Minggu, 24 April 2016

Submarine Command Team Trainer TNI AL

Submarine Command Team Trainer
Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur Laksamana Muda TNI Darwanto, menerima Submarine Command Team Trainer (SCTT) Tahap I dari Asisten Logistik KASAL Laksda TNI Mulyadi, di Komando Latihan Armada RI Kawasan Timur, Surabaya (22/04/2016).

SCCT merupakan salah satu bagian dari Submarine Training Center (STC) yang telah dimiliki Koarmatim dari tahun 2015 yang diresmikan Kasal Laksamana TNI Ade Supandi.


Aslog Kasal mengatakan pembangunan pusat latihan kapal selam, merupakan bagian dari rencana strategis pembangunan kekuatan TNI AL menuju terwujudnya kekuatan pokok Minimum Essensial Force (MEF). Dengan adanya STC diharapkan dapat membentuk personel kapal selam yang handal dan profesional, sejalan dengan sasaran MEF yang salah satunya adalah terwujudnya profesionalisme prajurit.

Photo : tnial.mil.id
Photo : tnial.mil.id

Dengan diserahterimakan SCTT tahap I, merupakan implementasi dari kontrak antara TNI AL dengan PT. Pustaka Strategik, sebagai representasi dari pabrik pembuat Rheinnmetall Defence Electronic GMBH, Jerman. Dengan peralatan yang telah berfungsi dengan baik melalui setting to work dan berbagai pengujian, diharapkan personel kapal selam dapat mengoperasikannya untuk menunjang latihan, sambil menunggu diselesaikannya SCTT tahap berikutnya.

Sumber : Tnial.mil.id

Fitur Helikopter Apache AH-64E Guardian TNI yang Datang Tahun Ini

Perangkat  elektronik canggih yang berada di bagian luar-depan Helikopter Apache AH-64E-Guardian, memungkinkan pilot untuk mendeteksi ancaman lebih awal (photo: US Army)

Indonesia memesan delapan helikopter serang Apache AH 64E Guardian ke pabrikan Boeing, Amerika Serikat (AS). Helikopter tersebut ditargetkan datang bertahap mulai tahun ini hingga 2018.

Pembelian dengan nilai $ 1,4 miliar ini, termasuk penjualan empat Kontrol radar Longbow APG-78, dan paket persenjataan termasuk 120 rudal udara ke darat Hellfire Lockheed martin AGM-114, ditambah paket pelatihan awak dan support.

Helikopter AH-64E Guardian memang telah ditingkatkan kemampuannya, termasuk : improved digital connectivity, Joint Tactical Information Distribution System, mesin T700-GE-701D yang lebih powerfull with upgraded face gear transmission to accommodate more power.
 
apache Baling baling komposite yang baru meningkatkan kecepatan jelajah, climb rate, dan kemampuan membawa beban. AH-64E dilengkapi new self-diagnostic abilities dan Link-16 data-links. Radar Longbow yang telah diupdate membuatnya bisa digunakan untuk naval strikes. Helikopter ini juga bisa mengusung radar AESA. Helikopter AH-64 E cocok untuk maritime operations.
Helikopter ini memiliki extended-range fuel tanks yang menyebabkan meningkatnya jarak tempuh dan endurance. AH-64E mmeiliki L-3 Communications MUM-TX datalink yang berkomunikasi melalui frekuensi C, D, L, dan Ku band, untuk transmit dan menerima data atau video dari semua UAV yang diterbangkan.
 

Yunani Tawarkan Kerjasama Pembangunan Kapal Selam

yunani

Pemerintah Indonesia bersama Yunani berkeinginan menjajaki kerjasama di bidang pertahanan, khususnya kerjasama antara Angkatan Laut kedua negara. Penjajakan kerjasama dibahas dalam pertemuan antara Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu dengan Duta Besar Yunani untuk Indonesia Georgios Dogoritis, (22/4/2016) di Kantor Kemhan, Jakarta.

Dubes Yunani mengatakan sebagai negara kepulauan yang memiliki hampir 2000 pulau dan hal yang sama dengan Indonesia, Pemerintah Yunani berkeinginan melaksanakan kerjasama di bidang maritim dan kerjasama Angkatan Laut kedua negara. Kerjasama Angkatan Laut ini merupakan modalitas untuk melakukan kerjasama pertahanan antara Indonesia dengan Yunani.

Menurut Dubes Georgios Dogoritis, keadaan alamiah Yunani sebagai negara yang kuat di potensi lautnya, terdapat satu pulau yang dijadikan tempat latihan Angkatan Laut milik Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau North Atlantic Treaty Organization (NATO). Di pulau ini, bukan hanya prajurit NATO yang berlatih, melainkan prajurit Angkatan Laut dari berbagai negara di seluruh dunia.

Selain memiliki kekuatan Angkatan Laut yang besar, Georgios Dogoritis juga mengungkapkan Yunani juga memiliki perusahaan atau galangan kapal yang salah satunya berkemampuan membangun kapal selam dan tank kapal.

Untuk membicarakan lebih lanjut sektor-sektor yang menjadi potensi kerjasama, Dubes Yunani mengundang Menhan RI berkunjung ke Yunani.


“Saya yakin Indonesia dengan Yunani memiliki beberapa kepentingan yang sama sebagai dasar untuk melaksanakan penjajakan kemungkinan kerjasama di sektor Pertahanan, baik kerjasama Angkatan Laut ataupun kerjasama lainnya seperti pertukaran perwira dan latihan bersama.” ujar Dubes Georgios Dogoritis.

Kapal Selam buatan Hellenic Shipyards Co, Yunani
Kapal Selam buatan Hellenic Shipyards Co, Yunani
Menhan Ryamizard Ryacudu mengatakan pada prinsipnya Indonesia akan menjalin persahabatan dengan negara mana pun. Berdasarkan Undang-Undang Indonesia harus ikut berpartisipasi untuk menjaga perdamaian dunia. Hingga saat ini Indonesia memiliki persahabatan dengan banyak negara di dunia.

Meski demikian di Indonesia masih terdapat beberapa ancaman yang menjadi perhatian bagi pemerintah Indonesia yaitu potensi aksi terorisme, bencana alam dan Narkoba.

Indonesia akan terus menjalin persahabatan dan mengadakan kerjasama dengan negara lain yang mengarah kepada menghilangkan potensi ancaman-ancaman tersebut. Ditambahkan Menhan, Indonesia sebagai negara maritim merasa perlu untuk mengamankan laut dari ancaman-ancaman perompakan dan pemberontakan. Menurut Ryamizard Ryacudu untuk menjaga kedaulatan Indonesia yang luas dengan laut, Angkatan Laut juga harus kuat dan besar.

Sehubungan dengan penjajakan kerjasama pertahanan dengan pemerintah Yunani, Ryamizard merespon baik. Menhan RI mengharapkan Dubes Yunani bisa juga berkunjung ke beberapa Industri pertahanan yang ada di Indonesia dan mencari potensi di beberapa sektor yang dijadikan modal untuk kerjasama pertahanan bagi kedua negara.

Sumber : Kemhan.go.id

Sukhoi 35: 4 Pesawat Bisa Hancurkan Kota Sebesar Jakarta

Sukhoi-SU-35-

Demi memperkuat pertahanan dalam negeri, TNI telah menyusun Rencana Strategis (Renstra) tahap kedua. Program ini disusun agar TNI bisa mendapatkan kekuatan pokok minimum atau dikenal dengan sebutan Minimum Essential Force (MEF).

Untuk memenuhi program tersebut, modernisasi alat utama sistem senjata (alutsista) terus digenjot, utamanya menggantikan mesin-mesin perang yang telah uzur dimakan usia, sehingga Indonesia bisa kembali disegani tak hanya di Asia Tenggara, tapi juga di dunia.

Sebagai salah satu alat pertahanan, TNI Angkatan Udara juga ambil bagian dalam program ini. TNI AU berniat mengganti jet tempur F-5 Tiger II yang sudah menjaga langit Indonesia sejak 1980-an, dan sempat dinonaktifkan sebelum akhirnya difungsikan kembali.

Niat TNI AU mengganti F-5 Tiger itu membuat pabrikan jet tempur dunia berlomba-lomba agar TNI AU melirik produk-produk mereka. Mulai dari Saab JAS 39 Gripen, Dasault Rafale, Eurofighter, F-16 Viper maupun Su-35. Setelah tarik ulur, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menyatakan tertarik untuk membeli Su-35 buatan Sukhoi, Rusia.

su-35 indonesia
Su-35

Kenapa Su-35, bukan F-16 Viper atau produk lainnya?

Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal Agus Supriatna mengungkap alasan memilih Sukhoi Su-35 dibanding F-16. Meski, kecanggihan dan keampuhan F-16 selama mengudara telah sangat teruji, dan disukai banyak negara, termasuk Indonesia.

Lewat buku otobiografinya berjudul “Dingo: Menembus Limit Angkasa”, karya Bambang Setiawan dan Budiawan Sidik Arifianto yang diterbitkan Penerbit Buku Kompas, tahun 2016, Marsekal Agus membeberkan alasan-alasan menjatuhkan pilihan terhadap pesawat Sukhoi.

Sebagai salah satu penerbang Indonesia, Marsekal Agus mengaku sudah paham betul dengan karakteristik setiap pesawat yang sudah diterbangkannya. Mulai dari pesawat latih, A-4 Skyhawk, F-5 Tiger hingga F-16. Dia juga telah merasakan ketangguhan Sukhoi sebelum menjatuhkan pilihannya.

Marsekal Agus mengungkapkan, baik F-16 Viper hingga Su-35 merupakan pesawat generasi keempat, kemampuannya tidak jauh berbeda. Salah satu perbedaan mendasar adalah dari segi kenyamanan bagi pilot yang menerbangkannya.


“Kalau yang paling nyaman untuk duduk, F-16 buatan Amerika. Kalau buatan Rusia, untuk duduk enggak enak,” ungkap Marsekal Agus.

Namun, untuk ketangguhan, Sukhoi dinilai lebih bandel dibanding kompetitor terdekat, F-16. Apalagi, jet tempur Rusia ini memang dibuat khusus untuk bertempur.

“F-16 kalau terbang di bawah 150 knot harus hati-hati, salah handle sedikit dia bisa masuk inefisien. Kalau Sukhoi kuat, hebat, tapi duduknya enggak nyaman. Rusia memang membuat pesawat ya untuk perang,” ujarnya.

Satu hal yang membuat Marsekal Agus merasa jatuh hati dengan Sukhoi adalah kemampuannya mengunci sejumlah target di darat maupun udara secara bersamaan. Bahkan, Marsekal Agus sampai memberi contoh, Jakarta bisa diluluhlantakkan dengan hanya menerbangkan empat Sukhoi untuk melepaskan 18 bom.

Ketika menjadi Pangkoopsau II, KSAU juga melihat secara langsung kemampuan Sukhoi dalam bermanuver di udara. Setelah melakukan loop-loop berbahaya, jet tempur ini bisa tetap melesat tanpa khawatir mesin mati hingga terjatuh.

“Loop-loopnya bisa begitu lho, patah-patah, hebat benar,” puji KSAU.

Su-35 juga diyakini bisa menandingi F-35 buatan AS yang masih dalam pengembangan. Pesawat F-35 yang merupakan generasi keempat buatan Lockheed Martin memiliki teknologi canggih dan tak terdeteksi radar. Kemampuan itu membuat harganya melambung tinggi.

“Tapi untuk manuver enggak lincah,” ucapnya singkat.

Selain unsur kemampuan pesawat. Aspek geopolitik juga menjadi pertimbangan sebelum menjatuhkan pilihannya. Apalagi pengalaman saat Indonesia diembargo, membuat banyak jet tempur terpaksa dikanibalisasi hingga tidak lagi mampu terbang karena minimnya suku cadang.

Sumber : Merdeka.com

Sabtu, 23 April 2016

Kendaraan Pertahanan Udara TNI AU Mulai Dikirim

uro vamtec

Pengiriman batch pertama kendaraan URO Vamtac 4×4 ST5 ke Indonesia sebagai bagian dari program pertahanan udara ForceShield Indonesia, sedang berlangsung, 20/4/2016

Seorang juru bicara dari Thales dikonfirmasi oleh Shephard di Defence Services Asia 2016 menyatakan bahwa PT URO dalam tahap awal pengiriman batch pertama dari “jumlah kendaraan yang signifikan”.

Launcer Rapid Ranger
Launcer Rapid Ranger

Thales adalah kontraktor utama untuk program kendaraan Vamtac yang akan dilengkapi dengan peluncur Rapid Ranger dan rudal pertahanan udara Starstreak. Sebuah sumber mengatakan kepada Shephard bahwa sistem ini dalam tahap integrasi dan sekitar 20 kendaraan akan dikirimkan.

Kendaraan Vamtac hanya salah satu komponen dari jaringan pertahanan udara ForceShield yang akan melengkapi lima baterai pertahanan udara Indonesia.

Unsur-unsur lain termasuk radar Ground Master 200, sistem pengendalian tembakan dan kendaraan Land Rover yang dilengkapi Lightweight Medium Launcher dan Starstreak. Integrasi ini sedang diselesaikan oleh mitra industri lokal, PT Len Indonesia.

vamtac 2


Sebuah kendaraan Vamtac 4×4 kendaraan yang cocok dengan Rapid Ranger dan Starstreak pernah ditampilkan di stand URO pada pameran DSA di Malaysia, tapi sebelum pameran dimulai rudal Starstreak telah dicabut dan logo Thales RapidRanger pada peluncur ditutupi terpal.

Sangat mungkin partner industri Thales di Malaysia, Weststar anak dari perusahaan Global Komited, tidak senang sistem yang mereka diintegrasikan ke kendaraan GK-M1, ditampilkan pada chassis lain.

Juru bicara Thales mengatakan, terserah kepada pemerintah dari produsen, untuk memilih kendaraan yang mereka inginkan dan peluncur Starstreak akan diintegrasikan ke kendaraan tersebut.

Radar Ground Master 200
Radar Ground Master 200
Sebuah sumber mengatakan kepada Shephard bahwa ‘batch kecil’ kendaraan Vamtac juga sedang dikirim ke Singapura, tapi tidak bisa mengkonfirmasi jumlahnya. Perusahaan URO adalah agen pemasaran kendaraan Vamtac ke Malaysia, Indonesia dan Singapura.

Tentara Malaysia sudah memiliki lebih dari 100 kendaraan Vamtac yang dibeli dalam kontrak yang ditandatangani pada tahun 2008-2009 yang mencakup 25 sistem pertahanan udara Igla, 60 kendaraan pembawa senjata dan 18 kendaraan yang menarik meriam ringan 105mm dan pasokan peluru artileri.

Sumber : Shephardmedia

Pemerintah Berkomitmen Tingkatkan Anggaran Pertahanan

apache-33

“Kita harap di tahun 2019 bisa mendekati Rp 250 triliun untuk anggaran pertahanan”

Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan ingin menaikkan anggaran pertahanan Indonesia, khususnya untuk pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista).

“Anggaran pertahanan kita selalu di bawah satu persen dari GDP, pernah lebih (satu persen) tapi turun lagi. Kini akan kita usahakan untuk naik,” ujar Luhut di Universitas Indonesia, Rabu, 20/4/2016.

Menurut Luhut, saat ini pengeluaran anggaran pertahanan masih terlalu banyak dihabiskan untuk belanja pegawai, sedangkan proporsi alutsista masih kurang.

Menko Polhukam menyatakan akan menyiasatinya dengan meningkatkan kerja sama pertahanan, melalui sistem transfer teknologi (ToT) dengan negara mitra pembelian alutsista sehingga kemampuan mereka bisa ditiru Indonesia.


“Anggaran pertahanan akan ditingkatkan terus. Kita naikkan dari 0,85 persen ke satu persen, hingga nanti bisa mencapai di atas satu persen. Kita harapkan di tahun 2019 bisa mendekati Rp250 triliun untuk anggaran pertahanannya,” ujar Luhut.

Luhut Pandjaitan juga berjanji menaikkan upah anggota TNI dan pertahanan agar tidak timpang dengan tingkat pendapatan nasional.

“Walaupun alutsista kita naikkan tapi untuk pegawai juga diusahakan naik. Misal anak saya pangkat mayor di Kopassus (gajinya) hanya Rp6 juta per bulan. Dia kalah dengan pegawai bank yang bisa Rp10jt per bulan,” ujar Luhut.

Menurut Luhut, sebagai negara besar, Indonesia tidak bisa membiarkan ada kesenjangan dalam pegawai pertahanan dan dia berjanji melakukan perubahan yang lebih baik di bidang pertahanan.

Sumber : Antara

TNI Berencana Bangun Pangkalan Militer di Pulau Morotai


TNI Akan Jadikan Pulau Terdepan sebagai “Kapal Induk” (1)

Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI), Jenderal Gatot Nurmantyo, melakukan kunjungan ke Pulau Morotai, Provinsi Maluku Utara, Selasa (19/04).

Kunjungan itu dilakukan sesuai instruksi Presiden Joko Widodo, yaitu dalam rangka penguatan TNI di pulau-pulau terluar yang menjadi perbatasan wilayah Indonesia. Selama ini, pulau-pulau terdepan kurang mendapat perhatian, padahal pulau itu menjadi kunci bagi Indonesia.

Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo beserta rombongan saat meninjau Runway 27 bandara Leo Wattimena Morotai, Maluku Utara, Selasa (19/04). (Wahyu Aji)
Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo beserta rombongan saat meninjau Runway 27 bandara Leo Wattimena Morotai, Maluku Utara, Selasa (19/04). (Wahyu Aji)

Panglima TNI mengatakan bahwa hasil temuannya akan dijadikan evaluasi untuk menambah kekuatan di daerah perbatasan. Tak hanya menambah jumlah dan kemampuan personel, TNI juga akan memanbah sarana dan prasarana yang ada. Sebagai langkah awal, TNI segera meningkatkan gelar kekuatan dan kemampuan di daerah-daerah tersebut.


Upaya yang dilakukan oleh TNI itu demi menjaga dari berbagai kemungkinan ancaman yang datang. Agar efektif, TNI akan menjadikan pulau-pulau yang ada sebagai kapal induk.

Dalam kunjungan itu, Jenderal Gatot juga melakukan peninjauan ke lokasi pembangunan satuan TNI di Morotai, di antaranya adalah runway 27 dan 09, tugu baling-baling, rumah sakit TNI AU, Army dock (dermaga), dan mengecek kapal Satuan Keamanan Laut (SATKAMLA).

Sumber : Tribunnews dan Pos Kota