Jumat, 20 Juni 2014

Master –T: Radar Hanud Tercanggih Perisai Ruang Udara Indonesia

radar11
Meski armada jet tempur TNI AU kian bertaring, tapi bukan berarti momen hadirnya black flight bisa dihilangkan begitu saja. Penerbangan gelap tanpa identitas bisa bisa muncul kapan saja dan di masa saja. Black flight pun tak melulu terkait misi intai dan spionase, bisa juga terkait kasus penerbangan sipil tak beridentitas jelas yang secara sengaja atau tidak melintasi wilayah udara Indonesia.
Salah satu yang menarik dicermati pada kasus raib-nya Boeing 777-200ER Malaysia Airlines, semenjak pesawat itu berbalik arah dan mematikan transponder, maka jadilah ia sebuah black flight, yang pada rute pelariannya diduga keras berusaha menghindari pantauan radar militer Indonesia yang tergabung dalam Komando Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas). Nah, bicara seputar radar menjadi bahasan yang menarik, di artikel sebelumnya kami pernah mengulas radar-radar yang digunakan TNI. Dalam lingkup radar Kohanudnas pernah diulas Nysa P-30 B/C dan Thomson TRS-2215/2230. Dan, kini rasanya lebih menarik lagi jika yang diulas adalah radar Kohanudnas paling baru, dan tentunya punya fitur paling canggih.
Bicara radar Kohanudnas paling baru maka merujuk pada jenis Master-T buatan Thales Raytheon System Perancis. Dirunut dari berbagai informasi, radar ini mulai digunakan Satuan Radar (Satrad) TNI AU/Kohanudnas antara tahun 2005 – 2007, dan hingga kini beberapa Master-T akan didatangkan guna melengkapi kebutuhan radar khusus militer.
Lalu, seperti apa kemampuan radar Master-T ini? Radar ini menganut sistem tiga dimensi (ketinggian, jarak dan azimuth) dengan desain yang lebih kompak (solid state) dan beroperasi pada bandwidth 400 Mhz. Sebelumnya, radar ini berfungsi sebagai Early Warning (EW). Dikutip dari situs Kohanudnas.mil.id, disebutkan berdasar surat Pangkosekhanudnas I Nomor B/338-10/01/01/ Kosekhanudnas I, 30 September 2008 tentang Perubahan Fungsi Radar dari EW menjadi Radar Ground Control Interception (GCI). Dari segi jangkauan, radar dapat memindai area sejauh 444 km, sementara jangkauan minimum 8 km dengan coverage 360 derajat. Sedangkan untuk ketinggian deteksi bisa mencapai 100.000 kaki (30,48 km).
master-t
Master-T_02
tes
Dengan elevation coverage hingga 20 derajat, radar dapat mendeteksi keberadaan pesawat berukuran kecil dari jarak 390 km. Khusus untuk deteksi obyek berupa pesawat tempur yang punya kecepatan dan manuver tinggu, akurasi deteksi pada kisaran 30 meter hingga 200 meter pada ketinggian 2.000 kaki (0,6 km ) dengan jarak pantau efektif 100 nautical mile (185,2 km). Dalam skenario, setelah suatu obyek mencurigakan terdeteksi, selanjutnya informasi dan data secara real time dikirim ke Pusat Operasi Sektor Pertahanan Udara Nasional dengan menggunakan sistem komunikasi satelit berupa stasiun bumi mini. Adapun peralatan yang digunakan dalam pengiriman data secara real time adalah CRC Thales yang dilengkapi dengan SBM V-Sat Plus II. Barulah, setelah ancaman dianalisis, maka dapat dilakukan tindakan lanjutan, seperti misi penyergapan (intercept) dengan jet tempur sampai mengaktifkan elemen Artileri Pertahanan Udara (Arhanud) guna melindungi obyek vital.
Master-T masuk dalam golongan radar 3D modern yang punya kemampuan PSR (Primary Surveillance Radar) dengan mengadopsi teknologi Full Solid State (sudah tidak menggunakan Waveguide sebagai sarana mentransfer/memancarkan signal tegangan tinggi) dan beroperasi pada frekuensi S-Band. Sementara untuk SSR (Secondary surveillance Radar) didukung kemampuan aktif IFF (Identification Friend or Foe) untuk mendeteksi kawan atau lawan. Secara umum, radar Master-T mempunya komponen utama :

Aerial Antena.
Dengan teknologi yang serba compact, aerial antenna menggabungkan transmitter/receiver cabin, RP Cabin dan antenna menjadi satu unit. Dengan penggabungan 3 unit cabin menjadi satu unit, maka akan lebih memudahkan dalam pelaksanaan Radar move.
Radar Thomson TRS TNI AU, masih menggunakan wageguide.
Radar Thomson TRS TNI AU, masih menggunakan wageguide.

Pallet.
Unit cabin ini adalah otak dari keseluruhan kerja Radar. Didalamnya terdapat RSG/RSR (radar signal generator/radar signal receiver)cabinet, SP/DP (signal processing/data processing) cabinet, PDC (power distribution cabinet), CPLU (Cooling Liquid Production Unit) dan ACU (Air Condition Unit). Pada Radar Palet juga terdapat system BITE (Built In Test Equipedment) yang memberikan informasi apabila terjadi gangguan pada system. Radar Master T didesain dengan sistem BITE yang memudahkan personel teknik untuk dapat melaksanakan pemeliharaan dengan mudah dan tepat guna.
download (1)
Instalasi permanen radar Master-T
download (2)
download
7
Keunggulan lain dari Master-T yakni pada sisi desain yang kompak dan relatif mudah dalam mobilitas. Wujudnya seluruh komponen Master-T dapat dipindahkan cukup dengan satu unit pesawat angkut berat C-130H Hercules. Jika dipindakan lewat jalan darat, komponen Master-T dapat diangkut dengan dua truk berkapasitas 10 ton. Begitu pun, radar ini mudah dipindahkan lewat jalur kereta api dan kapal laut.
Dalam hal kecepatan instalasi radar, dengan dukungan 4 personel maka radar dapat dipersiapkan maksimum dalam hitungan 30 menit. Dan, sepuluh menit kemudian radar sudah dapat menampilkan citra radar 3D dengan jarak pantau 440 km dengan jangkauan 360 derajat. Sebagai perangkat elektronik, Master-T juga punya batasan operasional hingga 1.500 jam. Setelah melewat batas tersebut, ada komponen suku cadang yang harus diganti.
img1081
Mobilitas menjadi keunggulan tersendiri dari radar Master-T.
Mobilitas menjadi keunggulan tersendiri dari radar Master-T.
radar-tni-au21
Hingga saat ini, Master-T sudah digunakan oleh Satrad 213 di Tangung Pinang, Satrad 242 di Tanjung Warari, Satrad 243 di Timika, Satrad 244 di Merauke, dan Satrad 245 di Saumlaki. Proyeksi radar ini memang difokuskan untuk wilayah Indonesia Timur, sementara wilayah Indonesia bagian Barat relatif sudah ter-cover banyak radar, baik radar sipil dan militer. Untuk kondisi saat ini, Kohanudnas sudah memiliki 20 unit radar. Rencananya, sebanyak 4 unit radar baru khusus militer berjenis radar primer bakal didatangkan tahun ini. Hal ini tertuang dalam rencana strategis Kementerian Pertahanan 2009-2014. Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menilai radar khusus militer di Indonesia masih kurang. Untuk menutupi kekurangan tersebut, Kemenhan bekerja sama dengan radar sipil atau radar sekunder.
“Kekurangannya kami hitung sekitar 32-34 unit radar di seluruh Indonesia,” ucap Purnomo di Landasan Udara Ranai, Natuna, pada 30 Oktober 2013 silam. (Bayu Pamungkas)

Spesifikasi Master-T
Frekuensi : S-band
Bandwidth : 400 Mhz
Transmitter : Full solid state
Deteksi max : 444 km
Deteksi min : 8 km
Ketinggian deteksi max : 30,48 km
Elevetion coverage : 20 derajat
Jangkauan : 360 derajat

Rapim Kemhan, dari KFX hingga Apache dan Panther

"Program pesawat tempur KFX/IFX kita lanjutkan". Demikian pernyataan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, sesaat setelah membuka Konferensi Pers Rapat Pimpinan Kementrian Pertahanan tahun 2014, di Aula Bhineka Tunggal Ika, Kementrian Pertahanan, Selasa (08/01) siang. Menhan juga menjelaskan kelanjutan program kerja sama pembuatan pesawat tempur ini dipastikan lanjut setelah parlemen serta pemerintah Korea Selatan memastikan kelanjutannya. Lebih lanjut menurut Menhan, penundaan yang terjadi disebabkan adanya pergantian kekuasaan di negeri Ginseng itu.


Lalu Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsuddin juga menambahkan lebih detail. Untuk kelanjutan program ini, Korea Selatan menyediakan dana senilai US$ 20 Juta, sementara Indonesia wajib menyediakan dana US$ 5 Juta. Dana ini dianggarkan pada tahun 2015, untuk membiaya riset lanjutan yang kini memasuki tahap Enginering Manufacturing Design (EMD). Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kemhan pun tersenyum saat ARC menyambangi dalam acara tersebut. Namun, sayangnya ia sendiri belum mau berbicara secara detail mengenai perkembangan KFX/IFX.
Di dalam arena konferensi pers itu, redaksi ARC juga mendekati Kabaranahan Kemhan, Laksda Rachmad Lubis. Darinya muncul lah penjelasan mengenai pengadaan alutsista yang tengah berjalan. Salah satunya, ia menjelaskan bahwa pembelian Heli Apache sudah final dan tanda tangan kontrak. Namun lantaran menggunakan skema FMS, Kabaranahan tidak mengetahui persis detailnya. "Tapi kami usahakan agar oktober 2014, barangnya sudah tiba", demikian tegas Laksda Rachmad Lubis.

Selain itu, Perwira tinggi matra laut ini juga mengabarkan, proses pengadaan heli Anti Kapal Selam sedang dalam tahap finalisasi. Heli yang dipilih pun dipastikan baru dan dari jenis Panther buatan Eurocopter. Pasalnya menurutnya, ini berkaitan dengan sumber pendanaan. "Soalnya dulu kita menganggarkan untuk pembelian 11 heli bekas, namun keduluan oleh negara lain", jelas Kabaranahan.  Nah, semoga saja semua proses berjalan lancar tanpa gangguan suhu politik yang akhir-akhir ini makin tinggi.

ARC. 

CARAT-Wira Elang dan Cope Taufan 2014 Tetangga Jiran


image001
Tanggal 9 Juni 2014 yang lalu sampai dengan 20 Juni 2014, pesawat tempur dan helikopter Angkatan Udara Amerika Serikat (USAF) dan Royal Malaysia Air Force (RMAF) alias TUDM, melakukan latihan tempur bersama dengan sandi Cope Typhoon 2014 yang kalau di melayukan menjadi Cope Taufan. Latihan bilateral ini menandai beberapa tonggak kemajuan hubungan pertahanan antara Malaysia dan USA.
Armada yang terlibat :
TUDM
6 dan 15 SKN – BAE Systems Hawks 208
11 SKN – Sukhoi Su-30MKM
17 SKN – Mikoyan MiG-29
18 SKN-Boeing F/A-18D Hornets
USAF
131 Fighter Squadron, 104th Fighter Wing, Barnes Air National Guard Base, Massachusetts (F-15C)
199 Fighter Squadron, 154 Wing, Pangkalan Bersama Pearl Harbor-Hickam, Hawaii (F-22A)
19th Fighter Squadron, 154 Wing, Pangkalan Bersama Pearl Harbor-Hickam, Hawaii (F-22A)
36th Airlift Squadron, 374 Airlift Wing, Yokota Air Base, Jepang (C-130)
517 Airlift Squadron, 3rd Wing, Pangkalan Bersama Elmendorf-Richardson, Alaska (C-17)
535 Airlift Squadron, 15 Wing, Pangkalan Bersama Pearl Harbor-Hickam, Hawaii (C-17)
204 Airlift Squadron, Wing 154, Pangkalan Bersama Pearl Harbor-Hickam, Hawaii (C-17)
Latihan Cape Taufan 2014 melibatkan 3 pangkalan udara TUDM yaitu : Butterworth, Kuantan dan Subang dekat ibukota Malaysia Kuala Lumpur. Di Pangkalan udara ini akan dilakukan latihan direktorat dan fleksibilitas dalam menggunakan aset udara sebagai misi yang dapat digunakan untuk berbagai kepantingan di Laut Andaman di sebelah barat atau ke timur di Laut China Selatan.
Sebuah pernyataan dari Pacific Air Forces AS mengatakan: “Cope Taufan merupakan kesempatan yang baik untuk meningkatkan kesiapan gabungan dan kerjasama antara USA dan Malaysia, Latihan ini dititik beratkan pada superioritas udara, dukungan udara dekat, airlift dan dukungan udara taktis, serta peran SAR tempur. Latihan perang ini bisa dibilang adalah pertukaran teknik dan prosedur untuk meningkatkan kerjasama antara USA dan Malaysia”.
image002
Dari latihan ini dapat disimpulkan sebagai berikut :

Pertama, enam F-22As Raptor yang berdatangan sejak tanggal 6 Juni 2014, membuat RMAF adalah angkatan udara pertama di ASEAN yang mendapat kesempatan menjajal kemampuan Raptor ini dalam manuver-manuver latihan. Nilai belajar untuk RMAF yang didapat adalah keinginan untuk memaksimalkan kemampuan pilot-pilot mereka saat mendapatkan “sparing partner” pilot-pilot asli dari F-22 Raptor dan F-15 Eagle. Soalnya jarang-jarang pilot-pilot mereka mendapatkan kesempatan langsung seperti ini, latihan langsung dengan F-22As Raptor di wilayah udara mereka sendiri.
Sementara dari sudut pandang USA, pilot-pilot mereka mungkin akan menikmati kesempatan untuk terbang bertempur melawan pesawat tempur MiG-29 dan Su-30 yang nota bene buatan Rusia, yang bisa dibilang adalah musuh sejati mereka, alias pesawat-pesawat ini lah yang diprediksi akan sering dihadapi oleh petempur mereka.
Kedua, Cope Taufan akan melihat militer Amerika Serikat mengerahkan Joint Deployable Electronic Warfare Range (JDEWR) ke Malaysia untuk pertama kalinya. Bantuan Pelatihan ini harus memberikan nilai tambah pada TUDM karena akan memungkinkan fighters-fighters Malaysia untuk memahami dan menghargai bagaimana taktik tempur udara harus dilaksanakan. Hal ini dapat menimbulkan pergeseran pola pikir Malaysia dari pandangan platform sentris perang ke jaringan-enabled yang melibatkan platform yang terintegrasi bekerja sama satu sama lain. Hal itu akan menandai pergeseran paradigma dalam cara dan taktik bertempur mereka.
Ketiga, kuantitas dan kualitas aset udara Amerika yang diboyong ke Malaysia dalam latihan ini merupakan sinyal bahwa USA memang terlibat dalam kestabilan regional. Karena sebelumnya Singapura pun telah melaksanakan latihan serupa dengan sandi Tempa Saber yang dilaksanakan di Amerika sana. Hal ini menunjukkan bahwa USA memiliki alternatif lain kehadiran militernya di Asia Tenggara dan siap untuk bekerja sama dengan negara mitra selain Singapura.
Selain latihan tempur di udara, USA dan Malaysia juga melakukan latihan bersama unsur darat dengan sandi CARAT-Wira Elang (Wira adalah bahasa Melayu untuk Hero). Dimana skenario dalam latihan ini adalah menyerang dari laut, Pasukan gabungan mereka menyerbu pantai di Tanjung Resang, di utara Mersing. Latihan yang dimulai sejak tanggal 31 Mei 2014 ini melibatkan 729 orang prajurit dari kedua pihak.
image003
image004
Armada yang digunakan dalam penyerbuan pantai ini adalah LCAC hovercraft, ATM Vamtacs dan USMC Hummers, yang dilepaskan dari USS Ashland (LSD-48). Sementara kekuatan pendarat Malaysia terdiri dari unsur-unsur 9 RAMD (Para) (Rejimen Askar Melayu Diraja), yang merupakan bagian dari retak 10 Brigad Para (10th Parachute Brigade) dan Pasukan Atur gerak CEPAT atau (Rapid Deployment Force) angakatan darat Malaysia. Sekedar catatan : Pasukan dari 9 RAMD ini merupakan Batalyon terjun payung (LINUD kalo di TNI) dan juga spesialis pendaratan amfibi.
image005
Pada CARAT-Wira Elang kemarin, pasukan Malaysia setelah mendarat melakukan pertahanan udara di pantai pendaratan dengan mengerahkan unit MANPADS dengan tujuan melindungi gelombang berikutnya pasukan pendarat dari serangan oleh pesawat tempur musuh yang terbang rendah atau helikopter yang mencoba menyerang. Kemudian kekuatan gabungan tersebut melanjutkan pertempuran mengalahkan infanteri musuh dan peperangan hutan di Bukit Sisek, Mersing, yang menguasai area tersebut.
Dari latihan ini dapat disimpulkan sebagai berikut :
Bahwa latihan mereka ini bisa jadi merupakan satu pematangan taktik, kerjasama dan keupayaan operasi dalam menghadapi situasi sebenar-benarnya peperangan di hutan dan kawasan pantai.

by  Pocong Syereem


Historia: Operasi Pembebasan Sandera Somalia

Perompak Somalia yang membajak Kapal Sinar Kudus Indonesia
Perompak Somalia yang membajak Kapal Sinar Kudus Indonesia

Aneka komentar dan kontroversi tentang penyanderaan Kapal Sinar Kudus dengan 20 orang ABK dan Kapten Kapalnya di media massa tidak sempat diikuti oleh Laksamana Pertama A.Taufiqurrahman yang akrab disapa Laksma Taufiq, lulusan Akademi Angkatan Laut (AAL) tahun 1985.
“Dalam dua belas jam setelah pengangangkatannya di pagi hari sebagai Komandan Gugus Tempur Laut Armada Barat (Guspurlabar), saya sudah harus berangkat tugas,” kenangnya. Semula Laksma Taufiq adalah Komandan Komando Latihan (Kolat) Armada Timur. Ia mengaku belum sempat memasuki ruangan kantor barunya, karena keburu berangkat tugas berlayar.
Laksma TNI Taufiq Dan Guspurlabar
Laksma TNI Taufiq Dan Guspurlabar

Taufiq bertugas memimpin pasukan pertama yang dikirim ke Somalia. Pasukan ini diangkut oleh dua kapal perang jenis fregat yaitu KRI Yos Sudarso dan KRI Abdul Halim Perdanakusumah. Kedua KRI juga dilengkapi dengan 1 helikopter dan boat Sea-Rider. Pasukan itu menjadi bagian dari Satgas Merah Putih yang terdiri dari 480 personel. Pasukan ini terdiri dari anak buah kapal, personel Komando Pasukan Katak (Kopaska) Angkatan Laut, Detasemen Jala Mangkara, Sat 81/Kopassus, dan Unit Intai Amfibi Marinir.
Pasukan kedua adalah satgas pasukan kekuatan pendukung yang dipimpin oleh Mayor Jenderal (Marinir) Alfan Baharudin. Pasukan ini menyusul dengan kapal jenis LPD, KRI Banjarmasin. Kapal diawaki oleh 488 personel terdiri dari Kopaska Angkatan Laut, Pasukan Intai Amphibi Marinir, Kopassus Angkatan darat, pasukan Ray Hoowitzer, Kopassus dan Unit Ton Tai Pur Kostrad. KRI Banjarmasin juga dipersenjatai dengan 1 heli NP412, 7 boat Sea-Rider, 5 tank BMP3F, 4 unit Howitzer dan 18 perahu karet.
Mayjen TNI (Mar) M. Alfan Baharudin Komandan Satgas Merah Putih
Mayjen TNI (Mar) M. Alfan Baharudin
Komandan Satgas Merah Putih

Pasukan pendukung terakhir adalah satgas intel gabungan yang terdiri dari 15 personel intelijen TNI dan personel Badan Intelijen Negara (BIN). Total pasukan 999 personel. Panglima mengatakan operasi ini direncanakan dalam waktu yang sangat singkat dengan beberapa kendala, seperti tujuan operasi yang jauh dan posisi pangkalan terdekat berada di negara lain.

Sinar Kudus Korban Pembajakan
Mungkin orang tidak banyak tahu, Kapal Sinar Kudus bermuatan biji nikel seharusnya sudah sampai di Rotterdam 34 hari setelah keberangkatan. Kapal Sinar Kudus berangkat dari Pomalaa, Sulawesi Selatan menuju Rotterdam, Belanda pada tanggal 16 Maret 2011. Kapal itu diawaki oleh 20 orang di antaranya WNI dengan Kapten Kapal Slamet Jauhari.
Malang bagi kapal itu di Teluk Aden di wilayah perairan Somalia terdapat 28 kapal yang disandera dengan 600 orang sandera di dalamnya. Mereka sudah berbulan-bulan tersandera menunggu pembebasan. Somalia telah kehilangan pemerintah yang stabil dan dicabik oleh perang saudara sejak tergulingnya Presiden Mohamed Said Barre pada 1991. Di sebuah negara yang kekurangan sekali kesempatan kerja, perompakan dapat menciptakan “lapangan pekerjaan” dengan gaji bulanan yang besar.
Tidak mengherankan bila masalah pembebasan sandera bukan masalah sederhana. Operasi penyelamatan yang dilakukan harus tetap mengindahkan keadaulatan negara Somalia. Pembebasan sandera selalu menghindari collateral damage yaitu jatuhnya korban yang tidak dikehendaki atau akibat-akibat besar yang tidak diharapkan.
Sebagai prajurit TNI AL, Taufiq kemudian menyusun Rencana operasi untuk melaksanakan tugas memimpin pasukan pertama dengan sukses. Sebagai pribadi, ia harus menjamin bahwa keselamatan sandera tetap menjadi prioritas utama dan perintah tugas kepada prajurit di bawahnya merupakan perintah maut, karena dekat sekali dengan ancaman kematian sehingga penugasan ini bagaimana pun sempat memerlukan pertimbangan yang cermat dan cerdas. Tetapi, bagi Taufiq operasi seperti ini bukan yang pertama. Meskipun dalam skala yang lebih kecil, operasi pembebasan pernah dilakukannya.
Pengalaman Taufiq pada tahun 2004 memberi keyakinan itu. Ketika itu kapal tanker Indonesia dibajak oleh salah satu kekuatan separatis Indonesia di Selat Malaka. Bukan kebetulan, sebelumnya Taufiq menempa anak buahnya untuk berlatih menghadapi ancaman intensitas rendah yang harus dihadapi dengan kemampuan perseorangan. Tentu saja banyak komentar dari rekan-rekannya, bahwa ia mengada-ada, karena membuat latihan-latihan itu.
Tetapi, kenyataan di lapangan tugas memang berbeda. Ancaman itu datang. Ketika bantuan yang ia minta, tidak kunjung datang, maka pembebasan harus dilakukannya bersama anak buahnya. Pembebasan kapal tanker itu mampu dilaksanakan bersama anak buahnya. Konflik fisik dengan para penyandera dalam jarak dekat pun terjadi dengan sengit. Semua perompak tewas dan beberapa di antaranya tertembak hanya pada jarak 1,5 meter.

Operasi Pembebasan
Bagi pemerintah Indonesia dan TNI, operasi pembebasan di laut ini merupakan operasi jarak jauh pertama yang dilakukan. Komando penuh di tangan Presiden, Komando Operasi di tangan Panglima TNI dan Komando Taktis di tangan Danguspurlabar.
Di Somalia sudah ada kesatuan-kesatuan keamanan lain yang sudah beroperasi, seperti European Naval Forces dari Uni Eropa, dari PBB, dari NATO dengan Maritime Group 2 yang dikepalai oleh seorang Laksamana dari Belanda; Sementara itu, Amerika Serikat sudah menggelar tiga Task Force, satu untuk menjaga dan menjamin keamanan wilayah perairan setempat, antiperompakan, dan satu lagi Task Force yang khusus untuk keamanan di Teluk Persia.
Operasi penyelamatan yang dilakukan Indonesia mau tak mau harus berkoordinasi dengan kesatuan-kesatuan itu agar tidak timbul konflik yang tidak diinginkan. Kekuatan yang sudah tergelar mempunyai unique challenge, diantaranya operasi-operasi di pantai yang menjadi basis perompakan tidak dapat dilakukan, karena menghindari dikorbankannya dua jenis nyawa manusia, yaitu nyawa korban dan penduduk sipil. Taufiq pertama-tama membuat kalkulasi bagaimana karakter orang-orang Somalia itu?
Imbangan daya tempur seperti apa yang harus dibangun? “Orang Somalia memiliki rasa nasionalisme yang tinggi, sehingga bila rasa nasionalisme mereka tersinggung, bagi mereka tidak ada rasa takut sedikit pun untuk melakukan apa saja, termasuk bertempur mati-matian,” tegas Taufiq. Para perompak itu diperkirakan didukung oleh 70 persen penduduk pantai sehingga menyulitkan operasi pembebasan. Sandera selalu dijadikan perisai hidup.
Pernah terjadi, kata Taufiq, kapal India yang mendekat untuk membebaskan sandera. Buru-buru nakhoda kapal mendapat todongan senjata sehingga lewat pengeras suara nahkoda kapal dipaksa meminta tentara yang mau menyelamatkan itu untuk menjauh. Tentu saja, tentara yang mau membebaskan itu kemudian mengurungkan niatnya agar sandera tidak menjadi korban.
Kapal Sinar Kudus
Kapal Sinar Kudus

Drama Pembebasan
Kapal Sinar Kudus berangkat pada tanggal 23 Maret 2011 dan diperkirakan tanggal 10 April bahan bakar di kapal akan habis. Oleh karena itu, KRI Yos Sudarso dan KRI Abdul Halim Perdanakusuma direncanakan tanggal 2 April berada di Laut Arab. Ketika tanggal 29 Maret Kapal sampai di Colombo, ternyata Sinar Kudus sudah lego jangkar 3 mil dari Pantai Somalia sejak tanggal 25 Maret.
Taufiq merasa percaya diri, karena operasi ini didukung oleh pasukan elit TNI, seperti dari Den Jaka, Sat-81/Gultor, Batalyon Inti Amphibi, Kopaska, 4 Sea Riders, dan Frigate. Pada saat mendekat ke Perairan Somalia dilaksanakan pengamatan permukaan dan udara yang dimulai dengan jarak 400 mil, hingga jarak 20 mil dengan terus mengikuti perkembangan komunikasi radio dengan satuan- satuan lain dari mancanegara yang beroperasi di perairan itu disertai sejumlah pengintaian ke kapal. Karena, kapal yang disandera oleh pembajak jumlahnya banyak, maka tidak mudah menemukan Sinar Kudus.
Pengintaian dan pengamatan dilakukan dengan cermat dan terus menerus. Sesuai dengan arahan arahan Presiden, operasi penyelamatan baru bisa dilaksanakan bila tingkat keberhasilan dapat dicapai minimal 70 persen. “Padahal menurut saya baru 50 -50 persen”, kenang Taufiq. Sebabnya, meskipun kapal Sinar Kudus sudah ditemukan, tetapi pasukan penyelamat belum tahu dimana sandera berada? Kapal masih merapat di garis pantai sehingga bila operasi dijalan akan menimbulkan masalah hukum tersendiri.
Pengintaian oleh Sea Rider
Pengintaian oleh Sea Rider

Sambil menunggu moment yang “opportuned” maka kapal bertolak ke Oman untuk membangun Staging Base, baik untuk logistik maupun bahan bakar yang dapat dianggap sebagai Pangkalan Aju. Atase Pertahanan di kota Riyad – kebetulan namanya Ahmad Riyad bertugas untuk mengatur segala kelengkapan pangkalan itu, seperti logistik maupun penyediaan tenaga medis. Baru dua hari di kota itu, ada perintah dari Mabes TNI untuk “membebaskan sandera sekarang!”
Dalam operasi militer tugas prajurit adalah membebaskan sandera jadi tidak tunduk pada tuntutan perompak untuk membayar uang tebusan. Tetapi Sinar Kudus adalah kapal niaga. Rupanya PT Samudera Indonesia, melakukan negosiasi untuk pembebasan sandera. Salah satu anggota pembajak pernah menyatakan kepada Reuters mereka telah membebaskan Sinar Kudus setelah menerima pembayaran uang tebusan US$ 3 juta. Menurut pembajak, seperti dikutip kantor berita itu, mereka sedang meninggalkan kapal dan sedang mempersiapkan pelayaran lain. Ketika berita pembebasan itu dikonfirmasi ternyata masih ada para perompak di atas kapal, sehingga ABK belum bisa dikatakan bebas. Di samping itu, tidak ada jaminan bahwa setelah dibebaskan, kapal tidak disandera lagi oleh kelompok perompak yang lain.

Ditunda
Perintah pembebasan itu harus ditunda, karena rupanya ada proses negoisasi lain oleh pemilik kapal. Taufiq diperintahkan untuk mengawal KM Labobar yang mengangkut TKI ke Jeddah. Setelah tugas itu selesai kembali ada perintah “Laksanakan pembebasan, penyelamataan crew, pengawalan ke tempat yang aman, dan melaksanakan penindakan sesuai pertimbangan taktis”. Operasi yang dipimpin Taufiq dapat disebut sebagai “Temporary Independent Deployment” sehingga ia harus berkoordinasi dengan European Naval Forces yang kapal-kapalnya hadir di perairan itu. Ada kekhawatiran saat kapal sudah dibebaskan akan dibajak lagi.
image
“Perlu diketahui paling tidak ada 4 kelompok perompak di Somalia. Tiga kelompok setuju pembebasan, dan satu kelompok menolak,”kenang Taufiq. Oleh karena itu, seiring dengan usaha lain yang dilakukan oleh pemilik Sinar Kudus, sudah saatnya operasi dijalankan.
Rencananya kapal akan dibebaskan jam 14.00. KRI Yos dan KRI AHP siap memantau perkembangan. Saat itu di samping kapal-kapal Indonesia ada kapal Amerika USS Brain Birds dan satu Frigate dari Italia. Ketika helikopter pengintai diterbangkan mendekati pembajak, dapat diketahui bahwa di antara pembajak di dalam kapal belum ada kesepakatan.
Setelah ditunggu-tunggu pembebasan tidak terjadi dari jam 15.00 waktu setempat sampai jam 17.00, sampai jam 20.00. Taufiq makin yakin bahwa pembebasan harus dijalankan antara pukul 1 sampai 2 dini hari. Ternyata kapal melakukan lego jangkar untuk mendekati pantai Somalia dalam jarak 3 mil dari pantai. “Dari para pembajak itu rupanya ada orang angkatan lautnya sehingga tahu hukum internasional untuk meredam upaya pembebasan”, kenang Taufiq. Oleh karena itu, Taufiq memutuskan untuk mencegat kapal itu di kota Eyl yang berjarak 10 mil arah Utara perairan Somalia. Dari jarak 3 mil Helikopter disiapkan dengan dilengkapi General Purpose Machine Gun (GPNG) di sebelah kanan dan di sebalah kiri disiapkan para sniper (penembak jitu) menuju ke Sinar Kudus.
Pada jarak aman pasukan turun dan 3 perompak tertembak yang salah satunya memakai kaos milik Mualim Kapal Sinar Kudus. Dua di antaranya bernama Farah dan Abdulkadir yang dikenal paling galak. Semula perompak itu akan ditangkap, tetapi ternyata mereka melawan dengan menembaki heli. “Mereka menembak Komandan!” lapor anggota pasukan. Taufiq pun memerintah, “Sapu!”. Semua perompak dapat ditewaskan. Kapal Sinar Kudus dapat diselamatkan.
Di salah satu media ditulis, kesakisan salah satu satu ABK Sinar Kudus, “Saya tugasnya di kamar mesin, jadi tidak tahu pasti. Tapi sempat melihat tiga perompak yang sebelumnya menembak helikopter TNI AL, ditembak mati.” “Terima kasih. Kalau Bapak tidak sabar kami mati semua!” tagas para ABK. Sinar Kudus melaju ke wilayah aman. Drama penyanderaan Sinar Kudus selama 61 hari berakhir.
Frigate  Yos dan Halim kawal MV SInar Kudus
Frigate Yos dan Halim kawal MV SInar Kudus

Mogok
Keesokan harinya kapal Sinar Kudus mogok, karena mesin pendingin tidak berjalan akibat kehabisan air. Taufiq memerintah KRI Yos Sudarso untuk memberikan 20 ton air agar pendingin dapat berjalan kembali. Tanggal 4 Mei sampai di Pelabuhan Salalah, Oman untuk mengganti semua ABK yang bertugas. Para ABK yang telah dibebaskan dari penyanderaan akan diangkut pulang ke tanah air dengan pesawat. Untuk menjaga keamanan di kapal ditempatkan 7 orang pasukan.
Ketika kapal berada 100 mil dari Oman ada teriakan tanda bahaya dari kapal Uni Emirat Arab yang disergap kapal-kapal pembajak. Oleh karena itu, KRI Yos Sudarso berputar arah untuk menghalau para perompak itu. Tembak- menembak terjadi di kegelapan lautan. Tidak bisa dikonfirmasi berapa pembajak yang tewas sebelum mereka melarikan diri. Bagi para pembajak, mati dan hidup rupanya “tidak menjadi masalah serius”. Taufiq menyaksikan, perompak yang tewas langsung dibuang ke laut oleh teman-temannya. “Nyawa orang kok dianggap enteng saja,” tegas Taufiq yang mengaku melakukan sholat untuk para perompak yang tewas. Setelah kapal itu aman, barulah KRI Yos kembali mengawal Sinar Kudus. Komandan pasukan NATO di wilayah itu menyatakan pujian kepada Taufiq, “You do make different!”.

Karunia
Bagi Taufiq, semua pengalaman itu adalah karunia Allah SWT. “Tidak ada hal yang kebetulan dalam hidup ini”, katanya merendah. Manusia ibaratnya hanyalah syariat yang dipenuhi ma’rifat dari Allah. Keberhasilan pembebasan sandera dari pembajak Somalia adalah pembebasan dramatik yang boleh jadi akan menjadi model dan modus operandi bagi pembebasan sandera-sandera lain dari para perompak Somalia yang telah menjadi momok pelayaran dagang internasional selama beberapa dasawarsa. Kecermatan yang dilakukan oleh pasukan TNI di bawah komando Dan Guspurlabar mungkin diteladani pasukan-pasukan penyelamat internasional.
Kuncinya, menurut Laksma Taufik adalah menemukan momentum yang tepat, “Kalau terlalu cepat membahayakan pasukan, kalau terlalu lambat membahayakan para sandera.”
Selama ini pembebasan sandera berhenti di tingkat perundingan dan memenuhi tuntutan pembajak. Sesuatu yang tidak memuaskan di kalangan prajurit manapun di dunia, karena mereka yakin bahwa cara militer akan bisa mengatasi persoalan perampok Somalia. Karena bagi prajurit seperti dikatakan Laksma Taufik, “Tugas tentara adalah perang dan menang.” Dan pembebasan para sandera dari perompak Somalia yang dilakukan pasukan TNI tanpa satu nyawa pun yang menjadi korban di pihak TNI maupun sandera. Bravo Laksma Taufik. Jalesveva Jayamahe. (Redaksi Jalasena).

JKGR. 

Menyongsong Tank Leopard Indonesia

Indonesia pesan 103 MBT dari Rheinmetall
Indonesia pesan 103 MBT dari Rheinmetall

Indonesia sedang menunggu pengiriman 103 main battle tank Leopard 2 Rheinmetall, yang dua unit diantaranya telah dikirim pada akhir tahun 2013.
Dari 103 tank Leopard 2s tersebut, 42 unit merupakan refurbished dari Leopard 2A4s untuk dijadikan sebagai Leopard 2A4+. Sementara sisanya sebanyak 61 unit diupgrade oleh Rheinmetall menjadi MBT Revolution atau disebut Leopard RI. Upgrade tank ini termasuk penambahan sejumlah elemen oleh pihak Rheinmetall.
Tank ini akan mempertahankan canon 120mm L/44 smoothbore Rheinmetall, namun memiliki kemampuan menembakkan amunisi terbaru rheinmetall 120mm HE DM11 (programmable fuse).
Amunisi 120mm HE DM11, Tank Leopard 2
Amunisi 120mm HE DM11, Tank Leopard 2

Dengan amunisi baru ini gunner bisa mengatur/mengubah mode fuse, seperti warhead meledak setelah amunisi menembus target (dinding, tembok); atau warhead meledak di depan target (untuk melindungi pasukan yang bergerak di tempat yang minim perlindungan; atau warhead meledak di udara/ di atas target (untuk menyapu musuh yang tidak teridentifikasi).
Leopard 2A4+ memiliki kontrol senjata elektronik yang baru serta sistem pendingin terkini. Adapun Tank Leopard yang diuprade menjadi RI standard (MBT Revolution), akan memiliki kemampuan tambahan lainnya.
Indonesia juga menandatangani kontrak dengan Rheinmetall untuk Leopard Gunnery Skills Training (LGST) dan juga simulator mengemudi.
Selain MBT, Indonesia menerima 10 Tank Support Leopard 1, termasuk: Armoured Recovery Vehicles (ARVs) dan Armoured Engineering Vehicles(AEVs).
Rheinmetall memiliki tank suport berbasis Leopard 2, yang merupakan kerjasama Rheinmetall dengan RUAG Defence Swiss. Tank Support berbasis Leopard 2 ini diberinama Kodiak AEV, yang antara lain dimiliki Belanda (10 unit), Swedia (6 unit) dan Swiss (12 unit). Kodiak AEV juga sedang dipasarkan di Asia. Singapura akan mendapatkannya pada akhir 2014.
Rheinmetall Kodiak AEV
Rheinmetall Kodiak AEV

Rheinmetal memproduksi Armored Recovery Vehicle berbasis chasis Leopard 2, yang diberinama Buffel ARV. Jerman menggunakannya di Afghanistan. Singapura telah menerima pengiriman dua batch Buffel ARVs dari Rheinmetall.
Armored Recovery Vehicle, Leopard 2 ARV Buffel
Armored Recovery Vehicle, Leopard 2 ARV Buffel

Rheinmetall juga menjual 42 unit Marder 1A3s ke Indonesia plus 8 Marder 1A3s untuk spare part. Dua unit Marder telah dikirim akhir tahun 2013. (Janes .com)

JKGR. 

Helikopter EC725 Naval Version

Ujicoba helikopter EC725 membawa rudal Exocet (photo: eurocopter).
Ujicoba helikopter EC725 membawa rudal Exocet (photo: eurocopter).

Tim khusus dari Helibras dan Airbus Helicopter menguji coba prototipe helikopter EC725 Cougar yang membawa rudal anti kapal permukaan dipasang di kedua sisi helikopter.
Rudal Exocet AM39 ini akan melengkapi 8 dari 16 helikopter EC725 milik Angkatan Laut Brazil, yang merupakan bagian dari kontrak pengadaan 50 helikopter EC725 yang ditandatangani oleh Menteri Pertahanan Brazil untuk keperluan tiga korps militer Brazil.
Ujicoba ini telah melibatkan 20 penerbangan di Marignane dalam periode satu bulan, sejak April 2014.
Ujicoba EC725 Brazilian Navy, mengusung rudal Exocet (photo: eurocopter)
Ujicoba EC725 Brazilian Navy, mengusung rudal Exocet (photo: eurocopter)

Ujicoba dilakukan dengan membawa senjata berat 700 kg per rudal dan merupakan hal yang langka, membutuhkan kordinasi dan kolaborasi yang kuat dari sejumlah departemen, termasuk: persenjataan, struktur, integrasi, komputerisasi, aerodinamik, beban, vibrasi dan uji penerbangan.
Ujicoba untuk mengevaluasi kinerja dari helikopter dalam phase penerbangan kritis. Level getaran, kualitas handling dan performanya dievaluasi serta menguji struktur aerodinamik beban helikopter.
Helikopter ini terbang dipasang sensor instrumen dan accelerometer untuk mencatat dan merekam hasilnya, yang akan membantu tim enginer Helibras dan Airbus Helicopter bergerak ke tahapan berikutnya dari sistem integrasi dan pengembangan helikopter EC725 versi Angkatan Laut.
Helicopter EC725 membawa sejumlah alat sensor, untuk menguji kinerja helikopter yang membawa rudal Exocet
Helicopter EC725 membawa sejumlah alat sensor, untuk menguji kinerja helikopter yang membawa rudal Exocet

EC725 TNI AU
TNI Angkatan Udara sendiri berencana menambah Skadron baru di Jawa Barat yang akan diisi helikopter Eurocopter, EC725 Cougar.
“Skadron 9 adalah sebagai skadron baru berkedudukan di lanud SDM Subang/Kalijati dengan kekuatan 16 pesawat cougar full combat,” ujar Kadispen TNI AU Marsekal Pertama Hadi Tjahjanto, pada tahun 2013 silam.
Untuk membentuk satu Skadron, Hadi menuturkan, TNI AU akan memesan kembali pada renstra berikutnya. Pada Maret 2012 TNI AU menandatangi kontrak pembelian 6 helikopter multi-role EC725 dengan Eurocopter melalui PT. Dirgantara Indonesia. Ke-enam heli akan selesai pada 2014.
“Rencana menjadi kekuatan skadron udara 9 lanud SDM, akan tiba secara bertahap pada tahun 2015 dengan kekuatan satu skadron,” tambah Jenderal bintang satu ini.
EC 725 Cougar (photo: http://mxsecurity.files.wordpress.com)
EC 725 Cougar

Helikopter buatan Prancis ini merupakan pengangkut jarak jauh dengan menggunakan mesin ganda yaitu 2x Tubomeca Makila 1A4 tuboshafts. Helikopter generasi terbaru ini bisa mengangkut 29 penumpang dan 2 kru.
TNI AU akan mempersenjatai heli multi fungsi ini, namun untuk tipe senjata akan disesuaikan sesuai kondisi dilapangan. “Karena helikopter tersebut juga sebagai unsur pam (pengamanan) pada operasi SARPUR (Safe and Resque Tempur) sehingga dipersenjatai,” tutup Hadi. (Eurocopter / Jalo).


JKGR. 

TNI AD Persiapkan Biofuel Untuk Bahan Bakar Tank


“Hasil-hasil riset itu akan kita pakai sendiri,”



Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal Budiman mengatakan, dalam waktu dekat akan menguji penggunaan biofuel pada pemakaian kendaraan pejabat militernya sebelum dicoba pada tank. 

“Dalam beberapa minggu lagi ktia coba pada mobil-mobil pejabat dulu,” kata dia selepas mengisi Seminar Nasional soal Cyber Warfare di Institut Teknologi Bandung, Sabtu, 14 Juni 2014. 

Saat berbicara dalam seminar itu, Budiman sempat menyingung rencana penggunaan biofuel mendukung program kemandirian energi. Dia mencontohkan biofuel itu salah satu dari sekian riset yang tengah digarap TNI Angkatan Darat dengan sejumlah perguruan tinggi. 

“Hasil-hasil riset itu akan kita pakai sendiri,” kata Budiman.

Budiman mengungkapkan, biofuel yang digunakan belum murni mengganti 100 persen bahan bakar, baru menjadi campuran bahan bakar dengan porsi 50 persennya. 
Saya akan pakai di mobil-mobil pejabat dulu, kalau rusak masih mampu ganti. Setelah tidak ada masalah, kami akan pakai di tank kami yang sangat boros (bahan bakar),” kata dia. 
Menurut Budiman, biofuel yang tengah dikembangkan bersama sejumlah perguruan tinggi itu berasal dari beragam bahan nabati. Diantaranya, berasal dari tanaman sorgum, kemiri sunan, sawit, jagung, serta ketela

“Pengembangan dari (riset) universitas terus kita lanjutkan, dan terus ktia tingkatkandengan berbagai perencanaan,” kata dia.

Budiman menyinggung sejumlah riset yang tengah dilakukan TNI Angkatan Darat lainnya. Diantaranya, riset pengembangan solar cell, serta satelit. Dia menolak membeberkan rincian riset yang tengah dikembangkan dengan alasan masih dirahasiakan. 

“Mudah-mudahan ke depan kalau nanti sudah settle , saya sudah lapor pimpinan tentang penemuan terakhir, baru berani ekspose,” kata dia. 
Dia mengatakan, institusinya sudah berkonsultasi dengan BPK serta KPK untuk penggunaan beragam hasil riset itu untuk memenuhi kebutuhan peralatan TNI Angkatan Darat. 

“Ini gak ada urusan politiknya. Bagi kami, betul-betul mau bangun negara ini,” kata Budiman.

Dia mengklaim, salah satu hasil riset tersebut sukses memangkas pengeluaran institusinya. Dia mencontohkan salah satunya berhasil memangkas biaya pembuatan selembar peta ditekan hingga 1 persen biaya sebelumnya. 

Kita niatnya untuk membangun Angkatan Darat yang keren,” kata Budiman.

Tempo.