Kamis, 03 April 2014

TNI AL Pesan 3 Kapal Selam Seharga US$ 1,08 Miliar



Kementerian Pertahanan menilai, untuk membangun kekuatan minimum, TNI AL membutuhkan minimal 12 kapal selam. Saat ini TNI AL telah memesan 3 kapal selam Changbogo, termasuk kerja sama Transfer of Technology (ToT) bersama Daewoo Shipbuilding Marine Enginerering (DSME) dengan PT PAL Indonesia.

Dalam kerja sama tersebut, 2 kapal selam dengan model DSME 209 itu akan dikerjakan di Korea Selatan dan yang terakhir dikerjakan di Indonesia. Kemenhan yakin tim yang diberangkatkan untuk berlajar di Korea Selatan akan berhasil menerapkannya di Tanah Air.

Kepala Badan Sarana dan Pertahanan Kementerian Pertahanan (Kabaranahan Kemhan) Laksamana Muda Rachmad Lubis berharap perekonomian di Indonesia semakin membaik. Diharapkan tahun 2029, kebutuhan minimum kekuatan bisa terpenuhi.

"Tahap pertama kita coba adakan 3 unit sekitar US$ 1,08 miliar, waktunya tak kurang ketiganya butuh 7 tahun. Kita harapkan di akhir 2024-2029 kalau ekonomi terus membaik. Diharapkan 12 kapal selam dipenuhi," ucap Rachmad usai mengikuti rapat Rencana Induk Pemenuhan Alpalhankam di Gedung Kementerian Pertahanan, Jakarta, Rabu (02/04/2014).

Selain itu, tambah Rachmad, melihat wilayah laut Indonesia yang 50 persen mempunyai kedalam rata-rata di bawah 100 meter, Indonesia juga memerlukan kapal selam kecil (midget). Untuk memenuhi kapal selam kecil, tim dari BPPT dan Dislitbang TNI AL telah mengembangkannya
sejak 2007 silam.

"Midget itu kapal selam mini memang perlu. Tapi perairan kita konturnya macam-macam. Kalau laut dalam butuh besar, sedang ya sedang, kalau dangkal ya butuh midget," imbuh jenderal bintang dua ini.

Ada dua tipe yang dikembangkan yaitu midget dengan panjang berbobot 133 ton dengan panjang 22 meter dan panjang 15 meter. Pengembangan masih dilakukan di Laboratorium Hidrodinamik di Surabaya, Jawa Timur, melalui program riset insentif nasional(Insinas).

"Itu tetap kita jaga pengembangan desain tapi belum masuk produksi (massal), baru desain," kata Rachmad.

RI Siap Produksi Jet Tempur Pesaing F18, Harga Lebih Murah

http://images.detik.com/content/2014/04/02/1036/181425_f18reuters.jpg
F-18 milik AS (Foto: Reuters)  

Industri strategis nasional bersama Kementerian Pertahanan sedang mengembangkan pesawat tempur tipe KFX/IFX. Dalam pengembangan dan produksi pesawat tempur ini Indonesia menggandeng Kementerian Pertahanan Korea Selatan.

KFX/IFX sendiri merupakan varian jet tempur generasi 4,5. Pesaing pesawat ini adalah F18 buatan Amerika Serikat dan Dessault Rafale buatan Prancis. Produksi tipe IFX di dalam negeri menghemat pengeluaran anggaran karena harga jual lebih murah.

"Harga jauh lebih murah. Kedua ini target kita produsen juga. Hitungannya jauh lebih murah daripada beli. Yang paling utama. Pajak pembelian, pajak keuntungan, pajak lain-lain balik ke Indonesia yakni sebanyak 30% karena dibeli di dalam negeri," kata Kepala Bidang Perencanaan Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) Said Didu di Kementerian Pertahanan, Jakarta, Rabu (2/4/2014).

Said menjelaskan pengembangan pesawat tempur karya putra-putri Indonesia terus berjalan meskipun terjadi pergantian pemerintahan atau presiden.

"Kemarin Korea sudah putuskan ini akan dilanjutkan. Meski terhenti 2 tahun. Itu sudah jalan. Kemarin dia pilih seri 4,5," sebutnya.

Pesawat untuk varian Indonesia yakni IFX akan diproduksi di markas PT Dirgantara Indonesia (PTDI) di Bandung, Jawa Barat. Di tempat yang sama, Direktur Teknologi dan Pengembangan PTDI, Andi Alisyahbana menjelaskan jet tempur KFX mulai diproduksi secara massal pada tahun 2020.

Saat ini tenaga ahli PTDI sedang mempersiapkan rancangan esawat tempur generasi 4,5 tersebut.

"Diproduksi baru masuk tahun 2020. Persiapan banyak kita lakukan. Rancangan bangun dikembangkannya KFX/IFX. Kita rancang sesuai dengan kebutuhan TNI," kata Andi.

PT PAL Tunggu Pencairan Anggaran Alih Teknologi Kapal Korea

RI membeli tiga kapal selam dari Daewoo Shipbuilding Marine Korsel.

kapal selam (foto ilustrasi)
kapal selam (foto ilustrasi) (Antara/ M Risyal Hidayat)
Pemerintah Indonesia telah menandatangani kontrak pembelian tiga kapal selam dari Daewoo Shipbuilding Marine Enginerering (DSME) Korea Selatan. Dua di antaranya diproduksi di Korsel dan satu kapal akan dibuat tanah air. Oleh karena itu, PT PAL Indonesia mengirim tim teknisi belajar ke negeri ginseng tersebut untuk Transfer of Technology (ToT).

Ketua Tim Pelaksana Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) Sumarjono, menampik tudingan sejumlah kalangan bahwa mereka tak siap untuk transfer teknologi itu.

"Sekarang dalam proses menyiapkan infrastruktur untuk transfer teknologi. Kami juga masih menginventarisasi keperluan-keperluan itu," ujarnya usai Lokakarya Tentang Penyusunan Rencana Induk Pemenuhan Alpalhankam (Alat Peralatan Pertahanan dan Keamanan) di Kementerian Pertahanan, Jakarta.

Sumarjono menegaskan, PT PAL menunggu kucuran dana dari APBN guna menyiapkan inrastruktur untuk transfer teknologi pembuatan kapal selam tersebut.

"Anggarannya sudah ada keputusan dari Pemerintah dan DPR. Sekarang kami menunggu kepastiaan turunnya dana tersebut," katanya.

Menurut Kepala Badan Sarana Pertahanan Kementerian Pertahanan Rachmad Lubis, tidak banyak negara-negara di dunia yang memiliki teknologi kapal selam. Sebagai negara kepulauan dengan wilayah laut terluas, Indonesia harus memperkuat pertahanan laut dengan kapal selam.

"Selama ini kita belum pernah memproduksi kapal selam, bahkan untuk merawatnya juga belum ahli, maka kita harus menguasaai teknologi kapal selam tersebut," jelasnya.

Rachmad menambahkan, untuk memiliki tiga unit kapal selam dari Korsel tersebut, negara membayar sebesar US$ 1,08 miliar atau sekitar Rp 10,8 Triliun. Kedepan Indonesia menargetkan memiliki 12 kapal selam pada 2024-2009.

"Pembuatan tiga kapal selam itu memakan waktu semuanya tujuh tahun; jadi diharapkan pada 2019 nanti sudah kelar," pungkasnya.

Vivanews.

Rabu, 02 April 2014

Skenario Terburuk MH370

911 attack
Malaysia Airlines MH370 korban teroris? Memang kesimpulan belum mengerucut pada solusi yang tepat dan benar-benar dapat dipertanggung jawabkan, karena belum ada data faktual yang menurut aturan harus ditemukan dahulu black box. Lantas bagaimana kalau black box tidak ditemukan? Banyak yang meragukan dengan teori penulis tentang konspirasi terkait jaringan terorisme internasional.  Bahkan yang ramai menjadi berita mengasyikkan adalah teori konspirasi Diego Garcia yang katanya melibatkan Amerika Serikat.
Semua boleh saja membuat teori, hanya waktu nanti yang akan menentukan, karena pesawat Air France (AF447) yang jatuh di Samudera Atlantik tahun 2009 juga baru ditemukan setelah dua tahun kemudian. Apakah juga ini semacam serangan seperti peristiwa 911? Waktulah yang akan menjawab, unit CIA dari AS dan MI6 dari Inggris serta juga Unit Intelijen Tiongkok kini sudah diterjunkan di Malaysia.
Penulis mempunyai pengalaman terkait serangan teroris di Jakarta, Indonesia dan karena Allah belum menghendaki, maka penulis diselamatkan melalui isteri tercinta dari serangan bom bunuh diri di Hotel JW Marriott pada Tahun 2003. Penulis membuat artikel dengan judul "Allah Menyelamatkan Penulis Dari Bom Marriott", (http://ramalanintelijen.net/?p=1516).
Pagi ini Rabu (2/4/2014), artikel penulis terkait MH370 ditayangkan di media arus utama (Koran Sindo) pada halaman Opini Nasional. Dengan segala keterbatasan yang ada, serta minimnya fakta, penulis mencoba memberikan sumbang pikiran dari sisi intelijen, yang mungkin bermanfaat dalam menemukan MH370. Inilah PDF yang penulis salin dari Sindo.

Skenario Terburuk MH370

Oleh       : Marsda (Pur) Prayitno Ramelan, Pengamat Intelijen
Sumber : Koran Sindo (2 Maret 2014)

Sudah 25 hari sejak Sabtu, 8 Maret 2014, pesawat Boeing 777 milik perusahaan Malaysia Airlines (MAS) dengan nomor penerbangan MH370 menghilang dalam penerbangannya dari Kuala Lumpur ke Beijing, Tiongkok.
Hingga kini belum satu pun data solid yang diutarakan sehingga bencana yang terjadi merupakan sebuah kegagalan dari teknologi tinggi yang kadang tidak diperkirakan sebelumnya. Demikian banyak para ahli dari pelbagai disiplin ilmu seperti ahli penerbangan, pabrik, aparat keamanan, hingga dukun yang dikerahkan hanya untuk menemukan apa yang sebenarnya terjadi pada pesawat hebat tersebut. Maka muncullah bermacam ragam spekulasi.
Dari beberapa informasi kunci yang agak dan dapat dipercaya serta masukan dari beberapa teman purnawirawan TNI AU satu lichting di Akabri Udara 1970 (Purboyo), dengan bekal pengetahuan keudaraan yang terdiri atas operasi penerbangan, intelijen, navigasi udara serta tempur udara, disusun analisis berupa skenario terburuk. Pemerintah Malaysia belum memastikan MH370 hilang disebabkan aksi pembajakan, tetapi Perdana Menteri Malaysia Najib Razak saat konferensi pers di Malaysia, Sabtu (15/3/2014), menyatakan pesawat Boeing 777-200ER milik maskapai MAS sengaja dibelokkan dan dimatikan radar transpondernya.

Teknik Penerbangan dan Manuver Ekstrem
Dari pantauan Air Defence Radar TUDM, MH370 setelah di posisi wpt IGARI (01:21) berbelok ke kiri terus terbang ke arah Barat sampai wpt VAMPI, berbelok ke Timur Laut ke wpt GIVAL (selatan Phuket) berbelok ke Barat Daya ke wpt IGREX terus masuk airways P628 yang merupakan jalur Timur Tengah dan Eropa. Radar militer kemudian kehilangan jejak. Menurut pendapat rekan penulis (Marsda Pur Sribujono, mantan Navigator C-130), berarti ada orang yang menguasai pesawat dan expertisedalam penerbangan.
Dia sangat paham sistem avionik dan navigasi serta mengubah isian wpt dan tidak menimbulkan kecurigaan radar militer Malaysia. Rute yang dilewati rata-rata mengikuti garis batas-garis batas flight information region (FIR), membuat ragu ATC, karena posisi tersebut membuat ragu siapa yang berhak mengontrol. Saat pertama mematikan transponder di wpt IGARY merupakan peralihan FIR Kuala Lumpur dan FIR Ho Chi Minh, kemudian wpt Vampi di FIR Malaysia dan Indonesia, saat pesawat di wpt GIVAL dekat dengan Phuket Thailand dan IGREX di wilayah Andaman Nicobar.
Manuver ini untuk mengesankan apabila terpantau radar militer Indonesia (Kohanudnas), pesawat bukan merupakan ancaman menjauh ke Timur Laut. Pilot paham akan ketegasan Indonesia menangani black flight (Lasa X). Sesampai di IGREX pilot pesawat bisa bebas menerbangkan pesawat karena tidak menghadapi kemungkinan terlacak radar militer negara mana pun. Yang pasti MH370 menghindari India karena National Guard-nya sangat ketat. Menurut BBC, Satelit Inmarsat yang menangkap ”ping” yang dipetakan merupakan dua jalur alternatif ke arah Selatan.
Pada perkiraan awal cruising speed 400 knots sehingga diperkirakan pesawat crash pada area sekitar 2.500 km di sebelah Barat Perth. Ternyata ditemukan bahwa kecepatan konstan adalah 450 knot sehingga jatuhnya pesawat menjadi lebih dekat ke Perth (1.850 km). Dengan informasi ini, Pemerintah Malaysia mengumumkan pesawat diketahui jatuh di daerah terpencil di barat Perth, tidak ada yang selamat. Beberapa satelit menemukan benda-benda diarea pencarian, tapi ternyata yang ditemukan adalah rumput laut dan sampah. Australian Maritime Safety Authority( AMSA) dalam keterangan persnya, Jumat(28/3/ 2014), menyatakan pencarian digeser lebih dekat ke Perth karena pesawat terbang lebih cepat.

Penilaian dari Sisi Intelijen
Penulis sejak mengetahui terjadinya pengalihan penerbangan, dimatikannya transponder dan ACARS, mencurigai dan mengaitkan hilangnya pesawat dengan adanya tindakan ekstrem. Karena pesawat terus diterbangkan dengan manuver presisi, kesimpulan sementara yang terkuat adalah terjadinya pembajakan udara. Setelah transponder dimatikan dan kemudian arahnya diubah, MH370 menjadi sebuah objek yang disebut sebagai black flight. Saat itulah berlangsung pembajakan. Dari fakta pesawat diterbangkan ke ketinggian 45.000 ft dan jatuh secara dramatis ke ketinggian 23.000 ft, pesawat penulis perkirakan mengalami high speed stall, jatuh setinggi 22.000 ft (sekitar 7 km).
Pada saat itu berlaku hukum G negative, yaitu bagi mereka yang on board, darah akan secara cepat mengalir ke kepala, dan menimbulkan pendarahan baik di hidung, mulut telinga maupun mata. Pembuluh darah di kepala bisa pecah dan menyebabkan orang tewas. Apabila ini terjadi, mereka yang berada di pesawat siapa pun dia akan langsung pingsan dan bukan tidak mungkin tewas. Pilot (yang menerbangkan pesawat) selamat dan dia mampu melakukan manuver recovery pada ketinggian 23.000 ft. Setelah PM Najib mengumumkan penguasaan pesawat oleh seseorang, aparat keamanan Malaysia melakukan pengumpulan data penumpang, semua dinyatakan bersih, tidak terkait dengan teroris.
Berarti awak pesawat (khususnya pilot) yang kemudian dicurigai membajak. Karena hanya dialah yang mampu menerbangkan pesawat dengan manuvernya. Dari penelusuran ke rumah kapten pilot Zahari Ahmad Shah WN Malaysia( total jam terbang 18.365 jam) yang bergabung dengan MAS sejak 1981 dan kopilot Fariq Ab Hamid, WN Malaysia (2.763 jam terbang), polisi menemukan sebuah simulator Boeing 777 yang setelah diselidiki ada penghapusan data pada tanggal 3 Februari 2014. Simulator diketahui mampu melakukan simulasi emergency serta tempur.
Penulis berpendapat, kapten pilot yang sangat berpengalaman pernah melakukan latihan darurat stall dan bagaimana melakukan manuver recovery. Tampaknya ini yang terjadi, dengan demikian semua penumpang, termasuk kopilot dan kru mungkin mengalami G negative dan bukan tidak mungkin langsung lumpuh atau bahkan meninggal. Kasus stall MH370 tampaknya sama seperti kasus Air France AF447 yang jatuh dalam rute Brasil ke Paris tahun 2009.
Pesawat jatuh di Samudera Atlantik, menewaskan 228 penumpang dan kru. Setelah penyelidikan mahal selama dua tahun, puing Airbus akhirnya ditemukan. Dari hasil pemeriksaan rekaman suara dan data pesawat di black box, penyelidik Prancis menyebutkan pilot gagal mengantisipasi dan memahami situasi stall sehingga tidak melakukan manuver recovery, akibatnya pesawat jatuh. Perbedaannya, stall MH370 disengaja, dan pilot mampu melakukan recovery.

Penilaian Sisi Terorisme
Penggunaan istilah terorisme dalam kasus hilangnya MH370 tampaknya belum dapat diterima karena pada umumnya semua menunggu ditemukannya black box yang dikatakan merupakan kunci dari kasus. Dalam kasus ini Pemerintah Malaysia menyatakan bahwa pesawat diambil alih, artinya telah terjadi pembajakan. Pembajakan apabila menjadi sebuah motif bisa terkait dengan kriminal, minta uang tebusan, pembebasan seseorang yang ditahan, akan tetapi apabila terkait dengan jaringan terorisme internasional artinya pembajakan untuk tujuan menyerang dan melakukan bunuh diri.
Penulis berpendapat bahwa pembajakan MH370 agak erat hubungannya dengan serangan Al-Qaeda. Di Malaysia walaupun tidak diangkat ke permukaan terdapat jaringan radikal yang berafiliasi dengan Al-Qaeda, hanya mereka tidak dapat bergerak karena ketatnya Internal Security Act (ISA). Pada beberapa tahun lalu, dua tokoh Al Qaeda yang beroperasi di Indonesia (Dr Azhari dan Noordin M Top) adalah warga Malaysia yang melatih teroris Indonesia untuk menyerang Amerika Serikat dengan bom bunuh diri. Yang mereka serang adalah simbol AS dan sekutunya.
Fakta yang memperkuat, pada bulan September 2013, saat peringatan ke 12 serangan 911, yang jatuh tanggal 11 September 2013, Ayman al-Zawahiri (pimpinan Al-Qaeda pengganti Osama bin Laden) mengeluarkan fatwa agar kaum muslim menyerang AS. Konflik antara AS-Al-Qaeda belumlah selesai, mereka masih ada dan akan menyerang pada waktu, tempat, dan situasi yang tidak diperkirakan. Serangan 911 adalah pembajakan pesawat oleh 18 teroris yang sangat mengejutkan AS, di luar perkiraan. Kini timbul pertanyaan, apabila terkait dengan teroris, mengapa pesawat Malaysia yang dibajak dan apa kaitan dengan AS.
Sesuai dengan teori terorisme, mereka melakukan aksi untuk melakukan misi sebagai instrumen pengadilan atau menyampaikan pesan. Kasus MH370 nampaknya sebuah penyampaian pesan kepada AS serta sekutu-sekutunya, mereka masih ada dan mampu berbuat sesuatu yang mampu menaklukkan teknologi tinggi. Teroris menyerang Boeing777, simbol AS. Sudah tiga pekan, 28 negara dengan teknologi canggih, pengerahan kapal laut dan pesawat terbang serta satelit hebat, belum juga mampu menemukan pesawat. Jadi ini sebuah serangan psikologis.
Kini AS menerjunkan CIA yang dikenal sebagai organisasi peniadaan teroris, Inggris menerjunkan MI6, dan Tiongkok menerjunkan agen-agen intelijennya. Tampaknya semakin disadari bahwa benar ada teroris di belakang ini. Kini mereka mencari bukti atau fakta. Kita jangan menafikan teori abu-abu, penyebab ekstrem harus dijejaki kebelakang, kejahatan tidak selalu sempurna, pasti ada jejak yang ditinggalkan. Simulator adalah salah satu jejaknya. Perlu diperdalam, bukan tidak mungkin dan akan lebih menakutkan apabila simulator pernah digunakan untuk melatih teroris lainnya untuk kembali membajak Boeing 777.
Kesimpulannya, hilangnya MH370 dibajak dan sengaja diarahkan ke kawasan terpencil dengan laut yang ganas dan dalam. Tujuannya untuk menghilangkan black box agar kasus ini tetap menjadi sebuah misteri. Ini semua membuktikan serangan demikian terencana dan terstruktur. Yang jelas sebelum black box ditemukan, akan banyak negara Barat dan para pengguna Boeing 777 akan gundah dan resah. Kita mungkin tidak akan pernah tahu, ada sebuah skenario yang mengerikan di balik ini semua. Hanya mereka belum mau memunculkan diri, itulah terorisme. ●

Progress Pengembangan Alutsista Buatan Dalam Negeri

 

alutsista buatan dalam negeri
alutsista buatan dalam negeri

Assalamualaikum wr wb. Selamat pagi, request permission to rejoin formation:D
Rame diskusi soal industri alutsista dalam negeri. Secara ringkas, plan dan progress pengembangan alutsista buatan dalam negeri antara lain sebagai berikut
A. Matra Darat:
  1. Tank medium, target bobot max 30 ton, 120 mm smooth bore gun, composite armor, active protection system (in progress, 35% completed)
  2. Sistem roket kendali dan nir kendali multi laras untuk artileri medan dengan jarak jangkau 40-80 km (in progress, 85% completed)
  3. Sistem peluru kendali balistik jarak pendek (< 300 km) berplatform truk roda ban (in progress, 50%completed)
  4. Sistem peluru kendali balistik jarak menengah ( < 2000 km) berplatform truk roda ban (in progress, 30% completed)
  5. Sistem peluru kendali balistik antar benua (10.000 – 15.000 km) berplatform kereta api (in progress, detailed engineering design based on SS-24 system, platform vehicle sample obtained and currently being re-designed)
  6. Sistem peluru kendali anti pesawat udara multi pemandu jarak sedang berplatform truk roda ban (in progress, 40% completed)
  7. Sistem peluru kendali anti pesawat udara multi pemandu jarak jauh berplatform truk roda ban (in progress, 30% completed, design based on S300PMU1 system)
  8. Sistem manajemen tempur dan logistik terpadu (integrated battle and logistic management system, enable field commander to coordinate large scale combat units and battle assets in multi spectrum engagements)
  9. Sistem alkom (alat komunikasi) tahan jamming dan terenkripsi.
  10. Sistem radar kontra artileri medan.
B. Matra Laut
  1. Kapal Cepat Rudal Trimaran 74+94m (littoral combat vessel designed) and 120 m (ocean going heavy corvette)
  2. Kapal Perusak Kawal Rudal/frigate kelas Sigma (design mengacu pada kapal perusak kelas DZP, sistem manajemen tempur racikan Thales + LEN berbasis CAWCS, dilengkapi radar SMART-L dengan kemampuan integrasi dengan sistem radar INDRA 2 (low frequency radar – stealth detection capable), dan sistem rudal ASuM dan SAM buatan dalam negeri)
  3. Kapal selam Changbogo class (design U214, VLS/non VLS variant)
  4. Kapal LHD 30.000 ton capable of delivering 1 BTP (batalyon tim pendarat) + 30 medium tanks + 14 helos.
  5. Sotong family UUV (unmanned underwater vehicle), 2 variants currently developed and deployed. a. Variant 1, codenamed Sotong: equipped with 120kg internal shaped charge warhead with magnetic fuze, able to submerge up to 250 m, utilizing passive sonar for tracking surface targets, and fully automated sequence of engagements. b. Variant 2, codenamed Cumi: torpedo carrying vehicle, details undisclosed
  6. Sea Ghost multipurpose mini submersible vehicle, 2 variants currently deployed, details strictly undisclosed.
  7. Rudal anti kapal berdaya jangkau 90, 180, dan 250 km.
C. Matra Udara
  1. Indonesian Fighter Xperimental (IFX), 4,5th and 5th Gen fighter base design, incorporate semi stealth features, internal weapons bay, AESA radar, advanced EW capability.
  2. J-10B-based fighter, using Lyulka AL-41F turbofan engine, PESA radar.
  3. Rudal AAM berdaya jangkau 20, 60, dan 180 km berpemandu IR dan radar aktif.
  4. Rudal ASM berdaya jangkau 30 dan 100 km, berpemandu TV, dan IR.
  5. Smart Bomb berpemandu laser. Sistem AEW & C (license based).
PLus ada beberapa item lain yang strictly confidential, belum waktunya disingkap.
Demikian, selamat berdiskusi, hehehe…. (By Narayana)

DPR: Pertahanan Udara Rawan – Peralatan Militer Indonesia Belum Dimodernisasi


DPR menilai sebaran radar pertahanan milik TNI AU sangat terbatas. Karenanya, jumlah 20 radar perlu diperbanyak demi menjaga wilayah udara NKRI.
Belum lagi banyak radar yang berusia cukup tua sehingga perlu diremajakan. “Sebenarnya ini belum cukup karena banyak yang harus diperbaiki atau diganti,” kata anggota Komisi I DPR Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati ketika dihubungi, Selasa (1/4).
Ia mengungkap hasil analisis Komisi Pertahanan banyak ruang kosong yang tidak terkover radar militer. Hal itu tentu riskan kalau dibiarkan terus berlanjut. Pasalnya, bisa saja sebuah benda asing lewat begitu saja tanpa terdeteksi ketika melewati wilayah udara NKRI.
“Pengadaan radar harus diperbanyak mengingat sistem pertahanan udara kita rawan intervensi asing,” kata politikus Partai Hanura itu.
Susaningtyas menyadari, luasnya wilayah NKRI memang membutuhkan komitmen kuat dari pemerintah untuk memperkuat alutsista TNI AU. Hanya saja, Kemenhan menghadapi kendala lantaran tidak disokong anggaran besar.
Dia menyarankan agar Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) diberi wawasan Nusantara demi mendukung peremajaan alutsista. Dengan cara itu, sambung dia, pemenuhan radar militer baru yang canggih dapat direalisasi. “Betul anggaran alutsista kita terbatas. Bappenas harusnya juga memiliki visi pertahanan.”
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ketua Komisi I DPR, Mahfudz Siddiq mengatakan Indonesia belum memodernisasi peralatan radar militer pantai dan udara. Sebab menurutnya Indonesia masih berfokus pada pengadaan alutsista utama (senjata dan kendaraan tempur).
“Untuk Angkatan Udara alutsista pendukungnya masih radar lama dan belum semua pangkalan udara militer dilengkapi radar,” kata Mahfudz Siddiq ketika dihubungi Republika, Senin (31/3).
Mahfudz mengatakan sebagian besar radar militer Indonesia sudah tidak berfungsi optimal. Ini karena radar yang digunakan sudah tidak moderen. Menurut Mahfudz anggaran alutsista sebesar Rp 120 triliun selama 2009 sampai 2014 tidak  memadai.
“Memang diakui dalam rencana strategi (renstra) 2014 belum bisa biayai radar militer,” ujarnya.
Politisi Partai Keadilan Sejahtera ini mengusulkan agar ada peningkatan anggaran alutsista periode 2014–2019. Mahfudz mengatakan modernisasi radar militer udara dan pantai sudah tidak bisa ditunda. Pasalnya lalulintas udara dan perairan Indonesia sudah semakin padat.
“Saya usulkan belanja alutsista periode berikut Rp 200 triliun,” katanya.
Mahfudz menolak belanja alutsista TNI tidak tepat guna. Dia menjelaskan fungsi alutsista tidak optimal karena belanja alutsista tidak dilakukan dalam paket menyeluruh. Mahfudz mencontohkan, saat membeli pesawat Sukhoi, Indonesia tidak sekaligus membeli persenjataan Sukhoi. “Pembeliannya bertahap karena keterbatasan anggaran,” ujarnya. (ROL)

Cintailah Industri Strategis Indonesia

merah_putih_v16 copy
Alutsista kebanggaan buatan dalam negeri
Alutsista kebanggaan buatan dalam negeri
Percepatan Minimum Essential Force (MEF) yang dibangun Kemenhan tidak hanya fokus impor dari luar negeri, tapi juga dengan produsen-produsen dalam negeri. Keseriusan Kemenhan bisa dilihat dnegan penandatangan nota kesepahaman (MoU) dengan sejumlah industri alutsista dalam negeri yang dilakukan pada Maret 2012 silam.
“Jumlah kontraknya mencapai Rp 1,3 triliun,” ujar Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro saat itu.
Perusahaan yang dilakukan MoU adalah PT Dirgantara Indonesia, PT Palindo Marine, PT Pindad, PT Infra RCS Indonesia dan PT Sari Bahari. Selama ini kita telah mengetahui pengembangan BUMN Industri strategis seperti PT DI melalui kerjasama pembuatan alat militer bersama pihak produsen luar negeri seperti pesawat CN-295, CN-235, Helikopter Bell 412, Cougar EC-725, Fennec AS-555, dll.
Lalu ada PT Pindad dengan berbagai macam senjata ringan hingga ke kendaraan lapis baja roda biasa seperti Anoa, Komodo, Rantis 4×4 maupun roda rantai seperti rencana membuat MBT dan tank kelas ringan/sedang yang mampu menjadi andalan dalam kondisi geografis kita. Dalam MoU itu juga ada beberapa alutsista strategis seperti pembuatan Rocket FFAR, Radar/ECDIS, serta pembuatan peluru kendali.
Pembuatan FFAR atau Fin Folding Aerial Rocket ini buatan PT DI hasil Transfer of Technology (ToT) dari produsen asal Eropa, Lesca dengan bersandar lisensi dari Belgia. Ada dua tipe yang dikembangan PT DI yaitu RD 701 berbasis FFAR MK 4 dan RD 7010 berbasis MK 40. Saat ini untuk pengembangan sudah hampir 100%. Sedangkan hulu ledaknya sudah 100 persen buatan lokal dibantu Lapan dengan sistem Doublebase atau basis ganda, sehingga FFAR buatan dalam negeri bisa setara dengan produk-produk luar.
Rocket FFAR buatan dalam negeri - Hulu ledak 100% komponen lokal
Rocket FFAR buatan dalam negeri – Hulu ledak 100% komponen lokal
Spesifikasi
Diameter : 70 mm (2.75 inchi)
Panjang : 120 cm
Berat : 8.4 Kg
Jarak efektif : 3,400 m
Berat Warhead : 2.7 Kg
Untuk radar/ECDIS (Electronic Chart Display and Information System) atau sistem informasi navigasi laut sesuai dengan Organisasi Maritim Internasional (IMO) juga sudah dibuat oleh PT Infra RCS Indonesia. Untuk ECDIS ini murni hasil anggaran pengembangan dari PT Infra. Selain itu PT Infra juga telah mengembangkan Electronic Support Measures (ESM) dan rencana pengembangan bersama WECDIS dengan TNI AL.
INFRA
INFRA
Selain Infra, ada juga dari BUMNIS yaitu PT. LEN Industri seperti Radar Processing dan Display Console untuk teknologi Modern radar dan Legacy radar. Selain Radar/ECDIS PT LEN juga mengembangkan atau memproduksi Combat Management System (CMS), Transoder TPO TLM-01 (untuk kapal selam), Len Cryptosys (Modem Enkripsi asli buatan dalam negeri), peralatan komunikasi radio portable (Manpack)/Base Station/Vehicle, dll.
Surveillance & Reconnaissance
Surveillance & Reconnaissance Device
image002
peralatan komunikasi radio portable (Manpack), Base Station, Vehicle
Sedangkan Peluru kendali, berdasarkan Rencana Strategis 2010-2014 Konsorsium Roket untuk TNI AD memerlukan RX-100 yang Alhamdulillah telah behasil yaitu R-Han 122 (a) tinggal uji tabel tembak, TNI AL RX-122 sama yaitu R-Han 122b dengan jarak dibawah 40 km-tinggal uji Tabel dan RX-320 pengembangan bersama litbang TNI AL dengan jarak 70 Km atau lebih.
sotong42
sotong 42
Sotong 42-tail
Sotong. Image: ryanmesin.wp
Ranjau Laut
Ranjau Laut
Smart Bomb - Dislitbang
Smart Bomb – Dislitbang
RX-320 - sejenis Exocet dengan jarak 180 km
RX-320 – sejenis Exocet dengan jarak 180 km

Untuk RX-320 ini direncanakan untuk mengganti Exocet dan telah dilengkapi Infrared Seeker Head. Dan terakhir untuk TNI AU ada RX-70 dengan jangkauan 7.9 km dan ini juga sudah dikembangkan untuk dicantel di pesawat tempur kita.
Diharapkan Alutsista ringan maupun kelas berat ini bisa mengisi tiga matra TNI agar terciptanya MEF pertama bisa diwujudkan. Untuk MEF kedua ada rencana pengembangan dalam negeri juga seperti Tank Medium, APC Amphibious, RX-320 sejenis Exocet dengan jarak 180 km, PSU kelas sedang, Kapal Selam bersama DSME, Kapal Perang PKR/Frigate bersama DSNS Belanda, dll.
Cintailah produk-produk dalam negeri…
Salam (Jalo).