Lebih Berpengaruh Ketimbang Wapres, Disebut Siapkan Agus untuk Suksesi
Kawat
diplomatik dari Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta yang berisi
informasi tentang upaya Kristiani Herawati memperkuat pengaruhnya di
pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Foto: The Australian
BERITA tentang
penyadapan terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan lingkaran
dekatnya oleh intelijen Australia terus bergulir. Yang terkini, media
Australia membeber alasan intelijen di negeri Kanguru itu menyadap
telepon Ibu Negara, Kristiani Herawati alias Ani Yudhoyono pada 2009
silam atau ketika SBY hendak memasuki periode kedua masa
kepresidenannya.
Keputusan lembaga telik sandi Australia,
Defence Signal Directorate (DSD) untuk menyadap Bu Ani karena didasari
pada posisinya sebagai orang yang paling berpengaruh terhadap SBY dan
dianggap tengah menyiapkan kursi kekuasaan untuk putra sulungnya, Agus
Harimurti Yudhoyono. Rencana penyadapan terhadap Bu Ani pada 2009 itu
sudah disiapkan dua tahun sebelumnya, yakni pada 2007.
Seperti diberitakan The Australian yang
mendapat bocoran dari Wikileaks, pada 17 Oktober 2007, sebuah kawat
diplomatik dikirim dari Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Jakarta
kepada diplomatnya di Canberra dan CIA. Isi kawat diplomatik berjudul A CABINET OF ONE -- INDONESIA'S FIRST LADY EXPANDS HER INFLUENCE itu adalah peran Bu Ani yang kala itu sudah tiga tahun menjadi first lady.
Dalam bocoran tentang rencana penyadapan
itu terulis bahwa broker kekuasaan yang baru di Indonesia bukanlah Jusuf
Kalla yang saat itu masih Wakil Presiden, tetapi justru Bu Ani. Meski
bukan bagian dari kabinet, tapi posisi Bu Ani sebagai istri SBY
membuatnya memiliki posisi penting dalam pengambilan keputusan di
pemerintah Indonesia.
"Berdasarkan kontak (intelijen, red), Ibu
Negara telah memperluas pengaruhnya di Istana dan muncul sebagai
penasihat presiden yang tak terbantahkan," tulis kawat diplomatik dari
Kedubes Amerika Serikat di Jakarta itu. "Naiknya Kristiani Herawati
telah membuat penasihat penting lainnya tergusur. Ibu Negara diduga
telah memanfaatkan aksesnya ke presiden untuk membantu teman-temannya
dan menyingkirkan musuhnya, termasuk Wapres Kalla."
Kawat diplomatik dari Kedubes AS di
Jakarta yang juga ditujukan ke sejumlah kedutaan negeri Kanguru di
negara lain itu juga menyebut upaya Bu Ani membatasi akses para
penasihat presiden dengan menguatkan perannya sebagai penjaga utama
akses ke SBY. Bu Ani juga disebut mampu memaksa SBY sebagai presiden
untuk memlihat dan memilih pendapat ibu dua putra itu.
Bagi kalangan intelijen Barat, posisi Bu
Ani memang menjadi catatan tersendiri. Dalam laporan The Australian itu
ditegaskan, meski Bu Ani bukan anggota kabinet tetapi ia menjadi makelar
jabatan di Indonesia.
DSD dan para mata-mata lainya di Canberra
secara alami memang selalu penasaran dengan dinamika yang terjadi di
Jakarta. Bagaimanapun, Indonesia merupakan tetangga terbesar dan
terpenting bagi Australia.
Yang membuat Australia penasaran, antara
lain apakah Bu Ani memainkan peran penting untuk membangun dinasti
keluarga terutama untuk menyiapkan Agus Yudhoyono sebagai presiden
selanjutnya. Selain itu, apakah Bu Ani juga mendekati kelompok-kelompok
Islam untuk mendukung SBY.
Dokumen bocoran Wikileaks itu juga
menyebutkan bahwa selama 2009, agen-agen intelijen Australia berupaya
mengungkap peran Bu Ani terkait suksesi kepresidenan. Australia hendak
mendalami peran Bu Ani yang disebut punya rencana untuk memastikan
keluarganya tetap berkuasa karena SBY secara konstitusi akan mengakhiri
masa jabatannya sebagai Presiden RI pada 2014.
Bu Ani disebut selalu memiliki ambisi
tinggi demi Agus Yudhoyono. Lingkaran dalam yang dikorek intelijen
Australia bahkan menyebut ada upaya agar Bu Ani menjadi presiden pada
2014, sembari menyiapkan Agus untuk maju di Pilpres 2019.
Ketika DSD memutuskan untuk menyadap
pembicaraan SBY dan pejabat tinggi lainnya di kabinet, diyakini pula
bahwa sangat penting untuk menyadap Bu Ani yang kala itu menggunakan
handset Nokia E-90 3G. "Memonitor pikiran-pikiran dan koneksi penasihat
politik terdekat presiden itu sangat berguna," kata salah satu sumber di
intelijen Australia.
Bulan lalu ketika dokumen National
Security Agency (NSA) yang dibocorkan Edward Snowden mengungkap aksi DSD
menyadap SBY dan lingkaran dekatnya, muncul berbagai pertanyaan tentang
masuknya Ani Yudhoyonmo dalam daftar nama orang-orang yang disadap.
Namun, para agen intelijen meyakini bahwa sangat penting bagi
kepentingan keamanan nasional Australia untuk menyasar Bu Ani. Keputusan
untuk menyadap Bu Ani itu juga didasari karena SBY sering menggunakan
handphone istrinya.
Dari situ juga diketahui bahwa pembagian
kekuasaan antara SBY dan Bu Ani membuat DSD memutuskan untuk menyadap
telepon putri mendiang Letnan Jenderal Sarwo Edhie Wibowo itu. "Siapa
yang membuat kesepakatan tentang keuangan, siapa yang yang ada di
partai, apakah struktur dan basis kekuasaan di Indonesia bergesr?
Siapapun agen intelijen akan sangat senang dengan informasi itu," ucap
sumber The Australian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar