Senin, 03 Februari 2014

TNI Siaga Bukan karena Australia

TNI AL akhirnya mengeluarkan sikap terkait dengan pengerahan sejumlah kapal perang ke kawasan perbatasan laut di Indonesia Timur belakangan ini. Pihak TNI-AL menegaskan, penambahan kapal perang itu tidak memiliki alasan khusus karena menyesuaikan dengan kebutuhan di wilayah yang memang sangat luas.

Kadispenal Laksamana Pertama Untung Suropati saat dikonfirmasi membenarkan bahwa pihaknya menambah sejumlah kapal perang ke wilayah perbatasan dengan Australia. Meski begitu, Untung menolak jika penambahan tersebut dikhususkan untuk merespons kasus pelanggaran batas wilayah yang dilakukan Angkatan Laut Australia.

Menurut Untung, pihaknya tidak pernah membuat skala prioritas dalam pengerahan armada. Pengerahan armada dilakukan setelah ada analisis mengenai situasi di lapangan. Jika memang diperlukan adanya tambahan, armada akan ditambah. “Intensitas patroli memang kami tingkatkan, namun itu hal biasa untuk menjaga wilayah perbatasan kita,” ujar Untung kemarin (31/1).

Alumnus US Naval War College 2009 itu mengibaratkan menjaga perbatasan negara seperti menjaga rumah sendiri. “Kalau ketua RT mengingatkan kampung kita rawan kejahatan, otomatis kita juga akan meningkatkan kewaspadaan,” lanjutnya. Untung juga tidak menyebutkan berapa jumlah armada yang dikerahkan ke kawasan yang langsung berbatasan dengan perairan Australia itu.

Menyikapi pelanggaran yang dilakukan AL Australia, Untung memilih berhati-hati. Pihaknya mengikuti langkah yang diambil pemerintah Indonesia, dalam hal ini presiden dan panglima TNI. “Umumnya di berbagai negara, sepanjang (pelanggaran) tidak provokatif, tidak mendramatisasi, saya rasa masih oke,” tambahnya. Terlebih, secara khusus Australia sudah meminta maaf kepada pemerintah Indonesia.

Sebelumnya muncul informasi bahwa TNI-AL merespons pelanggaran AL Australia dengan mengerahkan sejumlah kapal perang ke Laut Timor dan Arafuru. Kapal yang dikirim, antara lain, fregat, kapal cepat torpedo (KCT), kapal cepat rudal, (KCR), dan korvet. Juga, pesawat patroli perairan.
 

C-130H MP Hercules: Pesawat Intai Maritim TNI AU Dengan Kemampuan Long Endurance

C-130 H MP TNI AU
C-130 H MP TNI AU

Umumnya dalam setiap pengadaan pesawat militer, baik jenis pesawat tempur maupun transport, tiap tipe dibeli lebih dari satu unit. Tapi ada yang berbeda dari pengadaan pesawat intai maritim yang satu ini. Tepatnya pada awal dekade 80-an, saat Rencana Strategis (Renstra) II Hankam dicanangkan, TNI AU mendapatkan penambahan kekuatan untuk lini pesawat fighter, trainer, helicopter, dan transport. Dan, bicara di lini transport, jelas yang menjadi prioritas adalah pembelian armada pesawat angkut berat C-130 Hercules dari AS.
Merujuk ke sejarahnya, TNI AU memang sudah mengoperasikan C-130 Hercules sejak 1960, yakni lewat seri C-130B Hercules dengan jumlah 10 unit, dua diantaranya adalah versi tanker KC-130B. Tapi seiring perkembangan, dimana usia C-130B sudah kian tua, ditambah ada pesawat yang telah mengalami crash, maka adalah kebutuhan utama untuk meningkatkan serviceable bagi armada Hercules. Ini tentu mudah dipahami, mengingat selain mengemban misi strategis dalam angkut militer, keberadaan Hercules amat vital mendukung operasi tempur bukan perang, seperti pada operasi bantuan kemanusiaan saat bencana alam.
Di tahun 1980, TNI AU mendapatkan tambahan 12 unit C-130 Hercules, kedua belas Hercules yang didatangkan tersebut terdiri dari:
1. C-130H sebanyak 3 unit, masing-masing pesawat diberi nomer registrasi A-1315, A-1316 dan A-1323.
2. C-130HS (long body) sebanyak 7 unit, masing-masing diberi nomer registrasi A-1317, A-1318, A-1319, A-1320, A-1321, A-1324 dan A-1341.
3. L-100-30 sejumlah 1 unit menggunakan registrasi A-1314.
4. C-130H MP (Maritime Patrol) sejumlah 1 unit, menggunakan registrasi A-1322.

1630118620X310
Tampilan radar AN/APS-128B Sea Search
Tampilan radar AN/APS-128B Sea Search

Untuk C-130H dan C-130HS di daulat untuk dua peran, sebagian difungsikan untuk misi kargo, transport bagi pasukan lintas udara, hingga tugas sebagai pesawat VIP/VVIP. Nah, ada yang beda dengan C-130H MP yang punya kode produksi c/n 4898. Menyandang label MP yang artinya maritime patrol, jenis pesawat ini artinya memang difungsikan untuk peran intai maritim. Memang struktur bodi dan kemampuan mesin-nya serupa dengan C-130H yang lain, tapi C-130H MP punya jeroan khusus untuk mendukung tugas meronda di lautan.
Dari tampak luar, C-130H MP TNI AU tak beda dengan C-130H reguler, tapi pada sisi radome (moncong hidung) ditempatkan radar khusus, yakni AN/APS-128B Sea Search. Radar buatan Telephonics dengan frekuensi X band ini memang dirancang untuk misi intai maritim. Radar ini dapat mengendus target berupa kapal besar pada jarak 100 nautical mile (185,2 km), untuk target kapal berukuran sedang pada jarak 57 nautical mile (105,5 km) dan untuk target kapal kecil pada jarak 32 nautical mile (59,2 km). Selain dukungan radar AN/APS-128B, pada kaca depan kokpit dan pintu terjun pasukan para (paratroop entrance door) dilengkapi dengan large observer windows.

paratroop entrance door
paratroop entrance door
Windows Observer pada paratroop entrance door
Windows Observer pada paratroop entrance door

Agar lebih afdol dalam menunjang misi intai maritim, C-130H MP juga bisa ditambahkan perangkat side looking airborne radar, passive microwave imaginer, low light level TV, side scanning infrared dan FLIR (forward looking infrared). Tapi sayangnya, menurut informasi yang diperoleh Indomiliter.com, yang digunakan TNI AU adalah versi basic, artinya jeroan saktinya hanya radar AN/APS-128B Sea Search. Secara teknis, radar dengan frekuensi X band (9375 Mhz) ini punya antena dengan dimensi 42 x 11 inch plus scan rate 15 hingga 60 RPM.
Bila keluarga C-130 Hercules umumnya disebar ke Skadron Udara 31. Skadron Udara 32, dan Skadron Udara 17 VIP/VVIP. Tapi karena perannya yang spesifik, C-130H MP diserahkan operasionalnya kepada Skadron Udara 5 Intai Maritim. Penyerahan C-130H MP ke Skadron Udara 5 berdasarkan Skep/35/IV/1982, tanggal 21 April 1982). Pada momen tersebut, C-130H MP melengkapi kekuatan Skadron Udara 5 yang per 1 Juni 1982 telah mengoperasikan 3 unit pesawat Boeing 737-200 Maritime Patrol. Pesawat ini dilengkapi dengan alat sensor yang disebut SLAMMR ( Side Looking Airborne Modular Multimission Radar) Real Time, peralatan navigasi INS (Inertial navigation System), infra red dan Omega Navigation System serta peralatan komunikasi modern.
Saat C-130H MP resmi masuk ke Skadron Udara 5, kesatuan tersebut masih berpangkalan di lanud Abdul Rahman Saleh, Malang. Tapi kemudian pada 22 Februari 1982, Skadron Udara 5 resmi pindah home base ke lanud Hasanuddin di Makassar – Sulawesi Selatan. Meski peran utamanya sebagai intai maritime, tapi dalam operasionalnya, C-130H MP juga dapat diperbantukan untuk misi transport logistik.

Lambang Skadron Udara 5
Lambang Skadron Udara 5
Windows Observer yang luas menjadi keunggulan utama bagi C-130 untuk misi intai.
Windows Observer yang luas menjadi keunggulan utama bagi C-130 untuk misi intai.

Tidak Berumur Panjang
Belum lima tahun dioperasikan, sayangnya usia pengabdian C-130H MP TNI AU tidak berumur panjang, satu-satunya C-130 yang berfungsi sebagai intai maritim ini berakhir pada tahun 1985. Tepatnya pada 21 November 1985, pesawat ini menabrak Gunung Sibayak di Sumatera Utara. Saat itu pesawat sedang dalam rute Medan – Padang. Dalam musibah tersebut, 10 awak dinyatakan gugur.
Malaysia Juga Punya
Selain dioperasikan oleh Indonesia, spesifik dengan tipe C-130H MP juga digunakan oleh AU Malaysia (TUDM/Tentara Udara Diraja Malaysia). Bila TNI AU hanya punya 1 unit, maka TUDM langsung memborong 3 unit C-130H MP. Mungkin karena pertimbangan biaya operasional yang besar dan teknologi sensor radar yang dipandang sudah ketinggalan jaman. Sebagai perbandingan, kemampuan radar AN/APS-128B justru kalah ampuh dengan radar Ocean Master Surveillance di NC-212 200 MPA TNI AL.
C-130H MP TUDM (Malaysia)
C-130H MP TUDM (Malaysia)

Kini justru Malaysia telah mengkonversi C-130H MP menjadi versi dual role, yakni untuk mendukung misi tanker dan transport. Versi intai maritime saat ini masih digunakan oleh AS untuk memperkuar armada US Coast Guard, yakni dengan tipe HC-130 H/J, sudah barang tentu versi milik AS sudah dilengkapi perlengkapan elektronik yang sangat maju untuk misi long range surveillance.
Lockheed C-130H MP tidak bisa dibilang pesawat laku dipasaran, tapi kemampuan terbangnya yang long endurance (bisa terbang 24 jam non stop), sangat ideal bagi misi intai maritim guna meronda wilayah lautan NKRI yang sedemikian luas. Kemampuan radar dan sensor pesawat intai maritim TNI AU dan TNI AL kini boleh saja lebih canggih, seperti ditunjukkan pada pesawat NC-212 200 MPA, CN-235 200 MPA dan CN-235 200 NG Penerbal TNI AL. Tapi untuk urusan jangkauan terbang, paling banter CN-235 200 hanya bisa mengudara selama 9 -10 jam dengan jarak tempuh 796 km. Sementara C-130H MP yang ada di level angkut berat dengan 4 mesin turbo propeller, dalam kondisi tanpa muatan kargo, bisa terbang sejauh 5.200 nautical mile (setara 9.630 km). (Bayu Pamungkas)
Spesifikasi C-130H Hercules
Mesin : Four Allison T56-A-15 turboprops; 4,300 horsepower, each engine.
Panjang : 29,3 meter
Tinggi : 11,4 meter
Lebar Sayap : 39,7 meter
Kecepatan : 374 mph (Mach 0.57) at 20,000 feet (6.060 meter).
Ketinggian : 10.000 meter dengan bebab 45 ton
Berat Maximum Takeoff : 69.750 kg
Normal Passenger Seats Available: Up to 92 troops or 64 paratroops or 74 litter patients.
Jangkauan : 2.049 nautical miles with maximum payload, 2.174 nautical miles dengan 11.250 kg kargo, dan 5.200 nautical miles tanpa kargo.
Kru minimum : 5 (two pilots, a navigator, flight engineer and loadmaster.

Pertahanan Udara Kapal Perang Indonesia

Nakhoda Ragam Class TNI AL
Nakhoda Ragam Class TNI AL

Salah satu langkah maju dalam up-grade Nakhoda Ragam Class, adalah pengadaan sistem pertahanan udara VL Mica, buatan MBDA Perancis. Dengan adanya VL Mica, pertahanan udara kapal perang ini, mampu menyergap sasaran sejauh 20 km dengan ketinggian 30 ribu kaki, untuk segala jenis ancaman udara. VL Mica memiliki hulu ledak 12 kg dan berkemampuan fire and forget.
Rudal pertahanan anti-udara VL Mica MBDA
Rudal pertahanan anti-udara VL Mica MBDA

VL Mica menggantikan sistem rudal anti pertahanan udara Seawolf yang dipasang Brunei Darussalam di NR Class pada tahun 2005-an, namun rudal ini sudah tidak diproduksi oleh MBDA. Rudal Seawolf digantikan dengan versi yang lebih baru CAMM-L.
Jika dibandingkan denga sistem pertahanan udara Korvet Sigma Class, maka NR Class mengalami peningkatan. KRI Diponegoro Sigma yang mulai bertugas tahun 2007, hanya dilengkapi rudal anti-udara Mistral TETRAL, buatan MBDA.
KRI DIPONEGORO 365 - Rudal Mistral TETRAL (photo: Fay Aldrian)
KRI DIPONEGORO 365 – Rudal Mistral TETRAL (photo: Fay Aldrian)

Pertahanan udara Mistral Tetral, hanya bisa menetralisir ancaman udara jarak dekat dengan jangkauan 5 kilometer dan low altitude. Dengan jangkauan itu, Mistral hanya bisa melumpuhkan helikopter ataupun rudal yang datang (low altitude) dan telah sangat dekat. Pesawat tempur musuh dan rudal Sea Skimmers relatif aman dari ancaman Mistral.
KRI DIPONEGORO 365 - Rudal Mistral TETRAL (photo: Fay Aldrian)
KRI DIPONEGORO 365 – Rudal Mistral TETRAL (photo: Fay Aldrian)

Destroyer Hobart Class
Seiring perkembangan geopolitik dan kemajuan teknologi, ancaman yang bisa datang ke Indonesia, juga meningkat. Angkatan Laut Australia (Royal Australian Navy/ RAN), pada tahun 2016 mendatang akan dilengkapi dengan Destroyer Hobart Class.
Hobart Class Air Warfare Destroyers, Australia.  Kapal Pertama Royal Australian Navy yang dilengkapi Aegis combat system
Hobart Class Air Warfare Destroyers, Australia. Kapal Pertama Royal Australian Navy yang dilengkapi Aegis combat system

Kapal perang ini merupakan “Air Warfare Destroyer”, untuk melindungi armada laut Australia. Hobart Class menggunakan Aegis combat system dan dilengkapi 48 tabung Vertical Launch System Mark 41, yang bisa meluncurkan: RIM-66 Standard, RIM-67 Standard, RIM-161 Standard Missile 3, RIM-174 Standard ERAM, Tomahawk (missile), RUM-139 VL-ASROC, RIM-7 Sea Sparrow, dan RIM-162 ESSM.
VLS Mk41, USS Mahan DDG 72
VLS Mk41, USS Mahan DDG 72

Hobart Class akan dilengkapi SM-2 standard missile dan long-range anti-aircraft missile SM-6. Destroyer Australia ini nantinya mampu
bertahan dan menghancurkan rudal maupun pesawat tempur dalam jarak 150 km.
Konsep Air Warfare Destroyer, Hobart Class, Australia
Konsep Air Warfare Destroyer, Hobart Class, Australia

PKR Sigma 10514
Indonesia juga akan memiliki frigate baru pada tahun 2016 nanti, yakni PKR Sigma 10514 yang modulnya di bangun di Belanda, Rumania dan Surabaya. Namun frigate 10514 ini pun diperkirakan hanya menggunakan sistem rudal anti pertahanan udara jarak pendek, VL Mica.
Pengadaan VL Mica TNI AL (photo; arc.web.id)
Pengadaan VL Mica TNI AL (photo; arc.web.id)

VLS Launcher MK 41
Selain Australia dengan Hobart Class-nya, negara lain yang lebih dulu menggunakan VLS Mark 41, adalah Jerman dengan Brandenburg class-nya (F123). Frigate berbobot 3600 ton ini digunakan Jerman mulai tahun 1994 dan masih digunakan. Namun Jerman telah memensiunkan frigate yang lebih tua (F-122), yakni Bremen Class, dengan bobot yang nyaris sama dengan Brandenburg class.
Frigate  Brandenburg Class, Jerman
Frigate Brandenburg Class, Jerman

Frigate Bremen Class aktif di militer Jerman mulai tahun 1982- 1990 dan pada tahun 2013 mulai dipensiunkan, karena akan digantikan dengan F-125.
Frigate  Brandenburg Class, Jerman
VLS Mk41 di Frigate Brandenburg Class, Jerman

Bremen Class dilengkapi dengan 16 tabung RIM-7 Sea Sparrow, rudal anti udara jarak menengah. Tentunya rudal tua ini bisa diganti dengan Evolved Sea Sparrow missile (ESSM)/ RIM 7R atau RIM-162 ESSM Mark 25. Atau jika diijinkan, bisa lompat langsung ke tabung Mark 41 VLS yang digunakan Frigate Brandenburg Class Jerman dan Hobat Class Australia. Hubungan militer Indonesia dengan Jerman telah berlangsung lama dan semakin membaik. Peluang ini seharusnya dimanfaatkan.
Frigate Bremen Class Jerman yang pensiun tahun 2013
Frigate Bremen Class Jerman yang pensiun tahun 2013

Jika Jerman atau NATO tidak mengijinkan penggunaan ESSM/ RIM-162 atau VLS Mark 41, Indonesia masih memiliki alternatif lagi dengan mengusung ASTER 30 atau Aspide 2000 buatan MBDA, perusahaan yang memasangkan VL Mica untuk Korvet NR Class Indonesia.
Frigate Bremen Class Jerman yang pensiun tahun 2013
Frigate Bremen Class Jerman yang pensiun tahun 2013
 
Dengan adanya frigate Bremen Class atau sejenis yang mengusung rudal anti pertahanan udara jarak menengah/jauh, armada kapal Indonesia yang sedang dibangun, memiliki pelindung yang disegani.
 

Sabtu, 01 Februari 2014

Awas, Intelijen AS dan Inggris Memonitor Android, iPhone, Twitter, YouTube, Angry Birds dll

File Top Secret (foto : sott.net)
Intelijen Amerika Serikat (NSA) dan Inggris (GCHQ) jelas sangat tidak menyukai Edward Snowden yang terus membocorkan langkah taktis dan strategis kedua badan intelijen negara tersebut dalam melakukan pulbaket (pengumpulan bahan keterangan) dari seluruh dunia. Setelah beberapa kali mengirimkan bocoran ke media, Snowden mantan kontraktor CIA dan NSA yang kini untuk sementara dipelihara Rusia kembali mengirimkan bocoran ulah NSA dan GCHQ. Dia mengirimkan bukti upaya surveilans  kedua badan intelijen tersebut  terhadap jejaring sosial kepada harian terkemuka AS dan Inggris (The New York Times, The Guardian dan ProPublica) dan ditayangkan pada hari Senin (27/1/2014) serta kepada NBC News pada Selasa (28/1/2014).
Snowden menyebutkan bahwa kedua badan intelijen kedua negara tersebut sejak tahun 2007 telah bekerja sama memonitor dan membangun akses masuk ke perangkat komunikasi terbaru dengan sistem Android dan iPhone. Keduanya mampu mengakses email, foto-foto, data-data seperti daftar kontak, lokasi serta jejaring sosial lainnya. Disamping juga menyimpan data-data pribadi seperti profile, termasuk umur seseorang, alamat, jenis kelamin, status, pendidikan dan data keluarga lainnya. GCHQ melakukan fokus kearah Irak dan Afghanistan untuk memonitor kegiatan teroris. Sementara sebuah dokumen rahasia (bulan Mei 2010) dari NSA tentang hasil para analisnya menyebutkan sebuah operasi yang dinamakan "Golden Nuget," bahwa Android dan iPhone adalah sebuah sumber informasi yang kaya (target potensial).
Aplikasi yang juga merupakan sumber informasi intelijen yang dimonitor adalah Flickr, Lindkedln, Twitter dan aplikasi yang terkoneksi ke Facebook. Sementara game yang terkenal seperti Angry Birds juga dimata-matai GCHQ dan NSA untuk dimonitor para penggunanya.
Badan-badan itu ternyata telah lama mencegat generasi lalu lintas ponsel sebelumnya seperti pesan teks dan metadata dari hampir setiap segmen jaringan mobile dan , baru-baru ini , lalu lintas komputer yang berlangsung pada saluran/jaring internet. Karena jaringan-jaringan yang sama tersebut  membawa aliran data dari kebocoran aplikasi , NSA dan GCHQ  memiliki cara yang siap pakai untuk mengumpulkan dan menyimpan sumber daya baru ini . Dokumen Snowden tidak membahas berapa banyak pengguna yang  mungkin akan terpengaruh , apakah mereka termasuk warga Amerika atau seberapa sering monitor dilakukan.
Operasi spionase GCHQ terbuka setelah Snowden membuka data NSA, yang telah dikirimkannya kepada NBC News, ditayangkan  pada Selasa (28/1/2014). Sandi operasi oleh GCHQ sebagaimana  yang dilaporkan ke NSA diberi nama "Squeaky Dolphin," yang khusus memonitor Youtube. GCHQ mampu mengumpulkan nama, alamat dan informasi pengguna dari demikian banyaknya video yang diakses setiap[ harinya. Fous lebih diarahkan kepada content yang populer, pengguna terbanyak serta tayangan radikal terkait dengan kegiatan teroris.
Dengan demikian maka sebenarnya kini tidak ada satupun jejaring sosial yang bebas dari aksi mata-mata kedua badan intelijen yang masuk dalam kelompok "5-eyes." Termasuk Australia, Canada dan Selandia Baru. Nampaknya kedua badan intelijen tersebut terus mengumpulkan jaringan ancaman atau potensi ancaman yang akan berpengaruh dan berubah menjadi ancaman riil terhadap keamanan nasional masing-masing negara serta juga sekutunya. Dan jelas disamping itu aksi spionase memberikan informasinya kepada end user di negaranya masing-masing, khususnya dalam kaitan sembilan komponen intelijen strategis.
NSA (National Security Agency) dari AS  langsung memberikan bantahan dan menyatakan tidak tertarik dengan data/informasi intelijen di luar "target intelijen yang pasti." NSA membantah dan menyatakan tidak melakukan monitoring pada ponsel pintar atau peralatan komunikasi serta jejaring sosial rakyat AS sendiri. NSA yang pada tahun fiskal 2013 mendapat gelontoran black budget sebesar US$14,7 milyar mempunyai job discription "melindungi sistem informasi pemerintah, mencegat sinyal informasi intelijen luar negeri. Snowden membocorkan bahwa total Black budget sebesar US$52,6 milyar pada tahun fiskal 2013 diberikan oleh pemerintah Amerika Serikat  kepada lima badan intelijennya.
Demikian juga badan intelijen Inggris GCHQ (Government Communications Headquarters) tidak memberikan komentar dengan pemberitaan di media-media tersebut. GCHQ tetap berpendapat dan bersikeras menyatakan bahwa apa yang mereka lakukan adalah kegiatan yang legal, penting dan sesuai dengan proporsinya.  GCHQ adalah sebuah badan intelijen Inggris yang bertugas dan bertanggung jawab untuk menyediakan Signal Intelligence (SIGINT) serta jaminan informasi kepada pemerintah Inggris dan angkatan bersenjata.  Dalam melakukan operasinya berada  di bawah arahan Komite Intelijen Gabungan (Joint Intelligence Committe), bersama-sama MI6 (Secret Intelligence Service). Oleh karena itu dengan dukungan dana dari NSA, maka GCHQ juga secara rutin memberikan informasi intelijen kepada NSA. Demikian informasi singkat ini, pada intinya,kita waspada sebelum terlambat, khususnya bagi para pengemban amanah.

Oleh : Prayitno Ramelan, www.ramalanintelijen.net

Eurico Barros Gomes Guterres: Representasi Sisi lain Patriotisme


Eurico Barros Gomes Guterres (IST)
Eurico Barros Gomes Guterres (IST)

Untuk kali pertama dalam sejarah Indonesia, pidato kenegaraan menyambut Kemerdekaan RI di gedung DPR, tidak didahului dengan lagu Indonesia Raya. Rangkaian acara peringatan HUT RI ke-64 itu pun memancing reaksi. Tidak jelas memang, hal itu terjadi karena masalah teknis atau disengaja.
Sejumlah pihak pun mengecam absennya lagu Indonesia Raya itu. Terlewatnya lagu Kebangsaan ini dipandang sebagai salah satu indikasi bahwa semangat nasionalisme dan penghargaan kepada pahlawan mulai ditinggalkan.
“Nasionalisme tidak hanya luntur, tetapi memang sudah tidak ada. Pemerintah Indonesia benar-benar tidak memberikan perhatian yang serius terhadap pejuangpejuangnya. Padahal negara yang besar adalah negara yang menghormati jasa para pahlawannya”
Pernyataan itu dilontarkan oleh Eurico Barros Gomes Guterres, mantan Wakil Panglima Pasukan Pejuang Integrasi (PPI) Timor Timur. Eurico Guterres memang memiliki cara pandang tersendiri dalam meletakkan arti nasionalisme.
Demi membela kedaulatan NKRI, Eurico divonis sepuluh tahun penjara oleh Mahkamah Agung karena dinilai melakukan pelanggaran berat HAM di Timor Timur, sebelum provinsi itu lepas dari Indonesia. Sebaliknya, sejumlah tokoh militer dan Polri lepas dari penjara.
Kecintaan Eurico kepada NKRI dipupuk sejak ia kehilangan orang-orang terdekat yang dibantai oleh kelompok pemberontak Fretilin. Pengalaman pahit itu membentuk sikap berani Eurico dalam menghadapi segala resiko.
Keberanian Eurico menjadi perbincangan setelah pada 1988 Eurico ditangkap aparat keamanan dengan tuduhan terlibat dalam rencana pembunuhan Presiden Soeharto yang akan mengunjungi Dili pada Oktober 1988.
Disebut-sebut, pertemuan dengan aparat militer itulah yang akhirnya membawa hubungan dekat Eurico dengan dengan sejumlah petinggi TNI di Timor Timur. Bahkan, pada 1994 Eurico direkrut menjadi anggota Gardapaksi, organisasi pro integrasi.
Sepak terjang Eurico Guterres mulai dikenal sejak konfl ik horisontal, pasca jajak pendapat Timor Timur pada 1999. Eurico menjadi tertuduh utama milisi dalam pembantaian di Gereja Liquisa, April 1999.
 
Eurico Guterres(IST)
Eurico Guterres(IST)

Kerusuhan pasca referendum dan penghancuran ibu kota Dili yang menewaskan ratusan nyawa itu telah memancing perhatian dunia internasional, khususnya Amerika Serikat dan Australia. Negara adi daya itu menekan pemerintah Indonesia melalui Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) untuk mengusut tuntas dalang pelaku kerusuhan.
Diakui ataupun tidak, pemerintah dalam posisi serba salah menghadapi tekanan internasional yang dimotori AS. Ironisnya, Eurico yang juga pejuang pro integrasi dijadikan sebagai tersangka kasus pelanggaran hak asasi manusia itu. Perjuangan Eurico pun dikhianati. Padahal, demi integrasi Timor Timor, Eurico harus berpisah dengan anak dan isterinya.
Milisi pejuang pro integrasi pun di jalan simpang. Di satu sisi sisi, Eurico adalah pejuang integrasi Timor Timur, di sisi lain Eurico juga dipandang terlibat dalam berbagai aksi pelanggaran HAM. Walhasil, dengan alasan adanya paradigma baru, di mana TNI harus dijauhkan dari politik, kekerasan dan menghormati HAM, TNI mengabaikan semua kelompok milisi yang pernah dibentuk.
Pro kontra pun merebak. Lelaki kelahiran Uatolari, Timor Timur, Juli 1971 itu telah dikorbankan untuk menghadapi tekanan asing. Di sisi lain, Eurico dengan jantan mendatangi pihak berwajib untuk siap menjalankan proses hukum jika memang dinyatakan bersalah.
Memang, hukuman sepuluh tahun penjara hanya dijalani Eurico selamasatu tahun sebelas bulan di LP Cipinang, setelah pengajuan Peninjauan Kembali (PK) ke Mahkamah Agung membebaskan Eurico, April 2008.
Sejak awal, banyak yang meragukan kesalahan Eurico. Pada pengadilan HAM Ad Hoc di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, November 2002, terdapat satu pendapat berbeda (dissenting opinion/DO) dari satu hakim yang berpendapat bahwa Eurico harus dibebaskan dan diberi rehabilitasi.
Pertimbangannya, berdasarkan keterangan saksi aksi penyerangan kelompok Eurico tidak saja dilakukan oleh penduduk sipil tetapi juga oleh militer dan polisi. Sebelumnya Eurico didakwa bersalah melakukan penyerangan terhadap pengungsi di rumah Manuel Viegas Carascalao di Liquisa, 17 April 1999 yang menewaskan 12 orang pengungsi. Dari 18 orang yang dituntut sebagai pelaku pelanggaran berat HAM di Timor Timur, di antaranya terdapat 16 anggota aparat militer dan aparat kepolisian Indonesia, yang dihukum sampai tingkat kasasi adalah Eurico dan mantan Gubernur Timtim Abilio Soares.
 

AU Filipina Beli 2 Pesawat Angkut PT DI

C-212 Angkatan Udara Thailand

Angkatan Udara Filipina (PAF) akan mendapatkan dua pesawat angkut ringan baru dari Indonesia untuk meningkatkan misi pengiriman personel dan pasokan ke daerah-daerah terpencil.

Dua pesawat angkut ringan yang dimaksud adalah NC-212i buatan PT DI. Sebelumnya PT DI telah memenangkan tender proyek pengadaan pesawat angkut ringan sayap tetap untuk PAF yang senilai P814 juta atau USD 60,7 juta.

Departemen Pertahanan Filipina telah mengeluarkan pernyataan mengenai proyek ini. Juru bicara PAF, Kolonel Miguel Okol mengatakan bahwa pesawat angkut buatan PT DI itu tidak hanya bisa mendarat di landasan pacu pendek, bahkan bisa di daerah yang tidak memiliki landasan (standar).

Pesawat yang lebih besar seperti Hercules C-130 dan pesawat angkut kelas menengah lainnya akan membutuhkan landasan pacu yang panjang, terang Okol. NC-212i tetap bisa membawa kargo lebih banyak daripada yang bisa dibawa helikopter.

"Pesawat ini dapat dioperasikan di daerah dengan landasan pacu pendek," kata Okol.

Okol mengatakan, NC-212i lebih fleksibel, terutama untuk digunakan dalam operasi tanggap bencana. Merupakan aset udara, yang akan memastikan ketepatan waktu dalam pendistribusian barang bantuan ke daerah yang jauh (terpencil).

Selain mampu dioperasikan di daerah dengan landasan pacu keras, NC-212i juga dilengkapi dengan avionik digital dan sistem autopilot.

Meskipun belum ada batas waktu pengiriman yang ditentukan oleh PAF, rencananya pesawat ini akan segera dikirimkan PT DI ke PAF dalam waktu 548 hari sejak pembukaan letter of kredit, yang menjamin pemerintah Filipina akan memenuhi kewajiban keuangan kepada PT DI.
Saat ini hanya ada tiga pesawat angkut ringan dalam persediaan PAF, yaitu pesawat Nomad buatan Australia.

Asisten Sekretaris Pertahanan Patrick Velez mengatakan bahwa pasokan NC-212i ke PAF akan menambah stok pesawat angkut ringan menyusul serangkaian kecelakaan pesawat yang dialami PAF.

Proyek pembelian pesawat terbang ini ditujukan untuk meningkatkan upaya keamanan militer dan bantuan kemanusiaan. Rencananya adalah membeli pesawat yang dapat beroperasi dalam lingkungan apapun dan mampu memberikan dukungan untuk pertahanan, perdamaian dan keamanan teritorial, operasi keamanan dalam negeri, tanggap bencana dan pembangunan nasional. Pilihan PAF akhirnya jatuh ke NC-212i buatan PT DI.

Pemerintah Aquino sendiri telah berjanji untuk meningkatkan kemampuan militer angkatan bersenjata Filipina, untuk menjadikannya sebagai salah satu militer terbaik di kawasan. Beberapa pesawat yang akan dibeli PAF, antara lain pesawat tempur -Filipina tidak memiliki pesawat tempur, dan acapkali dijuluki sebagai angkatan udara helikopter-, pesawat patroli jarak jauh, pesawat angkut kelas menengah, pesawat Hercules C-130, helikopter serang dan helikopter tempur.

(Gambar: Airbus Military)
 

LSA-01 Mampu Pantau Wilayah Indonesia

http://lapan.go.id/upload/FlightTestLSA-01_Web.jpg

Kini, Indonesia memiliki Pesawat Pengamat Wilayah. Lapan bekerja sama dengan Universitas Berlin, Jerman, berhasil mengembangkan pesawat pengamat yakni Lapan Surveillance Aircraft (PK-LSA01). Pesawat ini menjadi bagian pemanfaatan untuk kepentingan memotret wilayah di Indonesia. Selasa (28/1), Kepala Lapan, Bambang S. Tejasukmana meresmikan Pesawat LSA di Balai Besar Kalibrasi Fasilitas Penerbangan (BBKFP) Ditjen Perhubungan Udara, Curug, Tangerang.

Program pesawat LSA ini merupakan bagian dari program utama Pusat Teknologi Penerbangan (Pustekbang) Lapan. Selain LSA, Pustekbang juga memiliki program pengembangan pesawat tanpa awak (Lapan Surveillance UAV – LSU) dan program pengembangan pesawat transport nasional (N-219).

Pesawat LSA memiliki beberapa misi yakni akurasi citra satelit, verifikasi dan validasi citra satelit, monitoring produksi pertanian, aerial photogrammetry, pemantauan, pemetaan banjir, deteksi kebakaran, search and rescue (SAR), pemantauan perbatasan dan kehutanan, serta pemetaan tata kota.

Misi pesawat LSA ini dapat memperkuat sistem pemantauan nasional. Indonesia yang berpulau ini sangat memerlukan sistem pemantauan wilayah. Selain menggunakan teknologi satelit, diperlukan pula sistem pemantauan yang lebih impresif dengan menggunakan pesawat terbang. LSA tersebut sekaligus memperkuat penguasaan teknologi terbaru pesawat terbang. 



Kepala Lapan memecahkan kendi sebagai simbol peresmian pesawat LSA-01

Pesawat LSA ini juga mampu mengakurasikan data dari foto citra satelit dengan resolusi tinggi yang telah digabung dengan satelit-satelit lain, dan mampu konfirmasi ulang langsung di lapangan secara acak. Dengan kemampuan terbang non-stop selama 6-8 jam, jangkauan tempuh 1.300 kilometer, dan dapat membawa muatan hingga 160 kg, LSA ini berpotensi untuk melakukan patroli sistem kelautan di Indonesia.

Dalam peresmian LSA, Kepala Lapan menargetkan selama lima tahun ke depan, pesawat ini dapat memiliki fungsi autonomous. Menurut ia, keuntungan sistem autonomous selain dapat bermanuver secara otomatis, kualitas dalam menjalankan misi surveillance dapat lebih presisi, efisien, dan efektif. “Dalam skema prosesnya, awalnya pesawat ini masih dikendalikan oleh pilot untuk lepas landas dan mendarat. Dan setelah mengudara, sistem autonomous ini akan aktif sehingga tidak memerlukan kendali dari pilot. Namun, jika ada hal yang tingkat urgensitasnya tinggi, pilot dapat mengintervensi,” ujarnya.

Saat ini pesawat telah siap dan sudah melakukan tes penerbangan perdana (flight test), ia berharap pesawat ini dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk kebutuhan surveillance di Indonesia.