Minggu, 12 Juni 2016

Pindad luncurkan empat senjata baru di Kemenhan

Pindad luncurkan empat senjata baru di Kemenhan
Menhan Ryamizard Ryacudu (kanan) didampingi Dirut PT Pindad Silmy Karim memperlihatkan produk senjata baru PT Pindad ketika peluncuran di Kantor Kemenhan, Jakarta Kamis (9/6/2016). (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)
 
PT Pindad (Persero) meluncurkan empat senjata baru yang merupakan hasil pengembangan dan inovasi yaitu Senapan Serbu SS3, Senapan Serbu SS2 subsonic 5,66 mm, Sub Machine Gun dan Pistol G2 Premium.

Peluncuran ke empat jenis senjata tersebut dilakukan di Kementerian Pertahanan, Jakarta Kamis, di hadapan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, Deputi Menteri BUMN Bidang Jasa Pertambangan, Industri Strategis dan Media Fajar Harry Sampurno, sejumlah perwira tinggi TNI-Polri, sejumlah Atase Pertahanan negara sahabat dan pengurus Perbakin.

Direktur Utama Pindad Silmy Karim mengatakan keempat senjata tersebut merupakan hasil pengembangan produk Pindad yang didapatkan dari usaha penelitian yan sungguh-sungguh dan tiada henti, juga implementasi dari masukan yang diberikan oleh para pengguna.

Sementara itu, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan mendukung Pindad untuk terus memiliki kemampuan dalam memproduksi senjata, munisi maupun kendaraan tempur.

"Kemampuan Pindad memproduksi peralatan senjata dengan kualitas tinggi, menggambarkan peningkatan kemandirian industri pertahanan dalam negeri," ujarnya.

Peluncuran empat jenis senjata ini tambah Ryamizard, juga merupakan bukti Pindad telah merespon positif upaya pemerintah untuk meningkatkan kemampuan sehingga bisa setara atau bahkan lebih maju dari industri senjata negara lain.

Ia membuktikan, Lomba Tembak Australian Army of Skill Arms of Meeting (AASAM) yang digelar di Puckapunyal Australia Mei 2016, kontingen TNI AD menggunakan senjata produksi Pindad meraih juara umum sekaligus mempertahankan prestasinya untuk kesembilankalinya sejak 2008.

Selain itu prestasi juga ditorehkan TNI AD saat lomba tembak ASEAN Armie Rifle Meet (AARM) maupun di ajang lomba tembak Brunei Internasional Skill at Arms Meet (BISAM).

Silmy memaparkan, jenis Senapan Serbu SS3 adalah pengembangan dari seri senapan serbu Pindad sebelumnya yaitu SS2. SS3 menggunakan munisi kaliber 7,62 mm dan didisain sebagai Designated Marksman Riffle dalam pasukan yang membutuhkan akurasi tinggi.

Sedangkan senapan SS2 subsonic didisasin khusus dengan peredam (silencer) dan munisi subsonic (di bawah kecepatan suara) 5,56 mm, sehingga cocok untuk operasi khusus yan membutuhkan kemampuan pergerakan senyap.

Sub Machine Gun PM3 didisain dengan sistem penembakan gas operated dengan munisi 9 mm. PM3 lahir dari kebutuhan untuk mendukung operasi tempur jarak dekat, pembebasan sandera atau perang kota.

Sementara itu, Pistol G2 Premium yang merupakan pengembangan frame pistol menggunakan munisi dengan kaliber 9 mm dengan jarak tempak efektif 25 meter yang ditujukan untuk para atlet petembak di kalangan militer dan sipil.

Dengan diluncurkannya keempat senjata baru tersebut diharapkan dapat memberikan kepuasan kepada pengguna dan terus membangun kepercayaan untuk terus menggunakan produk dalam negeri.
 

MLRS RM-70 Vampir untuk Koprs Marinir

rm-70 vampire

Komandan Korps Marinir Mayor Jenderal TNI (Mar) Buyung Lalana, yang diwakili Komandan Pasmar-1 Brigadir Jenderal TNI (Mar) Lukman, membuka pelatihan Multi Launch Rocket System (MLRS) Kal.122 RM-70 Vampir, di lapangan Yonroket-1 Mar Kesatrian Sutedi Senaputra Karangpilang, Surabaya, Jawa Timur (10/06/2016).

Kegiatan ini dihadiri Dankodikmar Kolonel Marinir I Made Santoso, Wadan Pasmar-1 Kolonel Marinir Siswoto, Aslog Dankormar Kolonel Marinir Suherlan, para Asisten Danpasmar-1, Danpusdik Artileri Kolonel Marinir F. Simanjorang, Dankolak/Satlak Pasmar-1 serta Tim Instruktur dari Excalibur Army.

Amanat Dankormar yang dibacakan Danpasmar-1, menyatakan kehadiran 8 unit kendaraan tempur RM-70 Vampir cal.122 yang baru di jajaran Korps Marinir, merupakan realisasi upaya pembangunan kekuatan Korps Marinir untuk memenuhi standar kekuatan pokok minimun.

MLRS RM-70 Vampir buatan Republik Ceko
MLRS RM-70 Vampir buatan Republik Ceko

Modernisasi Alutsista menjadi keharusan dan tuntutan agar lebih efektif dalam pencapaian tugas pokok dan fungsi TNI dalam menghadapi segala ancaman. Dengan kekuatan yang tangguh dan modern maka Korps Marinir akan mampu memberikan daya tangkal yang tinggi serta berkontribusi dalam upaya mendukung kebijakan pemerintah mewujudkan Indonesia sebagai “Poros Maritim Dunia”.


Dengan kedatangan Alutsista baru tersebut, Korps Marinir menyiapkan calon pengawaknya sebelum proses penggunaan, pelatihan calon awak RM-70 Vampir dilaksanakan untuk memberikan pengetahuan tentang teknis pengoperasian dan perangkat pendukungnya sesuai dengan tugas dan jabatan masing-masing. Diharapkan para peserta pelatihan dapat mengetahui karakteristik seluruh komponen material MLRS RM-70 Vampir cal.122 MM Vampire sehingga mampu merawat dan memeliharanya untuk kesiapsiagaan operasi dalam menghadapi setiap tantangan tugas.

rm-70 vampire marinir
Pelatihan MLRS RM-70 Vampir (Dispen Kormar)

Danmenart-1 Mar Letkol Marinir Ainur Rofiq sebagai Ketua pelaksana pelatihan RM-70 Vampir menyampaikan waktu pelatihan dilaksanakan dari tanggal 12 Juni 2016 sampai 30 Juli 2016, di Karangpilang Surabaya dan Karang Tekok Asembagus, dengan materi : Kelas Pimpinan Penembakan, Kelas Awak Pucuk, Kelas Peninjau Depan, Kelas Komunikasi dan Kelas Montir.

rm-70 vampir

“Selain 8 unit kendaraan tempur RM-70 Vampir, pelatihan inin juga melibatkan kendaraan tempur pendukung yang baru lainnya, yaitu Battalion Combat Vihicle 1 unit, Ammunition Vehicle 2 unit, Recovery Vehicle 1 unit dan Fuel Tank Vehicle 1 Unit.” ujar Danmenart-1 Mar Letkol Marinir Ainur Rofiq.

Sumber : Marinir.tnial.mil.id

Vietnam Akan Beli Tiga Unit Pesawat CN-295

Pesawat CN-295 produksi PT Dirgantara Indonesia (DI) disiapkan di landasan saat kunjungan Presiden Joko Widodo ke perusahaan tersebut di Bandung, Jawa Barat, Senin (12/01/2016). Presiden Joko Widodo menginginkan PT DI untuk fokus pada pembangunan pesawat angkut berkapasitas 30-60 orang yang menyesuaikan karakteristik Indonesia sebagai negara kepulauan. (ANTARA/Andika Wahyu/ip)

Pemerintah Vietnam semakin serius untuk membeli pesawat jenis CN-295 dari PT Dirgantara Indonesia. Hari Jumat (10/06) ini, Menteri Keamanan Publik Republik Sosialis Vietnam, To Lam, mengunjungi Wakil Presiden RI Jusuf Kalla di Kantor Wapres, untuk membahas kerja sama pembelian CN-295.

Deputi Wakil Presiden bidang Dukungan Kebijakan Pemerintahan, Dewi Fortuna Anwar, menjelaskan bahwa Vietnam telah menandatangani kontrak kerja sama pembelian alutsista sejak tahun 2013 lalu. Vietnam memesan tiga pesawat jenis CN-295.

“Saat ini, PT Dirgantara Indonesia tengah menyiapkan mekanisme pembiayaan lewat bank,” kata Dewi.

Pada awal Juni lalu, Jusuf Kalla telah melakukan pertemuan bilateral dengan Wakil Perdana Menteri Vietnam, Trinh Dinh Dung, di sela-sela World Economic Forum (WEF) on ASEAN 2016 di Kuala Lumpur, Malaysia. Salah satu topik pembahasan dalam pertemuan itu adalah rencana Vietnam untuk membeli CN-295. Namun ketika itu, belum dijelaskan tentang jumlah unit yang akan dibeli oleh Vietnam.

Sumber: Republika Online

Pindad Segera Produksi Dua Jenis Rudal

Uji dinamis terhadap 25 unit R-Han 122B yang dilakukan pada tanggal 27-29 Januari 2016 bertempat di Pantai Tempursari Lumajang, Jawa Timur. (PT Pindad)

Direktur Utama PT Pindad, Silmy Karim, mengatakan bahwa pihaknya akan memproduksi dua jenis rudal, yaitu rudal anti serangan udara dan rudal jarak pendek. Selama ini, kebutuhan rudal pertahanan masih bergantung pada produk impor.

“Kita ada punya rencana ke rudal anti serangan udara, kerja sama dengan Swedia, kita sedang kolaborasi kemungkinan kerja samanya, yang jelas kita akan sama mereka. Dalam 2 tahun semoga bisa (produksi),” kata Silmy, Kamis (09/06).


Sementara itu, Pindad juga akan bekerjasama dengan produsen senjata asal Perancis untuk membuat rudal jarak pendek dengan jangkauan mencapai 40 kilometer.

Silmy menjelaskan bahwa Pindad akan menggandeng PT Dahana (Persero), yang selama ini aktif memproduksi bahan peledak komersial, untuk memproduksi bahan pendorong rudal berupa propelan.

Sumber: detik.com

Sabtu, 11 Juni 2016

India Jadikan Indonesia Sebagai Target Pasar Penjualan Rudal BrahMos


Peluru kendali supercepat India, Brahmos.

India menjadikan Indonesia sebagai salah satu target pasar penjualan peluru kendali atau rudal jelajah canggih BrahMos. Perdana Menteri Narendra Modi telah memerintahkan BrahMos Aerospace sebagai produsen peluru kendali BrahMos untuk meningkatkan penjualan ke lima negara yaitu Vietnam, Indonesia, Afrika Selatan, Chile, dan Brasil.

Beberapa negara lain yang menjadi target pasar penjualan rudal BrahMos adalah Filipina, Malaysia, Thailand, dan Uni Emirat Arab.

Menurut India, negara-negara tersebut telah “menyampaikan ketertarikannya, namun memerlukan pembicaraan dan analisis lebih lanjut”.

Sebelumnya, New Delhi telah menangguhkan permintaan Hanoi terkait BrahMos pada tahun 2011 karena takut akan membuat marah Tiongkok. Tiongkok memandang rudal itu dapat menimbulkan keguncangan.

Rudal BrahMos merupakan hasil kerja sama antara India dan Rusia. Rudal itu dikenal sebagai rudal tercepat di dunia dengan kecepatan hingga tiga kali kecepatan suara. BrahMos memiliki jarak tempuh sejauh 290 kilometer dan dapat diluncurkan dari darat, laut dan dengan kapal selam. Saat ini, sebuah varian yang dapat diluncurkan dari udara sedang dalam tahap pengujian.

Kini, India sedang berkembang menjadi salah satu eksportir senjata di dunia. India berusaha mengirimkan persenjataan demi mengumpulkan rekan pertahanan dan meningkatkan pendapatan.

Sumber: Kompas.com

Wapres JK: Organisasi TNI Perlu Diubah Sesuai Kebutuhan Operasional

Wapres Jusuf Kalla (ketiga kiri), Seskab Pramono Anung (kedua kanan), Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo (kiri), Menko Polhukam Luhut Pandjaitan (ketiga kanan), Kapolri Jenderal Pol. Badrodin Haiti (kanan) dan KASAU Marsekal TNI Agus Supriatna (kedua kiri). (ANTARA/Widodo S. Jusuf)

Pemerintah berencana mengubah organisasi TNI untuk disesuaikan dengan kebutuhan operasional. Hari Jumat ini (10/06), Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung bertemu dengan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo guna membahas peraturan pemerintah tentang organisasi TNI.

“Organisasi TNI kan selalu dinamis dengan organisasi lainnya. Ini setelah hampir 10 tahun ada beberapa perubahan sesuai dengan kebutuhan operasional pada dewasa ini. Itu saja yang terjadi,” kata Jusuf Kalla di Kantornya, Jakarta, Jumat (10/06).

Jusuf Kalla menjelaskan bahwa TNI perlu penambahan staf dan tugas-tugas karena dinamika pertahanan. Menurutnya, saat ini pangkat jenderal TNI sudah banyak, namun penempatan jabatannya tidak sesuai.

“Kalau kariernya bagus ya naik pangkat tapi karena jabatan terbatas otomatis banyak yang pangkatnya tinggi tapi tidak mempunyai jabatan yang sesuai. Itu hanya soal waktu saja sebenarnya. Kalau yang di atasnya pensiun otomatis dia menduduki jabatan yang sesuai dengan pangkatnya itu,” kata Wapres.

Pada Maret 2015 lalu, Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto sempat menyampaikan bahwa Presiden Joko Widodo berencana mengubah struktur organisasi TNI. Salah satu yang akan diubah yaitu menghidupkan kembali posisi wakil panglima TNI. Pertimbangannya, selama ini tak ada fungsi komando yang menggantikan Panglima apabila sedang bertugas ke luar negeri.

Sumber: Merdeka.com

Pembelian Su-35 Indonesia, Mendekati Penyelesaian

pesawat su35 indonesia

Indonesia berencana membeli delapan pesawat tempur superioritas udara multirole Su-35 dari Rusia dan kini sedang membahas transfer teknologi dari pihak Rusia, ujar Duta Besar Indonesia untuk Rusia Mohamad Wahid Supriyadi, Rabu, 08/06/2016.

Bagian utama dari negosiasi telah selesai dan pembicaraan kini telah memasuki tahap akhir, dengan sisi pembahasan soal transfer teknologi dari Rusia ke Indonesia, ujar Supriyadi kepada RIA Novosti.


Pihak Indonesia akan membeli delapan jet tempur yang akan menjadi tahap pertama dari kerjasama di bidang tertentu yang ditetapkan, tambahnya.

Semua pernyataan militer Indonesia menyatakan pembelian ini harus dilengkapi dengan transfer teknologi sesuai dengan hukum negara, ujar duta besar menjelaskan, dan dari pihak Rusia belum ada yang menyuarakan ketidaksetujuannya, tinggal formalitas saja sebelum kesepakatan ditetapkan.

Sputniknews.com