Pesawat tempur Hawk MK-53 yang terbang dari Lapangan Udara Iswahyudi,
Madiun, mendarat untuk mengikuti upacara penyambutan penerbangan
terakhir Hawk MK-53 di Yogyakarta,(12/3/2015). Foto : Antara/Sigid Kurniawan
Sabtu, 14 Maret 2015
“Kakak Tertua” Kasih Sedikit ToT ke Indonesia
Indonesia segera mendapatkan teknologi tiga senjata
dari China termasuk Type 90B, meriam otomatis 30mm dan RCWS jenis UW-1.
Jurnal Kanwa (Kanada) melaporkan bahwa China North Industries
Corporation (Norinco) telah memberikan lisensi produksi atas teknologi
tiga senjata China kepada IndoMesin dari Indonesia, termasuk peluncur
roket berlaras 40 dengan kaliber 122 mm Type 90B, sistem senjata remote
control weapon station UW-1 dan meriam laut (naval gun) kaliber 30mm.
Senjata-senjata ini akan diproduksi di Indonesia dan akan melengkapi
alutsista Angkatan Darat dan Angkatan Laut. Dalam tahap awal Indonesia
hanya bertanggung jawab untuk perakitan, sedangkan semua komponen
dipasok oleh Norinco, di waktu kemudian Indonesia akan memproduksi
sendiri. Namun senjata ini hanya diperbolehkan untuk digunakan oleh
militer Indonesia, dan tidak diperbolehkan untuk ekspor.
Dalam beberapa tahun terakhir, kerjasama militer – teknis Indonesia
dan China semakin menguat. Indonesia bukan hanya membeli sistem
persenjataan China namun juga membeli teknologi produksi. Contohnya
adalah dalam hal pengadaan rudal jelajah anti-kapal C-705, Indonesia
membeli 18 set rudal dari China dan kemudian meminta lisensi produksi.
Peluncur roket Type 90B dirancang dari peluncur roket Type 81 yang
telah ditingkatkan kemampuannya, berasal dari duplikasi China atas
peluncur roket BM-21 Grad buatan Uni Soviet. Tipe 90B ditempatkan pada
platform chasis kendaraan 6×6 roda ban jenis Beifang Benchi 2629. Roket
dengan 40 laras ukuran 122 mm ini dapat mencapai jarak pada kisaran
20-40 km tergantung pada jenis roketnya.
Perbedaan utama antara Tipe 90B dibandingkan dengan peluncur roket
generasi sebelumnya terletak pada tambahan kendaraan pengintai artileri
(artillery reconnaissance vehicles) yang secara signifikan meningkatkan
ketepatan daya tembak MLRS ini.
Sedangkan UW-1 Remote Control Weapon Station (RCWS) dapat
diintegrasikan dengan senjata mesin ringan otomatis kaliber 14,5 mm atau
12,7 mm yang dilengkapi dengan peralatan surveilance modern termasuk
kamera CCD warna dan alat bidik berpemandu inframerah.
Nama meriam otomatis 30 mm masih belum diketahui, namun menurut
pejabat Indonesia senjata ini dapat menembak dengan kecepatan 320
putaran/menit, jangkauan maksimum 4.000 meter, dan dipasang pada kapal
patroli kecil. Selain itu, informasi ini juga menyebutkan bahwa
Indonesia sedang melakukan negosiasi untuk membeli teknologi meriam 76
mm dari China. (Kien Thuc)
(defense-studies.blogspot.com)
Kapal Canggih Survei Bawah Laut TNI AL
TNI AL segera memiliki kapal berteknologi canggih yang mampu
melakukan survei bawah laut. Teknologi pada kapal itu sanggup
mencitrakan apa pun yang berada di bawah laut hingga kedalaman seribu
meter.
Kapal itu diberi nama Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Rigel
dengan nomor lambung 933. KRI Rigel sedang dalam proses pembangunan oleh
galangan kapal OCEA di Les Sables d‘Olonne, Perancis. Indonesia memesan
dua unit dan akan dikirim ke Indonesia pada September 2015.
Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu, meresmikan pemberian nama KRI
Rigel 933 pada kapal jenis survei hydro-oceanography itu di dermaga Les
Sables d‘Olonne pada Kamis waktu setempat, 11 Maret 2015. Menteri juga
mengibarkan bendera Merah Putih pada tiang kapal sebagai tanda telah
resmi menjadi kekuatan TNI.
Menteri Ryamizard didampingi Duta Besar Indonesia untuk Perancis
Hotmangaraja Panjaitan dan Kepala Staf TNI AL Laksamana TNI Ade Supandi.
Hadir juga Atase Pertahanan RI di Paris Age Wiraksono dan Atase Darat
RI di Paris Jaka Tandang dan Atase Pertahanan Perancis untuk Indonesia
Sylvain L.
KRI Rigel adalah kapal survei dan pemetaan berteknologi canggih
dengan bobot 515 ton, berdimensi panjang 60,1 meter dan lebar 11,3
meter.
Kapal itu berjenis MPRV (multipurpose research vessel). Dilengkapi
peralatan termutakhir survei hydro-oceanography. Kapal itu juga
dilengkapi peralatan AUV (autonomous underwater vehicle) yang berfungsi
melakukan pencitraan bawah laut hingga kedalaman seribu meter dan
mengirimkan kembali sinyal data secara periodik ke kapal utama.
Di samping itu, kapal itu dilengkapi ROV (remotely operated vehicle),
robot bawah air dengan kamera bawah air yang mampu mengambil material
bawah laut di kedalaman hingga seribu meter sebagai bahan penelitian.
Pembangunan dua unit kapal itu merupakan kontrak pengadaan kapal
antara Kementerian Pertahanan Republik Indonesia dengan galangan kapal
OCEA Perancis. Pembangunan kapal dimulai sejak Oktober 2013 dan
dijadwalkan rampung pada September 2015.
Kehadiran kapal itu dalam armada TNI Angkatan Laut diharapkan dapat
melaksanakan tugas pemetaan lebih baik mengingat Indonesia adalah negara
kepulauan. (Viva.co.id).
Dokumen Snowden Sebut BNI Disadap Hacker AS
Bukan cuma menyebutkan
Selandia Baru yang memata-matai Indonesia, dalam salah satu dokumen yang
dibocorkan Edward Snowden juga ditulis PT Bank Negara Indonesia Tbk
(BNI) sudah menjadi korban penyadapan Amerika Serikat sejak 2010.
Dalam dokumen itu, BNI disebut-sebut menjadi salah satu contoh
kesuksesan National Security Agency (NSA) dalam melakukan aksi
mata-mata. Bersanding dengan bank lain seperti Zaad Financial, Kabul
Bank dan lainnya.
Tak dijelaskan memang apa tujuan NSA mengintai bank plat merah itu.
Namun dalam dokumen yang didapat CNN Indonesia itu juga tertulis bahwa
NSA menyadap bank BNI yang menggunakan jaringan Virtual Private Network
(VPN) Telkom.
Secara teknis VPN dipakai untuk membuat jalur aman antara pengakses
dengan layanan yang dituju. Hal ini dianggap sudah umum dikalangan
perbankan, telekomunikasi atau industri lainnya untuk mengamankan jalur
komunikasi.
Namun bukan berarti akses melalui VPN itu sepenuhnya aman, dalam
kasus BNI misalnya. Entah bagaimana NSA bisa dituding telah berhasil
menyadap.
“Bisa saja jika VPN yang digunakan lemah. Atau mungkin pelaku meretas
komputer klien yang digunakan untuk mengakses VPN itu,” jelas Konsultan
IT Harry Sufehmi kepada CNN Indonesia, Jumat (13/3).
Harry, yang pernah menjadi salah satu tim keamanan sitem KPU pada
pemilihan Presiden lalu, menganggap sangat mudah bagi pemerintah AS
untuk melakukan penyadapan di internet. Sebab banyak produk teknologi,
baik hardware atau software yang berasal dari Negeri Paman Sam itu.
“Kan bisa saja mereka (vendor-red) menaruh backdoor untuk masuk, atau malah sudah memberikan ‘kuncinya’,” tambah Harry.
Dokumen setebal 43 halaman yang dibocorkan Snowden diklaim berisi
daftar contoh kasus penyadapan yang sukses dilakukan NSA, dan BNI
dituliskan dalam daftar instansi perbankan yang pernah dibobol 2010
lalu.(CNN Indonesia)
Jumat, 13 Maret 2015
Para anggota TNI teladan, tolong polisi dari serangan begal & preman
Para begal dan preman sudah
makin berani. Mereka berani menyerang dan mengeroyok anggota polisi yang
mencoba menghentikan aksi mereka.
Untungnya di beberapa kejadian, ada anggota TNI yang turun tangan
membantu mereka. Langkah anggota TNI ini mendapat apresiasi karena
masyarakat senang melihat TNI dan Polri saling membantu. Apalagi aksi
kejahatan jalanan ini makin meresahkan.
Salah satu tindakan berani itu dilakukan Kopka Edy Mulyanto (43). Dia
berhasil menyelamatkan seorang polisi lalu lintas (polantas) dari
amukan sejumlah anak punk dan preman.
Peristiwa itu terjadi di pos lalu lintas underpass Simpang Patal
Palembang, 3 Maret 2015 lalu. Saat itu, Kopka Edy yang sedang
mengendarai sepeda motor melihat anggota polantas sedang dikeroyok anak
punk.
Diketahui, polantas tersebut bermaksud menghentikan aksi pemalakan
yang dilakukan anak punk. Namun justru polantas itu malah menjadi korban
pengeroyokan dan nyaris tewas.
“Pas saya lewat, polantas itu sedang dikeroyok banyak anak punk. Syukur, dia bisa saya selamatkan,” ungkap Edy, Kamis (12/3).
Menurutnya, ketika polantas tersebut dikeroyok dia langsung membantu
menyelamatkan. “Siapa yang tak kasihan lihat dia dikeroyok begitu,
apalagi polisi yang lagi bertugas. Yang penting dia selamat,” ujarnya.
Anggota Provost Korem 044 Gapo Palembang itu, akhirnya dihadiahi oleh
Pangdam II/Sriwijaya untuk mengikuti Sekolah Calon Bintara (Secaba)
secara gratis.
Danrem 044 Gapo Palembang Kolonel Inf Suko Basuki mengungkapkan,
penghargaan terhadap anak buahnya itu pantas diberikan karena sudah
menambah citra TNI.
“Ini rezeki untuk Kopka Edy atas sikap kemanusiaannya. Dua kali dalam
dua hari berturut-turut, dia selamatkan jiwa manusia tanpa memikirkan
keselamatan jiwanya sendiri,” ungkap Basuki usai apel luar biasa
pemberian penghargaan di Korem 044/Gapo, Kamis (12/3).
Menurut dia, penghargaan itu diputuskan dari sidang panitia karier.
Kopka Edy akan mengikuti Secaba reguler khusus secara gratis. Sekolah
ini dari tamtama menjadi bintara selama 1,5 bulan yang digelar beberapa
hari lagi.
“Dia prajurit yang berani. Prajurit seperti inilah yang harus
dicontoh bagi prajurit lain. Tak kenal takut dan balas bukti, dia ikhlas
membantu orang,” kata dia.
Sementara itu, Kopka Edy tak menyangka akan mendapat hadiah khusus
dari instansinya. Sebab, aksi penyelamatan itu dilakukan atas dasar rasa
kemanusiaan.
“Alhamdulillah, ini rezeki saya. Apalagi, sejak menjadi TNI 20 tahun
lalu, saya tidak pernah ikut Secaba,” kata bapak tiga orang anak ini.
Kopral Edy bukan satu-satunya. Beberapa bulan lalu, Prajurit Moh
Thoyib Azizi juga melakukan tindakan berani. Dia melumpuhkan begal motor
yang merampas senjata milik anggota kepolisian.
Saat kejadian, Toyib mendengar teriakan minta tolong dari Brigpol Syarif Dunggio yang ditembak begal berinisial RR di Gorontalo.
Tanpa berfikir panjang, pria asal Gresik itu bergegas mengejar pelaku
hingga terdesak ke pemukiman warga. Dia melihat pelaku yang masih
memegang senjata api jenis revolver. Thoyib langsung menendang dengan
beladiri militer Yong Moodo. Tendangannya mengenai dada begal tersebut
hingga tersungkur tak sadarkan diri.
Selanjutnya, Thoyib menyerahkan pelaku yang melucuti senjata polisi
itu ke Tim Buser di Mapolda Gorontalo. Sayangnya nyawa Brigpol Syarif
yang ditembak begal itu tak tertolong. Dia meninggal di rumah sakit.
Aksi berani Thoyib diganjar kenaikan pangkat luar biasa. Kepala Staf
TNI AD Jenderal Gatot Nurmantyo sendiri yang memberi Thoyib kenaikan
pangkat jadi prajurit kepala. (Merdeka)
JAS39 Gripen C/D paling cocok untuk Indonesia
Jika Indonesia berniat
mendapatkan pesawat tempur JAS39 Gripen buatan SAAB AB, maka varian yang
paling mungkin untuk bisa diserahkan dalam waktu cepat adalah JAS39
Gripen C/D, lengkap dengan semua sistem pendukung dan skema bisnisnya.
Hal itu dinyatakan Wakil Presiden Bisnis Aeronotika SAAB AB Jerker Ahlqvist kepada ANTARA News di Stokholm, Kamis waktu setempat.
Indonesia sendiri dikabarkan dalam waktu dekat ini akan segera mengganti armada F-5E/F Tiger II dari daftar arsenal TNI AU.
Satu skuadron F-5E/F Tiger II itu tergabung dalam Skuadron Udara 14 TNI AU yang bermarkas di Pangkalan Udara Utama Iswahyudi, Madiun, Jawa Timur.
Pesawat-pesawat tempur itu berasal dari generasi 1980-an yang sebenarnya pernah diremajakan lewat Program MACAN, di Belgia, awal 2000.
Menurut Ahlqvist, lini produksi JAS39 Gripen serie yang diproduksi di hanggar pembuatan di Linkopping, Swedia, paling cepat bisa dibuat secara lengkap adalah JAS39 Gripen C/D.
Dia menilai, kedua varian itu --selain JAS39 Gripen A/B-- juga yang menjadi andalan Wing Pendidikan 7 Angkatan Udara Kerajaan Swedia.
Varian JAS39 Gripen C memiliki kursi tunggal, sedangkan Gripen D bertipe kursi ganda. Varian C/D adalah pengembangan dari varian A/B.
Ahlqvist menyatakan, sejak kontrak pasti pembelian ditandatangani pemesan, maka penyerahan pertama bisa dilakukan kurang dari lima tahun kemudian.
"Waktu sesingkat itu termasuk cepat untuk kontrak pembelian pesawat tempur," kata dia.
Jika yang dipilih varian terkini yang masuk daftar pengembangan SAAB AB, maka itu adalah JAS39 Gripen NG (Next Generation) alias JAS39 Gripen E/F yang basis avionika dan fuselage-nya adalah JAS39 Gripen C/D.
Penyebutan kode varian NG adalah untuk kepentingan eksport dan investasi SAAB AB bagi JAS39 Gripen E/F untuk Angkatan Udara Brasil yang mulai empat tahun lagi.
Negara itu menempuh skema kemitraan lengkap dengan SAAB AB untuk memperkuat armada udara kelas multiperanini setelah membuka tender pengadaan yang juga diikuti Dassault Rafale dari Prancis.
"Akan tetapi, tahun penyerahannya menjadi 2020 atau 2030. Apa pun yang akan diputuskan, masih dalam tahap pembicaraan dengan Indonesia,” kata Ahlqvist.
Hal itu dinyatakan Wakil Presiden Bisnis Aeronotika SAAB AB Jerker Ahlqvist kepada ANTARA News di Stokholm, Kamis waktu setempat.
Indonesia sendiri dikabarkan dalam waktu dekat ini akan segera mengganti armada F-5E/F Tiger II dari daftar arsenal TNI AU.
Satu skuadron F-5E/F Tiger II itu tergabung dalam Skuadron Udara 14 TNI AU yang bermarkas di Pangkalan Udara Utama Iswahyudi, Madiun, Jawa Timur.
Pesawat-pesawat tempur itu berasal dari generasi 1980-an yang sebenarnya pernah diremajakan lewat Program MACAN, di Belgia, awal 2000.
Menurut Ahlqvist, lini produksi JAS39 Gripen serie yang diproduksi di hanggar pembuatan di Linkopping, Swedia, paling cepat bisa dibuat secara lengkap adalah JAS39 Gripen C/D.
Dia menilai, kedua varian itu --selain JAS39 Gripen A/B-- juga yang menjadi andalan Wing Pendidikan 7 Angkatan Udara Kerajaan Swedia.
Varian JAS39 Gripen C memiliki kursi tunggal, sedangkan Gripen D bertipe kursi ganda. Varian C/D adalah pengembangan dari varian A/B.
Ahlqvist menyatakan, sejak kontrak pasti pembelian ditandatangani pemesan, maka penyerahan pertama bisa dilakukan kurang dari lima tahun kemudian.
"Waktu sesingkat itu termasuk cepat untuk kontrak pembelian pesawat tempur," kata dia.
Jika yang dipilih varian terkini yang masuk daftar pengembangan SAAB AB, maka itu adalah JAS39 Gripen NG (Next Generation) alias JAS39 Gripen E/F yang basis avionika dan fuselage-nya adalah JAS39 Gripen C/D.
Penyebutan kode varian NG adalah untuk kepentingan eksport dan investasi SAAB AB bagi JAS39 Gripen E/F untuk Angkatan Udara Brasil yang mulai empat tahun lagi.
Negara itu menempuh skema kemitraan lengkap dengan SAAB AB untuk memperkuat armada udara kelas multiperanini setelah membuka tender pengadaan yang juga diikuti Dassault Rafale dari Prancis.
"Akan tetapi, tahun penyerahannya menjadi 2020 atau 2030. Apa pun yang akan diputuskan, masih dalam tahap pembicaraan dengan Indonesia,” kata Ahlqvist.
KBRI di Swedia positif soal kerja sama dengan SAAB AB
Stockholm,
Swedia (ANTARA News) - Duta Besar Indonesia untuk Swedia, Dewa Made
Sastrawan, positif terhadap kemungkinan kerja sama industri pertahanan
dengan SAAB AB ataupun perusahaan lain Swedia bergerak di bidang ini.
“Dari
banyak negara yang memiliki industri pertahanan, cuma Swedia yang
menawarkan skema kerja sama seperti ini. Konsep kerja sama yang
ditawarkan membantu kita mempercepat penguasaan teknologi tinggi dan
penerapannya di bidang lain,” katanya, kepada www.antaranews.com, di Stokholm, Swedia, Rabu waktu setempat.
SAAB AB dari Swedia berniat turut dalam tender pengadaan pengganti pesawat tempur F-5E/F Tiger II dari Skuadron Udara 14 TNI AU. Pesawat tempur yang diajukan adalah JAS39 Gripen C/D atau JAS39 Gripen NG.
Seri JAS39 Gripen digadang-gadang akan bersaing dengan Sukhoi Su-35 Flanker, F-16 Block 60 Fighting Falcon,
dan Eurofighter Typhoon. Sejauh ini proses tender dan pemberitahuan
spesifikasi keperluan belum dinyatakan secara resmi oleh Indonesia.
Dalam paket tawarannya, SAAB AB menawarkan produk industri pertahanan itu (JAS39 Gripen serie), skema penelitian dan pengembangan serta desain, peningkatan mutu SDM terkait dan pelatihan, dan transfer teknologi.
Pada besaran investasi alias pembelian tertentu JAS39 Gripen, SAAB AB juga akan membantu memasarkan produk yang dihasilkan dari mitranya di Indonesia.
Dalam
berbisnis, SAAB AB memiliki pilar bisnis penelitian dan pengembangan,
kualitas produk dan komitmen, ketersediaan, dan pelibatan mitra
setempat.
“Misalnya
untuk mitra setempat di satu negara dan pengembangan kualitas SDM
setempat. Kami ingin mendekatkan kehadiran produk kami kepada pengguna.
Dengan begitu, mereka bisa melakukan perawatan dan perbaikan di tempat,”
kata Deputi CEO SAAB, Lennart Sindahl, secara terpisah.
"Dengan
begitu, bisa semakin mengefektifkan anggaran biaya yang dimiliki
kostumer kami," katanya. Hal serupa inilah yang mereka lakukan kepada
pengguna JAS39 Gripen serie, di antaranya Brazil dan Thailand.
Menurut
Sastrawan, ada hal strategis yang bisa diraih Indonesia jika menjalin
kerja sama industri pertahanan dengan Swedia. “Dalam hal material
komposit atau teknologi radar, mereka sangat menguasai hal ini dan
menjadi pemain penting di dunia,” katanya.
Jika
Indonesia menguasai hal ini maka pemanfaatannya secara bisnis dan
praktis untuk substansi lain, kata dia, sangat bisa dilakukan Indonesia
untuk kepentingan Indonesia sepenuhnya.
“Mereka
tidak menerapkan batasan apapun tentang ini. Saya pribadi telah
beberapa kali membahas ini dengan para petinggi mereka,” katanya.
Langganan:
Postingan (Atom)