Jumat, 14 Februari 2014

SBY Girang Lihat Pesawat Tempur Korea

SBY Girang Lihat Pesawat Tempur Korea
Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono, saat mencoba duduk di dalam kokpit pesawat tempur latih T50i Golden Eagle, di Pangkalan Udara TNI Angkatan Udara, Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur (13/2). Kementerian Pertahanan menyerahkan satu skuadron atau 16 unit pesawat tempur latih T-50i Golden Eagle ke TNI Angkatan Udara. TEMPO/Imam Sukamto

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menghadiri serah-terima satu skuadron atau 16 unit pesawat tempur latih T-50i Golden Eagle dari Kementerian Pertahanan ke TNI Angkatan Udara di 'taxi way echo' Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis, 13 Februari 2014.

SBY disambut Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto, serta tiga Kepala Staf Angkatan. Tak lama duduk, Presiden langsung disuguhi tontonan apik. (Lihat FOTO: Presiden SBY Jajal Pesawat Latih Tempur AU Terbaru)

Empat unit pesawat tempur T-50i Golden Eagle dan dua unit Sukhoi SU-30 terbang membentuk formasi delta atau segitiga. Keenam pesawat tampak empat kali terbang di atas tenda upacara.

SBY tampak girang saat melihat pesawat-pesawat baru TNI AU beraksi. Mengenakan kaca mata hitam dan rompi warna cokelat, Yudhoyono terlihat senyum sambil menepukkan tangan.

Di akhir pertunjukan empat pesawat baru buatan Korea Aerospace Industry mendarat dan parkir di tepat di depan tenda Yudhoyono. Sebelum parkir, keempat pesawat menjalani ritual gerbang pelangi. Yakni dua unit mobil pemadam kebakaran menembakkan air tepat di atas keempat pesawat yang akan parkir. Saking kencangnya air yang disemprot ke atas seolah membuat gerbang dari air.

"Ini tradisi TNI AU jika menyambut pesawat baru. Kalau sudah begitu pesawat T-50 resmi masuk jajaran TNI AU," kata Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsekal Pertama Hadi Tjahjanto kepada wartawan.

Selanjutnya, Yudhoyono ditemani Menhan, Menkopolhukam, KSAD, KSAL, KSAU, dan perwakilan dari Korea Selatan foto bersama di depan pesawat T-50i Golden Eagle. Karena cuaca cukup terik, kaca mata hitam terus melekat di wajah Yudhoyono. Saat difoto, SBY tampak sumringah dan sesekali melambaikan tangan.

Pesawat tempur ringan ini, dia melanjutkan, dibeli pemerintah untuk menggantikan pesawat Hawk MK-53 yang sudah uzur. Pesawat ini akan bermarkas di Skuadron Udara 15 di Lanud Iswahjudi, Madiun, Jawa Timur.

Keenam belas pesawat T50i Golden Eagle dibeli dari pemerintah Korea Selatan pada tanggal 25 Mei 2011 dengan nilai kontrak US$ 400 juta. "Pembelian ini masuk dalam program modernisasi alat utama sistem pertahanan Indonesia," kata dia.

Pesawat T-50i Golden Eagle adalah pesawat tempur latih supersonik hasil kerjasama pabrikan Lockheed Martin (Amerika Serikat) dengan dengan Korean Aerospace Industry (Korea Selatan). Pesawat ini dilengkapi dengan 'missile guided/unguided', roket, bom, meriam 20 milimeter, dan radar.  

Tank Medium Pindad


ACV 300 BMP-3 Turret, FNSS Turki
ACV 300 BMP-3 Turret, FNSS Turki

Indonesia dan Turki sepakat bekerjasama untuk mengembangkan tank medium baru. Kesepakatan ini ditandatangani 6 Februari 2014 di Jakarta, antara perusahaan FNSS Turki dengan PT Pindad Indonesia, untuk mengembangkan tank bagi keperluan TNI AD.
Diperkirakan tank baru ini memiliki desain konvensional, yang memungkinkan dipasang turet dengan canon 105 mm serta  dual co-axial machine gun (MG) 7.62 mm dengan sistem penembakan bersifat komputerisasi.
Untuk memudahkan penyebarannya di Indonesia, diharapkan tank ini memiliki berat tempur sekitar 25 ton.
ACV 300 Turki
ACV 300 Turki
Disain Tank Pindad yang sempat beredar
Disain Tank Pindad yang sempat beredar

FNSS memiliki pengalaman luas dalam desain, pengembangan dan produksi kendaraan tempur lapis baja berpenggerak roda maupun rantai (tracked). Lapis baja buatan FNSS terakhir adalah keluarga/ varian Armoured Combat Vehicle (ACV), yang dibangun dalam jumlah signifikan untuk keperluan dalam negeri Turki maupun pasar ekspor.(Janes.com).

Kekuatan TNI Terus Meningkat


Pesawat T-50i Indonesia (photo:gombaljaya)
Pesawat T-50i Indonesia (photo:gombaljaya)

Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan, kekuatan TNI Angkatan Udara berangsur-angsur terus meningkat, seiring bertambahnya alat utama sistem senjata (alutsista) TNI AU pada  tahun 2014. Pernyataan ini disampaikan Menteri Pertahanan saat serah terima 16  pesawat tempur ringan T-50i Golden Eagle dari Korea Aerospace Industry (KAI) kepada Kementerian Pertahannan di Taxy Way Echo, Lanud Halim PK, Jakarta, Kamis (13/2/2014).
“Pesawat ini akan meningkatkan peran TNI dalam mengemban tugas yang lebih besar dalam menghadapi tantangan yang lebih kompleks dimasa mendatang. Pada tahun ini, sejumlah pesawat tempur yang telah dipesan akan berdatangan dan makin memperkuat TNI AU” kata Purnomo.
Menhan menambahkan, tahun ini akan datang pesawat tempur F-16 setara Blok 52 buatan Amerika Serikat sebanyak 24 unit. Sampai awal semester II tahun 2014 akan hadir 16 pesawat tempur Super Tucano untuk melengkapi 1 skuadron dalam rangka mendukung operasi pengamanan dalam negeri.
Disamping itu, juga akan segera tiba UAV (pesawat terbang tanpa awak) untuk mengisi skadron UAV dalam rangka memperkuat operasi pemantauan perbatasan yang dipusatkan di Lanud Supadio Pontianak.
Menhan juga mengungkapkan, untuk pesawat angkut sedang, secara berurutan telah tiba di Indonesia sebagian besar dari 9 unit pesawat CN-295 yang merupakan hasil kerja sama produksi antara PT DI dengan Airbus Military dan rencananya akan menjadi 1 skuadron CN-295, dan 2 unit CN-235 serta 1 unit Casa-212 untuk angkut ringan.
Dalam rangka mendukung kegiatan airlif dan OMSP, telah dilakukan penambahan kekuatan sebanyak 9 unit pesawat angkut berat Hercules C-130H yang sudah mulai tiba secara bertahap.
TNI AU juga telah menerima dan mengoperasikan pesawat latih lanjut KT-1B Wong Be buatan Korea Selatan yang digunakan oleh Tim Aerobatik TNI AU, Jupiter sebanyak 1 skuadron.
Eurocopter Cougar EC-725 MkII (photo: Dmitry A. Mottl)
Eurocopter Cougar EC-725 MkII (photo: Dmitry A. Mottl)

Selain itu, peremajaan pesawat-pesawat latih TNI AU telah dilakukan dengan mengganti pesawat latih T-34 C dan AS-202 Bravo yang sudah berusia sekitar 30 tahun dengan pesawat latih generasi baru yaitu Grob G-120 TP buatan Jerman sebanyak 18 unit yang direncananya akan menjadi 24 unit.
Menhan menambahkan, untuk “rotary wing”, telah ditambah beberapa jenis Helikopter yaitu Helly Super Puma NAS-332 sebanyak 3 unit dan Helly Full Combat SAR EC-725 Caugar dari Eurocopter sebanyak 6 unit.
Sedangkan untuk pertahanan udara nasional, telah diperkuat dengan pengadaan PSU (Penangkis Serangan Udara) sebanyak 3 batere/6 firing unit buatan Rainmetall Air Defence Switserland, untuk satuan-satuan di Korps Paskhas TNI AU, 7 unit radar canggih yang telah dan akan dipasang di beberapa lokasi antara lain Merauke, Saumlaki, Timika dan Morotai. (Setkab.go.id)

Kamis, 13 Februari 2014

Oerlikon Skyshield, Sistem Pertahanan Udara Canggih TNI

Sistem pertahanan udara Oerlikon Skyshield
Pertengahan tahun lalu, Indonesia memesan 6 unit sistem pertahanan udara Oerlikon Skyshield buatan Rheinmetall Air Defence, Swiss. Kepala Badan Sarana Pertahanan, Laksamana Muda Rachmad Lubis tahun lalu mengatakan bahwa Kemenhan telah memesan 6 unit Oerlikon Skyshield dan sudah dalam proses produksi.

Total biaya yang harus dikeluarkan untuk mengakuisisi 6 unit alutsista Swiss tersebut sebesar USD 202 juta atau per unitnya sekitar USD 33,6 juta. Skyshield baru akan dikirimkan ke Indonesia pada pada 2015 (4 unit) dan 2017 (2 unit). Kontrak di dalamnya termasuk juga pelatihan dan layanan logistik.

Oerlikon Skyshield merupakan sistem pertahanan udara modular, ringan, jarak pendek yang dikembangkan oleh perusahaan Swiss Oerlikon Contraves (sekarang menjadi anak perusahaan dari Rheinmetall dari Jerman ) .

Dengan teknologi canggih 35mm-nya yang sudah teruji, menempatkan Oerlikon Skyshield sebagai salah satu sistem pertahanan udara jarak pendek yang terbaik, mudah dimobilisasi, dan cocok melindungi tempat-tempat dan infrastruktur yang kritis dari ancaman serangan udara.

Sistem pertahanan udara ini terdiri dari dua Revolver Cannon 35mm dengan laju tembak 1.000 putaran per menit. Sistem kontrol tembaknya terdiri dari dua unit sensor dan pos komando yang terpisah. Skyshield juga dapat menembakkan hingga dua rudal permukaan ke udara 8-cell untuk menambah perannya sebagai anti-pesawat, selain fungsinya sebagai sistem pertahanan rudal.
Skyshield mudah dimobilisasi dengan truk dan sistem transportasi lainnya. Sistem kontrol tembaknya menggunakan radar pencarian dan pelacakan X-band, dan peralatan lain untuk pelacakan presisi radar/TV dan/atau Laser/FLIR. Pos komando dapat ditempatkan hingga 500 meter jauhnya dari unit kontrol tembak dengan menggunakan gelombang radio terenskripsi. Sistem Skyshield juga dapat dioperasikan dengan sistem pertahanan udara lainnya dalam satu jaringan untuk cakupan pertahanan udara yang lebih luas, meningkatkan efektifitas, dan menambah perannya dari pertahanan satu titik menjadi pertahanan wilayah.
Kemampuan Oerlikon Skyshield semakin mumpuni jika menggunakan amunisi khusus buatan Rheinmetall bernama Advanced Hit Efficiency and Destruction (AHEAD). Jika ditembakkan, peluru ini akan menyebar membentuk perisai (lihat video di bawah), sehingga tingkat presisi mencapai lebih dari 90 persen.

Rheinmetall adalah salah satu pembuat sistem pertahanan udara jarak pendek terkemuka di dunia. Memimpin dalam pengembangan dan pemasaran sistem pertahanan udara yang berbasis meriam seperti Skyshield.


Pesawat Buatan Indonesia-Korsel Lebih Canggih dari F16

Pesawat KFX/IFX akan masuk di pasar premium.

Jet tempur F16
Jet tempur F16 (Reuters/Amir Cohen)
Indonesia melanjutkan kerjasama pembuatan pesawat dengan Korea Selatan hingga 2020. Presiden Korean Aerospace Industries (KAI) Ha Sung Yon optimistis kerjasama dua negara ini akan berhasil.

Program perakitan pesawat tempur ini dinamai  Korea Fighter Xperiment/Indonesia Fighter Xperiment (KFX/IFX). Sung Yon menyatakan, kehebatan pesawat produksi KFX/IFX akan melebihi pesawat F16 buatan Amerika.

"Saat ini pesawat F16 sudah ada di pasaran sebanyak 4.000 sampai 4.500 unit. Kita bisa bayangkan pasar yang menanti," kata Sung Yon. Pesawat buatan KFX/IFX diperkirakan rampung 2025.

Ada beberapa hal yang membuat Sung Yon yakin kerjasama ini berlangsung baik. Pertama, Indonesia dan Korsel memiliki hubungan persahabatan yang istimewa. Kedua, Indonesia dan Korsel memiliki jarak yang dekat sehingga memudahkan untuk bekerjasama.

Selain itu, Indonesia dan Korsel memiliki beberapa kemiripan budaya. "Ini bisa memudahkan menjalin kerjasama dan persahabatan," ujar dia.

Dari sisi teknologi, Indonesia juga memiliki kesamaan dalam mengembangkan pesawat maupun helikopter. Pengalaman tersebut, menurutnya, sama dengan pengalaman KAI.

"Saya percaya dengan persahabatan erat Korea-Indonesia, dengan komunikasi yang baik. Kami bisa memenuhi kebutuhan pengganti F16 yang akan datang," kata dia.

Pesawat buatan KFX/IFX ini, kata Sung Yon, akan dikembangkan di level premium. "Artinya levelnya mirip dengan F16, tapi lebih tinggi lagi," kata dia.
 

Selamat bergabung T-50i Golden Eagle ke TNI AU



16 unit alias satu skuadron udara pesawat tempur T 50i Golden Eagle buatan Korea Selatan resmi memperkuat jajaran TNI AU, seturut serah terima dari Kementerian Pertahanan kepada matra udara TNI itu, di Pangkalan Udara Utama TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis.

Biasanya, penyerahan pesawat terbang atau arsenal kepada militer Indonesia cukup di tingkat menteri saja; namun kali ini berbeda, Presiden Susilo Yudhoyono hadir dan menyaksikan serah terima itu secara langsung.

Mulai tahun ini dan ke depan, akan ramai terjadi penerimaan berbagai jenis arsenal dan sistem kesenjataan baru bagi TNI.

Dengan juga disaksikan Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro, Kepala Staf TNI AU, Marsekal TNI IB Putu Dunia, Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Marsetio, dan Kepala Staf TNI AD, Jenderal TNI Budiman, seremoni itu terjadi di landas parkir pangkalan udara militer di sisi timur Jakarta itu.

Memakai penerbangan kargo dan ferry, sortie demi sortie Golden Eagle buatan Korea Aerospace Industry yang dibeli Indonesia, mendarat di Tanah Air, sejak beberapa waktu lalu hingga kini lengkap 16 unit.

Yusgiantoro, mengatakan, penyerahan pesawat itu merupakan pelaksanaan kontrak yang ditandatangani pada 25 Mei 2011 dengan nilai kontrak 400 juta dolar Amerika Serikat.

Golden Eagle yang bentuknya nyaris mirip dengan F-16 Fighting Falcon dalam skala lebih mini akan mengganti pesawat Hawk Mk 53 di Skadron Udara 15, bermarkas di Pangkalan Udara Utama TNI AU Iswahjudi Madiun, Jawa Timur.

Di kalangan penerbangan tempur, dia dianggap sekelas dengan kompetitor utamanya, Yakovlev Yak-130 Mitten (Rusia), Aermacchi M-346 (Italia), atau L-159 buatan Ceko.

Semula Indonesia sempat "kesengsem" juga dengan Mitten yang kinerja dan unjuk kemampuan tempurnya lebih mumpuni dan trengginas namun menjelang keputusan akhir, pilihan final jatuh kepada Golden Eagle.

Performansi Golden Eagle masih belum diketahui secara baik karena dia pendatang baru dalam penerbangan militer dunia. Salah satu kaitan penting KAI dalam merancang dan membuat Golden Eagle adalah kesertaan Lockheed Martin dari Amerika Serikat sebagai mitra utamanya.

F-16 Fighting Falcon semula diproduksi General Dynamics dan kini ada di dalam tubuh Lockheed Martin, sehingga wajar jika rancang bangunnya bisa dipergunakan Lockheed Martin.

Golden Eagle yang diklaim KAI masuk dalam generasi pesawat tempur 4+ (salah satunya dicirikan kemampuan menyerap gelombang radar-tidak memantulkan) oleh Indonesia dimasukkan ke dalam kelas latih lanjut-tempur taktis ringan.

Huruf "i" di belakang desainasi T-50 merupakan penanda seri ini telah ditingkatkan spesifikasi dan melompat setara dengan spesifikasi pesawat tempur FA-50 tanpa radar udara aktif (AESA/actively electronic scanned array radar).

Pada masa mendatang, piranti vital ini akan diimbuhkan. Jika ini sudah terpasang, maka misi operasional tempur udara taktis sangat mudah bisa dia tunaikan, selain misi pendidikan pilot tempur TNI AU.

Indonesia juga memiliki satu impian ambisius untuk mengejar ketertinggalan teknologi, yaitu urun serta dalam Proyek K/IFX bersama Korea Selatan. Walau sudah digagas dan dibuatkan peta jalannya sejak bertahun-tahun lalu, namun hingga kini tarik-ulur masih terjadi.

Yang menarik, Golden Eagle dari Korea Selatan ini juga akan didedikasikan untuk menjadi tim aerobatik pancar gas TNI AU berlabel Jupiter Aerobatic Team.

TNI AU telah berkali-kali memiliki tim aerobatik, yang terakhir juga namanya sama, namun memakai tipe pesawat udara yang sama sekali beda, yaitu KT-1B Wong Bee bermesin turboprop.

Perbedaan di antara kedua tim ini juga pada corak pokok pesawat terbangnya; Jupiter Aerobatic Team yang kini berlaga di Singapore Air Show 2014 berkelir dasar merah dengan panah putih.

Sementara Jupiter Aerobatic Team berbasis Golden Eagle ini akan berkelir biru dengan guratan kuning, mirip warna The Blue Angels dari Angkatan Laut Amerika Serikat, yang kini memakai F/A-18 Hornet.

Jadi, nanti tim TNI AU ini juga akan dijuluki Elang Biru, yang seluruh pengawaknya berkualifikasi instruktur penerbang tempur TNI AU. 

Wahai pensiunan jenderal TNI, jangan takut ke Amerika Serikat



Panglima TNI 2007-2010, Jenderal TNI (Purnawirawan) Djoko Santoso, mengingatkan mengapresiasi pernyataan jujur Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Hashim Djojohadikusumo, tentang tujuh purnawirawan jenderal TNI yang ditolak Amerika Serikat.

Di antara nama itu, terdapat Letnan Jenderal TNI (Purnawirawan) Prabowo Subianto Djojohadikusumo, dengan posisi terakhir dinas militer panglima Komando Cadangan Strategis TNI AD.

Selain menantu Pak Harto itu, juga ada Letnan Jenderal TNI (Purnawirawan) Sjafrie Syamsudin, Jenderal TNI (Purnawirawan) Wiranto, Jenderal TNI (Purnawirawan) Pramono Wibowo, dan Letnan Jenderal TNI (Purnawirawan) Zacky Anwar Makarim, yang kebanyakan dianggap Amerika Serikat memiliki latar belakang terkait HAM.

Isu ini semakin seksi karena Wiranto, Prabowo Subianto, dan Wibowo (adik ipar Presiden Susilo Yudhoyono) akan bertarung menuju kursi RI 1; masih ditambah Jenderal TNI (Purnawirawan) Endriartono Sutarto.

Santoso kepada pers, Kamis, di Jakarta, mengemukakan, informasi dari Djojohadikusumo itu sangat penting dan menarik walau tidak perlu dikhawatirkan, karena Amerika Serikat bukan musuh Indonesia serta tidak menentukan kiprah politik Indonesia ke depan.

Dikatakan dia, siapapun tokoh Indonesia, termasuk tujuh jenderal yang disebutkan Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra itu tidak perlu khawatir pergi ke luar negeri, termasuk ke Amerika, karena Indonesia adalah negara besar dan hubungan antar negara tidak ditentukan satu aspek saja, misalnya masalah hak-hak asasi manusia (HAM).

"Hanya saja pertanyaan buat Pak Hashim, bagaimana kalau ada gelaran penting di Amerika atau di PBB yang harus dihadiri mereka selaku pejabat tinggi negara misalnya," kata  Santoso.

"Prabowo hanya satu dari tujuh jenderal yang ditolak Amerika. Ada tujuh jenderal yang di-blacklist, tidak hanya Prabowo. Catat itu! Tapi khusus Prabowo tidak ditolak secara personal," kata Djojohadikusumo, saat berkunjung ke salah satu media nasional, di Jakarta, Rabu (12/2).

Sebelumnya pernah diberitakan, Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta --meski tidak tertulis-- tidak akan memberikan visa masuk ke Amerika Serikat terhadap para pensiunan jenderal TNI yang dikabarkan didaftarhitamkan itu.