Sabtu, 14 Desember 2013

NKRI Sudah Terkepung 13 Pangkalan Militer Amerika Serikat

“Sama seperti saat Irak akan digempur melalui persiapan Operation of Enduring Freedom, dimana saat ini Indonesia sama juga “sudah terkurung” seperti Irak, oleh  pangkalan-pangkalan AS yang berada di Christmas Island, Cocos Island, Darwin, Guam, Philippina, Malaysia, Singapore, Vietnam hingga kepulauan Andaman dan Nicobar beserta sejumlah tempat lainnya.”~ Connie Rahakundini Bakrie, pengamat Pertahanan dan Militer dari Universitas Indonesia.

Peta Pangkalan Militer AS di Asia Tenggara
Rencana Amerika Serikat (AS) menggeser 60 persen kekuatan militernya ke kawasan Asia Pasifik hingga tahun 2020 mendatang, membawa implikasi besar bagi kawasan ini, termasuk Indonesia.

Tahun 2020 itu tidak lama. Dalam 6 tahun ke depan, Indonesia sudah terkurung oleh pangkalan-pangkalan militer AS. Apakah kita sudah sepakat sebagai bangsa untuk menyadari dan memahami persepsi ancaman yang sebenarnya sedang dihadapi?

Dengan kondisi ini, jelas sekali, tidak tersedia waktu banyak bagi elite Indonesia untuk segera mereposisi arah kebijakan luar negeri dan pertahanan Indonesia yang lebih tegas, strategis dalam menyikapi perubahan konstalasi politik di kawasan.

Persoalan pangkalan militer di ASEAN ini juga harus menjadi bahan perhatian serius anggota DPR Komisi I DPR dan jangan hanya memperhatikan soal jual beli senjata saja yang rawan fee makelar. Persoalan-persoalan strategis menjadi sangat penting dalam memahami perkembangan geopolitik di Asia Tenggara seiring memanasnya persaingan Amerika Serikat dan RRC dalam lomba kekuatan pengaruh di Asia Tenggara ini. [Anton DH]

Indonesia juga harus memperkuat TNI sebagai aktor pertahanan yang tugas utamanya adalah untuk melindungi segenap wilayah kedaulatan termasuk kekayaan dan kesejahteraan penduduknya.
Hal yang terpenting bukan semata persoalan mana Alutsista yang perlu diganti dan mana yang masih layak pakai. Lebih dari itu, dalam membangun TNI yang profesional dan berwibawa di mata internasional, diperlukan sebuah grand strategy and design atas postur TNI. Postur TNI yang ideal untuk menghadapi segala bentuk ancaman yang segera akan terbentang di kawasan ini dalam 6 tahun mendatang.

Pesawat Kepresidenan Indonesia Sudah Dipersiapkan

Boeing Jet 2. Foto: boeing.com
 
Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi mengatakan pesawat Kepresidenan RI berjenis Boeing Bussiness Jet 2 Green yang dipesan pemerintah masih dalam proses pengerjaan di pabrik Boeing, di Amerika Serikat.

"Pesawatnya masih di sana (Amerika) karena kemarin terhambat waktu ada government shutdown. Tertunda pengerjaannya," kata Sudi, kepada Tempo, di Bandar Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis, 12 Desember 2013. Menurut dia, pesawat itu baru akan tiba di Indonesia Maret 2014 nanti.

Sudi belum bisa memastikan kapan persisnya pesawat Kepresidenan itu mulai dipergunakan. Ia mengatakan, setelah pesawat datang pada Maret nanti, masih ada proses tertentu yang mesti dijalani sebelum pesawat resmi dipakai.

"Yang pasti, pemerintah yang akan datang lah yang menggunakan pesawat itu," ujarnya. Namun, Sudi enggan berkomentar ihwal kemungkinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menggunakan pesawat itu untuk pertama kalinya. "Ya, tidak tahu. Kita lihat nanti, ya."

Indonesia telah resmi membeli pesawat Kepresidenan berjenis Boeing Bussiness Jet 2 Green. Pesawat ini dibeli dengan harga US$ 91,2 juta atau sekitar Rp 820 miliar dengan rincian US$ 58,6 juta untuk badan pesawat, US$ 27 juta untuk interior kabin, US$ 4,5 juta untuk sistem keamanan, dan US$ 1,1 juta untuk biaya administrasi.

Pesawat BBJ2 ini didesain untuk keperluan VIP. Yakni didesain memiliki konfigurasi mewah dengan keberadaan kamar tidur utama, toilet yang dilengkapi dengan shower, ruang konferensi, ruang makan, dan ruang tamu.

Boeing BBJ2 ini memiliki panjang sekitar 39,5 meter, panjang sayap 35,8 meter, tinggi ekor 12,5 meter, dan memiliki diameter 3,73 meter.
Untuk interiornya, BBJ2 ini memiliki panjang 29,97 meter, dengan tinggi 2,16 meter dan lebar 3,53 meter.

Dengan daya tampung 39.539 liter bahan bakar, pesawat ini dapat terbang maksimal sejauh 10.334 kilometer. Namun jika pesawat berisi maksimal 50 orang, jarak tempuhnya mencapai 8.630 kilometer. Jarak
tempuh itu bisa dilalui dengan kecepatan maksimal 871 kilometer per jam.
Tempo.

Banyak negara punya kepentingan, cyber war serbu Indonesia

Banyak negara punya kepentingan, <i>cyber</i> <i>war</i> serbu Indonesia
Ilustrasi, (SINDOphoto).
Anggota Komisi I DPR Tantowi Yahya mengatakan, Indonesia menjadi objek cyber war (perang teknologi) didasarkan karena peran Indonesia yang semakin penting dalam ekonomi dan politik global.

Menurutnya, hal ini karena banyak negara yang punya kepentingan di Indonesia, baik sebagai mitra kerja atau memposisikan Indonesia sebagai ancaman untuk mereka.

“Karena semakin penting posisi suatu negara makan akan semakin banyak pula dilakukan penyadapan,” kata Tantowi saat dihubungi KORAN SINDO, Jumat 13 Desember 2013.

Tantowi mengatakan, dalam sisi peralatan dan teknologi, Indonesia belum mampu mengahadapi cyber war. Maka diperlukan penguatan pada sektor teknologi dan Sumber Daya Manusia (SDM).

Selain itu, Indonesia masih terlalu pasif, pada proses selanjutya Indonesia harus lebih aktif dalam forum cyber war. Saat ini, lanjut dia, dibutuhkan upaya koordinatif antara kementerian dan lembaga terkait.

Seperti Kemenkoinfo, BIN, TNI, Lemsaneg, dan Polisi. Selain itu, dibutuhkan pembelian satelit tersendiri tertama guna kepentingan TNI. Karena ancaman sangat mungkin terajadi dalam pemberian satelit-satelit yang menajdi hibah atau bantuan.

“Alat-alat tersebut harus dipastikan, bahwa aman dari koneksi dengan negara pemberi. Karena teknologi memang tidak terkalahkan, maka Indonesia dituntut untuk berjalan selaras dengan kemajuan dalam batasan kemampuan khususnya anggaran ” ucapnya.

Menurut dia, tantangan ke depan yang akan dihadapi ialah melalui penyadapan dan berlanjut kepada hack ke situs-situs pemerintahan oleh para hacker (peretas). Seperti masih banyak kepala negara yang telah disadap karena dunia sekarang sudah saling mencurigai.

“Tinggal tunggu penjelasan dari snowden saja, dengan demikian dapat dipastikan banyak negara yang telah mempersiapkan diri dalam upaya penangkalan melalui teknologi dan perundingan bilateral maupun multilateral,” tegasnya.
 Sindonews.

Hacker jadi ancaman dalam perang teknologi

<i>Hacker</i> jadi ancaman dalam perang teknologi
Ilustrasi, (SINDOphoto).
Wakil Ketua Komisi I DPR TB Hasanuddin mengatakan, Indonesia melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), sudah siap dengan cyber war (perang teknologi). Dalam hal ini sudah dipersiapkan alat-alat yang diberi ruang untuk anti-hacker (peretas).

Diakuinya, alat tersebut memang tidak menjamin bebas hacker. Namun, alat tersebut dapat melindungi dari hacker sesuai dengan ketetapan. Maka hal tersebut tergatung kepada siapa yang meng-hacker.

Dalam hal ini, diperkirakan kedepannya model peperangan yang digunakan salah satunya dengan cyber war. Hal ini dikarenakan dunia tidak dapat disingkirkan dari teknologi dan kemajuannya.

Menurutnya, maka jika suatu situs terganggu data-data yang dimilki maka hal tersebut dapat mempengaruhi keputusan yang dimilki. “Keputusan apa saja, jika data tersebut terganggu maka akan mempengaruhi keputusan yang tidak valid termasuk pada suatu negara,” kata TB Hasanuddin saat dihubungi KORAN SINDO, Jumat 13 Desember 2013.

Dia mencontohkan, dalam peperangan ingin menembakan peluru kendali jika dalam suatu data sudah terprogram, target dan waktu penembakan dengan spesifikasi yang terperinci.

"Apabila cyber war melalui virus yang merusak data tersebut maka target penembakan akan meleset bahkan dapat salah sasaran," ucapnya.

Lebih lanjut dia mengatakan, setiap negara terlebih Indonesia harus memiliki alat khusus dan pribadi dalam menghadapi cyber war. Sesungguhnya, Indonesia sudah mampu memproduksi ISO 27001-27008 segai alat protek cyber war.

Hal ini dimungkinkan karena kerahasian kata sandi akan lebih terjamin karena diproduksi di dalam negeri. “Pakar IT mengatakan sudah mampu membuat. Karena alat ini harus dimiliki baik untuk pribadi maupun instalansi pemerintahan. Terlebih guna angkatan perang yang harus di protek,” tegasnya.
Sindonews.

Mengenal Batalion Raider, pasukan elite TNI AD

Komando Daerah Militer Iskandar Muda (Kodam IM) Provinsi Aceh hingga kini memiliki dua batalion infanteri yang prajuritnya memiliki kualifikasi raider. Biasanya setiap Kodam hanya punya satu saja batalyon elite ini.

"Di Kodam Iskandar Muda ada dua batalion infanteri raider, yakni Yonif 111/Raider dan Yonif 112/Raider," kata Kepala Staf Kodam Iskandar Muda Brigjen TNI Purwadi Mukson di Banda Aceh, Jumat (14/12). Demikian dikutip dari antara.

Dia mengatakan, secara umum batalion raider dan batalion infanteri lainnya tidak berbeda. Hanya saja, untuk batalion raider, kemampuan prajurit secara individu lebih baik dari prajurit batalion infanteri.

"Prajurit batalion raider mampu melakukan operasi dalam unit kecil, rahasia dan mendadak. Mereka dilatih khusus untuk itu dan kemampuannya melebihi prajurit biasa," katanya.

Sebelumnya, Kodam Iskandar Muda memiliki satu batalion infanteri, yakni Yonif 112/Raider. Kemudian, menjadikan Yonif 111 yang bermarkas di Tualang Cut, Kota Langsa, sebagai batalion Raider.

"Personel Yonif 111/Raider direkrut dari berbagai batalion di Aceh. Sebelum ditugaskan, mereka menjalani latihan raider selama empat bulan. Dan hari ini, pelatihannya resmi ditutup," katanya.

Dia mengatakan pelatihan bagi prajurit raider untuk meningkatkan kemampuan personal. Mereka dilatih untuk siap melakukan berbagai operasi khusus dan penugasan mendadak.

"Pasukan raider ini siap ditugaskan dalam kondisi apapun. Ini yang membedakan mereka dengan prajurit TNI lainnya," ungkap jenderal berbintang satu tersebut.

Adalah Kepala Staf TNI AD Jenderal Ryamizard Ryacudu yang punya ide membentuk pasukan elite di seluruh Komando Daerah Militer (Kodam). Maka Ryamizard meningkatkan kualifikasi 10 pasukan infanteri reguler menjadi Raiders. Sebagian personel Raiders dilatih kemampuan antiteror di Pusdik Passsus milik Kopassus.

Pasukan ini memiliki kemampuan sebagai pasukan anti-teroris untuk pertempuran jarak dekat, lawan gerilya dengan mobilitas tinggi dan melakukan pertempuran-pertempuran berlanjut. Kemampuannya tiga kali pasukan infanteri biasa.

Tiap-tiap batalyon ini dilatih untuk memiliki kemampuan tempur tiga kali lipat batalyon infanteri biasa. Mereka dilatih untuk melakukan penyergapan dan mobil udara, seperti terjun dari helikopter.

Pasukan elite ini diresmikan Jenderal Ryamizard tanggal 22 Desember 2003. Mungkin karena Raiders, Indonesia bisa mendapat predikat negara yang memiliki pasukan elite terbanyak.

TNI AL punya 3 kapal perang baru jaga wilayah Timur

TNI AL punya 3 kapal perang baru jaga wilayah Timur
TNI AL uji coba 2 kapal patroli. ©2013 Merdeka.com/puspen TNI

TNI Angkatan Laut memperkuat armadanya. Tiga buah kapal perang siap beroperasi menjaga keamanan laut wilayah timur Indonesia mulai Januari tahun depan.

"Tiga buah KRI yang diberi nama khas Kalsel yakni KRI Banjarmasin, KRI Lambung Mangkurat, dan KRI Hasan Basri siap dioperasikan Januari 2014," ujar Kasal Laksamana Marsetio di sela peresmian Monumen Tentara Divisi IV ALRI Kalimantan di Banjarbaru, Jumat (13/12).

"Jika kapalnya sudah bisa merapat di pelabuhan maka kedatangannya disampaikan kepada masyarakat agar mereka mengetahui ada kapal perang yang diberi nama khas Kalsel," lanjutnya.

Menurut Marsetio pemberian nama khas Kalsel sebagai bentuk penghormatan atas perjuangan masyarakat Kalsel di masa kemerdekaan termasuk di bawah pimpinan Kepala Divisi IV ALRI wilayah Kalimantan Brigjen TNI (alm) Hasan Basri.

"Selain penghormatan bagi seluruh pejuang kemerdekaan, pemberian nama itu juga sebagai wujud nyata menyatunya jajaran TNI AL dengan masyarakat di provinsi setempat," katanya.

Sementara itu, monumen Tentara Divisi IV ALRI wilayah Kalimantan yang dibangun TNI AL dilengkapi satu buah Tank Amphibi PT 76, satu buah meriam Howitzer dan satu buah jangkar yang diletakkan di depan monumen.

Posisi monumen dan peralatan tempur itu tepat berada di depan makam Kepala Tentara Divisi IV ALRI Kalimantan Brigjen Hasan Basri yang dimakamkan di lokasi yang dikenal dengan sebutan bundaran Liang Anggang Banjarbaru.

Status Pangkalan TNI AL Sangatta akan ditingkatkan


Sejumlah kapal perang Indonesia dalam formasi tempur, di Laut Jawa, Senin (18/4). 19 kapal perang TNI AL mengikuti Operasi Jala Perkasa dan latihan penembakan peluru kendali Yakhont di Selat Sunda, Samudera Hindia. Di sisi timur dan utara, posisi Pangkalan TNI AL Sangatta, Kalimatan Timur, sangat strategis. (ANTARA FOTO/Eric Ireng)
 
Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Marsetio, mempertimbangkan secara serius permintaan warga Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur, agar status Pangkalan TNI AL Sangatta ditingkatkan. 

Sangatta dan kawasan udara serta perairan sekitarnya sering menjadi arena berbagai latihan perang TNI, selain perairan itu juga banyak obyek vitalnya dan menjadi jalur penting pelayaran ke utara. 

"Kami menyimak secara seksama hal yang disampaikan Bupati Kutai Timur, Isran Noor, tentang peningkatan status itu," kata Marsetio, saat meresmikan Monumen Kudungga, di Sangatta, Jumat.


Permintaan masyarakat setempat itu nanti akan dibahas dengan panglima TNI. Ada berbagai hal terkait yang perlu dibahas serius, mulai dari personel, sarana-prasarana, fasilitas pendukung pangkalan, dan hal-hal lain. 

Diwacanakan, keputusan peningkatan status Pangkalan TNI AL Sangatta itu sudah selesai sebelum Latihan Gabungan TNI digelar di sana pada 2014. 

"TNI sebenarnya sudah survey sejak 2005 di Sulawesi dan Papua namun Kutai Timur dinilai paling ideal untuk latihan gabungan TNI, baik untuk kegiatan pendaratan pasukan dari laut ke darat, penerjunan, penembakan laut ke darat, penembakan udara ke darat serta aktivitas pelatihan militer lain," kata Marsetio.


Monumen Kudungga yang dia resmikan itu, kata dia, bentuk persembahan TNI AL kepada masyarakat setempat yang selama ini telah memberikan perhatian terhadap pengembangan TNI AL di kawasan itu.

Nama Kudungga berasal dari satu kapal cepat bernama Kudungga dan satu pesawat helikopter militer yang diberikan Noor untuk memperkuat armada patroli TNI AL.

Kudungga tidak lain nama raja pertama di Kerajaan Mulawarman yang dikenal memiliki kekuasaan dan kewibawaan cukup luas di Nusantara, bahkan sampai menjelajah ke Asia Tengah. 

Monumen Kudungga berisi satu tank amphibi yang masih aktif walaupun dibuat pada 1960, satu meriam kaliber 60 mm, dan satu jangkar bekas terpasang di kapal perang TNI-AL.