Selasa, 12 November 2013

Hacker Indonesia Jebol Situs Badan Intelijen Australia

Kelompok hacker bersumpah akan menyerang situs pemerintah Australia.

Hacker Indonesia jebol situs Badan Layanan Intelijen Rahasia Australia (ASIS). (foto ilustrasi hacker)
Hacker Indonesia jebol situs Badan Layanan Intelijen Rahasia Australia (ASIS). (foto ilustrasi hacker)  
Sumpah para peretas asal Indonesia untuk terus menggempur beberapa situs pemerintahan Negeri Kanguru, bukan sekedar isapan jempol belaka. Salah satu yang berhasil dibuat kolaps yakni situs Badan Layanan Intelijen Rahasia Australia (ASIS) yang beralamat di asis.gov.au.

Harian Sydney Morning Herald (SMH), Senin 11 November 2013 melansir situs tersebut sudah tidak dapat diakses sejak beberapa hari lalu. Bahkan, ketika mereka mencoba mengaksesnya pada Senin sore kemarin, situs itu masih kolaps dan tidak menunjukkan tampilan apapun.

Peneliti dan Pendiri ICT Institut, Heru Sutadi, turut membenarkan adanya serangan itu.
Dihubungi VIVAnews melalui sambungan telepon, dia menyebut ada satu kelompok peretas yang menamakan diri Indonesian Security Down (ISD) Team diyakini sebagai otak di balik penyerangan situs milik intelijen Australia.

"Mereka mulai melakukan serangan tersebut pada hari Jumat malam pekan lalu. Serangan mulai dilakukan sekitar pukul 20.00 WIB dan berlangsung selama dua setengah jam. Saat itu juga situs ASIS kolaps dan down," ujar Heru.

Serangan yang digunakan ISD Team, lanjut Heru, yakni Denial of Service (DOS).

"Artinya, sekelompok peretas yang terdiri 500 hingga seribu hacker secara bersama-sama menyerang satu situs yang sama. Mereka menyerang dengan paket-paket data secara bersamaan sehingga server situs yang bersangkutan kewalahan lalu down," kata Heru menjelaskan.

Serangan DOS, ujar Heru, berbeda dengan hanya mengganti tampilan sebuah situs.

Tidak sampai di situ, target lain yang diserang para peretas Indonesia yakni situs Badan Layanan Intelijen Nasional Australia (ASIO), beralamat di asio.gov.au. Menurut Heru, serangan dilakukan pada hari Sabtu malam pekan lalu.

"Efek untuk situs ASIO sudah mulai terasa pada Selasa pagi ini," kata dia.

Target ketiga yang diserang yakni situs Direktorat Sinyal Australia (ASD). Badan intelijen ini diyakini berada di balik aksi spionase Australia dengan membangun pos penyadapan di dalam gedung Kedutaan.

Kemudian VIVAnews mencoba mengecek ketiga situs badan intelijen Australia itu. Hasilnya satu situs ASIS yang hingga kini belum dapat diakses. Sementara untuk situs ASIO dan ASD, sudah dapat diakses oleh publik.

Heru mengakui situs ASIO dan ASD memang lebih sulit untuk diretas ketimbang ASIS.

"Secara intelijen, kedua situs tadi memang lebih siap ketimbang ASIS," kata dia.

Penyerangan terhadap ketiga situs itu sesuai saran yang diberikan oleh kelompok Anonymous Australia. Dalam sebuah video di situs Cyber War News, Anonymous Australia meminta supaya para peretas asal Indonesia tak lagi menyasar situs non pemerintah seperti badan amal, pengusaha dan rumah sakit.

"Situs-situs bisnis yang tak terkait masalah ini, seharusnya tidak diserang. Kami meminta sebagai sesama saudara agar fokus kepada target utama Anda, Pemerintah dan Badan Intelijen. Jangan libatkan pihak lain masuk ke dalam masalah ini" tulis Anonymous Australia dalam video itu.

Mereka mengancam akan terjadi perang cyber, apabila imbauan itu tak juga dituruti. Mereka lantas menyarankan supaya para peretas Indonesia hanya menyasar situs-situs milik Pemerintah Australia saja.

"Karena adanya etika di antara sesama hacker dan juga menghormati kelompok Anonymous Australia, maka mereka mengikuti imbauan itu," kata Heru.

Namun Heru membantah adanya pemberitaan yang menyebut Anonymous Australia akan membantu aksi para peretas Indonesia. "Tidak ada bantuan apa pun. Hacker Indonesia melakukan aksi itu sendiri," Heru menegaskan.

Menurut dia, motif di balik aksi hacking ini murni karena geram terhadap sikap Pemerintah Australia yang mengganggu kedaulatan dengan menyadap komunikasi para pejabat Indonesia.

"Mereka juga kesal dengan sikap Pemerintahan kita yang cenderung lembek dalam menghadapi isu spionase ini. Oleh sebab itu mereka mengaku akan terus menyerang, kecuali ada permintaan maaf resmi dari Pemerintah Australia," ujar Heru.

Selain ISD Team, sumpah serupa juga diucap kelompok Indonesian Cyber Army dan Java Cyber Army.

Heru menyebut pertimbangan memilih ketiga situs Badan Intelijen itu, bukan tanpa pemikiran. Sebelum menyerang, kelompok hacker Indonesia sudah memikirkan konsekuensi jika situs Badan Intelijen Indonesia akan diserang balik oleh hacker dari Australia.

"Namun, hingga sejauh ini sih belum ada konfirmasi adanya serangan balik dari pihak hacker atau badan intelijen Australia," tuturnya.

Mengapa Heru bisa mengetahui adanya kronologi penyerangan para peretas tersebut? Dia mengaku hanya memantau komunikasi kelompok-kelompok tersebut melalui Twitter.

"Jadi saya tidak terlibat dalam aksi hacking tersebut. Ketemu orang-orang di balik kelompok itu juga belum pernah," ujar Heru.

Juru Bicara Kepolisian Federal Australia yang dihubungi SMH, mengaku peristiwa peretasan situs ASIS sama sekali tidak terkait dengan mereka. Sementara Departemen Luar Negeri dan Perdagangan yang memiliki kewenangan untuk mengawasi ASIS menolak berkomentar. Reaksi serupa juga disampaikan oleh Perwakilan Australia di Indonesia.

TNI Akan Datangkan Helikopter Serang Apache

Helikopter Fennec dari Prancis dipesan, Chinook masih dipertimbangkan.

Helikopter tempur Apache
Helikopter tempur Apache (REUTERS/Kim Hong-Ji ) (REUTERS/Kim Hong-Ji )
Panglima TNI, Jenderal Moeldoko, mengungkakan bahwa pihaknya berencana akan menambah jumlah Alat Utama Sistem Pertahanan (Alutsista), termasuk sejumlah helikopter.

"Kami akan hadirkan 12 helikopter Fennec dari Prancis, lalu helikopter serangnya ada Apache, minimum 6," ujar Moeldoko, Senin 11 November 2013.

Selain dua jenis helikopter itu, Moeldoko mengungkapkan keinginan untuk mendatangkan helikopter Chinook. "Ke depan, mungkin Chinook untuk memindahkan personel di perbatasan khususnya, kita sangat membutuhkan," jelasnya.

Namun, dia mengakui bahwa keinginannya untuk mendatangkan Chinook masih belum dikomunikasikan dengan pihak DPR. Menurutnya, pihaknya dengan DPR hanya baru menyetujui pembicaraan mengenai Apache, helikopter serang andalan tentara Amerika Serikat.

Moeldoko berharap agar rencananya untuk menghadirkan helikopter Chinook bisa segera terwujud. Karena, menurutnya hal tersebut dirasakan cukup penting. "Mudah-mudahan tahun 2015 bisa dianggarkan, karena tidak terlalu mahal," tuturnya. 

Angin Kencang Penyebab Helikopter Mi17 TNI AD Jatuh di Kalimantan

Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko menjelaskan penyebab jatuhnya pesawat Heli MI-17 milik TNI Angkatan Darat karena hempasan angin kencang ketika akan mendarat di Malinau, Kalimantan Utara, Sabtu (9/11).

Angin Kencang Penyebab Helikopter Mi17 TNI AD Jatuh di Kalimantan

"Hempasan angin ini tak bisa dihindari sehingga bagian ekor helikopter menabrak pohon. Akibat tabrakan tersebut, heli semakin tak terkendali hingga akhirnya terguling dan terbakar lantaran ada bahan bakar minyak (BBM) di bagian pesawat," kata Panglima TNI di sela-sela acara Operasi Kebangsaan dengan tema "Mari Bung Lebih Indonesia Lagi" di Gedung Kesenian Pasar Baru Jakarta, Senin malam.

Menurut dia, hal itu terungkap berdasarkan hasil investigasi sementara yang dilakukan oleh TNI AD. Namun, Mabes TNI juga melakukan investigasi agar nanti ada keseimbangan.

"Saya ingin mencari penyebab yang sesungguhnya agar ke depan bisa dihindari," kata Moeldoko.

Selain membawa bahan bangunan untuk membangun pos perbatasan di Kabupaten Malinau, helikopter itu membawa warga sipil untuk ikut membantu membangun pos perbatasan tersebut.

Panglima TNI menegaskan penyebab jatuhnya helikopter buatan Rusia itu bukan disebabkan oleh "human error" atau kerusakan mesin, melainkan karena faktor cuaca.

"Bukan human error atau kerusakan mesin. Helikopter dalam kondisi baik, bahkan sebelum ke Malinau, heli sempat terbang ke suatu tempat dari Kota Tarakan," katanya seraya menargetkan investigasi akan selesai pada pekan ini.

Ia menambahkan helikopter buatan tahun 2010 itu merupakan helikopter yang cukup handal, bahkan dirinya seringkali menggunakannya.

"Saya meyakini helikopter ini bandel (handal), saya sering pakai helikopter MI-17 ini," katanya.

Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen Rukman Ahmad dalam konferensi pers, Sabtu (9/11) menyatakan TNI AD telah membentuk tim investigasi untuk memastikan penyebab kecelakaan. Tim Investigasi beranggotakan enam orang dan Tim Recovery berangotakan 12 orang ke Tarakan yang telah diberangkat pada hari Sabtu sekitar pukul 15.00 WIB.

"Tim akan bekerja secepat mungkin dan melihat apa penyebab jatuhnya helikopter ini. Setelah itu mungkin kita baru tahu apa penyebabnya," katanya di Mabes TNI AD Jakarta.

Menurutnya penyebab kecelakaan bukan dikarenakan kesalahan pilot maupun karena kelebihan muatan. "Dari sisi muatan untuk sementara bukan sesuatu yang diperkirakan sebagai penyebab. Yang jelas, helikopter oleng sebelum jatuh," katanya.

Helikopter yang jenisnya turut diperbantukan untuk misi perdamaian dunia ini disebutkan jatuh dan terbakar saat mendarat di helipad, sekitar 300 meter dari pospamtas di Kabupaten Malinau, Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) yang berbatasan dengan Sarawak, Malaysia pada pukul 10.45 Wita.

Kronologis berawal sekitar pukul 09.00 Wita, Heli MI-17 take off dari tarakan dengan enam kru dan satu pengawas yang kesemuanya anggota militer beserta dua orang warga sipil pemborong bangunan pos. Pada pukul 10.15 Wita heli mendarat di Desa Apauping untuk mengangkut 10 orang pekerja sehingga total penumpang menjadi 19 orang, terdiri atas tujuh militer dan 12 orang sipil.

Pada pukul 10.25 Wita, Heli take off menuju Pos Long Bulan Malinau. 20 menit berselang, heli yang sempat hilang kontak tersebut diketahui jatuh sekitar 300 meter dari Helipad. Heli melakukan proses Aproach pada ketinggian kurang lebih 30 meter dan oleng, sehingga menyebabkan heli jatuh di lokasi hutan/jurang dengan perkiraan jarak 800 meter dari permukaan laut.

Kadispenad mengugkapkan penggunaan helikopter untuk mengangkut material bangunan menuju Pos Long Bulan Malinau dikarenakaan tidak adanya akses jalan darat atau jalan air berupa sungai.

Sebanyak 13 korban meninggal dunia terdiri atas lima orang militer dan delapan sipil. Kelima korban tewas militer adalah Kapten Cpn Wahyu Ramdan (FE/Flight Engineering), Kapten Czi Sardi (anggota Denzibang Tarakan/pengawas), Lettu Cpn Agung Budi Harjo (Pilot), Lettu Cpn Rohmad (Co-Pilot) dan Serka Aan Prayitno (Mekanik).

Sedanggkan kedelapan sipil yang meninggal dalam kecelakaan itu masing-masing adalah Desi (pekerja pembangunan pos Pamtas asal Jakarta), Wahyu (pekerja pembangunan pos Pamtas asal Jakarta), Belong Lenggang (warga Desa Apauping), Ling-ling (warga Desa Apauping), Asun (warga Desa Apauping), Sam (warga Desa Apauping), Ging (warga Desa Apauping), Rodes (warga Desa Apauping).

Lima korban selamat yang menderita luka bakar terdiri atas dua anggota militer dan empat orang sipil. Kedua anggota militer bernama Sertu Joko Karsono dan Praka Tigor MT Siburian. Sementara empat sipil selamat yaitu Mendan, Albert, Fredi dan Njuk.

Kadispenad memastikan TNI AD telah mengambil langkah-langkah dalam penanganan kecelakaan, diantaranya evakuasi korban luka yang dilakukan bekerjasama dengan PT Pertamina dan perusahaan swasta National Utility Helicopter berupa bantuan Helly Bell 412. Sedangkan evakuasi korban meninggal mulai dilakukan tanggal 10 November 2013 menggunakan Helly MI-17 dan Cassa 212 dari Semarang.

Jasad terlebih dahulu dibawa ke Tarakan dan selanjutnya dibawa menggunakan pesawat Hercules ke daerah asal korban yang berada di luar Pulau Kalimantan.

CN-235 MPA di Lanudal Juanda (Ival)

These pictures i made a couple of days ago at Juanda, Surabaya. P-860 (former AX-2339) of  Puspenerbal during a touch and go exercise. As far as i know, its the first and until now the only CN235 in the world with winglets !.
CN-235 MPA dilengkapi Winglet (photo: Ival/Sandhiyudha)
CN-235 MPA dilengkapi Winglet (photo: Ival/Sandhiyudha)
CN-235 MPA dilengkapi Winglet (photo: Ival/Sandhiyudha)
CN-235 MPA dilengkapi Winglet (photo: Ival/Sandhiyudha)
CN-235 MPA dilengkapi Winglet (photo: Ival/Sandhiyudha)
CN-235 MPA dilengkapi Winglet (photo: Ival/Sandhiyudha)
CN-235 MPA dilengkapi Winglet (photo: Ival/Sandhiyudha)
CN-235 MPA dilengkapi Winglet (photo: Ival/Sandhiyudha)
CN-235 MPA dilengkapi Winglet (photo: Ival/Sandhiyudha)
CN-235 MPA dilengkapi Winglet (photo: Ival/Sandhiyudha)
CN-235 MPA dilengkapi Winglet (photo: Ival/Sandhiyudha)
CN-235 MPA dilengkapi Winglet (photo: Ival/Sandhiyudha)
 
Pesawat dengan sayap winglet meningkatkan kinerja:  fase lepas landas,  climb and cruise penerbangan, mengatasi wingtip vortices, meredam putaran udara (vortex), menghemat bahan bakar  yang otomatis meningkatkan jarak jelajah. Cocok sebagai Pesawat Patroli Maritim TNI AL.  (Ival/ Sandhiyudha).

Alutsista TNI dalam Pusaran Modernisasi

 
Kapal Selam Kilo buatan Rusia
Kapal Selam Kilo buatan Rusia

Indonesia kini memasuki era kebangkitan industri pertahanan, setelah sembilan tahun secara serius membangunnya. Indonesia telah mampu memproduksi sejumlah alutsista: Senjata api, Panser, Kapal Laut, dan kini tengah mempersiapkan pembuatan kapal selam dan pesawat tempur.
“Kita harus optimistis bahwa Indonesia bisa membangun industri pertahanan untuk menjaga wilayah NKRI serta menunjang stabilitas politik dan ekonomi,” ujar Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin dalam dialog dengan masyarakat Indonesia di Seoul, Korea Selatan, Minggu (10/11). Wakil Menteri Pertahanan berada di Seoul hingga Rabu (13/11) untuk mengikuti “Cyber Defence Conference” dan meninjau pabrik pembuatan T-50i Golden Eagle, pesawat tempur pesanan Indonesia yang dibuat Korea Selatan (Korsel).
Indonesia telah memesan satu skuadron -16 unit- pesawat T-50i dan pengiriman sedang berlangsung. Selain pesawat, Indonesia juga memesan kapal selam dari Korea Selatan. Saat ini, Indonesia sudah memiliki lima kapal selam dan sedang memesan tujuh kapal selam lagi. Korsel dipilih karena negara ini sejak awal menggunakan kapal selam buatan Jerman, sama seperti Indonesia. Kapal selam yang diproduksi Korsel merupakan pengembangan dari kapal selam Jerman.
Keputusan bekerja sama dengan Korsel membuat Indonesia akan lebih cepat menguasai teknologi pembuatan kapal selam. Lagi pula, kapal selam buatan Jerman yang kini dipakai akan mudah mendapat suku cadang dan perbaikan. Setelah kerja sama produksi di Korsel, pembuatan kapal selam akan dialihkanke Indonesia. “Kita akan menjadi negara pertama di ASEAN yang memproduksi kapal selam,” kata wamenhan.
Sesuai amanat UU 16/2012 tentang Industri Pertahanan, lanjut Sjafrie, Indonesia harus memproduksi sendiri senjata dan alat utama sistem persenjataan (alutsista) di dalam negeri. Impor hanya untuk senjata dan alusista yang tidak bisa diproduksi di Indonesia. “Itu pun dengan syarat harus ada alih teknologi agar dalam waktu tertentu, semuanya bisa diproduksi di dalam negeri. Alih teknologi sungguh menantang teknokrat dan profesional kita,” katanya.
“Kita tidak akan malu lagi saat latihan bersama sesama negara ASEAN, bahkan dengan negara lain di luar ASEAN, yang lebih maju. Kita bisa menunjukkan bahwa kita punya peralatan militer berat yang bagus. Senjata, panser, kapal, dan pesawat buatan Indonesia sudah diekspor. Semua kemampuan ini tinggal diitngkatkan,” ungkap Sjafrie menjawab pertanyaan para mahasiswa dan profesional asal Indonesia yang datang dari berbagai wilayah di seluruh Korsel.
Dalam 10 tahun terakhir, kata wamenhan, kemajuan persenjataan Indonesia cukup signifikan. Ini juga berkat alokasi anggaran untuk pertahanan yang meningkat. Dalam lima tahun, pemerintah mengalokaskan sekitar Rp 150 triliun untuk pertahanan. “Kita belum pakai semua karena Indonesia masih membutuhkan dana untuk peningkatan kesejahteraan rakyat dan pembangunan infrastruktur,” paparnya.
Seal Carrier Kendaraan Tempur Bawah Laut buatan Swedia, sejenis yang dimiliki Kopaska
Seal Carrier Kendaraan Tempur Bawah Laut buatan Swedia,  yang juga dimiliki Kopaska

Tiga Prinsip Universal
Mengutip Presiden SBY, Sjafrie mengatakan Indonesia memegang tiga prinsip plus satu dalam membangun bangsa dan menjaga kedaulatan negara. Pertama, kalau negara ingin kuat, politiknya harus bermartabat. Kedua, ekonomi harus tumbuh pesat. Ketiga, ada kemampuan pertahanan. “Yang harus mejadi perhatian adalah persatuan. Sepanjang ada persatuan, dalam negeri maupun yang di luar negeri, kita akan kuat,” kata Sjafrie.
Sistem pertahanan memberikan kontribusi terhadap politik dan ekonomi. Saat ini, di era global Indonesia harus meningkatkan pertahanan dan kerja sama. “Jika ingin damai, siaplah perang. Ini bukan berarti Indonesia menyiapkan perang. Tapi, sebagai negara besar dan berdaulat, kita harus mempunyai sistem pertahanan yang baik,” kata Sjafrie.
Indonesia, lanjutnya, menempuh empat kegiatan strategis untuk membangun sektor pertahanan:
Pertama, sistem pertahanan tidak hanya militer, melainkan juga nonmiliter.
Kedua, fokus pada pembangunan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan bela negara. Hal ini bisa dijalankan setiap orang lewat pekerjaan masing-masing, tanpa perlu menjadi TNI.
Ketiga, membangun sistem pertahanan setara dengan negara lain untuk melindungi bangsa dan negara. Indonesia harus membangun kekuatan militernya hingga menjangkau seluruh wilayah wilayah. “Peralatan militer dimodernisasi agar high mobility,” papar Sjafrie.
Keempat, membangkitkan kembali industri pertahanan. Indonesia sudah menguasai teknologi menengah dan kini sedang menapak menuju teknologi tinggi. “Untuk yang kemampuan yang tangible, kita masih menengah, tapi kemampuan intangible, kita sudah sangat tinggi,” ujar Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin. 
 JKGR.

Minggu, 10 November 2013

Hacker Indonesia diakui peretas nomor satu di dunia

Hacker Indonesia diakui peretas nomor satu di dunia
Hacker Indonesia. © Softpedia.com



Dengan lumpuhnya beberapa situs Autralia setelah 'dihajar' para hacker tanah air semalam (8/11), banyak mengakui bahwa Indonesia memiliki kualitas hacker nomor satu di dunia.

Meski tidak valid dari mana penilaian itu diambil, namun dari beberapa fakta yang ada, dapat disimpulkan demikian. Bahkan, dua dari peringkat 20 besar hacker top di dunia ini berasal dari Indonesia.

Diketahui, mereka biasanya menggunakan nickname Hmei7 dan Kamtiez. Tidak hanya itu, salah hacker lain dari Indonesia berinisial Bi4kkob4r berhasil meruntuhkan tembok keamanan Facebook.

Dengan jebolnya sistem keamanan Facebook, Bi4kkob4r berhasil mendapatkan ganjaran uang senilai USD 2000 atau setara Rp 22,7 juta. Hal ini karena Facebook selalu memberikan imbalan uang pada siapa saja yang telah berhasil membobol jaringan keamanannya.

Sementara hacker Indonesia yang menuai prestasi gemilang adalah Jim Geovedi. Dia berhasil mengubah arah gerak dari satelit saat menjadi pembicara di BBC news tahun 2006 silam. Bahkan Amerika mengakui hal tersebut. Setidaknya warga Amerika pernah mengalami dijahili oleh hacker dari tanah air.
Merdeka.

Siapa habisi Jenderal Mallaby?

Siapa habisi Jenderal Mallaby?
Brigadir Jenderal Mallaby (kanan) dan tentara Jepang.. ©2013 blogspot.com



Setelah tercapai kesepakatan damai antara Indonesia dan Inggris di Surabaya, Brigadir Jenderal Aubertin Walter Sothern (A.W.S.) Mallaby, pimpinan pasukan Inggris di kota itu, melakukan kunjungan ke pos-pos pasukannya untuk menyebarkan hasil perundingan. Pihak Indonesia bertemu dengan rombongan Mallaby di Jembatan Merah dekat Gedung Internatio.

Terjadi ketegangan dalam pertemuan itu hingga terjadi baku tembak dan membuat Mallaby tewas dalam mobilnya dengan kondisi hangus. Siapa pembunuh Mallaby dalam insiden itu?

Baik Inggris maupun yang lain mempunyai versi tersendiri. Inggris menyebut Mallaby tewas di tangan tentara atau pemuda Indonesia yang dengan tembakan. Sedangkan versi lainnya menyebut, Mallaby tewas karena granat yang meleset di lemparkan anak buahnya, Kapten R.C. Smith.

Dalam paper JGA Parrot yang berjudul, 'Who Killed Brigadier Mallaby?' Parrot menyebut, bisa saja dua hal itu yang menyebabkan kematian Mallaby. Meski demikian, Parrot melihat kemungkinan kematian disebabkan granat yang dilemparkan anak buahnya. Parrotr tidak memberikan jawaban siapa yang salah dan pihak mana yang membuat tewas Mallaby. Dia hanya memberikan konklusi atas analisanya dari berbagai keterangan bukti dokumen, dan pengakuan yang digunakan.

"Tewasnya Mallaby karena kesalahannya sendiri," tulis Parrot.

Parrot beralasan, Mallaby selaku pimpinan pasukan Inggris di Surabaya tidak memberikan respons cepat saat insiden tembak berlangsung. Selain itu, menurutnya, Mallaby tidak menerapkan standar jalan, seperti saat pasukan Inggris perang mengalahkan Jerman. Rasa sombong pasukan Inggris yang meremehkan pasukan Indonesia membuatnya abai pada keselamatannya.

Penelitian Parrot itu banyak mengumpulkan keterangan dari saksi yang ada saat kejadian. Salah satunya kesaksian Kapten Smith. Smith dalam kesaksian tertulisnya merasakan, setelah sekitar 15-30 detik ditembak oleh pemuda Indonesia, Mallaby kemudian tewas. Namun dia juga mengakui, granat yang dilempar dan meleset mengakibatkan meledak dan terbakarnya bagian jok mobil tempat duduk Mallaby.

Lalu siapa yang memulai melakukan tembakan dalam insiden itu? Dari kesaksian Kapten Smith, Mayor Gopal, dan anggota senat Inggris Tom Driberg, yang mendapatkan keterangan dari ajudan Mallaby, disebutkan yang memulai menembak adalah tentara Inggris di Gedung Internatio atas perintah Mayor Gopal. Dapat disimpulkan, insiden itu yang menewaskan Mallaby adalah anak buahnya sendiri.

Namun dalam papernya, Parrot menyebutkan, dari kesaksian Tom Driberg pada 20 Februari 1946 di parlemen Inggris, dia juga ragu kalau Mallaby dibunuh oleh orang Indonesia. Driberg juga sangsi kalau Mallaby dihabisi dengan licik oleh Indonesia.

Menurut Driberg, itu hanya alasan Inggris untuk membangun ketidaksukaan pihak lain kepada Indonesia dan juga untuk melakukan serangan balik.

"Kenapa Inggris rela merendahkan kematian seorang perwira tingginya dengan alasan dibunuh dengan licik daripada dikatakan tewas dalam pertempuran, yang seharusnya menjadi kehormatan bagi setiap prajurit," kata Driberg, seperti dikutip Parrot.

Kematian Mallaby itu membuat Inggris marah dan mengirim 24.000 pasukan untuk menguasai Surabaya. Inggris mengeluarkan peringatan agar milisi Indonesia menyerahkan senjata pada 9 November. Namun tak dituruti, baru pada 10 November perang besar terjadi dan Inggris mulai mengebom Surabaya. Baru pada 20 November 1945 Inggris menguasai Surabaya.


Ribuan prajurit Inggris tewas dan sekitar 20.000 tentara Indonesia di Surabaya meninggal. Namun pada pertempuran itu, tiga pesawat Mosquito Inggris ditembak jatuh pasukan Republik. Salah satunya berpenumpang Brigadir Jenderal Robert Guy Loder Symonds terluka dan meninggal esok harinya. Selama pertempuran di Surabaya Inggris kehilangan dua jenderalnya. Inggris mengakui itu sebagai perang mereka yang paling berat setelah perang dunia II.

Saking hebatnya perlawanan tentara dan milisi Indonesia di Surabaya, pasukan Inggris menyebut Surabaya sebagai neraka di timur Jawa. Media terkemuka Amerika Serikat, New York Times, edisi 15 November 1945 memasukkan kutipan serdadu Inggris itu dengan sebutan The Battle of Surabaya.

Sedangkan (Alm) Roeslan Abdulgani menyebut peristiwa 10 November itu sebagai malapetaka yang memenggal arah sejarah Surabaya dan rute kemerdekaan Indonesia.
Merdeka.