TNI Angkatan Darat
menurunkan enam satuan setingkat kompi (SSK) atau setara 600 prajurit
dari Batalyon Zeni Tempur beserta alat utama sistem senjata berat untuk
mempercepat pembersihan debu vulkanik akibat meletusnya Gunung Kelud
pada Kamis (13/2).
"Volume hujan yang cukup banyak berpotensi menciptakan lahar dingin di sekitar barat daya dan timur laut Gunung Kelud," kata Kepala Dinas Penerangan TNI AD Brigjen TNI Andika Perkasa, melalui pesan singkatnya, di Jakarta, Minggu.
Sebanyak tiga SSK diambil dari Batalyon Zeni Tempur 5. Sektor penugasan 3 SSK ini adalah di wilayah Kediri dan Wates (barat daya Gunung Kelud). Dan tiga SSK lainnya diambil dari Batalyon Zeni Tempur 10. Sektor penugasan 3 SSK ini adalah di wilayah Ngantang dan Pujon (timur laut Gunung Kelud).
Penambahan 6 SSK prajurit itu untuk mempercepat pembersihan abu vulkanis sebelum volume hujan bertambah mulai 17-18 Februari nanti.
"Penambahan pasukan itu berdasarkan hasil peninjauan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Budiman terhadap kondisi wilayah Kabupaten Kediri sejak Minggu pagi tadi sampai dengan saat ini," ujarnya.
TNI AD, kata Andika, juga akan mengerahkan alat-alat berat seperti Grader, Loader, dan lainnya agar usaha pembersihan maksimal. Dia yakin pengerahan Batalyon Zeni Tempur akan efektif membersihkan debu karena memiliki kualifikasi konstruksi dan perbaikan infrastruktur.
Sebelumnya, TNI AD telah mengerahkan 5.000 personel untuk membantu penanggulangan bencana letusan Gunung Kelud. TNI AD juga menyiapkan dukungan lain seperti 31 armada truk dan 23 set dapur lapangan dari Perbekalan dan Angkutan (Bekang) Kodam, tim medis dari Kesehatan Kodam, serta 23 set alat komunikasi dari Perhubungan Kodam.
Para prajurit itu terdiri dari satuan-satuan teritorial Kodam 5 (Jatim), Kodam 4 (Jateng), Kostrad dan Kopassus.
Sejak Sabtu (15/2), KSAD Jenderal TNI Budiman didampingi Asisten Operasi Kasad, Asisten Teritorial Kasad dan Kepala Dinas Penerangan TNI AD berangkat dari Jakarta dengan menggunakan KA Argo Dwipangga menuju Solo.
Dari Solo, KSAD beserta rombongan melanjutkan perjalanan dengan kendaraan meninjau posko-posko penanggulangan bencana TNI AD di Jawa Tengah maupun di Jawa Timur.
"Volume hujan yang cukup banyak berpotensi menciptakan lahar dingin di sekitar barat daya dan timur laut Gunung Kelud," kata Kepala Dinas Penerangan TNI AD Brigjen TNI Andika Perkasa, melalui pesan singkatnya, di Jakarta, Minggu.
Sebanyak tiga SSK diambil dari Batalyon Zeni Tempur 5. Sektor penugasan 3 SSK ini adalah di wilayah Kediri dan Wates (barat daya Gunung Kelud). Dan tiga SSK lainnya diambil dari Batalyon Zeni Tempur 10. Sektor penugasan 3 SSK ini adalah di wilayah Ngantang dan Pujon (timur laut Gunung Kelud).
Penambahan 6 SSK prajurit itu untuk mempercepat pembersihan abu vulkanis sebelum volume hujan bertambah mulai 17-18 Februari nanti.
"Penambahan pasukan itu berdasarkan hasil peninjauan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Budiman terhadap kondisi wilayah Kabupaten Kediri sejak Minggu pagi tadi sampai dengan saat ini," ujarnya.
TNI AD, kata Andika, juga akan mengerahkan alat-alat berat seperti Grader, Loader, dan lainnya agar usaha pembersihan maksimal. Dia yakin pengerahan Batalyon Zeni Tempur akan efektif membersihkan debu karena memiliki kualifikasi konstruksi dan perbaikan infrastruktur.
Sebelumnya, TNI AD telah mengerahkan 5.000 personel untuk membantu penanggulangan bencana letusan Gunung Kelud. TNI AD juga menyiapkan dukungan lain seperti 31 armada truk dan 23 set dapur lapangan dari Perbekalan dan Angkutan (Bekang) Kodam, tim medis dari Kesehatan Kodam, serta 23 set alat komunikasi dari Perhubungan Kodam.
Para prajurit itu terdiri dari satuan-satuan teritorial Kodam 5 (Jatim), Kodam 4 (Jateng), Kostrad dan Kopassus.
Sejak Sabtu (15/2), KSAD Jenderal TNI Budiman didampingi Asisten Operasi Kasad, Asisten Teritorial Kasad dan Kepala Dinas Penerangan TNI AD berangkat dari Jakarta dengan menggunakan KA Argo Dwipangga menuju Solo.
Dari Solo, KSAD beserta rombongan melanjutkan perjalanan dengan kendaraan meninjau posko-posko penanggulangan bencana TNI AD di Jawa Tengah maupun di Jawa Timur.