Sabtu, 20 September 2014

The Great HUT ke 69 TNI : 7/10/2014

image
Graphic provided by Jalo
image
image
image
image
image
image
Pada tanggal 7 Oktober 2014 di Surabaya, Jawa Timur akan dicetak sejarah parade militer terbesar Indonesia. Bayangkan saja, TNI AU akan menerbangkan 139 pesawat fix wing maupun rotary. Mungkin ini menjadi sejarah fly pass terbesar yang pernah dilakukan Indonesia. 139 pesawat TNI AU akan melintas bersamaan dengan formasi di atas langit Surabaya.
Alutsista itu belum termasuk pesawat udara TNI AD sebanyak 43 unit, serta milik TNI AL 23 unit. Tentu ini menjadi pemandangan yang mencengangkan, karena mereka akan fly pass bersamaan. Fly Pass ini membutuhkan kordinasi yang cermat, termasuk urusan take off dan landing.
HUT TNI ke 69 pada 7 Oktober nanti akan melibatkan 526 alutsista. Selain fly pass, akan didemonstrasikan peperangan tiga matra, sehingga lokasinya dipilih di Armatim Surabaya.
TNI AL juga akan melakukan sailing pass yang melibatkan 35 kapal perang, plus menampilkan rudal maut Yakhont. Untuk armada bawah laut, tidak usah berpikir macam-macam, karena kapal selam yang ditampilkan adalah KRI Nanggala 209. KRI ini memang sedang giat dengan misi “sosialisasi” dengan masyarakat. Kapal selam Indonesia, dibagi menjadi dua kategori, sama halnya dengan pesawat tempur: yakni, kapal selam latih dan kapal selam tempur.
Angkatan Darat juga akan mengeluarkan alutsista mautnya, yakni 22 MBT Leopard 2, 22 IFV Marder, 13 Panser Tarantula, 6 pucuk meriam keras berat, Caesar 155mm, 9 pucuk Roket Multi Laras Astros 2, 18 pucuk meriam KH 179, 155mm dan banyak lagi. Tentu tidak semua alutsista dipamerkan di sini.

Terima kasih Pak SBY, Purnomo Yusgiantoro dan Sjafrie Sjamsoeddin. Anda memang hebat. We love you :D 

Anggaran Kapal Selam Indonesia, Cair


Kapal Selam Changbogo
Kapal Selam Changbogo

Rapat kerja Menteri BUMN Dahlan Iskan dengan Komisi VI DPR hakhirnya menyetujui pemberian dana segar, berupa penyertaan modal negara (PMN) Rp 1,5 triliun kepada PT PAL Indonesia (Persero).
Rapat yang berlangsung singkat 20 menit, dimulai pukul 20.00 WIB. Dana Rp 1,5 triliun ini diberikan dalam bentuk tunai, untuk proyek pembuatan kapal selam pertama.
Adapun suntikan modal untuk PAL, akan masuk dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2015. Kapal selam akan dibuat PAL di fasilitas miliknya yang berlokasi di Surabaya.
“Komisi VI dapat menyetujui usulan PMN dalam RAPBN 2015 sesuai surat Menteri BUMN kepada PAL senilai Rp 1,5 triliun dalam bentuk tunai, untuk pembangunan fasilitas kapal selam, dan penyediaan sumber daya manusia untuk bangun kapal selam,” kata Ketua Komisi VI DPR, Airlangga Hertarto dalam rapat di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (16/9/2014).
Dahlan-DPR Rapat 20 Menit, BUMN Ini Dapat Rp 1,5 T Untuk Bikin Kapal Selam (photo: detik.com)
Dahlan-DPR Rapat 20 Menit, BUMN Ini Dapat Rp 1,5 T Untuk Bikin Kapal Selam (photo: detik.com)
PAL membutuhkan total dana Rp 2,5 triliun untuk pengembangan kapal selam ini. Namun untuk tahun depan, dana yang disetujui baru mencapai Rp 1,5 triliun.
Uang ini, rencananya digunakan untuk membangun fasilitas pengembangan kapal selam, pembelian peralatan produksi, dan lain-lain yang menunjang pembangunan kapal selam tersebut. (detik.com).

Brasil Kirim Super Tucano

image
image
image
image
image
image
image
image
Redacción – Super Tucano Indonesia di landasan Los rodeo, Brasil. Empat turboprop A-29B Super Tucano terbang menuju Indonesia 11 September. Sebagian gambar kurang terang karena diambil dari balik kaca bandara. (aereo.jor.br & elblogoferoz.com)

KCR-60, Frigate Sigma dan Kapal Selam

 Kapal rucal cepat KRI Halasan 630. (photo: Wakhid suarasurabaya.net
Kapal rucal cepat KRI Halasan 630. (photo: Wakhid suarasurabaya.net

Produsen kapal nasional, PT PAL Indonesia, menyerahkan kapal cepat rudal 60 meter (KCR 60) kepada TNI AL guna mendukung kecukupan arsenal militer pada masa mendatang.
Kapal perang yang bernama KRI Halasan-630 ini, merupakan kapal ketiga batch pertama di kelas kapal cepat berpeluru kendali 60 meter.
Penyerahan kapal perang buatan Indonesia di Surabaya, ini, dihadiri Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Panglima TNI, Jenderal TNI Moeldoko, Menteri Negara BUMN, Dahlan Iskan, dan Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Marsetio.
“Upaya itu menyusul predikat kami sebagai lead integrator. Sesuai amanah UU 16/2012 yang menugaskan kami sebagai BUMN yang mampu memproduksi keperluan sistem kesenjataan TNI,” kata Direktur Utama PT PAL Indonesia, M Firmansyah Arifin, di Surabaya, Rabu.
“KCR 60 meter ini pengembangan dari kapal patroli cepat (FPB-57) yang telah kami bangun sebelumnya,” ujarnya.
Sebelumnya, jelas dia, pihaknya telah menyerahkan KCR-60 meter pertama, dengan nama KRI Sampari-628 pada 28 Mei lalu, diikuti KRI Tombak-629 pada 27 Agustus 2014.
“Penyelesaian proyek KCR 60 bacth pertama sekaligus bersamaan pemotongan pertama pelat baja Proyek Kapal Perusak Kawal Rudal (PKR 10514) Kedua,” katanya.
Ia menyebutkan, proyek kerja sama dengan galangan kapal Damen Schelde Naval Shipbuilding, Belanda, juga untuk memenuhi keperluan TNI AL sebagai pengguna.
“Apalagi, kini perkembangan keperluan kapal dan teknologinya selalu meningkat setiap tahun,” katanya.
Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro (kanan), bersama Wakil KSAL Laksdya TNI Didit Herdiawan (kedua kiri), Dirut PT PAL Indonesia (Persero) M Firmansyah Arifin (kedua kanan) dan perwakilan galangan kapal Damen Schelde Naval Shipbuilding (DSNS) Belanda (kiri), menunjukkan potongan plat baja berbentuk kapal Perusak Kawal Rudal (PKR) 10514 di Divisi Kapal Perang PT PAL Indonesia (Persero) Surabaya, Rabu (17/9). Pemotongan plat baja pertama (fist steel cutting) proyek kapal PKR yang bekerjasama dengan galangan kapal DSNS Belanda tersebut, untuk menyeimbangkan teknologi terkini pada industri perkapalan, demi memenuhi Armada TNI AL. (ANTARA FOTO/Eric Ireng)
Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro (kanan), bersama Wakil KSAL Laksdya TNI Didit Herdiawan (kedua kiri), Dirut PT PAL Indonesia (Persero) M Firmansyah Arifin (kedua kanan) dan perwakilan galangan kapal Damen Schelde Naval Shipbuilding (DSNS) Belanda (kiri), menunjukkan potongan plat baja berbentuk kapal Perusak Kawal Rudal (PKR) 10514 di Divisi Kapal Perang PT PAL Indonesia (Persero) Surabaya, Rabu (17/9). Pemotongan plat baja pertama (fist steel cutting) proyek kapal PKR yang bekerjasama dengan galangan kapal DSNS Belanda tersebut, untuk menyeimbangkan teknologi terkini pada industri perkapalan, demi memenuhi Armada TNI AL. (ANTARA FOTO/Eric Ireng)
(ANTARA FOTO/Eric Ireng)
(ANTARA FOTO/Eric Ireng)
 
Seusai penyerahan KRI Halasan-630 itu, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro juga memberikan arahan terhadap 200 insan PT PAL INDONESIA yang akan berangkat ke Korea Selatan untuk menggarap transfer teknologi Proyek Kapal Selam.
 

TNI AU bangun radar pemantau perbatasan di Nunukan

Dokumentasi pesawat tempur Sukhoi Su-30MKI Flanker Skuadron Udara 11 TNI AU menggiring pendaratan pesawat asing Boeing B-737 pada Latihan Sriti Gesit di Pangkalan Udara Utama TNI AU Sultan Hasanuddin, Makassar, Sulsel, Rabu (2/4). Latihan itu untuk meningkatkan kemampuan TNI AU dalam memantau pergerakan pesawat asing yang melanggar wilayah udara Indonesia tanpa izin. (ANTARA FOTO/Sahrul Tikupadang)
Dokumentasi pesawat tempur Sukhoi Su-30MKI Flanker Skuadron Udara 11 TNI AU menggiring pendaratan pesawat asing Boeing B-737 pada Latihan Sriti Gesit di Pangkalan Udara Utama TNI AU Sultan Hasanuddin, Makassar, Sulsel, Rabu (2/4). Latihan itu untuk meningkatkan kemampuan TNI AU dalam memantau pergerakan pesawat asing yang melanggar wilayah udara Indonesia tanpa izin. (ANTARA FOTO/Sahrul Tikupadang)

Sebentar lagi “mata dan telinga” militer Indonesia akan bertambah tajam sejalan pembangunan instalasi radar bergerak di Pulau Nunukan, Kalimantan Utara.
Arah hadap instalasi radar itu sengaja ditujukan ke perbatasan Indonesia dengan negara bagian Sabah, Malaysia Timur itu, untuk mencegah pelanggaran kedaulatan ruang udara nasional.
Asisten Operasi Kepala Staf TNI AU, Marsekal Madya TNI Sudipo Handoyo, kepada wartawan, setiba di Bandara Nunukan, Senin, menyatakan, “Radar itu diupayakan beroperasi pada November 2014.”
Untuk menempatkan instalasi strategis itu, diperlukan lahan 10 Hektare walau radarnya adalah radar bergerak (mobile radar), yang juga berarti dia bisa bersifat mobil yang dapat dipasang dimana saja.
Selain instalasi radar –umumnya setingkat detasemen (Satuan Radar TNI AU) yang dipimpin seorang mayor senior atau letnan kolonel– instalasi itu juga dilengkapi dua satuan setingkat kompi Korps Pasukan Khas TNI AU dan Artileri Pertahanan Udara.
Selama ini TNI memiliki Komando Pertahanan Udara Nasional yang dipimpin seorang marsekal muda TNI dan penggunanya adalah presiden Indonesia melalui panglima TNI.
Dalam organisasinya, komando yang berkewajiban dan berkewenangan mengintersepsi dan memaksa plus melumpuhkan pelanggar kedaulatan wilayah udara nasional itu dibagi ke dalam empat Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional yang dipimpin seorang marsekal pertama TNI. (www.antaranews.com)

===============================================================================================

Nunukan rawan pelanggaran batas udara


Nunukan rawan pelanggaran batas udara
Dokumentasi sejumlah prajurit TNI AU melakukan pemeriksaan terhadap pesawat tempur F-16 di Lanud Soewondo Medan, Sumut, Jumat (11/4). TNI AU terus menyiagakan kesiapan armada udara untuk menegakkan hukum dan menjaga keamanan kedaulatan negara dalam mengantisipasi bagi pihak asing menyusup ke wilayah Indonesia tanpa izin. (ANTARA FOTO/Septianda Perdana)

Nunukan, Kalimantan Utara – Markas Besar TNI AU mengakui wilayah batas udara Indonesia-Malaysia di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, rawan pelanggaran batas udara.
Asisten Operasi Kepala Staf TNI AU, Marsekal Muda TNI Sudipo Handoyo , kepada wartawan di Nunukan, Senin, mengungkapkan, “Selama ini TNI AU seringkali mendapat laporan pelanggaran batas wilayah udara oleh pesawat-pesawat Malaysia.”
Untuk mencegah dan menindak pelanggaran wilayah udara nasional di Nunukan itu, TNI AU langsung menindaklanjuti dengan membangun instalasi radar bergerak (mobile radar) di sana.
Bukan cuma radar dan piranti pendukung, karena satu satuan setingkat kompi dari Korps Pasukan Khas TNI AU dan Artileri Pertahanan Udara juga ditempatkan. Satuan-satuan itu masih diperkuat satuan peluru kendali permukaan-udara. Ia menegaskan, apabila suatu saat radar TNI AU itu mendeteksi pelanggaran batas udara oleh pesawat terbang Malaysia, maka pasti ditindak tegas.
Hasil pantauan instalasi radar yang akan dibangun pada lahan seluas 10 Hektare di Kelurahan Mansapa, Kecamatan Nunukan Selatan, itu dapat dicetak untuk membuktikan pelanggaran.
“Bisa dicetak, apabila menyangkal melanggar,” kata dia. (www.antaranews.com)

Senin, 15 September 2014

Pindad dan CMI Garap Turet Tank Nasional


Perbandingan turret Cockerill 90 mm
Perbandingan turret Cockerill 90 mm
Bandung – PT Pindad (Persero) mengambil langkah strategis jangka panjang untuk pengembangan sistem persenjataan kendaraan tempur dan tanknya. Senin (15/9/2014) Pindad resmi menggandeng perusahaan asal Belgia, Cockerill Maintenance & Ingenierie SA Defense (CMI), untuk pengembangan sistem meriam atau turret. Untuk tahap awal, produsen amunisi senapan dan kendaraan tempur asal Bandung itu akan memproduksi turret kaliber 90 mm dan 105 mm untuk dipasang di kendaraan tempur produksi Pindad.
Penandatangan nota kesepahaman antara kedua perusahaan diresmian di hanggar produksi panser Anoa milik Pindad, di Kiara Condong, Bandung. Direktur Utama Pindad Sudirman Said mengungkapkan, kesepakatan ini membawa dampak positif bagi pengembangan Pindad  sebagai perakit sistem persenjataan. Selain itu, kerjasama sekaligus bertujuan meningkatkan kemampuan teknologi perusahaan dan membawa Pindad masuk dalam global supply chain industri pertahanan bersama CMI.
Pindad dan CMI akan membentuk komite untuk menyusun proses alih teknologi dan pelatihan teknis untuk mendukung tujuan memproduksi turret kaliber besar. “Pindad juga memperoleh kesempatan untuk mengirimkan beberapa putra-putri terbaik kita untuk belajar masalah sistem persenjataan di CMI,” kata Sudirman.
Cockerill CT-CV 105HP Turret
Cockerill CT-CV 105HP Turret

Kesempatan ini sangat sesuai dengan tujuan manajemen untuk membangun kapasitas perusahaan  agar bisa maksimal dalam menjalankan amanah UU Nomor 16/2012 tentang Industri Pertahanan.
Sementara itu, Executive Vice President CMI James Caudle menyatakan, CMI sebenarnya sudah lama hadir dan dikenal oleh Tentara Nasional Indonesia sebagai pengguna sistem persenjataan, meski hanya berupa nama. “Brand ‘Cockerill’ sudah akrab dikenal dan telah lama melengkapi sistem persenjataan TNI Angkatan Darat,” katanya. “Ini akan menguntungkan bukan saja kami tetapi juga Pindad dan Indonesia”.
CMI percaya kerjasama ini akan meningkatkan potensi besar industri pertahanan lokal dan mendukung sistem pertahanan nasional Indonesia lewat pembangunan kapasitas sumber daya manusia dan transfer of technology. “Kami senang bisa meneken kerjasama dengan Pindad sebagai langkah awal jangka panjang dalam bidang perakitan dan teknologi sistem persenjataan,” ujar Caudle.
Setelah meneken nota kesepahaman, Pindad dan CMI akan duduk bersama merampungkan detail kerjasama yang memuat secara rinci kesepakatan dan komitmen yang telah dijalin dalam bentuk skema kerjasama yang memuat hak dan kewajiban kedua belah pihak. Kerjasama dengan CMI ini adalah kali kedua Pindad meneken kerjasama dengan industri pertahanan dunia. Bulan lalu, Pindad meneken kerjasama dengan Rheinmetall Denel Munition (RDM) untuk pengembangan amunisi kaliber besar.
Pindad memang sedang tencar mendorong tenaga ahlinya membangun sendiri kekuatan alat utama sistem persenjataan di dalam negeri. Untuk kendaraan tempur misalnya, sudah lahir kendaraan lapis baja Anoa dan kendaraan taktis Komodo.
Pindad juga sudah mengantongi kepercayaan TNI Angkatan Darat untuk melakukan retrofit tank AMX 13. Di tangan para insinyur Pindad, tank tua ini telah mengalami perubahan total mesin, sistem transmisi, elektronik hingga sistem senjata lewat pemasangan meriam kaliber 105 mm. (Amal Ihsan Hadian) / (Kompas.com). JKGR.

Mayor Inf Warto, Perwira Dengan Segudang Prestasi



Mayor Inf Warto, Perwira Dengan Segudang Prestasi

“ Selama berkarir dalam dunia militer, Mayor Inf Warto telah banyak mengukir prestasi yang cukup membanggakan serta mengangkat nama baik TNI Angkatan Darat dalam berbagai event. Perwira Menengah ini merupakan sosok dibalik Sukses Petembak TNI di Kancah Internasional.”
Pada tanggal 16 Desember 1962 di sebuah desa pinggiran kota Solo Jawa Tengah, tepatnya daerah Karanganyar, lahir seorang bayi mungil berjenis kelamin laki-laki yang diberi nama Warto. Dia merupakan anak ke 4 dari 7 bersaudara dari pasangan ayah bernama Warjo (Alm) dan ibu bernama Surip (Almh), yang berprofesi sebagai buruh tani dengan kondisi yang serba kekurangan.
Masa kecil Warto dihabiskan untuk membantu orang tua demi untuk membantu memenuhi kebutuhan hidup keluarga sehari-hari. Saat ia menempuh pendidikan mulai dari SD hingga SLTA berbagai kendala harus dilaluinya. Biaya sekolah yang utamanya harus dipenuhi tetapi faktanya kerap kali tersendat. Bahkan pernah ia mengalami putus sekolah karena ketiadaan biaya. Akhirnya semua itu meski tertatih-tatih dapat diatasinya sendiri dengan cara menggadaikan diri sebagai buruh tani pada sebuah lahan cocok tanam milik tetangganya.
Pada tahun 1982 setamat SLTA, Warto mendaftarkan diri di Rindam V/Jayakarta sebagai calon Tamtama TNI AD. Setelah lulus Secata Warto yang menyandang pangkat Prajurit Dua dipercaya untuk mengemban tugas di jajaran Kostrad, tepatnya di Batalyon Infanteri 328/Kostrad Cilodong. Selama bertugas di Yonif Linud 328/ Kostrad, barbagai kegiatan dijalaninya dengan penuh rasa tanggungjawab. Aktivitas yang rutin dilakukan diantaranya adalah tugas operasi karya mengikuti pemusatan latihan, mulai dari latihan atletik, oramil, beladiri, menembak, dan terjun bebas. Di bidang atletik, Warto tergabung dalam pelari jarak menengah dan estafet. Di bidang oramil, seluruh materi oramil dikuasainya. Di bidang beladiri karate, ia merupakan penyandang Dan-II (Black Belt) dan pernah meraih medali perunggu pada even turnamen antar angkatan di bidang kumite kelas bebas. Di bidang menembak, sejak tahun 1985 hingga sekarang ia bersama tim TNI AD berhasil menorehkan tinta emas prestasi. Di bidang terjun payung, ia tergabung dalam tim Persatuan Terjun Payung TNI AD (PTPAD).
Riwayat berkarier di militer, Warto menyandang predikat Tamtama selama 5 tahun. Karena keberhasilannya saat mengemban tugas operasi di Timor-Timur pada tahun 1988. Warto memperoleh kepercayaan untuk mengikuti pendidikan Secaba tanpa tes. Setelah selama 5 tahun pangkat Bintara disandangnya, kemudian karena prestasinya ia memperoleh kepercayaan dari pimpinan TNI AD untuk mengikuti pendidikan Secapa. Dari 1.350 siswa Secapa, ia berhasil menduduki peringkat 5 besar.
Selama berkarier di militer, beberapa kursus yang pernah diikuti yakni ; Hirbak, Bakduk, Freefall, Batih Muda. Padas sus Batih Muda ia berhasil menjadi lulusan terbaik. Pada tahun 1991 ia dipercaya untuk memperdalam materi terjun bebas di Pert Australia. Sejak tahun 2005 Warto dipercaya pimpinan untuk menyiapkan tim petembak TNI maupun TNI AD.
Kepercayaan yang diberikan pimpinan kepada Warto ternyata tidak salah. Hal itu terbukti pada pelaksanaan lomba tembak BISAM di Brunei Darussalam, sejak tahun 2005 sampai dengan sekarang TNI berhasil menyandang predikat sebagai juara umum. Selain itu untuk lomba tembak AASAM di Australia yang diselenggarakan sejak tahun 2008 hingga sekarang, kontingen TNI AD masih bertahan sebagai peraih predikat juara umum.
Berbekal kemauan yang keras untuk maju Warto tidak saja menjadikan dirinya berprestasi, akan tetapi potensi yang ada padanya sanggup ditularkan kepada para prajurit lainnya sehingga mampu berbicara di kancah nasional bahkan internasional. Negara-negara maju yang kita kenal sebagai kekuatan adidaya seperti Amerika, Inggris, Perancis, Australia, Jepang Singapura dan negara kawasan Asia Pacifik lainnya, ternyata tidak sanggup menundukkan kemampuan yang dimiliki oleh putra terbaik bangsa. Kepada redaksi Palagan Warto mengungkap kunci keberhasilannya sebagai pelatih, yakni ; harus mau berkeringat, menguasai materi, menguasai kondisi psikologi para petembak, berani mengambil keputusan, berani menegakkan disiplin petembak, berani membina fisik dan mental petembak, menguasai senjata, menguasai karakteristik munisi, program latihan harus tepat, dan harus memiliki semangat yang tinggi.
Dalam kurun waktu 32 tahun Warto berdinas, waktunya banyak dihabiskan di lapangan. Selama 26 tahun dihabiskan di Batalyon Infanteri 328/Kostrad, selebihnya ia pernah bertugas di Pussenif/Pusdikif, Kodam Jaya, Kodam XVII/Cenerawasih, Dispenad dan saat ini bertugas di sebagai Kepala Staf Kodim 0508/Depok.
Mengenai kehidupan keluarga, Warto beruntung memiliki pendamping setia asal kota Bogor bernama Ipa Suarsih kelahiran 1966 yang juga berprestasi dalam rumah tangga. Terbukti dari tiga orang putra didikannya, anak pertama bernama Guntur Bayu Bima Pratama (23) telah berhasil menjadi Dokter. Putra ke dua, Guruh Amba Sadewo (19) kini menjadi catar Akmil, dan si bungsu bernama M. Gandhi Dewantoro kini baru menapak di bangku SLA. Namun si bungsu, adalah penyandang Dan-I dan memiliki prestasi sebagai penyandang juara nasional karate.
Mayor Infanteri Warto di usianya yang sudah diatas setengah abad, meski jarang berada ditengah keluarga, namun dengan dukungan penuh dari keluarga, tetap gigih menorehkan prestasi bagi kejayaan TNI maupun TNI AD. Dengan situasi demikian sang istrilah yang sepenuhnya membina ketiga putranya. Mereka berdua selalu menjalankan amanah dengan penuh ikhlas dan berserah diri kepada Allah SWT.
Maju terus Mayor Inf Warto. Kepakkan terus sayapmu hingga mencapai langit tertinggi !!!!!!
Sumber : www.tniad.mil.id