Senin, 01 Juni 2015

OPM: Presiden Klaim Papua Aman, Kami Hajar Warga Sipil

OPM: Presiden Klaim Papua Aman, Kami Hajar Warga Sipil
Kelompok separatis Organisasi Papua Merdeka pimpinan Puron Wenda dan Enden Wanimbo yang bermarkas di Lany Jaya, Papua. (VIVA.co.id/Banjir Ambarita)

Kelompok Bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM) mengaku bertanggungjawab atas tewasnya satu warga sipil di Distrik Mulia, Puncak Jaya, dan melukai lima lainnya, pada Selasa malam 26 Mei 2015.

Bahkan, aksi brutal itu juga dipastikan sebagai bagian dari perang terbuka OPM dengan Pemerintah Indonesia.
"Karena Presiden klaim Papua aman, jadi kami hajar sipil. Itu bagian dari perang terbuka yang sudah kami nyatakan," ujar pimpinan OPM Lany Jaya Puron Wenda dalam sambungan telepon kepada VIVA.co.id, Senin 1 Juni 2015.

Menurut Puron, kelompoknya memang sudah bersungguh-sungguh untuk berperang dengan pemerintah Indonesia. Salah satu upaya yang sudah dilakukannya saat ini adalah dengan mengkonsolidasikan seluruh kelompok OPM untuk bersatu.

"Saya sudah persatukan OPM, baik itu pimpinan Leka Telenggen di Yambi, Militer Murib di Ilaga dan Goliat Tabuni di Tingginambut, untuk bersama-sama lawan Indonesia," katanya.

Meski enggan menyebut waktu, Puron memastikan jika pertemuan konsolidasi itu sudah dilakukan beberapa waktu lalu.
"Kami adakan pertemuan beberapa waktu lalu di Ilaga Puncak. Saya (juga) sudah janji dengan Dandim Wamena akan baku tembak," kata Puron. 
 

Kisah Jenderal M Jusuf, Panglima TNI yang Bikin Soeharto Cemburu

Jenderal M Jusuf. istimewa
Jenderal M Jusuf. istimewa

Jenderal Moeldoko akan memasuki masa pensiun pada Bulan Juli mendatang. Pihak Istana pun tengah menggodok siapa jenderal berbintang empat yang bakal menjadi orang nomor satu di tubuh TNI.
Ada kisah menarik saat Presiden Soeharto memilih Jenderal M Jusuf sebagai Panglima TNI (saat itu masih bernama Angkatan Bersenjata Republik Indonesia atau ABRI). Dia dilantik tahun 1978 sebagai Menhankam/Pangab.
M Jusuf sudah hampir 14 tahun tidak berkarir di ABRI. Sejak tahun 1965, dia sudah menjadi menteri perindustrian. Karena itu agak aneh, bagaimana dia bisa ditunjuk. Namun saat itu Soeharto punya kuasa. Maka jadilah M Jusuf Panglima ABRI.
M Jusuf dikenal sebagai salah satu pendukung Soeharto. Dia adalah satu dari tiga jenderal yang menemui Presiden Soekarno untuk meminta Surat Perintah 11 Maret atau Supersemar. Mereka adalah Basuki Rachmat, Amir Machmud dan M Jusuf.
Saat menjadi Panglima ABRI, M Jusuf sangat dekat dengan prajurit. Dia berkeliling Indonesia untuk menemui para prajurit di barak-barak. Dengan hangat dia menyapa keluarga prajurit.
Dia membangun asrama, memperbaiki fasilitas yang rusak, memberikan bantuan dan dengan sikap kebapakan mendengarkan curhat para prajurit.
M Jusuf menghabiskan waktu di antara para prajuritnya. Nyaris tidak pernah duduk di meja kerja. Karena itu dia menjadi sangat populer. Tak hanya di kalangan prajurit, namun juga di mata rakyat. Saat itu TVRI yang menjadi satu-satunya stasiun TV selalu menayangkan kunjungan kerja Jenderal Jusuf.
Perlahan, Soeharto mulai khawatir dengan kepopuleran Jenderal Jusuf. Di kamus Orde Baru tak boleh ada matahari kembar. Apalagi rakyat lebih antusias melihat Jusuf daripada Soeharto. Bisik-bisik mulai terdengar M Jusuf cocok jadi wakil presiden, atau jadi presiden menggantikan Soeharto. Penguasa Orba ini pun mulai cemburu.
“Setiap malam berita Jusuf mengunjungi prajurit di seluruh Indonesia dan berbicara spontan kepada mereka dengan aksen bugisnya yang kental-suatu tontonan yang jelas lebih menarik dibanding penampilan Soeharto yang monoton- tentu saja Bapak Presiden merasa terganggu,” tulis wartawan senior Salim Said dalam memoarnya Dari Gestapu ke Reformasi terbitan Mizan.
Hubungan Soeharto dan Jusuf juga akhirnya dingin. M Jusuf pernah menggebrak meja di depan Soeharto dan para pejabat negara saat ditanya apakah dia memiliki ambisi pribadi seiring kepopulerannya. Sejak saat itu Panglima ABRI selalu mengutus wakilnya jika ada rapat di Binagraha yang dihadiri Soeharto.
M Jusuf tak pernah jadi Wapres, apalagi presiden. Dia digeser Soeharto menjadi Kepala Badan Pemeriksa Keuangan. Setelah itu sang jenderal memilih pulang kampung ke Makassar dan mengurusi masalah agama. Dia meninggal 8 September 2004. (Merdeka)

Co Secwest Unamid: Indobatt Very Awesome

Co Secwest Unamid: Indobatt Very Awesome
"Indobatt performance very awesome" kata itu berkali kali diutarakan oleh Komandan Sektor Barat UNAMID Brigadir Jenderal Blaise Nikiema saat menyaksikan berbagai  demonstrasi yang ditampilkan oleh para prajurit TNI yang tergabung dalam Satgas Indobatt Konga XXXV-A/UNAMID, saat peringatan  International Day Un Peacekeepers di Garuda camp, Supercamp UNAMID, Sektor Barat Darfur Afrika, Kamis (28/05).
Diawali dengan penampilan Tari Saman, tarian asal Aceh  dimana gerakannya menuntut kerja sama serta kekompakan dari 20 prajurit Indobatt, yang dipimpin oleh Kapten Inf Reza Sahputra, membuka rangkaian demonstrasi yang dipertunjukan Satgas Konga XXXV-A/UNAMID.
 Tidak lama berselang, terdengar derap langkah 1 pleton prajurit Indobatt dengan Komandan peleton Kapten Marinir Yusman Efendi, yang mempertontonkan kemahiran memainkan senjata laras panjang, dengan kibasan putaran pedang dari komandan peleton, menjadikan sebuah gerakan atraksi yang kompak, berhasil memancing tepuk tangan para tamu undangan yang hadir di lapangan Hasanudin Garuda cam markas dari Pasukan Garuda di Darfur.
"Dia memutar-mutar senjata, bagaimana mungkin bisa melakukan hal itu, ini pertunjukan yang luar biasa" kata Letkol Imran, Komandan Kontingen Bangladesh yang ikut hadir dan menyaksikan demonstrasi dari para prajurit Indobatt dalam acara tersebut.
 Tidak terhenti disitu, suara tepuk tangan penonton semakin meriah ketika 50 prajurit menunjukan kemampuan beladiri Yong Moo Do dengan diwarnai pertarungan gaya bebas, penuh dengan bantingan, kuncian, dan berbagai gerakan atraktive lain dibawah pimpinan Letda Inf Jimson Siahaan.
Pada bagian terakhir demonstrasi, sekejap para tamu undangan terdiam saat tim Merpati Putih dibawah pimpinan Lettu Inf Rusdianto mempertunjukan demo yang mendebarkan, yaitu mencoba mematahkan tongkat besi dengan tangan kosong. Suasana menjadi tegang seolah tidak percaya dengan apa yang akan terjadi saat seorang prajurit bermeditasi mencoba menyalurkan tenaga dalamnya. Dan saat besi tersebut berhasil patah, tepuk tangan para hadirin bergemuruh menutup rangkaian demonstrasi yang di tunjukan oleh para prajurit Indobatt.

TNI. 

Frigate PKR SIGMA 10514 TNI AL

 
SIGMA 10514 Guided Missile Frigate (photo DSNS)
SIGMA 10514 Guided Missile Frigate (photo DSNS)

Frigate SIGMA 10514 rencananya akan bergabung dengan TNI AL pada tahun 2016, setelah Kementerian Pertahanan Indonesia menandatangani kontrak pembuatan dan pengirimannya dengan Galangan Kapal Belanda Damen Schelde Naval Shipbuilding pada Juni 2012.
Frigate Giided Missile ini menjadi bagian dari modernisasi Angkatan Laut Indonesia. Adapun tugas utama dari frigate ini adalah untuk perang laut yang juga bisa digunakan untuk misi patroli maritim ataupun bantuan kemanusiaan.
Frigate ini dibangun setelah suksesnya pembelian 4 korvet Sigma oleh Indonesia dari perusahaan yang sama. Namun sebagai perkembangannya, modul modul dari frigate Sigma nantinya, akan dibangun, baik di Eropa maupun di PT PAL, Surabaya, Indonesia. Perakitan dan ujicoba dari frigate Sigma PKR 10514 akan dilakukan di Surabaya.

Design
Construction: Modular
Hull material: Steel grade A / AH36
Standards: Naval / Commercial, naval intact / damaged stability, noise reduced, moderate shock

Missions
» Patrol in the EEZ
» Deterrence
» Search and Rescue
» ASW, AAW, ASUW, EW

Weapons
Guns:
» 1x Oto Melara 76/62 Compact 76mm Main Gun k
» 1x Rheinmetall Millenium 35mm CIWS
Missiles:
» 8x MBDA MM40 Blk III antiship missiles
» 12x MBDA MICA VL surface to air missiles (in VLS)
Torpedoes:
» 2x Triple torpedo launchers

Deck Equipment
» Helicopter deck: max. 10 tons helicopter, with lashing points
» Heli operations: day/night with refuelling system
» Helicopter hangar
» RAS on helicopter deck PS&SB, astern fuelling
» Boats: 2 x RHIB

Sensors, Electronics, Decoys
Thales Smart-S Mk2 3D-Surveillance & target indication radar & IFF
Radar / electro optical fire control
Hull Mounted Sonar
Thales TACTICOS Combat management system
ESM & ECM
Integrated internal & external communication system
Integrated bridge console
2 x Navigation radar
ECDIS
GMDSS-A3
Reference gyro
2 x Decoys / chaff launchers

Engines/Propulsion/Power
Propulsion type: CODOE
Diesel engines: 2 x 10000 kW MCR Propulsion type
Electric motors: 2 x 1300 kW
Gearbox: 2 x double input input/single output
Propellers: 2 x CPP diameter 3.55 m

Specification:
Multi Mission Patrol Frigate
Crew : Fully air-conditioned accommodation for 120 persons
Operators : Indonesian navy
Performance : Speeds: max 28 kts
Range: 5000 nm @ 14 kts
Endurance: 20 days at sea
Designer / Builder : Damen Schelde Naval Shipbuilding / PT Pal
Displacement : 2,365 tonnes

Navyrecognition.com

Prajurit TNI Gelar Demonstrasi Peringatan Peacekeepers Day di Darfur

Prajurit TNI Gelar Demonstrasi Peringatan Peacekeepers Day di Darfur
Prajurit TNI yang tergabung dalam Satgas Batalyon Komposit TNI Kontingen Garuda (Konga) XXXV-A/Unamid (United Nations Mission In Darfur) atau Indonesian Battalion (Indobatt), menggelar demonstrasi pada upacara peringatan United Nation Peacekeepers Day yang dilaksanakan di Lapangan Hasanudin, Garuda Camp, Markas Indobatt, Sektor Barat, Darfur-Afrika, Jumat (29/5/2015).
Pada tahun ini, Satgas Indobatt di percaya menjadi penyelenggara peringatan Peacekeepers Day/ Hari Pasukan Perdamaian, dan diikuti oleh seluruh TCC (Troops Contributing Contingent) yang tergabung pada misi United Nations Mission In Darfur di wilayah Sektor Barat Darfur, diantaranya Kontingen Senegal, Pakistan, Bangladesh, Burkina Faso, dan Nigeria. Turut hadir dalam upacara tersebut, Pejabat Unamid, Pejabat Negara Sudan, Komandan Sektor Barat Unamid Brigjen Blaise Nikiema, para Komandan Kontingen yang tergabung dalam Unamid, Tokoh Agama dan Masyarakat setempat, serta tamu undangan.
Sekjen PBB Ban Ki Moon dalam amanat tertulisnya yang dibacakan oleh Perwakilan Head of Office Sektor Barat Unamid, Mr. Abdul So, mengatakan antara lain bahwa United Nation telah menjalankan 71 Operasi Misi Perdamaian, dan lebih dari satu juta orang telah mendapatkan pertolongan. "We should all be proud of these accomplishments", tegas Sekjen PBB.
Selain melibatkan dua Pleton Pasukan sebagai peserta upacara, Satgas Batalyon Komposit TNI Konga XXXV-A/Unamid juga menampilkan berbagai demonstrasi yang melibatkan kurang lebih 150 Prajurit TNI, yaitu Tari Saman, Kolone Senapan, Beladiri Yong Moo Do dan Merpati Putih.
Diawali dengan penampilan Tari Saman asal Aceh  dimana gerakannya menuntut kerjasama serta kekompakan dari 20 Prajurit TNI, yang dipimpin oleh Kapten Inf Reza Sahputra, membuka rangkaian demonstrasi yang dipertunjukan Satgas Indobatt Konga XXXV-A/Unamid. Selanjutnya, terdengar derap langkah 1 Pleton Prajurit Indobatt dengan Komandan Peleton Kapten Marinir Yusman Efendi, yang mempertontonkan kemahiran memainkan senjata laras panjang, dengan kibasan putaran pedang dari Komandan Peleton, menjadikan sebuah gerakan atraksi yang kompak. Kedua demonstrasi tersebut, sangat memukau dan mendapat tepuk tangan yang meriah dari para penonton yang hadir.
Tidak terhenti disitu, suara tepuk tangan penonton semakin meriah ketika 50 Prajurit TNI menunjukan kemampuan beladiri Yong Moo Do dengan diwarnai pertarungan gaya bebas, penuh dengan bantingan, kuncian, dan berbagai gerakan atraktif lain dibawah pimpinan Letda Inf Jimson Siahaan.
Pada bagian terakhir demonstrasi, sekejap para tamu undangan terdiam saat tim Merpati Putih dibawah pimpinan Lettu Inf Rusdianto mempertunjukkan demo yang mendebarkan, yaitu mencoba mematahkan tongkat besi dengan tangan kosong.  Suasana menjadi tegang, seolah tidak percaya dengan apa yang akan terjadi saat seorang prajurit bermeditasi mencoba menyalurkan tenaga dalamnya. Dan saat besi tersebut berhasil patah, tepuk tangan para hadirin bergemuruh menutup rangkaian demonstrasi yang di tunjukan oleh para Prajurit TNI Satgas Indobatt.
Dalam kesempatan tersebut, usai menyaksikan berbagai demonstrasi yang ditampilkan oleh para Prajurit TNI Satgas Indobatt, Komandan Sektor Barat Unamid Brigjen Blaise Nikiema berkali-kali mengutarakan, "Indobatt performance very awesome". Lain halnya dengan Komandan Kontingen Bangladesh Letkol Imran, "Dia (Prajurit TNI) memutar-mutar senjata, bagaimana mungkin bisa melakukan hal itu, ini pertunjukan yang luar biasa" katanya.
Sementara itu, Komandan Indobatt Letkol Inf M. Herry Subagyo mengatakan bahwa Satgas Batalyon Komposit TNI Konga XXXV-A/Unamid merupakan Troops Contributing Contingent pertama TNI yang melaksanakan misi Pasukan Perdamaian di Unamid Darfur. "Pada misi pertamanya, Pasukan Indonesia  telah mendapat kepercayaan menjadi penyelenggara peringatan United Nation Peacekeepers Day di Sektor Barat Unamid", ujarnya.
"Kita telah diberi kepercayaan yang luar biasa oleh Unamid sebagai penyelenggara kegiatan ini, itu berarti keberadaan kita sangat diperhitungkan disini. Kita harus menjawab kepercayaan ini, dengan memberikan kontribusi sebaik mungkin", tegas Komandan Satgas Indobatt.
Komandan Satgas Indobatt juga mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada para Prajurit TNI yang sangat antusias dan semangat dalam memeriahkan peringatan Peacekeepers Day dengan menggelar berbagai demonstrasi. "Melalui kegiatan ini diharapkan bangsa-bangsa lain yang tergabung dalam misi Unamid di Darfur-Sudan dapat mengenal kebudayaan Indonesia lebih dekat, sehingga harapannya kebudayaan Indonesia yang begitu banyak, lebih dikenal luas dikalangan dunia Internasional" tutup Letkol Inf M. Herry Subagyo.

TNI. 

FN HMP250: Senjata Pamungkas Heli Serbu NBO-105 Penerbad

FN HMP250
FN HMP250

Sebelum datangnya helikopter Mi-35P di tahun 2003, praktis TNI dan khususnya TNI AD belum pernah memiliki heli serbu yang dedicated. Peran heli serbu, sebelum hadirnya Mi-35P dipasrahkan pada sosok helikopter ringan atau helikopter sedang yang dipersenjatai. Dimana aslinya adalah heli angkut sipil yang kemudian dimunculkan kembali dalam versi militer. Diantara tipe-tipe yang populer seperti Bell 205 A-1, NBell-412, dan NBO-105 yang telah memperkuat kavaleri udara TNI AD selama tiga dekade belakangan.
Melihat potensi tantangan yang dihadapi berskala ringan dan sedang, terutama dalam operasi penumpasan GPK (gerakan pengacu keamanan) di Dalam Negeri, membuat adopsi persenjataan di lini heli serbu terbilang ‘sederhana,’ semisal sebelum hadirnya Mi-35P, heli serbu Penerbad belum mengenal keberadaan rudal anti tank. Penerbad baru mengadopsi rudal lewat jenis AT-9 Spiral-2 dalam paket pengadaan heli Mi-35P. Berkat adopsi rudal, otomatis daya deteren satuan heli serbu Penerbad memang meningkat, dan membawa pesan penting di kawasan.
Sejenak mari kita beralih ke era sebelum hadirnya Mi-35P, bagaimana ramuan sista di heli serbu Penerbad kala itu? Maka jawabannya akan mengacu pada kombinasi maut antara kegarangan SMS (senapan mesin sedang) dan roket. SMS khususnya jenis FN MAG GPMG (general purpose machine gun) kaliber 7,62mm yang diadopsi sebagai door gun. Sudah bukan rahasia lagi bila FN MAG GPMG menjadi kelengkapan door gun di heli Bell 205-A1 dan NBell-412. Kemudian untuk membabat target yang lebih masif, dipercayakan pada roket FFAR 2,75 inchi. Dalam gelar operasi, meski Bell 205-A1 dan NBell-412 punya kemampuan serbu, tapi peran kedua heli ini lebih ditekankan pada wahan transport untuk deploy pasukan secara cepat.
FN M3P, platform sista FN HMP250
FN M3P, platform sista FN HMP250
050_pod1g1139p0081425
Sementara untuk peran heli serbu, Penerbad lebih ‘mempercayakan’ pada jenis heli serba guna NBO-105 yang memperkuat skadron 21 yang bermarkas di Pondok Cabe. Dengan bobot yang ringan, menjadikan NBO-105 terbilang paling lihai dalam bermanuver. Kombinasi senjata yang dibawa pun lebih lengkap ketimbang Bell 205 A-1 dan NBell-412, sebut saja ada empat senapan mesin FN Herstal MO.32 kaliber 7,62mm yang ditempatkan dalam dua TMP (Twin Machine Gun Pods) atau dua senapan mesin berat kaliber 12,7mm NATO dalam dua FN HMP (Heavy Machine Gun Pods). Konfigurasi lain dari sista di NBO-105 adalah roket FFAR (Folding Fins Air Rockets) jenis T.905 kaliber 2,75 inc NATO dalam dua MLRS (Multi-Launch Rocket System).

FN HMP250
Setelah di artikel sebelumnya diulas mengenai FFAR, kini coba kita sedikit dalami sista andalan Penerbad di BO-105, yakni FN HMP (Heavy Machine Gun Pods). Pabrik FN Herstal-Belgia mengunggulkan HMP. 50 dengan kaliber 50. (12,7mm) Browning, yang intinya adalah senapan mesin M3P. Senjata ini dapat dipasang di bawah konstruksi sayap pesawat udara atau dibawah kerangka badan pesawat, atau dapat pula dipasang pada sisi samping helikopter dengan tempat kedudukan senjata model ‘belly.’
BO-105 Penerbad dengan etalase FN HMP dalam pameran ABRI tahun 1995
BO-105 Penerbad dengan etalase FN HMP dalam pameran ABRI tahun 1995
th_72139_PENERBAD04_122_444lo
BO-105 AL Mexico, dibekali FN RMP, yakni FN HMP yang diintegrasikan dengan 3 roket FFAR pada pod-nya
BO-105 AL Mexico, dibekali FN RMP, yakni FN HMP yang diintegrasikan dengan 3 roket FFAR pada pod-nya
Beginilah aksi FN HMP saat sedang mengumbar proyektil, sayang NBO-105 tidak dilengkapi sista ini
Beginilah aksi FN HMP saat sedang mengumbar proyektil, sayang NBO-105 tidak dilengkapi sista ini

Senjata ini memiliki ketepatan tembak pada jarak 1.500 meter dan masih mampu melakukan penembakan efektif untuk sasaran sejauh 3.000 meter. Senjata ini dapat dibuat dalam dua versi, pertama versi HMP (Heavy Machine Gun) pod dengan laras tunggal, kemudian ada versi TMP (Twin Mag Pod) dengan dua laras. Masukan amunisi dapat dilakukan dari sisi kiri atau pun kanan senjata. Dalam unit kemasan (pod) senjata dapat menampung sebanyak 250 amunisi.
Desain senjata ini sejatinya memang untuk melibas target di permukaan. Karena peran itu, sista ini cocoknya dipasang pada platform pesawat tempur sub sonic, alias pesawat yang mengudara dengan kecepatan rendah. Pihak FN menyebutkan, maksimum kecepatan pesawat untuk melepaskan tembakan adalah 0,75 Mach. Alhasil FN HMP memang ideal untuk tugas-tugas anti gerilya, baik dipasang pada pesawat sekelas Super Tucano atau helikopter. Jenis-jenis amunisi yang dapat ditembakkan dengan senjata ini antara lain tipe ball M33 tracer M17, armour piercing AP M8, API M8,  dan APIT M20. (Gilang Perdana)

Spesifikasi FN HMP250:
  • Kaliber : 12,7×99 mm
  • Panjang keseluruhan : 1,810 meter
  • Diameter : 420 mm
  • Berat total sistem senjata (termasuk 250 butir peluru) : 116 kg
  • Kecepatan pesawat maksimum untuk melakukan tembakan akurat : 0,75 mach
  • Voltase yang dibutuhkan : 26+4V DC
  • Kebutuhan tenaga untuk pengokangan kembali : 4 ampere
  • Kebutuhan tenaga untuk penembakan : 5,5 ampere
Indomil.

KRI Kupang 582: 31 Tahun Mengabdi, Berakhir Jadi Sasaran Tembak Exocet MM40 Block II

kri_kupang
Mengambil lokasi di perairan antara Pulau Raas, Sumenep dan Bawean, Gresik, pada hari Kamis lalu (28/5/2015), KRI Bung Tomo 357 (korvet Bung Tomo Class) dari Komando Armada Timur (Koarmatim) TNI AL, untuk pertama kalinya menjajal kesaktian rudal anti kapal Exocet MM40 Block II. Dan yang menjadi ‘kehormatan’ sebagai sasaran tembak adalah KRI Kupang 582, jenis kapal LCU (Landing Craft Utility) yang sebelumnya juga menjadi aset kekuatan Koarmatim.
Publikasi seputar keunggulan sistem senjata korvet Bung Tomo Class bisa dibilang cukup masif, maklum Bung Tomo Class yang terdiri dari KRI Bung Tomo 357, KRI John Lie 358, dan KRI Usman Harun 359, adalah kapal perang eksorta terbaru yang memperkuat armada tempur TNI AL. Tapi bagi kami, ada sisi lain yang menarik dari uji penembakan rudal Exocet MM40 tersebut, yakni profil sang kapal sasaran tembak. Dengan bobot tonase 370 ton, dimensi panjang 36,7 meter dan lebar 9,7 meter, KRI Kupang 582 adalah LCU yang berukuran sedang. Yang jadi menarik adalah KRI Kupang 582 adalah buatan galangan nasional PT PAL. Merujuk ke sejarahnya, KRI Kupang 582 selesai dirampungkan PT PAL pada tahun 1978, dan resmi masuk jajaran TNI AL pada 7 Desember 1984.
Upcara pelepasan KRI Kupang 582.
Upcara pelepasan KRI Kupang 582.

Sebelum nasibnya dijadikan sasaran tembak Exocet dari KRI Bung Tomo 357, KRI Kupang 582 resmi berhenti dari dinas aktif TNI AL pada 20 Juli 2015. Pelepasan KRI Kupang 582 dari dinas ditandai dengan pelepasan ular-ular perang, lencana perang serta penurunan Bendera Merah Putih dengan upacara militer yang dilaksanakan di Dermaga Koarmatim Ujung, Surabaya. Dalam operasionalnya, KRI Kupang 582 menjadi etalase kekuatan Satuan Kapal Amfibi (Satfib) Armatim.
Menurut siaran pers dari Dispenal, KRI Kupang-582 dengan 26 awak ini diberhentikan dari dinas aktif TNI AL berdasarkan pertimbangan strategis, teknis dan ekonomis, sudah tidak layak lagi untuk berperan lebih lama. Secara strategis kondisi KRI Kupang-582 tidak mampu lagi untuk menjawab tantangan yang berkembang saat ini, sedangkan secara teknis dan ekonomis, kondisi alutsista yang semakin tua maka biaya pemeliharaan dan perbaikan akan menjadi semakin berat dan sangat tidak sebanding dengan hasil operasi yang diharapkan, sehingga efisiensi pengoperasiannya dirasakan tidak memadai lagi.
Pada masa jayanya, KRI Kupang 582 banyak berperan dalam mendukung pergeseran pasukan, dan angkutan logistik antar Pulau. Sejak masuk kedinasan TNI AL, KRI Kupang 582 telah melaksanakan berbagai tugas operasi, diantaranya pada tahun 1992 telah mendukung Indusa Salvex-II dan Minex & Eodex, Gladi Parsial Armada Jaya-XV, Gladi Parsial Latgab ABRI, Mendukung Renang Laut Satkopaska, Bencana alam di NTT dan perkuatan Kodam IX/Udayana, pada tahun 1993 melaksanakan melaksanakan Latihan TIM Latih Pasrat Kima dan Latihan Salvex PSP-VII, tahun 1994 melaksanakan Indusa Eodex, Operasi Timor-Timur BKO DAM-IX/UDayana dan Kodal Kolinlamil tahun 1995, Latihan Pratugas Satuan Unit Ferry Ki Zeni Operasi Pemulihan Perdaiman PBB tahun 2002 serta Operasi Pantura tahun 2002 sampai 2009.
Dalam konteks saat ini, LCU telah diadaptasi TNI AL sebagai bagian integral dari kapal jenis LPD (Landing Plarform Dock). Seperti empat unit LPD TNI AL, yakni KRI Makassar 590, KRI Surabaya 591, KRI Banjarmasin 592, dan KRI Banda Aceh 593, masing-masing dapat membawa dua unit LCU. Meski LCU pada LPD TNI AL punya ukuran dan bobot lebih kecil, yakni bobot maksimum 62 ton dan panjang 24 meter.
Dari karakteristik, KRI Kupang 582 lebih kecil dari LCT (Landing Craft Tank) milik Dinas Pembekalan Angkutan Angkatan Darat (Ditbekangad) TNI AD, yakni KM ADRI XL VIII dan KM ADRI XLIX. LCT yang diproduksi galangan PT Dok Kodja Bahari ini punya panjang 68 meter dan lebar 13,5 meter.

Sempat Karam
Pada hari Sabtu malam (7/2/2009), KRI Kupang 582 dengan komandan Kapten Laut (P) Suyadi mengalami bocor pada pintu rampa (ramp door) setelah dihantam ombak besar dan arus deras di alur perairan barat Surabaya. Kapal saat itu dalam misi akan melaksanakan tugas menjemput Choirul Huda, seorang nelayan yang mengalami musibah tenggelam dan diselamatkan sebuah kapal Australia. Ketika itu Pemda Kabupaten Gresik meminta bantuan kapal perang Koarmatim menjemput Choirul sehubungan tidak adanya kapal yang berani berlayar karena cuaca buruk dan gelombang laut yang tidak bersahabat.
KRI-KUPANG
Meskipun 23 ABK KRI Kupang-582 berhasil diselamatkan, namun kapal kandas di kedalaman 4 meter di sekitar Boui 5 jalur APBS (Alur Pelayaran Barat Surabaya). Untuk upaya menyelamatkan kapal, pada saat itu juga Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksamana Muda TNI Lili Supramono memerintahkan Kepala Dislambair Koarmatim Kolonel Laut (S) Darmansyah Nasution untuk mengadakan penyelamatan kapal agar dapat ditarik ke Markas Koarmatim.
Proses pengangkatan yang memakan watu 45 hari itu semuanya dilakukan secara manual. Dengan menerjunkan 30 personel penyelam. Dislambair mulai melaksanakan tugasnya dengan menjadikan beberapa tangki KRI Kupang 582 sebagai ruangan kedap berisi udara berkemampuan angkat 360 ton, selain itu juga menempatkan sejumlah drum hampa udara ke badan kapal. Setelah haluan kapal berhasil menyembul ke permukaan, selanjutnya 5 buah balon udara yang memeliki tekanan 50 ton Psi membantu menuntaskan pengangkatn kapal perang berbobot 378 ton tersebut. (Gilang Perdana)