Minggu, 08 Desember 2013

Apakah Dogfight masih dibutuhkan dalam pertempuran udara modern..??

Dogfight adalah bentuk pertempuran antara pesawat  tempur, khususnya manuver pertempuran pada jarak pendek secara visual. Dogfighting pertama kali muncul selama Perang Dunia I hingga tahun 1992 pada Perang Malvinas antara Argentina dan Inggris Raya. Terminologi modern untuk duel udara adalah Air Combat Maneuver (ACM), yang mengacu pada situasi taktis yang membutuhkan penggunaan manuver Basic Fighter Maneuver (BFM) untuk menyerang atau menghindari serangan oleh satu atau lebih lawan.

Ilustrasi Dogfight | foto : devianart

Istilah Dogfight mendapatkan popularitas selama Perang Dunia II, meskipun asal-usulnya dapat ditelusuri ke tahun-tahun terakhir Perang Dunia I. Referensi tertulis pertama dengan penggunaan kata modern berasal dari tulisan di Fly Papers oleh AE Illingworth, 1919. “The battle develops into a ‘dog-fight’, small groups of machines engaging each other in a fight to the death.”  

Dalam Perang Dunia I pesawat awalnya digunakan sebagai alat observasi medan perang darat atau laut. Pesawat militer baru membuktikan nilai pentingnya saat bisa memergoki serangan rahasia  Jerman ke  Paris pada bulan kedua perang. Pertempuran udara pertama diyakini telah terjadi pada tanggal 28 Agustus 1914 ketika Norman Spratt menerbangkan Sopwith Tabloid bersenjata menjatuhkan  sebuah pesawat  Albatros CI dual seater Jerman.

Setelah senapan mesin dipasang ke pesawat, era pertempuran udara dimulai. Masalah terbesar adalah menembakkan senapan mesin melalui baling-baling. Roland Garros memecahkan masalah ini dengan memasang deflektor baja  ke baling-baling pesawat monoplane Morane Saulnier-nya. Anthony Fokker, seorang desainer Belanda mendesain ”gigi sinkronisasi” tahun 1915 yang menghubungkan pemicu dari senapan mesin Maxim MG08 dengan putaran mesin, sehingga Jerman berhasil  meraih keunggulan udara. Hal ini mengubah sejarah pertempuran udara dengan pesawat Fokker E.1 yang berjaya di medan Perang Udara Eropa. 

Kedahsyatan arena duel udara meningkat seiring dengan keunggulan teknologi. Di awal perang  belum ada  taktik manuver duel udara. Oswald Boelcke adalah penerbang pertama yang menganalisis taktik perang udara dan menghasilkan seperangkat aturan yang dikenal sebagai “Dicta Boelcke” pada tahun 1916. Banyak konsep taktik Boelcke itu yang masih berlaku pada saat ini. Termasuk penggunaan posisi matahari, posisi ketinggian, serangan mendadak, dan memutar cepat untuk menghadapi ancaman.

Sejak PD II sejarah duel udara ke udara makin berkembang. Bahkan di era pesawat jet modern juga dapat berkembang menjadi dogfight. Sebuah pesawat tempur dapat menghindari rudal dengan membelok secara cepat pada maksimum gaya gravitasi dan menggunakan alat pengecoh radar dan rudal seperti chaffs dan flares. Jika tembakan rudal jarak sedang pada pertempuran di luar jarak pandang Beyond Visual Range (BVR) bisa dihindari, maka penerbang harus bersiap untuk duel udara jarak dekat dimana pilihannya hanya berputar dan dogfight atau cepat menghindari arena (bug–out).

Keunggulan dalam dogfight sangat bergantung pada pengalaman dan keterampilan pilot, khususnya kelincahan tempur ketika terbang pada kecepatan udara minimum. Penerbang biasanya bermanuver pada arena keunggulan pesawat sendiri dibandingkan kemampuan pesawat lawan. Dogfight menjadi semacam kontes bertempur di kecepatan terbaik dengan tetap menjaga energi yang cukup. Pilot berusaha untuk menjaga kecepatan terbaik, dimana pesawat mampu berbelok dengan belokan maksimum dan pada radius belokan  minimum, yang disebut  corner velocity atau “kecepatan sudut”, biasanya antara 300 dan 400 knot tergantung desain pesawat.

Karena itu Dogfight tidak terjadi pada kecepatan supersonik namun pada kecepatan sudut.  Pesawat  “super maneuverable” F-22 Raptor masih dapat bermanuver lincah pada kecepatan kurang dari 100 knot sehingga dapat dengan cepat mengarahkan kanon Vulcan pada sasaran jika harus melaksanakan dogfight. Sementara pesawat F-15 Eagle harus  menggunakan kecepatan sudut yang relatif tinggi untuk dapat cepat mengarahkan senjatanya.

Radar pesawat tempur modern dan rudal seperti AMRAAM sangat memungkinkan menembak jatuh lawan pada jarak jauh. Perang udara modern seperti Operasi Desert Storm dan sesudahnya menunjukkan peningkatan penggunaan rudal BVR. Keandalan rudal BVR, dan radar udara serta integrasi pesawat komando kendali seperti AWACS, telah menghasilkan gambar situasi ruang udara sehingga manajemen pertempuran udara memudahkan penembakan senjata BVR.

Namun sampai saat ini sekolah taktik udara US Navy (Top Gun) dan USAF (Fighter Weapon School) masih melatih taktik pertempuran udara jarak dekat. Produsen pesawat Rusia masih sangat menekankan kemampuan super maneuverability dalam desain pesawat tempur seperti Su-37 atau Su-30MKI menggunakan mesin thrust vectoring canggih yang mampu mendorong pesawat pada batas-batas kemampuannya sehingga memberikan keuntungan dalam pertempuran .

Saat ini kemajuan tehnologi Unmanned Aerial Vehicle (UAV) telah menghasilkan pertanyaan tentang relevansi apakah Dogfight dengan pesawat berawak manusia masih memunyai masa depan? Sebuah chip komputer dapat menahan gaya gravitasi lebih tinggi daripada pilot/manusia terhebat.  Namun dalam kenyataannya pesawat tempur berawak dengan kemampuan manuver super masih  terus dikembangkan oleh negara-negara  maju untuk melengkapi arsenal perangnya. (Kol Pnb. Agung "Sharky" Sasongkojati)

From Rosoboronexport with Buk-M2E


Sistem Pertahanan Rudal Buk-M2E Rusia (photo:Rosoboronexport)
Sistem Pertahanan Rudal Buk-M2E Rusia (photo:Rosoboronexport)

Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro akhirnya mengumumkan rencana pembelian kapal selam dari Rusia, untuk memperkuat armada TNI AL. Rencana ini ditindaklanjuti dengan mengirim Tim TNI AL ke Rusia pada pertengahan Januari 2014, untuk melihat tawaran apakah mengambil kapal selam bekas/refurbish atau yang baru.

Dubes Rusia untuk Indonesia menemani perwakilan RosoboronExport bertemu Menhan Purnomo Yusgiantoro di jakarta 6/12/2013 (Antara)
Dubes Rusia untuk Indonesia menemani perwakilan RosoboronExport bertemu Menhan Purnomo Yusgiantoro di jakarta 6/12/2013 (Antara)

Pernyataan ini disampaikan Menteri Pertahanan usai bertemu dengan Perwakilan RosoboronExport yang ditemani Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Mikhail Yurievich Galuzin di Kantor Kemenhan, 6/12/2013.
Dengan dibelinya kapal selam Kilo Class dan Amur dari Rusia, menunjukkan rencena-rencana pembelian seperti yang tercatat di SIPRI maupun yang ditawarkan Rusia, terpenuhi sudah.
Dari pola ini terlihat, walau TNI mengejar transfer teknologi dalam pengadaan alutsista, namun tidak melupakan kualitas. Alutsista yang berkualitas tetap dibeli sambil memburu ToT dari berbagai negara, termasuk Rusia.
Berbicara alutsista yang berkualitas jika dikaitkan sistem pertahanan udara, negara Rusia bisa dikatakan yang terdepan untuk urusan teknologi ini. Sistem pertahanan Rusia berkembang pesat dan semakin matang. Mereka pun terus meningkatkannya dengan  membangun S-500 yang memiliki jarak tembak 600 km dan bisa membidik setiap benda yang terbang di udara.
Indonesia memang sedang mencari sistem pertahanan udara, antara lain untuk menjaga Ibukota Negara. Hal ini disampaikan Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin saat bertemu Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. Pertemuan tanggal 21/8/2013 itu membahas sinergi antara Kementerian Pertahanan dan Pemerintah DKI Jakarta dalam pembangunan ruang bawah tanah di Monas yang akan diintegrasikan dengan sistem pengamanan Ibukota, termasuk pertahanan udara.
Ide pembangunan sistem pertahanan udara yang modern ini, bisa jadi sudah didengar RosoboronExport, beberapa waktu sebelumnya.

9K317E Buk M2E / MZKT-6922 battery component models (Zhuhai Imagery)
9K317E Buk M2E / MZKT-6922 battery component models (Zhuhai Imagery)

Pada Indo Defence 2012, RosoboronExport menawarkan sistem pertahanan udara modern bagi Indonesia. Sitem pertahanan rudal yang ditawarkan adalah integrasi air defence system yang menggabungkan sistem pertahanan rudal jarak menengah BUK-M2E dengan sistem pertahanan rudal/senjata jarak pendek Pantsir-S1.
Pakar RosoboronExport meyakini konfigurasi sistem itu akan secara efektif melindungi obyek-obyek vital militer maupun instalasi lainnya dari potensi serangan udara musuh, termasuk serangan udara yang masif.
Buk-M2E (nama di NATO: SA-17 Grizzly) merupakan sistem medium-range surface-to-air missile (SAM) bergerak, yang didisain untuk melindungi pasukan maupun instalasi/bangunan dari ancaman serangan udara. SA=17 Grizzly merupakan upgrade dari sistem pertahanan udara bergerak versi Buk-M1 yang sudah combat proven.
Buk-M2E dibuat untuk menetralisir serangan masif dari pesawat tempur taktis maupun strategis, rudal balistik taktis, rudal jelajah, rudal pesawat tempur, bom pintar, helikopter, termasuk hovering rotorcraft, UAV, meski Buk-M2E mendapatkan serangan electronic countermeasures yang gencar.

Sistem Pertahanan rudal/enjata jarak pendek mobile,Pantsir-S1 Rusia (SA-8 Greyhound
Sistem Pertahanan rudal/senjata jarak pendek mobile,Pantsir-S1 Rusia (SA-8 Greyhound
Pantsir-S1
Pantsir-S1

Adapun Pantsir-S1 (NATO: SA-8 Greyhound) merupakan sistem pertahanan udara berbasis rudal/senjata yang didisain untuk melindungi areal-areal yang vital, big military areas, target industri dan unit pasukan darat. Pantsir-S1 memperkuat unit pertahanan udara dalam melindungi pasukan maupun instalasi militer dari serangan udara presisi, baik di ketinggian rendah maupun extreme low altitudes.
Sepertinya, Kementerian Pertahanan dan TNI sedang menjajaki sistem rudal pertahanan modern dari Rusia itu. Sekali lagi, menjajaki. Penjajakan ini dimulai dengan datangnya perwakilan RosoboronExport ditemani Duta Besar Rusia untuk Indonesia, menghadap Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro di Jakarta.
JKGR. 

Agar Pertukaran Data Aman, Pemerintah Harus Pakai Enkripsi

Agar Pertukaran Data Aman, Pemerintah Harus Pakai Enkripsi
(Foto: businessinsider.com)
Dalam hubungan antarnegara, selain pejabat tinggi negara, lembaga pemerintah juga rentan menjadi sasaran penyadapan. Maka dari itu Badan Intelijen Negara (BIN) perlu menyiapkan sistem persandian di semua lembaga negara.
 
Selain itu perlu menggunakan enkripsi atas pertukaran data yang bersifat rahasia. Pernyataan ini disampaikan oleh Heru Sutadi, Executive Director Indonesia ICT Institute dalam diskusi 'Generasi Muda Bangsa Menyikapi Aksi Penyadapan' yang digelar di kantor Kemenpora.

"Dalam hal ini BIN juga harus bekerjasama dengan aparat penegak hukum untuk menyelidiki saluran komunikasi yang diduga bocor, disadap atau dimata-matai," kata Heru.
Di samping itu, Heru juga menghimbau para ahli teknologi informasi, khususnya yang paham mengenai sistem keamanan informasi untuk bahu-membahu mengamankan sistem informasi nasional dari penyadapan ataupun peretasan yang dilakukan pihak luar negeri terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Sementara itu bagi masyarakat, sektor bisnis, usahawan, sekolah dan kampus-kampus, dan lembaga di luar pemerintah lainnya, Heru menyarankan untuk bersama-sama menjaga sistem keamanan informasi masing-masing.
"Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, ada baiknya secara rutin mereka melakukan back up data agar sistem keamanannya cepat dipulihkan setelah disadap," pungkasnya.

Ini Kapal Jayamahe, Karya Mahasiswa UGM Pemenang Kontes Nasional

 
Kapal Jayamahe karya tim Roboboat atau tim robot kapal fuel engine (berbahan bakar) dari Universitas Gadjah Mada (UGM) menang lomba Kontes Kapal Cepat Tak Berawak Nasional (KKCTBN) 2013. Mereka menjadi juara pertama dalam kontes di Pantai Campolong, Sampang, Madura yang diselenggarakan oleh Dirjen Dikti.

"Kapal cepat yang kami ikutkan lomba berbahan bakar Pertamax campuran oli samping dengan mesin 26 cc," ungkap salah satu anggota tim Nur Fatah kepada wartawan saat unjuk kebolehan di Danau Pasca Sarjana UGM, Jumat (6/12/2013).

Menurut Fatah, prototipe kapal fuel engine yang dikendalikan dengan remote control itu mampu berjalan dengan kecepatan maksimal 80 km/jam. Kapal ini saat lomba masuk kategori tak berawak dengan bahan tripleks yang dilapisi fiberglass agar tidak bocor. Sedangkan propeler menggunakan bahan alumunium.

"Mesin 26 cc ini dengan bentuk lambung kapal V (monohaul) yang telah dimodifikasi," katanya.

Saat lomba lanjut Fatah, kapal Jayamahe sukses beroperasi di hadapan juri baik dilintasi lurus dan berbelok-belok. Dengan kecepatan tinggi kapal ini bia melakukan putaran haluan hingga 360 derajat pada satu titik.

"Selama 8 detik kita bisa bermanuver dengan baik. Jayamahe mampu meraih poin sempurna untuk uji speed dan uji manuver," kata Nur Fatah didampingi anggota tim.

Menurut dia, kapal ini berfungsi sebagai kapal cepat yang bisa digunakan untuk militer seperti kapal cepat untuk patroli di perbatasan dan pengintai.

Dany Ezah Fawzi menambahkan dalam kontes selama 2 hari pada tanggal 25-26 November lalu peserta diantaranya dari ITB, UI, ITS, IPB, Politeknik Negeri Bengkalis dan lain-lain. Tim Roboboat UGM yang merupakan kumpulan mahasiswa program studi Teknik Mesin, Diploma Elektro dan Diploma Eletronika dan Instrumentasi kategori menang untuk kategori fuel engine. Sedangkan untuk kategori autonomous dengan kapal Safinah One menempati urutan ketiga di bawah Pens Surabaya.

"Saat lomba dilakukan di dermaga Pantai Camplong sehingga kecepatan angin pun berpengaruh," katanya.
 

 


 


Detiknews.
 

Simposium keamanan maritim internasional peringati 68 tahun TNI AL digelar

Sejumlah pelaut TNI AL ketika melaksanakan upacara hari pahlawan nasional di atas KRI Kerapu, di perairan Makassar, Sulsel, Minggu (10/11). Angkatan laut di seluruh dunia memiliki tiga fungsi melekat, yaitu fungsi penegakan hukum, penegakan kedaulatan negara, dan diplomasi internasional. (ANTARA FOTO/Ekho Ardiyanto)
Memperingati 68 tahun TNI AL berdiri, simposium keamanan maritim internasional akan digelar pada 9-11 Desember ini, di Jakarta.

Tidak kurang sembilan kepala staf atau panglima angkatan laut negara sahabat akan memaparkan pandangan mereka masing-masing tentang visi kemaritiman internasional.

Jadual yang diterima dari panitia penyelenggara, di Jakarta, Sabtu, Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Marsetio, akan menjadi tuan rumah sekaligus memberi pidato kunci di hadapan sekitar 350 peserta dari berbagai negara itu.

Tema yang dijadikan pedoman adalah Strategi Kerja sama dan Kemitraan Global Untuk Meningkatkan Kesiagaan Ranah Kemaritiman.

Kesembilan kepala staf atau panglima angkatan laut yang dipastikan hadir dan memberi pemaparan itu adalah Kepala Staf Angkatan Laut Amerika Serikat, Admiral Jonathan W Greenert, Kepala Staf Angkatan Laut Singapura, Rear Admiral Ng Chee Peng, dan Kepala Staf Angkatan Laut Australia, Vice Admiral RJ Griggs.

Juga Panglima Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat China, Rear Admiral Wei Xueyi, Panglima Angkatan Laut Iran, Rear Admiral Habibollah Sayyari, dan Kepala Staf Angkatan Laut Pakistan, Admiral Muhammad A Sandila.

Masih ditambah dengan Kepala Staf Angkatan Laut Angkatan Beladiri Jepang, Admiral Katsutoshi Kawano, Panglima Angkatan Laut Thailand, Admiral Tawewuth Pongsapipatt, Panglima Tentera Lau Diraja Malaysia, Admiral Tan Sri Abdul Aziz, dan kepala delegasi Angkatan Laut Kerajaan Belanda, Rear Admiral Ben Bekkering.

Selain mereka, jadual menyebutkan bahwa ahli hukum laut internasional, Profesor Dr Hasjim Djalal, dan ahli dari Pusat Hukum Kelautan dan Kebijakan Nasional Institut Studi Laut China, Nong Hong PhD, juga akan menjadi pembicara.

Adapun Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro, akan membuka secara resmi simposium itu.

Dengan pendekatan multi kawasan seperti ini, menjadikan visi kemaritiman dan angkatan laut menjadi lebih komprehensif untuk saling dibagikan kepada hadirin.

Belakangan ini kawasan Laut China Selatan plus Laut China Timur semakin bergejolak terutama sejak China memberlakukan wajib lapor identifikasi di wilayah udara Kepulauan Senkaku, yang secara de fakto kini dikuasai Jepang.

Perubahan konstelasi maritim dan ruang udara di atasnya seperti itu menjadi tantangan tersendiri untuk tetap bisa menjaga perdamaian di kawasan. Dalam simposium internasional kemaritiman memperingati hari jadi ke-68 TNI AL --pada 5 Desember lalu-- ini, semua pihak yang berkepentingan itu berkumpul dan duduk satu meja. 

TNI Berencana Beli Black Hawk

 Heli Blach Hawk

Setelah memastikan pembelian delapan helikopter canggih Apache dari pabrikan Boeing Amerika Serikat, Kementerian Pertahanan berencana menambah armada udaranya dengan membeli helikopter Black Hawk.

Hal ini disampaikan oleh  Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD) Letnan Jenderal Budiman usai menyaksikan latihan perang antarcabang  Kodam V Brawijaya di pusat latihan tempur Marinir di Karang Tekok, Banyuputih, Situbondo, Selasa (3/12/2013).

"Pembahasannya (pembelian helikopter Black Hawk) sudah masuk DPR RI, rencananya ada 24 helikopter atau satu skuadron," terang Budiman.
Menurut Budiman, pembelian helikopter canggih Black Hawk sangat tepat jika melihat kondisi geografis Indonesia.

Selain mempunyai fungsi tempur yang canggih, helikopter ini mempunyai fungsi lain yang tak kalah penting, yakni bisa sebagai alat transportasi dan pengangkutan logistik.
"Tidak hanya untuk perang, tapi juga untuk fungsi lain, semisal pengiriman bantuan untuk korban bencana," lanjut Budiman.

Sementara itu, terkait latihan perang antar cabang Kodam V Brawijaya yang Selasa pagi hingga siang digelar di Situbondo dengan jumlah prajurit yang dikerahkan mencapai 4300 lebih personel.
Budiman berharap latihan perang berikutnya sudah didukung dengan persenjataan yang lebih canggih. Tidak seperti saat ini yang beberapa peralatannya tergolong uzur meski tetap baik untuk digunakan.

Budiman mencontohkan penggunaan meriam 105 yang sudah cukup tua atau penggunaan 9 tank AMX 13 yang umurnya sudah lebih tua darinya yang saat ini 57 tahun.
"Tank AMX ini lebih tua dari saya," ucapnya. "Begitu juga dengan tim pengisi bahan bakar tank yang masih menggunakan engkol untuk isi bahan bakar tank, kedepan akan ada sistem pengisian yang lebih canggih dan mungkin ada mobil khusus pengangkut bahan bakar."

Pameran Alutsista
Sementara itu, Pangdam V Brawijaya Mayor Jendral TNI Ediwan Prabowo mengatakan Kodam V Brawijaya akan mengelar pameran Alutsista di Lapangan Kodam pada 13 hingga 15 Desember mendatang.

"Masih ingat dengan pameran Alutsista di Monas, Jakarta Oktober lalu? Di Surabaya akan ada pameran yang besar seperti itu, dan mungkin lebih besar," terang Ediwan.
Ediwan menambahkan, pameran Alutsista ini sekaligus menjadi rangkaian peringatan hari Juang Kartika atau Hari TNI AD.
Dalam pameran nanti, akan dipamerkan berbagai macam peralatan tempur terbaru yang dimiliki oleh TNI.

PM Abbott Tolak Hentikan Spionase, SBY Diminta Usir Diplomat Australia

Perdana Menteri Australia Tony Abbott menyatakan pihaknya tidak akan menghentikan kegiatan mata-mata di Indonesia. Atas pernyataan tersebut, Presiden SBY diminta bersikap tegas dengan mengusir para diplomat Australia di Indonesia.

"Harus dilakukan pengusiran diplomat," ujar guru besar hukum internasional Universitas Indonesia (UI) Hikmahanto Juwana kepada detikcom, Sabtu (7/12/2013).

Hikmahanto mengatakan pengusiran diplomat sebagai bentuk protes keras adalah hal yang wajar. Hal itu tidak akan memutuskan hubungan diplomatik kedua negara.

"Pengusiran itu semarah-marahnya negara yang disadap untuk menjaga hubungan diplomatik kedepannya. Bukan putus hubungan diplomatik. Jangan sampai merembet ke masalah people to people," imbuhnya.

Menurut Hikmahanto pernyataan Tony Abbott soal tidak akan menghentikan aksi spionasenya di Indonesia kemungkinan didasari pada dua hal. Pertama Abbott tidak menyetujui penyelesaian pemulihan hubungan karena Presiden SBY mensyaratkan sejumlah hal.

"Ini sama saja 'killing Australia softly'. Bahkan penghentian sementara sejumlah kerjasama belum dicabut dan Dubes Indonesia belum akan kembali bertugas," jelasnya.

Kedua, hasil pertemuan dua Menlu dianggap banyak merugikan pemerintahan Abbott dimata publiknya. Karena Australia terkesan lemah dan mudah menyerah terhadap Indonesia.
"Oleh karenanya diperlukan tindakan yang mampu mengembalikan posisi kuat Australia," tuturnya.

Saat ini, lanjut Hikmahanto, menjadi tantangan bagi Presiden SBY untuk merespon sikap provokatif PM Tony Abbot. "Akankah Presiden SBY melemah dengan tidak lagi menuntut 6 syarat yang dikemukan? Ataukah Presiden SBY bertindak lebih tegas dengan mengusir sejumlah dipomat Australia? Pengusiran seharusnya merupakan tindakan yang dilakukan sejak awal saat Indonesia mengetahui disadap oleh AS dan Australia," paparnya.

Presiden SBY akan dinilai oleh publiknya dalam menjaga kewibawaan NKRI dihadapan pemerintahan asing. Penilaian ini akan berpengaruh pada sukses tidaknya pemerintahan yang dipimpin SBY yang segera berakhir tahun depan.

"Akankah SBY meninggalkan legacy atau justru meninggalkan kesan negatif terhadap pemerintahannya sama seperti Presiden Habibie saat Timor Timur harus lepas dari Indonesia?" tanya Hikmahanto.
 Detiknews.