Rabu, 06 November 2013

Sukhoi TNI AU dan Rudal R-77

SU-30MK2, TS-3006, di Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar Sulawesi Selatan:
TS-3006, SU MK2  (photo: Ival / Sandhiyudha)
TS-3006, SU MK2 (photo: Ival / Sandhiyudha)

TS-3006, SU MK2  (photo: Ival / Sandhiyudha)
TS-3006, SU MK2 (photo: Ival / Sandhiyudha)

TS-3006, SU MK2  (photo: Ival / Sandhiyudha)
TS-3006, SU MK2 (photo: Ival / Sandhiyudha)

TS-3006, SU MK2  (photo: Ival / Sandhiyudha)
TS-3006, SU MK2 (photo: Ival / Sandhiyudha)

TS-3006, SU MK2  (photo: Ival / Sandhiyudha)
TS-3006, SU MK2 (photo: Ival / Sandhiyudha)

TS-3006, SU MK2  (photo: Ival / Sandhiyudha)
TS-3006, SU MK2 (photo: Ival / Sandhiyudha)

Photo Sukhoi Su-30MK2, TS-3008 diambil Juli 2013:

Su-30MK2, TS-3008 mengusung rudal R-77 (photo: Ival / Sandhiyudha)
Su-30MK2, TS-3008 mengusung rudal R-77 (photo: Ival / Sandhiyudha)

Su-30MK2, TS-3008 mengusung rudal R-77 (photo: Ival / Sandhiyudha)
Su-30MK2, TS-3008 mengusung rudal R-77 (photo: Ival / Sandhiyudha

Su-30MK2, TS-3008 mengusung rudal R-77 (photo: Ival / Sandhiyudha)
Su-30MK2, TS-3008 mengusung rudal R-77 (photo: Ival / Sandhiyudha)

Su-30MK2, TS-3008 mengusung rudal R-77 (photo: Ival / Sandhiyudha)
Su-30MK2, TS-3008 mengusung rudal R-77 (photo: Ival / Sandhiyudha)

Sukhoi TNI-AU dengan rudal R-73 & R-77 dari Angkasa Readers:

Photo: arc.web.id/ Sioux
Photo: arc.web.id/ Sioux
Photo: arc.web.id/ Sioux
Photo: arc.web.id/ Sioux

Seperti pesan Om Melektech, membicarakan rudal Sukhoi TNI AU R-77 tidak bisa dilepaskan untuk membandingkannya dengan rudal AIM-120 Amraam yang diusung pesawat tempur NATO.
Secara keseluruhan disain dan aerodinamika rudal R-77 lebih baru dan lebih baik dari rudal konvensional AIM-120C. Dari segi jarak tembak R-77 juga lebih unggul, memiliki baik radar homing maupun IR Seekers, terbang lebih cepat dan bisa manuver hingga 12 G.
Rusia memang memiliki berbagai sistem senjata yang superior dalam hal: Kategori, kecepatan, durability, daya rusak dan sebagainya. Namun hingga saat ini rudal-rudal Amerika Serikat yang sudah combat proven. Rudal Rusia belum combat proven dibandingkan Rudal AS.

TNI dan Kelompok Bersenjata Baku Tembak di Puncak Jaya

 Prajurit Kopassus TNI AD melakukan penjagaan di Bandara Mulia, Kabupaten Puncak Jaya, Papua, Senin (12/11).   (Antara/Andika Wahyu)
Prajurit Kopassus TNI AD melakukan penjagaan di Bandara Mulia, Kabupaten Puncak Jaya, Papua, Senin (12/11). (Antara/Andika Wahyu)
 
Aksi baku tembak antara aparat TNI, Senin sekitar pukul 10.45 WIT terjadi di Kota Lama, Mulia, ibukota Kabupaten Puncak Jaya, dan menewaskan satu anggota kelompok sipil bersenjata (KSB).

Data yang dihimpun Antara mengungkapkan aksi baku tembak itu berawal dari adanya informasi bahwa ada KSB masuk kota dan saat berpatroli anggota Yon 753 Nabire curiga terhadap sekelompok masyarakat.

Sesaat kemudian salah satu di antara mereka menembak anggota TNI, namun tidak mengenai mereka, sehingga dilakukan penggejaran.

Selain menggejar, anggota TNI itu menembak ke arah anggota KSB sehingga mengenai salah satu anggotanya yakni Kiwo Telenggen.

Pangdam XVII Cenderawasih Mayjen TNI Christian Zebua ketika dihubungi Antara mengakui adanya insiden baku tembak antara anggotannya dengan KSB.

"Baku tembak antara TNI dengan KSB di Mulia selain menyebabkan satu anggota KSB tewas juga berhasil mendapat satu pucuk senjata jenis FN," kata Pangdam Cenderawasih Mayjen TNI Christian Zebua.

Beda Pasukan Perdamaian Polri dengan TNI


Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) sama-sama memiliki pasukan perdamaian yang kerap dikirim ke Luar Negeri untuk membantu misi kemanusiaan PBB.

Namun, ada beberapa perbedaan antara pasukan penjaga perdamaian yang dimiliki Polri dengan TNI. "Militer yakni TNI juga dikirim ke Sudan. Tapi, tugas Polri beda dengan mereka (TNI). Kami bertugas menjaga perdamaian, tapi dengan fungsi dan tugas kepolisian yakni menjaga dan melindungi rakyat yang ada di sana," ungkap Kapolri Jenderal Sutarman, di Pantai Tanjung Pasir, Teluk Naga, Tangerang, Banten, Selasa (5/11/2013).

Selain itu, penjaga perdamaian Polri yang dinamai Formed Police Unit (FPU) juga bertugas melindungi pengungsian dan mengembalikan agar hukum bisa berjalan dengan normal. "Jadi tugas Polri dan TNI berbeda. Kalau TNI bertugas memberi bantuan militer," jelasnya.

Sutarman menambahkan, pasukan FPU 6 yang baru melakukan pembaretan rencanamya akan diberangkatkan 26 November 2013. Sebelum diberangkatkan, pasukan berjumlah 140 orang itu sudah menjalani latihan intens selama dua bulan.

"Oleh karenanya kita harus menyiapkan secara baik karena negara yang akan dituju adalah baru bagi mereka. Kita melakukan pelatihan dari kemampuan bahasa, kemampuan fisik, kemampuan taktik dan teknis yang akan dibutuhkan untuk melindungi masyarakat yang ada di sana," paparnya.

FPU 6 juga menyiapkan peralatan yang lengkap mulai dari alat komunikasi, alat masak, persenjataan dan alat-alat lain termasuk alat perorangan dalam rangka perlindungan diri. "Mereka dikirim bukan hanya memberikan perlindungan dan pelayanan. Kita juga memiliki bertugas mengembalikan keaadaan masyarakat pada keadaan damai dan mengembalikan negara dalam posisi normal, hukum bisa ditegakan, konflik bisa dihilangkan dan sistem pemerintahan bisa berjalan dengan baik," tutup Sutarman. 
Okezone.


Selasa, 05 November 2013

Dubes RI Memberikan Penghargaan Kepada Dansatgas Indo FPC

Dubes RI Memberikan Penghargaan Kepada Dansatgas Indo FPC
Bapak Dubes berkuasa penuh RI untuk Libanon Mr. Dimas Samudera Rum, MBA, mengadakan acara Farewell Party, di Lamb House Restaurant Beirut kepada seluruh Dansatgas yang bertugas di misi perdamaian UNIFIL, Minggu (3/11). Kegiatan yang dikemas dengan sederhana serta penuh kekeluargaan ini diawali dengan makan malam bersama. 
Rangkaian acara diawali sambutan oleh Bapak Dubes Mr. Dimas Samudera Rum, MBA, beliau mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh Dansatgas yang sudah memimpin anggota dengan baik sampai diakhir penugasan yang sudah memasuki bulan ke-12 sejak kedatangan 1 Desember 2012.
Dan Konga UNIFIL Kolonel Inf Karmin Suharna mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Dubes atas segala bantuan yang telah diberikan kepada Kontingen Indonesia dan meluangkan waktu siang dan malam selama bertugas di Lebanon.
Diakhir rangkaian Farewell Party, Bapak Dubes memberikan penghargaan berupa sebuah plakat kepada seluruh Dansatgas diawali kepada Dankontingen Kolonel Inf Karmin Suharna, DCO Sec East Kol Inf Rizerius, Dansatgas SEMPU Letkol Cpm Subiyakto, Dansatgas MCOU Letkol Inf M. Elyas, Dansatgas Indo FPC Letkol Inf Yuri Elias Mamahi, Dansatgas Indobatt Letkol Inf Lucky Avianto serta Dansatgas CIMIC Mayor Inf Nasrullah.
TNI. 

Pangdam Periksa Kesiapan Pengamanan Bali Democracy Forum ke VI

Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Wisnu Bawa Tenaya memimpin Apel Gelar Pasukan Kesiapan Oprasi Pengamanan dalam rangka BDF (Bali Democracy Forum) Ke VI Tahun 2013,  Senin (4/11) bertempat di Lapangan Niti Mandala Renon.
Gelar pasukan ini diikuti jajaran TNI dan Polri, Pecalang, serta unsur terkait lainnya. Apel Gelar Pasukan dilaksanakan untuk mengadakan pengecekan kesiapan pasukan , materiil yang dilibatkan pengamanan baik secara perorangan maupun satuan sesuai dengan Prosedur Tetap Pengamanan, sehingga dalam pelaksanaannya tidak terjadi tumpang tindih ataupun kesalahan prosedur.
Pada kersempatan tersebut Pangdam menyampaikan bahwa didalam pelaksanaan Pengamanan VVIP tidak akan mentolerir adanya kesalahan sekecil apapun. Untuk itulah, gelar pasukan semacam ini sangat penting untuk dilakukan. Pangdam menyampaikan perlu adanya pemahaman dan penguasaan  Protap Pengamanan VVIP sesuai tugas dan tanggung jawab masing-masing, pegang teguh disiplin dengan memahami rantai Komando. Dilandasi dengan rasa saling hormat mengormati antar sesama dan menjunjung kearifan local niscaya tidak akan terjadi perbuatan-perbuatan yang akan mencoreng nama Bali sebagai tempat berlangsungnya BDF yang ke VI tahun 2013. Cegah terjadinya kelengahan dan tingkatkan kepekaan terhadap kemungkinan yang dapat dimanfaatkan oleh pihak lain jangan ragu-ragu dalam bertindak dan tingkatkan koordinasi secara optimal dengan semua unsur terkait dan cermati situasi yang berkembang secara terus menerus serta laporkan segera bila ada kejanggalan dalam pelaksanaan tugas.Pada kesempatan tersebut Pangdam juga menyampaikan bahwa kesiapan pengamanan ini digelar dalam rangka memberikan keyakinan kepada pimpinan bahwa setiap individu, satuan tugas dan Komando Operasi telah bersinergi dan membentuk kerjasama Tim secara professional sesuai tugas dan tanggungjawabnya masing-masing, sehingga kesiapan pengamanan ini dijamin dapat dilaksanakan dengan tertib aman dan lancar serta berhasil.
Apel Gelar Pasukan ini diikuti oleh semua unsur pasukan yang terlibat, antara lain dari unsur TNI AD, TNI AL, TNI AU, Kepolisian dan termasuk Pecalang serta dihadiri oleh Kapolda Bali, para Pejabat Teras Polda Bali, Kasdam IX/Udayana, Danrem 163/Wira Satya, para Asisten Kasdam IX/Udayana dan para Kabalak Kodam IX/Udayana.

Baret Ungu dan Atraksi Tank BMP-3F Korps Marinir

Tank BMP-3F Korps Marinir TNI AL

Panglima TNI, Jenderal TNI Moeldoko dikukuhkan menjadi warga kehormatan Korps Marinir TNI AL. Panglima TNI diangkat dalam sebuah upacara kebesaran yang diawali dengan bunyi ledakan dan rentetan tembakan yang disusul meluncurnya sejumlah kendaraan tempur angkut personel (ranpur APC) di lapangan tembak F.X. Soepramono, Karangpilang, Surabaya, beberapa waktu lalu.

Upacara yang dihadiri KASAL Laksamana TNI DR. Marsetio, para mantan Komandan Korps Marinir, serta sejumlah pejabat tinggi TNI itu ditandai dengan penyerahan baret ungu dan dilanjutkan dengan penyematan Brevet Intai Amfibi Korps Marinir serta Brevet anti teror aspek laut Detasemen Jala Mangkara (Denjaka) di dada kanan Jenderal TNI Moeldoko oleh Komandan Korps Marinir Mayjen TNI (Mar) A. Faridz Washington.

Sesaat kemudian, Panglima TNI melakukan penembakan meriam Howitzer 105mm milik Korps Marinir TNI AL, yang disambut dengan tepuk tangan oleh seluruh undangan.

Baret Ungu, Brevet Intai Amfibi, dan Brevet anti teror aspek laut Denjaka yang disematkan itu sebelumnya dibawa oleh 3 peterjun pilihan dari Denjaka, serta dari Batalyon Taifib 1 dan 2 Marinir, dipimpin Kapten Marinir Pujo Setiyono, mendarat tepat di depan mimbar inspektur upacara yang telah diapit 4 unit tank BMP-3F dan 6 unit meriam Howitzer 105 mm.

Mariniiiiir... !!! Berulang-ulang dan begitu lantang penuh bangga, suara Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko, sesaat setelah menerima penyematan Baret Ungu, Brevet Intai Amfibi Korps Marinir, dan Brevet Anti Teror TNI AL. "Apakah kalian bangga memakai baret seperti yang saya pakai ini, apakah saya terlihat bertambah gagah memakai baret ungu ini?," tanya Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko kepada ribuan prajurit Korps Marinir seluruh peserta upacara.

"Kebanggaan saya adalah kebanggaan kalian semua. Kebanggaan kalian adalah kebanggaan seluruh rakyat Indonesia. Untuk itu jagalah kebanggaan ini sebaik-baiknya," seru Panglima TNI kepada seluruh prajurit Korps Marinir TNI AL.

Upacara yang melibatkan sedikitnya 6.000 prajurit petarung Korps Marinir dari Pasmar-1 Surabaya dan Pasmar-2 Jakarta, dipimpin oleh Komandan Upacara Brigjen TNI (Mar) Denny Kurniadi, yang sehari hari menjabat sebagai Komandan Pasmar-2Jakarta, sedangkan bertindak selaku Komandan Defile yaitu Brigjen TNI (Mar) Siswoyo Hari Santoso yang sehari-hari menjabat sebagai Komandan Pasmar-1 Surabaya.

Unjuk Kemampuan

Sejak Korps Marinir TNI AL berdiri tahun 1945, Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko merupakan orang ke-31 yang menerima anugerah Warga Kehormatan Korps Marinir TNI AL mengikuti Jenderal Besar TNI AH. Nasution, Sultan Hassanal Bolkiah II, dan Jenderal Charles C Krulak (komandan Korps Marinir Amerika Serikat pada masanya), dan lain-lain.

Upacara pengukuhan diwarnai dengan defile pasukan dan defile ranpur dan juga demonstrasi kemampuan dan ketangkasan prajurit. Bela diri ala Marinir, tembakan RPG-7 dari atas 4 unit  rantis Jeep KIA oleh pasukan Infanteri Marinir, tembakan dengan Canon dan Coaxial dari 4 unit Tank Amfibi PT 76 M dan dari atas 4 unit Tank Amfibi BMP-3F oleh pasukan Kavaleri Marinir, serta demo terjun payung free fall oleh para peterjun dari Batalyon Intai Amfibi-1 dan 2 Korps Marinir serta Denjaka. Suguhan yang paling menonjol adalah dari tank tank veteran PT-76 versi maritim dan yang terkini, tank amfibi BMP-3F.

Tank BMP-3F hanya dua kali unjuk kemampuan, namun ada yang unik. Tank "diterbangkan" melalui parit lebar, layaknya jumping motocross di atas sungai dan mendarat sempurna. Sesaat setelah tank mendarat, masih dalam keadaan terguncang dan kecepatan masih mengembang, meriam meletus dan peluru 100mm-nya meluncur dalam kecepatan sedang, relatif masih bisa diikuti mata. "Buuuummmm….!!!!," sasaran hancur, dari jarak sekitar 500 meter; masih sangat dekat untuk BMP-3F.

BMP-3F

Sampai saat ini, Indonesia memiliki 17 tank BMP-3F hasil pembelian dari Rusia, yang sebagian besar menjadi bagian dari Pasukan Marinir 1, Surabaya. 37 BMP-3F tambahan dijadwalkan akan diterima hingga akhir 2013 ini, sesuai kontrak pembelian bulan Mei lalu.

Berbicara soal tank, tank BMP-3F memang kurang mendapatkan sorotan publik seperti halnya tank tempur utama Leopard yang dibeli langsung TNI AD. Bila itu karena membandingkan kedua tank berdasarkan jumlah yang Indonesia beli (Leopard jauh lebih banyak), wajar. Tapi bila membandingkannya soal kemampuan (superior atau inferior) maka rasanya kurang pas, karena fungsi dan asasi kedua tank ini sangat berbeda, apalagi sistem persenjataan dan doktrin penggunaannya.

BMP-3F buatan Kurganmashzavod, Rusia, masuk dalam kategori amphibious infantry fighting vehicle. Jadi, BMP-3F ibarat kapal perang yang memproyeksikan kekuatan militer dari lingkungan laut ke lingkungan darat; lengkap dengan kondisi di atas optimal untuk menggempur kekuatan lawan di darat. BMP-3 mulai dikembangkan pada tahun 1987 setelah kedua pendahulunya yaitu BMP-1 dan BMP-2.

BMP-3F memiliki bobot kosong 18.500 kg dan panjang 7,14 meter, lebar 3,2 meter, dan tinggi 2,4 meter dengan tiga orang kru, mampu mengangkut tujuh personel bersenjata lengkap plus dua kursi tambahan. Mesin BMP-3F berkekuatan 500 hp (tenaga kuda) dengan rasio 27 hp/ton yang menjadikannya mampu berlari dengan kecepatan 72 kilometer perjam pada jalan mulus, 45 kilometer perjam off-road, dan 10 kilometer perjam di perairan hingga gelombang skala Beauford II.

Berbagai silabus mesin perang dunia memasukkan BMP-3F dalam kelas kendaraan perang infanteri berat. Ini ditandai dengan sistem perlindungan persenjataan aktif meskipun bodi dan kubah (turet) meriamnya dari alumunium diperkeras (agar tahan karat). Tidak akan ada pengaruh besar jika dia disembur kaliber 30 milimeter dari jarak dekat, seperti senapan mesin berat 2A42.

Perlindungan pasif juga menyentuh sistem perlindungan sirkulasi udara dan serangan biologis atau nuklir jika itu terjadi. Caranya dengan menerapkan sistem sensor dan penangkal agen kimia/biologis/nuklir dan filter ultraviolet, dan pemadam kebakaran, serta peredam benturan. Ini bukan sekedar rancangan, karena BMP-3 dirancang saat Perang Dingin masih terjadi (marak senjata nuklir AS dan Soviet).

Tangki bahan bakarnya juga ditempatkan di atas lapisan baja lantainya, didukung sistem suspensi independen aktif dari roda-roda rantainya.

Untuk menambah perlindungan, kit penangkal serangan amunisi berat ERA juga diterapkan walau ini pilihan bagi pembeli atau pengguna. Pengacak sinyal komunikasi lawan berbasis elektronika-optikal, Shrota, yang bisa diakses komandan tank untuk berkomunikasi dengan sistem peluncuran peluru kendali anti tank SACLOS (semi-automatic command to line of sight).
Doktrin pertempuran tank mengajarkan, tank selalu bergerak dalam formasi tempur tertentu sesuai taktik dan strategi, informasi posisi dan kekuatan lawan, serta keadaan geografis saat itu
Akhirnya, kemampuan renangnya hingga tujuh jam nonstop dan menundukkan (bahkan) rawa-paya yang tidak bisa diinjak manusia, tidak akan bermakna banyak jika musuh tidak bisa dibinasakan. Meriam 100 milimeter 2A70 dilengkapkan, meluncurkan proyektil 9M117 ATGMs (AT-10 Stabber), yang bisa disimpan dalam rak-raknya sebanyak 40 butir.

Di luar turet, bertengger sepasang senapan mesin berat 30 milimeter 2A72 dengan kecepatan putaran 400 peluru permenit. Jika dia berhadapan dengan personel, senapan mesin 7,62 milimeter-nya yang bertugas secara koaksial hingga 2.000 peluru permenit. Bicara teknologi putaran koaksial ini, Rusia sangat ahli, lihat saja pesawat pembom berat Tupolev Tu-95 Bear.

Meriam 100 milimeter ini bisa digerakkan 360 derajat kiri-kanan dan minus lima hingga 60 derajat ke bawah dan ke atas. Meriam ini dirancang untuk tidak menimbulkan guncangan besar, yang semakin efektif dengan sistem penjejak dan optik khusus, sehingga peluru high explosive HE-Frag shell 3OF32 bisa meluncur hingga 4.000 meter. Jika sistem pertahanan lawan lebih tangguh, giliran peluru 3BM25 APFSDS yang digunakan.

Semua operasionalisasi persenjataan dan penginderaan berasal dari komputer 1V539, berkolaborasi dengan sensor angin, sistem stabilitas 2E52-2, sistem laser 1D16-3, dan lain-lain. Semua sistem inilah yang juga dikabarkan dimiliki Korps Marinir TNI AL. 

Doktrin pertempuran tank mengajarkan, tank selalu bergerak dalam formasi tempur tertentu sesuai taktik dan strategi, informasi posisi dan kekuatan lawan, serta keadaan geografis saat itu. Dipadukan dengan konsep pendudukan marinir, maka pergerakan tank bisa dibilang menjadi "perintis" dan "pelindung" para personel marinir ini.

Upacara anugerah Warga Kehormatan Panglima TNI

Sumber: Dispen Marinir/Antara/Wiki
Semua foto: Dispen Marinir

Indonesia disadap Australia lewat satelit Palapa dan fiber optic


Soal penyadapan, setelah sebelumnya dikabarkan komunikasi pemerintah RI disadap pihak Amerika Serikat, kini situs harian The Australian menuliskan bahwa pemerintah Australia juga menyadap satelit Palapa milik Indonesia.

Pihak yang diduga menyadap adalah Australian Signals Directorate (ASD), salah satu direktorat di Kementerian Pertahanan Australia yang bertanggung jawab atas signals intelligence (SIGNIT).

Informasi mengenai penyadapan satelit ini diungkap Des Ball, professor dari Australian National University's Strategic and Defence Studies Centre. Dalam artikel itu, Satelit Palapa disebut-sebut sebagai sasaran kunci penyadapan yang dilakukan Australia.

Sebelum mencuat soal penyadapan satelit Palapa, surat kabar Australia Sidney Morning Herald pada 29 oktober 2013 juga mengabarkan adanya penyadapan yang dilakukan pemerintah AS terhadap pemerintah Indonesia. Bahkan bukan hanya Jakarta, AS juga disebut-sebut menyadap semua negara di Asia Tenggara lainnya.

Sebelum isu penyadapan satelit Palapa, beredar juga informasi bahwa komunikasi Indonesia ternyata selama ini disadap Singapore Telecom (SingTel), operator telekomunikasi milik Pemerintah Singapura.

Singtel yang memiliki 35 persen saham di Telkomsel ini, disebut oleh Edward Snowden intelijen AS yang menjadi whistleblower, memfasilitasi akses bagi badan-badan intelijen yang mencakup telepon dan lalu lintas internet.

Seperti diberitakan juga oleh Sydney Morning Herald (SMH), apa yang dilakukan SingTel adalah bagian dari kemitraan antara badan-badan intelijen negara, yang meluas ke rekan Inggris dan Amerika, untuk memanfaatkan kabel serat optik bawah laut yang menghubungkan Asia, Timur Tengah dan Eropa (SEA-ME-WE). SEA-ME-WE-3 merupakan kabel serat optik telekomunikasi bawah laut yang selesai pada tahun 2000 dengan panjang 39.000 km.

Menurut SMH, berdasar data dari intelijen Australia didapat informasi bahwa Singapura bekerja sama dalam mengakses dan berbagi komunikasi yang dibawa oleh kabel SEA-ME-WE-3 kabel. Badan nasional Australia juga mengakses lalu lintas kabel SEA-ME-WE-3 yang mendarat di Perth.

Dengan kabel yang melintasi Asia Tenggara, Timur Tengah dan Eropa Barat, maka hampir semua negara yang dilintasi dalam posisi tidak aman. Pasalnya, selain Singapura dan Australia, Inggris dan Amerika pun mendapat informasi penting hasil penyadapan. Dan praktik ini, disebut-sebut sudah berjalan hingga 15 tahunan.

Program penyadapan yang dilakukan untuk memanen data dari email, pesan instan (instan messaging), telepon password dan sebagainya, yang dilakukan dari lalu lintas data melalui kabel serat optik bawah laut diketahui berkode sandi TEMPORA. TEMPORA merupakan program intersepsi yang dimotori Inggris melaluiGovernment Communications Headquarters (GCHQ).

Edward juga mengungkapkan bawah, National Security Agency (NSA) Amerika Serikat juga telah menyusup ke dalam perusahaan telekomunikasi besar Cina dan raksana internet, Pacnet.

Menyusul tidak amannya penggunaan kabel bawah laut dan juga aplikasi yang berbasis di Amerika Serikat, pemerintah India dikabarkan akan menutup layanan email berbasis di Amerika Serikat, termasuk juga pengguna komputasi awan (cloud computing). Dan yang sangat jelas, pemerintah akan menghentikan penggunaan google mail (GMail) dalam komunikasi resmi pemerintahan termasuk oleh pegawai pemerintahan.