Indonesia
Police Watch (IPW) mendesak pemerintah membersihkan semua peralatan
cyber bantuan Australia. Terutama Cyber Crime Investigation Satellite
Office yang diberikan kepada Polri dan ditempatkan di lima lokasi.
"Sebelum peralatan dibersihkan, sebaiknya jangan diaktifkan," tegas Ketua Presidium IPW Neta S. Pane, Minggu (24/11).
Neta juga mengatakan berbagai hasil
penyadapan tingkat tinggi yang dilakukan badan intelejen Australia
terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan sejumlah pejabat negara
sepertinya akan dibocorkan ke publik dalam waktu dekat ini.
Menurut dia, hasil sadapan itu diduga
menyangkut kasus megakorupsi Hambalang, Century, kasus BP Migas, dan
berkaitan dengan kontrak karya migas yang dimiliki para elit politik
serta monopoli impor BBM.
"Penyadapan itu diduga dilakukan Australia melalui berbagai cara via bantuan peralatan cyber yang diberikannya," katanya.
IPW memantau ada sejumlah peralatan yang
diberikan Australia kepada Polri pasca Bom Bali I. Bantuan alat sadap
itu ternyata bukan hanya untuk Densus 88 Anti Teror. Bantuan yang
spektakuler justru diberikan Australian Federal Police kepada Polri.
Dalam hal ini AFP mengoperasikan secara resmi Cyber Crime Investigation
Satellite Office di Mabes Polri.
Selain di Mabes Polri, kantor
investigasi cyber crime dibangun juga di Polda Metro, Sumut, Bali dan
NTB. "Target Australia, perangkat ini dibangun di semua Polda,"
tegasnya.
Ia menambahkan, kantor ini dilengkapi
perangkat dan sarana penunjang forensik digital yang canggih. Tujuannya,
untuk melakukan penyadapan, membantu mengungkap, dan memerangi
kejahatan dunia maya, khususnya satelit cyber crime, transnational
crime, dan cyber crime yang sangat erat dengan internet.
"Kerjasama ini dilakukan akibat
meluasnya kejahatan cyber di Indonesia. Bahkan, saat itu situs
presidensby.info saja dihack," ujarnya.
Ia menyatakan dana yang digelontorkan
AFP untuk peralatan di Mabes Polri saja mencapai 9 juta dolar Australia.
"Tapi, bantuan ini bagai senjata makan tuan," ungkapnya.
Menurut Neta, dengan adanya penyadapan
yang dilakukan Australia tentunya, semua peralatan bantuan tersebut
harus dicermati."Apakah alat-alat itu sudah dipakai untuk menyadap
presiden dan para pejabat Indonesia atau tidak," pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar