Kamis, 07 Januari 2016

TNI AU Larang Pesawat T-50i Golden Eagle Akrobatik

T-50i Golden Eagle
T-50i Golden Eagle

TNI Angkatan Udara menghentikan sementara atraksi atau manuver pesawat T-50i Golden Eagle, menyusul jatuhnya pesawat tersebut pada acara Gebyar Dirgantara, di Lanud Adisutjipto, Yogyakarta, Minggu 20 Desember lalu. Dalam insiden tersebut dua pilot terbaik TNI AU, Letkol Penerbang Marda Sarjono dan Kapten Penerbangan Dwi Cahyadi tewas.

“Pesawat tetap dioperasikan tapi untuk melaksanakan exercise acrobatic on the deck atau aerial acrobatic lower altitude itu saya stop dulu,” ujar Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Agus Supriatna saat sertijab Pangkoopsau I dari Marsekal Muda TNI A Dwi Putranto kepada Marsekal Pertama TNI Yuyu Yutisna di Makoopsau I, Halim Perdanakusuma, Jakarta, Selasa 5 Januari 2016.

Terkait dengan proses investigasi, KSAU mengatakan, tim dari Korea dan tim dari TNI AU yang dipimpin oleh Wakil Kepala Staf Angkatan Udara (Wakasau) Marsekal Madya Hadiyan Sumintaatmadja sudah melakukan pertemuan di Mabesau. “Ini kerja sama tim, orang Korea juga akan bantu dan ingin tahu apa yang terjadi, kalau sudah tahu ke depannya jangan sampai terjadi lagi,” ucapnya.

Mengenai hasil investigasi, Agus mengatakan, hal itu akan disampaikan oleh Ketua Dewan Keselamatan Terbang Kerja (Lambangja) sekaligus Wakasau Marsekal Madya Hadiyan Sumintaatmadja. “Keputusannya nanti oleh Ketua Dewan Lambangja oleh Wakasau, setelah jelas masalahnya di sini baru akan dijelaskan oleh ketua dewan,” katanya.

Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara (Kadispenau) Marsekal Pertama Dwi Badarmanto juga memastikan pernyataan KSAU Marsekal Agus Supriatna. “Pesawat tetap dioperasikan, tapi untuk manuver low level acrobatic dihentikan dulu. Sedangkan untuk investigasi masih dalam proses, kita tunggu hasilnya,” ucapnya.(Sindonews)

Ini Dia! 6 Negara Eksotis Tanpa Kekuatan Militer

maxresdefault

Tak bisa dibayangkan bagaimana sebuah negara di dunia ini mampu bertahan tanpa kekuatan militer permanen. Kekuatan militer permanen yang dimaksud adalah kekuatan militer yang melindungi kedaulatan daratan, laut dan ruang udaranya. Meski sebagian besar zona-zona di dunia mayoritas berada pada keadaan damai, namun kemungkinan terjadinya invasi dan agresi menjadi probabilitas yang patut diperhitungkan.

Meski sadar ancaman dan bahaya tersebut, negara-negara di bawah ini tidak bergeming dan tetap mempertahankan negaranya hidup tanpa kekuatan militer permanen, bahkan diantaranya menjadi salah satu negara paling bahagia di dunia.

BhutanBhutan
Sebagian besar wiayahnya berada di atas ketinggian 1500 mdpl (meter diatas permukaan laut) dengan beberapa wilayah di utara yang berada bahkan di atas ketinggian 6000 mdpl. Beberapa puncak di wilayah utara Bhutan bahkan diselimuti salju sepanjang tahun.Negara kecil di wilayah Asia Selatan yang terhimpit antara India dan Cina tersebut terpilih sebagai salah satu negara dengan penduduk paling bahagia di dunia menurut Eric Weiner dari BBC Travel.

Hingga saat ini, militer Bhutan hanya terdiri dari Angkatan Darat dan Polisi Kerajaan Bhutan. Negara kecil tersebut masih mempertahankan pengaruh kerajaan ke pemerintahannya, karenanya militer di negara ini memiliki Pasukan Pengawal Kerajaan. Bhutan tidak memiliki angkatan laut dan angkatan udara karena wilayahnya yang berada di dataran tinggi dan terhimpit dua “raksasa” asia, India dan Cina. Meski begitu, pada tahun 1958, Perdana Menteri India Jawaharlal Nehru mendukung kemerdekaan Bhutan dan “melindungi” Bhutan secara militer dan menganggap agresi yang ditujukan terhadap Bhutan sebagai agresi terhadap kedaulatan India. Dengan perjanjian ini, India mendapatkan banyak keuntungan dalam hubungannya dengan Bhutan antara lain ekspor peralatan militer buatan India serta hak intervensi urusan luar negeri negara Bhutan.

AndorraAndorra
Jika berbicara negara yang menganut dua sistem layanan publik yang berasal dari dua negara berbeda, Andorra mungkin jawaban tepat mengenai hal tersebut. Sejak tahun 1200-an hingga saat ini wilayah cantik yang hanya memiliki anggota parlemen 28 orang ini diperintah oleh “pangeran Andorra” yang terdiri dari Presiden Perancis dan Uskup dari Urgel, Spanyol.

Karena pengaruh dari Perancis dan Spanyol begitu kuat maka tidak jarang kita menemukan dua sistem layanan publik seperti pos dan juga penggunaan mata uang (Franc Perancis dan Peseta Spanyol), namun saat ini sudah menggunakan mata uang Euro.Untuk urusan pertahanan militer, negara yang luasnya tidak sebesar Jakarta ini bergantung pada perlindungan Spanyol dan Perancis dan juga negara-negara NATO.Untuk mengatur ketertiban pemerintahannya, Departemen Polisi dibentuk sejak 1931 dengan kekuatan tidak lebih dari 500 personel. Karena begitu minimnya personel Polisi, maka setiap laki-laki yang memiliki senjata api wajib bergabung sebagai personil kepolisian

Kepulauan Solomon
Solomon
Sejak menjadi protektorat Inggris tahun 1890-an dan sempat menjadi ajang pertempuran Perang Pasifik yang sengit, Kepulauan Solomon praktis menyerahkan stabilisasi keamanan dengan sesame negara Persemakmuran Inggris lainnya, yakni Australia dan Selandia Baru. Meski tidak memiliki kekuatan militer, luas kedaulatan negara kepulauan ini sungguh tidak kecil. Dengan 990 pulau dan luas 28.400 kilometer persegi, negara tersebut hanya diperkuat oleh kepolisian lokal yang beranggotakan tidak lebih dari 1000 personil. Kepolisian Solomon tidak murni menangani kasus kriminal dan stabilisasi dalam negeri tapi juga menangani pemadam kebakaran, penanggulangan bencana alam dan patrol maritim. Begitu minimnya kekuatan militer yang tidak sebanding dengan luas wilayah, maka untuk menangani kerusuhan politik tahun 2006, Australia dan Selandia Baru memobilisasi kendaraan tempur dan personil militernya untuk memulihkan stabilisasi keamanan dalam negeri.

Republik Nauru
Nauru
Anda pernah ke Bukittinggi ?Jika Anda berfikir betapa kecilnya wilayah Bukittinggi, Anda jangan mengeluh terlebih dahulu, sebab ada sebuah negara republik yang luasnya tidak lebih luas dari Bukittinggi.Meski begitu, negara yang hanya memiliki luas sebesar 21 kilometer persegi ini memiliki bandara sendiri yang terletak tepat di salah satu ujung pulau tersebut yang langsung berbatasan dengan Samudera Pasifik.Negara kecil tersebut tidak memiliki kekuatan militer sendiri namun mendapatkan jaminan keamanan militer dari Australia jika mendapat invasi/serangan dari luar.Salah satu kompensasi dari bantuan militer Australia tersebut adalah kesediaan Republik Nauru mengizinkan Australia membangun Kamp Tahanan Pengungsi Pencari Suaka Imigran yang hendak ke Australia.

SamoaSamoa
Memiliki dua pulau besar dan tujuh pulau kecil, negara ini memisahkan diri sebagai negara merdeka dari Selandia Baru pada tahun 1962.Memiliki institusi kepolisian, Samoa banyak mengandalkan kepolisian nasional untuk mengatasi berbagai kebutuhan dan mengatur ketertiban warganya, termasuk menjaga dua penjara yang berdiri di negara itu. Kepolisian nasional memiliki kapal patrol maritim untuk menjaga teritori wilayahnya. Kepolisian nasional juga sering bekerjasama dengan Australian Federal Police (AFP) dalam program Pacific Police Development Program.

posisi-pulau-samoa

Pada tahun 2000 Kepolisian Samoa dilibatkan dalam patroli maritim di perairan Timor Leste (dulu Timor Timur) sebagai bagian dari pengerahan kekuatan UNTEA yang dipimpin Australia.

PalauPalau
Jika negara kepulauan di pasifik mayoritas berada di bawah perlindungan militer Australia dan Selandia Baru, maka Palau memiliki sedikit perbedaan. Negara “muda” yang baru mendapat kemerdekaannya dari Amerika Serikat ini secara geografis sangat dekat dengan teritori NKRI, dimana sebelah utara, timur berbatasan dengan Papua Barat, Maluku Utara dan Sulawesi Utara. Amerika Serikat menjadikan negara ini sebagai negara kepulauan untuk menjaga keamanan wilayahnya di area timur jauh, sehingga Palau terikat perjanjian Compact Of Free Association dimana Amerika Serikat akan memberi perlindungan militer jika terjadi agresi terhadap wilayah ini.

Sebagai negara yang pernah “diduduki” Amerika Serikat, maka sistem pemerintahan dan kepolisiannya memiliki kemiripan dengan sistem kepolisian Amerika Serikat dalam skala kecil. Hal tersebut terlihat dari pemisahan pemerintahannya ke dalam 16 negara bagian yang juga diikuti pemisahan kepolisian menjadi 16 kepolisian negara bagian yang dilengkapi dengan kapal patrol maritime untuk mengontrol wilayahnya dari penangkapan ikan dan penyusup.

LeichtensteinFlag_map_of_liechtenstein-555px 
Kecil kecil cabe rawit.Ungkapan itu nampak cocok untuk menggambarkan negara kecil yang terletak antara Swiss dan Austria. Negara “mungil” ini hanya menempati 160 kilometer persegi dan hanya memiliki kepolisian nasional yang terdiri dari 91 personil polisi aktif dan 34 staf sipil. Pada masa lalu, Leichtenstein tidak memiliki perjanjian militer yang memungkinkan perlindungan jika diinvasi negara lain. Namun sejak merebaknya kasus penembakan yang terjadi tahun 2004, Leichtenstein melakukan perjanjian dengan Swiss sehingga negara tersebut bersedia memberikan perlindungan militer serta menempatkan 300 personilnya yang mendampingi Kepolisian Leichtenstein melindungi objek vital, bahkan beberapa kasus tentara Swiss menjaga perbatasan Leichtenstein dan negara tetangga.

Dilihat dari hal itu, kita bisa menyimpulkan bahwa secara umum negara-negara tanpa kekuatan militer permanen sangat bergantung pada kekuatan militer yang ada di sekitarnya atau yang memiliki perjanjian (treaty) tertentu. Khusus di kawasan Pasifik,negara tanpa kekuatan militer permanen bergantung pada perlindungan tiga negara sekutu, Australia, Selandia Baru dan Amerika Serikat.

Apa artinya hal tersebut bagi Indonesia? Indonesia terkepung.

Secara umum, negara-negara tetangga Indonesia yang ada di kawasan Selat Malaka seperti Malaysia,Thailand dan Singapura memiliki keterikatan dengan Filipina, Australia dan Selandia Baru sebagai mantan anggota SEATO dimana mereka bahu-membahu membendung pengaruh komunisme di Asia Tenggara. Meski isu itu sudah tidak relevan serta diikuti pembubaran SEATO tahun 1977, namun “pertemanan” diantara negara itu khususnya negara-negara commonwealth tetap terpelihara.

gun-with-knot

Sejak penyerahan kedaulatan dari Kerajaan Belanda ke Republik Indonesia tahun 1948, pelan namun pasti, TNI menyadari hal itu dan mulai membangun kekuatan militernya secara aktif. Aksi “unjuk gigi” pertama adalah menjelang Operasi Mandala. Dengan kekuatan lebih dari 10.000 personil tentara, pesawat bomber B-25 Mitcell, P-51 Mustang Tank Buster, bomber strategis Tupolev Tu-16 KS yang dapat menembakkan bom berhulu ledak nuklir,transporter Antonov An-12B, Mig-15 Fagot, Mig-17 Fresco dan fighter intercept Mig-21 Fishbed, kapal penjelajah Sverdov Class RI Irian, kapal selam Whiskey Class dan alat tempur lainnya telah membuat Belanda terkepung dan “terputus” dari dunia luar dan jalur logistik dalam waktu singkat.

Pengerahan kekuatan ini telah membuat TNI tidak lagi di pandang sebelah mata dan sejak itu, CIA aktif menerbangkan pesawat mata-mata U-2 dragonfly untuk mengawasi Indonesia. Hal yang sama juga terjadi ketika Indonesia berada dalam masa konfrontasi dengan Malaysia. Bomber strategis TNI AU Tupolev Tu-16 KS mampu terbang non-stop dan keluar dari sergapan radar dan fighter Barat hingga mencapai Darwin-Australia yang membuat negara itu “keringat dingin” dan tidak berbuat macam-macam dalam penyelesaian konfrontasi Malaysia dan Indonesia.

Menurut hemat penulis, meski sekutu Barat telah lama mempertahankan negara kepulauan di Pasifik sebagai ujung terluar pertahanan mereka dan membuat Indonesia “seolah-olah” terkepung oleh benteng maya (the vanish defence tactic) mereka, tidak membuat petinggi negara dan TNI terkucil dan rendah hati. Salah satu metode untuk keluar dari “kepungan “ mereka adalah membuat efek deterrent (penggentar) yang membuat mereka harus memandang kedaulatan NKRI.

posisi-pulau-pulau-terluar-milik-sekutuperbandingan-kekuatan-laut-di-asia-tenggara-per-2015-small

Salah satu cara dererrent adalah pengerahan kekuatan militer secara aktif baik secara real ataupun manipulatif. Meski cara tersebut bukan cara satu-satunya, namun memiliki efek yang paling besar dibandingkan metode diplomasi politik. Toh dengan salah satu metode tersebut, Barat tidak jadi mengklaim Pulau Miangas yang berbatasan dengan Filipina, dan dengan cara itu pula lebih dari 30 tahun NKRI tidak pernah kehilangan kedaulatannya dan tetap bersahabat baik dengan penduduk negara-negara kepulauan yang terbentang di Samudera Pasifik. (oleh Muhammad Sadan – Pemerhati Militer dan Dirgantara)
 

Rabu, 06 Januari 2016

Ganja dan Patroli Prajurit TNI di Perbatasan PNG

  Patroli TNI
Patroli TNI

Tentara Nasional Indonesia (TNI) dari Satuan Tugas (Satgas) Yonif 406/CK yang sedang melaksanakan patroli di perbatasan RI-PNG, berhasil menemukan lahan ganja. Penemuan ini diperoleh berdasarkan informasi Komandan Pos Bompay Lettu Inf Karno dari masyarakat kampung Bompay, bahwa terdapat lahan ganja di pinggir sungai, di hutan kampung Bompay. Keesokan harinya anggota Satgas melakukan pengecekan dan menemukan lokasi lahan ganja di Keerom, Papua, Selasa (5/1/2016).

Lokasi lahan ganja berhasil ditemukan setelah personel Satgas Yonif 406/CK menyusuri hutan selama satu setengah jam perjalanan. Lokasi lahan ini ternyata disamarkan di antara pohon tebu dipinggir anak sungai Keerom dengan koordinat 8785 3225. Hasil yang ditemukan 17 batang pohon ganja berukuran 2 sampai 3 meter dan 2 ons ganja kering.

tni-4

Dansatgas 406/CK Letkol Inf Aswin Kartawijaya menyampaikan, seluruh jajaran pos Satgas Yonif 406/CK memiliki tugas untuk mencegah peredaran Minuman Keras (Miras), Narkoba dan Senjata Api serta Munisi di wilayah perbatasan RI-PNG. Tugas tersebut dilaksanakan dengan melaksanakan sweeping, patroli maupun mencari informasi dari masyarakat yang berkaitan dengan keberadaan Miras, Narkoba dan Senjata Api serta Munisi.

“Kegiatan ini dinilai sangat efektif dilaksanakan, hal ini terbukti pada bulan September 2015 Satgas Yonif 406/CK berhasil mengamankan senjata laras panjang dan munisi tajam sebanyak 30 butir hasil dari kegiatan sweeping yang digelar dan sekarang Satgas berhasil menemukan lahan ganja”, ujar Letkol Inf Aswin Kartawijaya.

tni

Letkol Inf Aswin Kartawijaya mengatakan peredaran miras dan narkoba di Indonesia semakin banyak dan memprihatinkan. Tidak hanya orang dewasa saja yang mengunakan narkoba, tetapi juga remaja dan anak-anak sudah menjadi pengguna dan mengkonsumsi miras serta narkoba. Tidak terkecuali di Papua, khususnya di wilayah perbatasan RI-PNG, peredaran miras dan narkoba di wilayah tersebut sangat tinggi.

tni-5

“Di suasana pergantian tahun, pada saat moment tersebut semakin banyaknya kita temukan masyarakat perbatasan yang mabuk di pinggir jalan, karena mengkonsumsi miras dan narkoba. Bila hal ini dibiarkan maka akan memicu banyaknya pelanggaran dan masa depan bangsa Indonesia akan terancam dan akan rusak karena miras serta narkoba”, ujar Dansatgas.

Puspen TNI

Manuver Panser Anoa Amfibi PT Pindad



Tidak ada keraguan. Itulah yang terjadi saat panser Anoa amfibi buatan PT Pindad terjun ke air di Waduk Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat, saat melakukan maneuver di air. Setelah lompat ke air, Panser Anoa ini dengan cepat melaju lalu bermanuver putar ke kanan dengan cepat. Ujicoba ini dilakukan pada tanggal 3/12/2015 dan baru diupload oleh PT Pindad, tanggal 4/1/2016.


Panser Anoa amfibi ini dilengkapi dengan armored steel plate di bagian depan kendaraan tempur 6×6 buatan PT Pindad.

JKGR.

Canon 90mm dan M134D Gattling Gun

  panser badak

PT Pindad terus tingkatkan kemampuan bermanuver Panser Kanon Badak 90 mm. Uji coba ini termasuk akselerasi panser saat berjalan zig zak.

panser badak-2

Uji akselerasi Panser Badak 90mm

M134 Minigun

TNI berencana membeli M134D Minigun dari Amerika Serikat. Dillon M134D merupakan gatling gun ‘the finest small caliber, defense suppression weapon available’. Senjata ini mempunyai enam laras dengan sistem penembakan elektronik.

M134 Minigun

Senjata ini menembakkan peluru 7,62 mm standar NATO 3000 butir/ menit, (50 peluru per/detik) dan bisa ditembakkan hingga 30.000 peluru. Setelah jeda satu menit (panas), senjata dapat beroperasi kembali.



M134 berbahan titanium sehingga lebih ringan 20%. Dari berat sekitar 30 kg menjadi 25 kg. Senjata ini bisa dipasang pada hellicopter, kendaraan tempur, kapal maupun pesawat. Menurut majalah militer Commando, TNI AD berniat membeli senjata ini.

Defence.pk

Kombinasi Maut Rudal Baru KH-59ME dan Rudal Yakhont Indonesia

  Su-30MK+Kh-59MK2-KnAAPO-1S

Indonesia akan mengakusisi rudal udara ke permukaan Kh-31P, rudal anti kapal Kh-59ME dan rudal udara ke udara AIM-120. Suatu lompatan kemajuan yang luar biasa bagi Angkatan Bersenjata Indonesia. Setelah sebelumnya jauh tertinggal dari tetangganya karena ketiadaan memiliki rudal-rudal canggih, terutama rudal anti kapal sistem peluncuran dari pesawat tempur.

Kali ini penulis lebih menyoroti rudal anti kapal KH-59ME, yang ibaratnya “adiknya” Brahmos, baik dari segi bobot, kecepatan maupun jangkauannya. Brahmos sendiri sampai saat ini belum siap operasional dan belum juga di uji coba.

Dengan pembelian rudal anti kapal ini, maka pesawat tempur Su-27 dan Su-30 TNI AU tidak hanya akan berfungsi sebagai pesawat superioritas udara ataupun pesawat tempur garis depan tapi juga akan difungsikan sebagai “pembantai” kapal perang musuh.

Kh-59ME menurut penulis lebih mobile daripada Yakhont. Rudal Yakhont yang beratnya hampir 3 ton hanya dapat diangkut kapal fregat yang posisinya lebih mudah diketahui musuh, sedangkan rudal KH-59ME lebih fleksibel karena diangkut dengan pesawat tempur, maka posisinya akan lebih sulit diprediksi lawan. Dalam perang Malvinas, membuktikan rudal anti kapal yang diluncurkan dari pesawat tempur Argentina lebih berbahaya dan lebih berhasil menenggelamkan kapal –kapal perang Inggris bila dibandingkan diluncurkan dari kapal perang.


Kh-59ME meluncur dengan satu mesin utama dan mesin kombinasi turbofan dibawah body, melaju dengan kecepatan 0,8 mach dengan jangkauan 115 km. Terbang sea skimming 7 m diatas permukaan laut untuk menghindari deteksi radar, bahkan sekitar 11 km sebelum mencapai sasaran , rudal terbang setinggi 2-3 meter diatas permukaan laut sehingga menyulitkan sistem pertahanan kapal perang lawan untuk mendeteksi dan menghadang serangan rudal Kh-59ME.

Dengan kombinasi rudal Yakhont yang sudah lama dimiliki Angkatan Laut Indonesia dan rudal KH-59ME yang baru dibeli Angkatan Udara Indonesia, maka kemampuan peperangan laut Indonesia akan lebih mematikan, dan akan membuat musuh berpikir ulang bila ingin menyerang Indonesia dari Laut.

Memang tetangga Indonesia seperti Malaysia dan Vietnam sudah memiliki rudal KH-59ME, tapi mereka tidak memiliki rudal Yakhont (versi peluncuran kapal perang karena Vietnam memiliki rudal Bastion P alias rudal Yakhont penjaga pantai).

Berikut spesifikasi rudal KH-59ME :

Panjang : 570 cm
Berat : 930 kg
Diameter : 38 cm
Hulu ledak : 320 kg
Speed : 0.8 mach
Range : 115 km (Vietnam, KH 59MK : 280 km)
Sistem
Penjejak : Inersia dan penjejak TV (Vietnam, KH59MK: active radar seeker / fire and forget)
 

Batalyon Paskhas di Natuna dalam Pengkajian KSAU

  paskhas

Jakarta – Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Agus Supriatna berencana membentuk Batalyon Pasukan Khas (Paskhas) di Pulau Natuna, Kepulauan Riau.

Saat ini TNI AU masih menunggu proses penyelesaian pembangunan pangkalan udara di wilayah tersebut.

“Batalyon Paskhas itu kita lihat dulu, sekarang lagi pembangunan Pangkalan Udara Natuna,” ujar Marsekal Agus Supriatna di Makoopsau 1, Halim Perdanakusuma, Jakarta, (5/1/2016).


Saat ini Pangkalan Udara Natuna juga sudah ditingkatkan menjadi tipe B yang dipimpin oleh seorang kolonel. Ke depan, KSAU memastikan akan memindahkan radar ke wilayah yang lebih strategis, untuk mendeteksi pelanggaran udara di pulau terluar.

“Di situ pangkalan sudah tipe B, dan dipimpin seorang kolonel. Radar yang ada di situ akan kita pindahkan ke tempat yang lebih strategis,” ujar Marsekal Agus Supriatna.

Jika kajian  sudah dilakukan, KSAU juga berencana memindahkan pesawat tempur ke Pangkalan Udara Natuna. Namun, pihaknya masih menimbang penempatan satu Batalion Paskhas di kawasan Natuna. “Begitu juga pesawat tempur. Awalnya tidak langsung satu batalyon. Sedangkan di pangkalan utama tipe A, kita sudah lakukan,” ujarnya.

Okezone.com