mengumumkan
konsep internal weapon bay mereka secara lebih rinci. Hal ini sekaligus
menunjukkan proyek KF-X telah memasuki tahap desain rinci. Pesawat
tempur KFX C103-iA merupakan penyempurnaan desain dari C-103 dan C103-i,
dimana C-103 belum memiliki internal weapon bay (IWB) sehingga hanya
bisa mengangkut senjata 40% dari C103-iA. Sedangkan versi C103-i sudah
memiliki IWB tetapi hanya bisa mengangkut bom Mk-83x seberat 500kg atau
60% dari C103-Ai. Pesawat tempur K/IFX C103-iA mampu membawa bom Mk-83x
seberat 1000kg di luar rudal AIM series.
Diagram proses pengembangan pesawat tempur siluman Korea Selatan.
Pada awal tahun 1999, Badan Pengembangan Pertahanan Korea Selatan (ADD)
pertama kali mengusulkan proyek KF-X. Pada tahun 2001, Presiden Korea
Selatan Kim Daejung menyetujui rencana pembangunan KF-X.
Dua pilihan desain proyek KF-X meliputi model C101 dan C201 dengan
canard. Kedua model melangkah dalam pengembangan rencana dan akhirnya
didapat model C103 turunan dari C101, yang mengembangkan desain senjata
di rongga tubuh (internal weapon bay). Pejabat militer Korea Selatan,
menyetujui model C-103.
Dilihat dari sudut ini menunjukkan rancangan KFX-C103-iA memiliki
tingkat kemiripan besar dengan pesawat tempur siluman F-22, AS. Fighter
KFX memiliki 16 hardpoint untuk mengangkut rudal AIM-120, AIM-9x, dan
bom Mk-84 JDAM, didalam IWB dapat mengangkut 6 AIM-120/2 AIM-120,(2
AIM-9x dan 2 Mk-84 JDAM).
Sruktur desain-ruang rangka senjata dan tata letak rak rudal udara ke
udara jarak menengah dari KFX-C103-iA. Bentuk rampdoor memaksimakan
jenis missile yang dapat dimuat. Setiap sisi didesin tajam untuk
mengurangi pemantuan radar
Penampilan eksternal KFX-C101 mirip dengan Pesawat F-22, namun
sedikit lebih kecil dalam ukuran. Pesawat menggunakan desain model DSI
inlet.
Gambar menunjukkan luas penampang bom bay KFX C103-iA lebih besar dari F-35 dan F-22
Pengembangan internal weapon bay yang lebih besar menyebabkan perut
KFX/IFX lebih berisi dibanding versi sebelumnya. KFX-C103-iA dirancang
menggunakan perangkat yang mampu menerima bahan bakar di udara, seperti
halnya pesawat tempur siluman F-22 dan F-35 yang menggunakan skema
serupa.
AGM untuk mengurangi vektor udara masuk ke dalam lambung pesawat secara masif, yang sangat berbahaya bagi keseimbangan pesawat saat meluncurkan rudal.
Dengan teknologi “eject launcher” C-103-iA bisa menembakkan missile bahkan dalam posisi manuver ekstrim.
Radar KFX-C103-iA Korea menggunakan active electronically scanned
array (AESA)/ active phased array radar dan sistem sensor optik
“Electro-Optical Distributed Aperture System” EODAS. Sistem EODAS dari
KFX tempur-C103-iA diatur di depan kokpit kaca depan. Desain ini mirip
dengan tata letak pada Su-30/35 atau tempur SU T-50 Rusia.
Para Peneliti Korea Selatan membuat sendiri pola radar pemindaian elektronik aktif (AESA).
Penerapan internal weapon bay menyebabkan dimensi badan pesawat menjadi lebih besar
Penggunaan teknologi hidrolik memaksimalkan ruang penyimpanan senjata dan membuat KFX C103-iA dapat melontarkan missile pada manuver ekstreem. penutupnya pun di design untuk tidak memantulkan sinyal radar.
Teknologi hidrolik eject launcher untuk penembakan missile yang lebih aman
Kapasitas rudal yang bisa diangkut oleh KFX/IFX C103-iA dibanding pesawat tempur lain
Perbandingan pesawat tempur KFX-C103-iA dengan pesawat lain di kelas Generasi 4,5
Optimalisasi pada vortex sayap meningkatkan trust vectoring pasawat agar mendapatkan peningkatkan daya serta penghematan bahan bakar
Desain sistem rem udara KFX-C103-iA mirip Sukhoi
Optimalisasi tailplane horisontal KFX-C103-iA.
Vortex C103-iA pada saat kecepatan supersonic
Menurut media Korea Selatan, target produksi pesawat tempur siluman
KF-X akan gagal mencapai target di tahun 2020 seperti yang direncanakan
semula. KAI memperkirakan pesawat ini jadi pada tahun 2030- 2040. Hal
ini menunjukkan kemampuan teknis Korea Selatan tidak cukup untuk
melakukan penelitian dan pengembangan pesawat tempur siluman. Pemerintah
Korea Selatan dituntut untuk lebih serius mendorong research and
development dari pesawat tempur KFX-C103-iA.
Jika pesawat tempur siluman KFX beroperasi tahun 2030-2040, tentu
Indonesia yang berpartisipasi harus menyiapkan pesawat perantara
menunggu hingga KFX beroperasi. Untuk stop gap tersebut, Korea Selatan
juga kemungkinan memesan 40 pesawat siluman (stealth) F-35 Lockheed
Martin yang akan digunakan Republic of Korea Air Force (ROKAF) pada
tahun 2018-2021.(kienthuc.net.vn)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar