Selasa, 05 November 2013

Perang cyber bisa pecah antara Indonesia lawan Australia


Penyerangan hacker dari Indonesia ke ratusan situs Australia diprediksi bisa memicu cyber war bila tidak diwaspadai pihak-pihak yang berkompeten di kedua negara, apalagi, bila ternyata penyerangan itu bukan dilakukan oleh hacker dari Indonesia.

Selain itu, setelah serangan ke Australia, bukan tidak mungkin akan terjadi serangan ke hacker Australia ke Indonesia dan bermuara pada perang cyber atau cyber war antara Indonesia dan Australia.

Pengamat telematika Heru Sutadi mengatakan kewaspadaan bahwa yang melakukan bukan hacker Indonesia atau hanya peretas dari Indonesia saja, karena jika dilihat bahwa hacker yang menggunakan akun @AnonNewsIndo juga memberikan control panel dengan alamat login di https://202.6.141.215:2083.

"Di linimasa akun twitternya, disana lengkap ada nama pengguna dan password-nya," kata heru yang juga juga Direktur Eksekutif Indonesia ICT Institute ini melalui akun Twitter-nya di @herusutadi.

Menurut Heru, username dan password yang ada bisa dipakai siapa saja, seperti username andy, password-nya and123njs23, kemudian username begerweb, password-nya 5zE#mg=ZP[~1. "Ada sekitar 11-an username dan password yang bisa dipakai," kata Heru.

Serangan hacker, kata Heru, perlu diwaspadai terjadinya serangan balik ke situs-situs Indonesia. "Kita harus waspada menjaga keamanan situs, terutama situs-situs pemerintah dan militer. Bukan tidak mungkin akan ada serangan balik, yang muaranya dapat terjadi perang cyber atau cyber war," pesan heru.

Para hacker yang menamakan dirinya Anonymous Indonesia menginformasikan telah merusak sedikitinya 100 situs Australia sebagai jawaban atas laporan mata-mata yang dilakukan pihak Australia. Dalam situs yang dirusak, yang nampaknya dipilih secara acak, ditinggalkan tulisan "Hentikan memata-matai Indoensia (Stop Spying on Indonesia)".

Belum jelas apakah aksi ini akan berlanjut atau tidak. Jika berlanjut artinya, bukan tidak mungkin akan terjadi cyberwar. Dan Indonesia, seperti dilaporkan Akamai, merupakan negara pertama di dunia yang sering melakukan penyerangan di dunia cyber ini.

Cerita uang pampasan perang dari Jepang USD 223 juta pada 1958

Cerita uang pampasan perang dari Jepang USD 223 juta pada 1958
Soekarno dan PM Jepang Kishi Nobusuke . ©2013 Merdeka.com

Di jalanan Jakarta, mudah bagi kita menemukan mobil-mobil merek Jepang berseliweran. Di dalam rumah, berbagai alat elektronik Jepang menjadi medium hiburan dan gantungan bagi ibu rumah tangga dalam membantu pekerjaan. Cengkeraman industri Jepang di Indonesia tak bisa lepas dari penandatanganan perjanjian pemberian uang pampasan perang pada 1958.

Ceritanya, setelah Jepang menyatakan kalah pada Perang Dunia II, Indonesia mulai memasuki babak baru sebagai negara merdeka. Tak sampai situ, kubu Sekutu menyeret Jepang untuk menandatangani perjanjian San Fransisco. Perjanjian tersebut, salah satunya menuntut Jepang bertanggung jawab secara moral dan material kepada negara-negara jajahan Jepang, termasuk Indonesia.

Tidak seperti negara jajahan lainnya, negosiasi uang pampasan perang Jepang ke Indonesia ini terbilang alot karena memakan waktu hingga delapan tahun lamanya. Semula ada dua kubu di Jepang yang ikut campur dalam proses negosiasi ini. Pertama, pihak mantan militer yang menginginkan agar bantuan ini ke depannya mampu memulihkan citra Jepang sekaligus menjaga jalinan khusus dengan Indonesia. Sedangkan pihak kedua, yaitu para pebisnis ingin ikut serta dalam negosiasi ini karena melihat Indonesia punya ladang bisnis yang bisa dimanfaatkan.

Ada dua persoalan yang menggelayuti lobi uang pampasan perang itu. Pertama, pihak Indonesia meminta USD 17,5 miliar, tetapi Kementerian Luar Negeri Jepang menolak dengan alasan kerusakan yang ditimbulkan Jepang tidak banyak, apalagi perang yang digelar Jepang bukan melawan Indonesia. Bahkan melalui kementeriannya, Jepang mengklaim telah memberikan banyak sumbangan kepada Indonesia lewat banyaknya suplai makanan, pakaian dan amunisi ke Indonesia.

Tak menemukan jalan keluar, perundingan dilanjutkan lagi oleh kabinet Juanda. Lagi-lagi Indonesia tidak terima disamakan kompensasinya dengan negara Asia Tenggara lainnya seperti Myanmar dan Filipina yang masing-masing mendapatkan USD 200 juta dan USD 550 juta.

Akhirnya, sidang bilateral digelar, sidang dipimpin oleh Nishijima Shigetada dan pihak Indonesia diwakili Ahmad Subardjo Djoyoadisuryo, Iwa Kusumasumantri dan M. Hatta. Disepakati bahwa kompensasi yang diterima berupa dana pampasan atau biaya ganti rugi perang senilai USD 223,08 juta yang dibayarkan dalam bentuk sarana dan fasilitas serta pinjaman sebesar USD 80 juta. Keputusan ini ditandatangani Soekarno di kantor kementerian luar negeri pada 1958.

Kompensasi itu dibayarkan dalam kurun 12 tahun dengan pembayaran USD 20 juta per tahun dan USD 3,08 juta pada tahun terakhir. Uang sebesar itu sangat tinggi nilainya ketika itu. Jika dibandingkan dengan angka sekarang mempertimbangkan inflasi, uang USD 223 juta sebanding dengan USD 1,8 miliar saat ini (menggunakan kalkulator inflasi). Dengan kurs 1 USD sekitar Rp 11.000, uang pampasan perang itu kira-kira senilai dengan Rp 20 triliun sekarang.

Selain menjadi awal cengkeraman industri, pengamat internasional dari Global Future Institute Hendrajit menilai dana pampasan perang juga semacam uang tutup mulut terhadap tiga kejahatan perang Jepang yaitu romusha, juugun ianfu, dan heiho atau wajib militer. "Mereka ingin membersihkan masa lalu Jepang yang buruk," ujar Hendrajit pada merdeka.com, Minggu (3/11).

Oleh Bung Karno, dana pampasan perang digunakan membangun proyek-proyek prestisius. Berbagai kontroversi muncul seiring penggunaan dana pampasan perang Jepang. Ada sisi positif, ada pula sisi negatif.

Petembak TNI Unggul di AARM 2013


ASEAN Armies Rifle Meet (AARM) 2013 di Myanmar (photo: http://aarm2013.com.mm)
ASEAN Armies Rifle Meet (AARM) 2013 di Myanmar (photo: aarm2013.com.mm)

Hingga hari ke 6 Kejuaraan menembak ASEAN Armies Rifle Meet (AARM) ke 23 di Myanmar, petembak TNI masih memimpin perolehan medali dengan: 14 emas, 4 perak dan 2 perunggu. Kontingen TNI yang dipimpin Mayor Inf Akhirudin yang menjabat Danyon Ban Sat 81 Kopassus, berhasil meninggalkan jauh peserta dari negara lain lain.

ASEAN Armies Rifle Meet (AARM) 2013 di Myanmar (photo: http://aarm2013.com.mm)
ASEAN Armies Rifle Meet (AARM) 2013 di Myanmar (photo: aarm2013.com.mm)

Thailand baru mendapatkan 2 emas, 8 perak dan 4 perunggu. Sementara posisi ketiga ditempati Filipina dengan raihan 1 emas, 2 perak, 6 perunggu. Brunei Darussalam memperoleh 1 emas dan 1 perunggu. Vietnam 3 perak dan 2 perunggu dan dibawahnya ada Singapura dengan 1 perak dan 3 perunggu.

ASEAN Armies Rifle Meet (AARM) 2013 di Myanmar (photo: http://aarm2013.com.mm)
ASEAN Armies Rifle Meet (AARM) 2013 di Myanmar (photo: aarm2013.com.mm)

aarm-5 

aarm-6

“Lomba ini diikuti oleh 10 negara: Indonesia, Thailand, Philipina, Brunei, Vietnam, Singapura, Myanmar, Malaysia, Kamboja dan laos,” kata Kepala Penerangan Kopassus Letkol Inf Choirul Anam dalam keterangan persnya, Jumat (1/11/2013).

ASEAN Armies Rifle Meet (AARM) 2013 di Myanmar (photo: http://aarm2013.com.mm)
ASEAN Armies Rifle Meet (AARM) 2013 di Myanmar (photo: aarm2013.com.mm)

ASEAN Armies Rifle Meet (AARM) 2013 di Myanmar (photo: http://aarm2013.com.mm)
ASEAN Armies Rifle Meet (AARM) 2013 di Myanmar (photo: aarm2013.com.mm)

Mayor Inf Akhirudin sebagai pimpinan kontingen meminta masyarakat Indonesia mendukung Kontingen AARM-23 Indonesia, agar dapat meraih juara umum seperti tahun lalu.
Lomba menembak tentara di AARM 2013 Myanmar ini akan berlangsung hingga 6 November dan ditutup pada tanggal 9 November 2013. (tribunnews.com).

Kementerian Pertahanan Tinjau Pembuatan Kapal Selam

  Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin melakukan kunjungan kerja ke PT PAL, Surabaya (photo: ranahan.kemhan.go.id)
Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin melakukan kunjungan kerja ke PT PAL, Surabaya (photo: ranahan.kemhan.go.id)

Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin melakukan kunjungan kerja ke PT PAL, Surabaya – Jawa Timur, 30/10/2013 dalam rangka meninjau perkembangan kemajuan proyek pembuatan sejumlah kapal perang pesanan TNI AL. Pesanan TNI AL berupa: Kapal PKR, Kapal Selam, MLM, KRI kelas Corvet dan KCR 60m, sebagai bagian dari program modernisasi Alutsista TNI.
Dalam kunjungannya Wamenhan meninjau proses pembuatan Kapal Perusak Kawal Rudal (PKR), Kapal Cepat Rudal (KCR) 60 m , MLM dan kapal Selam pesanan TNI AL.
Kunjungan Wakil Menteri Pertahanan ini didampingi: Kepala Badan Sarana Pertahanan Kementerian Pertahanan (Ka Baranahan) Laksda TNI Ir. Rachmad Lubis, Dirjen Renhan Kemhan, Dirtekindhan Ditjen Pothan Kemhan, Kapuslaikal, serta Waaslog Kasal.

Korvet  Nakhoda Ragam Class yang dibeli Indonesia
Korvet Nakhoda Ragam Class yang dibeli Indonesia

Sebelumnya tanggal 20/10/2013 Ka Baranahan Kemhan Laksda TNI Ir. Rachmad Lubis mendampingi Kasal Laksamana TNI Marsetio, dalam Kunjungan kerja ke pembuatan 3 unit kapal MRLF di dermaga Barrow in-Furness, Inggris. Ikut dalam delegasi tersebut Duta Besar RI untuk Inggris T.M. Hamzah Thayed, Asops Kasal Laksda TNI Didit H, Atase Pertahanan RI untuk Inggris Kolonel Arh DR. Joni Mahroza , Atase Pertahanan Inggris di Indonesia Col. Simon A. Winkworth, Kabidmatra Laut Pusada Baranahan Kemhan Kolonel Sriyanto, serta Pakorspri Kasal. Delegasi ini diterima perwakilan Eagle Aero Technology dan Lurssen Logistics.
Tujuan kunjungan ini untuk memeriksa kesiapan kapal dan meyakinkan kapal dapat diserahterimakan tepat waktu sesuai kontrak.

Disain PKR Sigma10514

Setelah ke Inggris rombongan juga mengadakan Kunjungan ke Satgas Yekda Kapal PKR dan DSNS Vlissingen, Belanda tanggal 22-24/10/2013, untuk memeriksa perkembangan pembangunan kapal PKR-1 dan PKR-2 dan meninjau kegiatan Satgas Proyek Pengadaan Kapal PKR SIGMA. Delegasi diterima oleh Satgas Yekda Kapal PKR dan pihak DSNS. (ranahan.kemhan.go.id).

Senin, 04 November 2013

Ini Cara Diplomat Indonesia Hindari Penyadapan

Demi mencegah penyadapan pihak lain, diplomat Indonesia punya prosedur tetap (protap) setiap kali menghadiri pertemuan di luar negeri. Salah satunya dengan tidak menggunakan piranti yang diberikan pihak lain.
Ini Cara Diplomat Indonesia Hindari Penyadapan
Teuku Faizasyah
Hal ini disampaikan oleh Staf Khusus Presiden Bidang Hubungan Internasional, Teuku Faizasyah, saat berbicara kepada VIVAnews, Jumat 1 November 2013, soal isu penyadapan oleh Rusia. Pada KTT G20 September lalu di St. Petersburg, Rusia diduga memberikan souvenir berupa USB dan Charger yang bisa menyedot data di laptop para delegasi.

Faizasyah mengatakan sudah menjadi protap para diplomat Indonesia untuk tidak menggunakan piranti yang tersedia. Dia mengatakan, dalam protap, diplomat tanah air hanya menggunakan piranti milik KBRI di negara tersebut.

Faizasyah sendiri mengaku tidak akan menyimpan berbagai dokumen penting di dalam piranti yang diberikan oleh panitia penyelenggara. Dia mengatakan, dokumen penting disimpan di piranti terpisah atau yang dibawa langsung dari Indonesia.

"Itu sudah menjadi protap bagi tiap diplomat asal Indonesia," kata dia.

Pemerintah Indonesia pun, ujarnya, selalu mengedepankan keamanan informasi. "Mereka memberlakukan keamanan informasi yang bersifat tertutup dan sulit diketahui oleh pihak ketiga," kata dia.

Contoh lainnya, para diplomat tidak akan menggunakan sistem yang sifatnya terbuka seperti surat elektronik dengan pusat data yang masih mengandalkan pihak ketiga.

"Kalau masih menggunakan server yang dikelola oleh pihak ketiga seperti surel, ya kami sudah dapat menduga bahwa itu rawan disadap. Sebisa mungkin, kami akan menggunakan pusat data yang dikelola pemerintah," ujarnya.

Rusia dilaporkan membagikan USB yang telah dimodifikasi itu pada 300 delegasi dari 20 negara anggota G20. Faizasyah mengatakan, Presiden SBY tidak menerimanya karena hanya untuk delegasi. Sementara dia mengaku tidak memperoleh satu pun barang itu.

"Saya kehabisan cinderamata saat KTT G20 kemarin. Para jurnalis malah banyak yang dapat sementara saya tidak kebagian," ujar Faiz sambil tertawa.

Indonesia, lanjutnya, bisa juga turut mempelajari teknologi Rusia dalam USB itu, agar para diplomat bisa  menangkal apabila Indonesia dijadikan target spionase. "Jadi dipelajarinya bukan untuk ikut menyadap ya," ujar dia.

Snowden serukan dunia lawan spionase AS

Snowden serukan dunia lawan spionase AS
Demonstran anti-penyadapan AS mendukung tindakan Snowden (Istimewa)
Penyadapan global Amerika Serikat (AS) dan Australia, yang diduga juga menyasar Asia, termasuk Indonesia telah mengguncang dunia. Sang pembocor, Edward Snowden, 30, kini mencari dukungan dunia untuk melawan AS yang menuduhnya sebagai penjahat spionase.

Dia juga menyerukan masyarakat internasional untuk melawan tindakan penyadapan yang dilakukan AS. Menurutnya, dengan tekanan dunia, AS diyakini akan kapok untuk melakukan penyadapan global.

Setelah berkali-kali Presiden AS Barack Obama dan NSA membela diri dan membantah penyadapan, tapi Jumat kemarin, secara mengejutkan, Menteri Luar Negeri AS, John Kerry, mengakui tindakan penyadapan NSA sudah berlebihan.

Snowden, yang merupakan bekas kontraktor National Security Agency (NSA) itu, memanfaatkan kemarahan para pemimpin dunia untuk mencari bantuan. Snowden, yang bersembunyi di Rusia setelah mendapat suaka setahun dari Pemerintah Vladimir Putin, mulai bangkit untuk menghadapi tuduhan AS.

Dia telah membuat surat yang dititipkan anggota parlemen Jerman, Hans-Christian Stroebele yang menemui Snowden di Rusia, Kamis lalu. Pertemuan itu berlangsung tiga jam di lokasi yang dirahasiakan, mengingat Snowden tercatat sebagai buronan AS.

Dalam surat yang diketik satu halaman, Snowden mengeluhkan, perlakukan Pemerintah AS yang mengkriminalkan suara kebenaran untuk dunia. ”Berbicara kebenaran bukan merupakan tindak pidana,” tulis Snowden dalam suratnya seperti dikutip USA Today.

”Saya yakin bahwa dengan dukungan dari masyarakat internasional, Pemerintah AS akan meninggalkan perilaku berbahaya (penyadapan),” lanjut Snowden. Dia akan mengajukan banding atas tuduhan Pemerintah AS yang memvonisnya sebagai penjahat spionase. Dia siap membeberkan apa yang dia ketahui soal skandal spionase AS di hadapan Kongres AS.

Namun, di Washington, juru bicara Departemen Luar Jennifer Psaki, tidak akan merespon langsung banding yang akan diajukan Snowden. ”Sikap AS terhadap Snowden, tidak akan berubah,” katanya.

”Meskipun ada laporan baru atau pernyataan terbaru dari Snowden, seperti yang kita nyatakan berkali-kali sebelumnya, dia dituduh membocorkan informasi rahasia, menghadapi tuduhan kejahatan di sini di Amerika Serikat,” lanjut Psaki. ”Kami percaya ia harus dikembalikan sesegera mungkin (ke AS), di mana ia akan diganjar hukuman di bawah hukum AS.”

Alutsista 2014 dan Operasi Angkasa Yudha

Latihan Operasi Udara Angkasa Yudha 2013, Natuna, Kepri (photo: msn.com)
Latihan Operasi Udara Angkasa Yudha 2013, Natuna, Kepri (photo: msn.com)

Enam “elang besi” Hawk 100/200 menderu seperti merobek  langit Natuna, Kepulauan Riau, meliuk-liuk sambil menjatuhkan bom berbobot ratusan kilogram. Sasarannya satu objek di sebuah pulau kecil. Dari arah lain melintas tiga pesawat F-16. Empat bom meluncur ke sasaran.

batam-tni-au

Tak lama, muncul pula tiga pesawat Sukhoi SU-27/30. Di setiap pesawat garang itu, tersemat 6 bom yang lalu dilepas untuk menumbuk sasaran. Bak kelincahan seekor alap-alap, Sukhoi terakhir melontarkan puluhan roket. Sasaran pun hancur lebur.

angkasa-yudha-2013
Operasi Angkasa Yudha 2013, Natuna, Kepri
Operasi Angkasa Yudha 2013, Natuna, Kepri
Pemasangan Bom di Pesawat Tempur Bandara Hang Nadim, Batam, Kepri
Pemasangan Bom di Pesawat Tempur Bandara Hang Nadim, Batam, Kepri
Super Tucano dalam Angkasa Yudha 2013 di Bandara Hang Nadim
Super Tucano dalam Angkasa Yudha 2013 di Bandara Hang Nadim

Asap membubung tinggi. Tapi serangan belum berakhir. Sebagai penutup, tiga pesawat EMB-314 Super Tucano melintas. Bom kembali berjatuhan.
Di atas sasaran yang remuk redam itu, melintas tujuh pesawat C-130 Hercules, terbang tenang dikawal dua Sukhoi 27/30 bersenjata rudal. Dari lambung pesawat, ratusan personel Pasukan Khas Angkatan Udara melompat terjun.
Peterjun ini akan bertugas menyapu sisa-sisa musuh yang menguasai objek vital di Natuna, wilayah Indonesia yang berbatasan dengan Laut China Selatan yang sedang disengketakan lima negara itu.

Operasi Udara Angkasa Yudha 2013, Kepulauan Riau
Operasi Udara Angkasa Yudha 2013, Kepulauan Riau
Angkasa Yudha 2013, Kepulauan Riau (photo: poskotanews.com)
Angkasa Yudha 2013, Kepulauan Riau (photo: poskotanews.com)

Inilah aksi penutup Latihan Operasi Udara dengan sandi “Angkasa Yudha 2013” yang digelar di Pulau Natuna, pada Kamis 31 Oktober 2013 lalu. Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia mengatakan, latihan ini untuk membina kemampuan dan kekuatan TNI AU, agar lebih siap siaga menghadapi kontijensi.
Latihan puncak TNI AU 2013 ini, melibatkan 21 pesawat tempur termasuk EMB-314 Super Tucano yang baru tiba. Pesawat tempur yang terlibat: empat F-16 Fighting Falcon dari Skadron Udara 3, enam Su-27/30 Sukhoi (Skadron Udara 11), empat Hawk 109/209 (Skadron Udara 12), empat Hawk 109/209 (Skadron Udara 1) dan tiga EMB-314 Super Tucano (Skadron Udara 21).
Latihan ini mengambil skenario adanya serbuan militer negara lain terhadap kepentingan dan kedaulatan Indonesia. TNI mengantisipasi dengan menjaga kesiapsiagaan operasional, sistem kesenjataan dan personel.

Skadron dari Timur
Yang menjadi “bintang” saat itu boleh dibilang enam Sukhoi yang terbang dari Lapangan Udara Hasanuddin di Makassar. Total ada 16 Sukhoi bermarkas di Makassar, membentuk Skuadron Udara Tempur 11.
Pesawat tempur Sukhoi memiliki kapasitas bahan bakar penuh 12 ribu liter untuk melakukan penerbangan selama 4 jam dan jika ditambah air refueling bisa 8 jam, melesat dengan kecepatan 2,5 MACH.

Operasi Udara Angkasa Yudha 2013, Kepulauan Riau (photo: detik.com)
Operasi Udara Angkasa Yudha 2013, Kepulauan Riau (photo: detik.com)
Operasi Udara Angkasa Yudha 2013, Kepulauan Riau (photo: detik.com)
Operasi Udara Angkasa Yudha 2013, Kepulauan Riau (photo: detik.com)
Operasi Udara Angkasa Yudha 2013, Kepulauan Riau (photo: detik.com)
Operasi Udara Angkasa Yudha 2013, Kepulauan Riau (photo: detik.com)

Latihan Operasi Udara Angkasa Yudha 2013 menjadi semacam kebangkitan skadron tempur wilayah Timur Indonesia setelah lama kekuatannya bolong. Pesawat tempur bercat dasar abu-abu terang bercampur loreng abu-abu tua ini terdiri atas dua macam, yakni SU 27 SKM dan SU30MK2. Pembeda utamanya adalah SU 27 hanya punya satu kursi pilot, sementara saudaranya punya dua kursi pilot.
Saat VIVAnews mendatangi Markas Skuadron, Kamis 31 Oktober 2013, tampak hanya 10 Sukhoi terparkir. Enam lainnya sedang beroperasi di Natuna. Di kantor dan gedung teknisi yang berada di samping pesawat tempur diparkir, tampak sebuah spanduk besar terpampang bertuliskan, “Siapkan pesawat sebaik-baiknya seolah-olah hari ini ada perang”.
Perang itu memang masih jauh. Tapi, personel di Skadron 11 berlatih keras setiap hari, minimal 8 jam. Pesawat diistirahatkan meski tetap siaga antara Jumat sampai Minggu saja. Pagi, sebelum memulai latihan (training air), para petugas dan pilot terlebih dahulu apel siaga. Teknisi sudah terbagi-bagi ke dalam beberapa bidang, selalu memastikan pesawat dalam keadaan siaga penuh.

Rudal Sukhoi
Persenjataan terbaru yang terpasang di pesawat adalah kombinasi jenis Air to Air to Ground. Sukhoi bisa menyergap di udara dengan daya jelajah jauh. Ia juga mampu serang target di darat dengan peluru kendali atau bom pintar. Dia bisa membawa rudal udara ke udara RVV-AE active radar homing, rudal udara ke permukaan KH- 29T(TE), KH-29L, KH-31P, KH-31A dan bom pintar jenis KAB 500Kr dan KAB-1500Kr.
Yang lebih asyik, Sukhoi SU 27SKM dan SU30 MK2 telah dilengkapi instrumen isi ulang bahan bakar di udara. Jadi kemampuan jelajah tempurnya kian jauh.
Jelas, kecanggihannya tidak kalah dengan F15 SG milik Singapura atau Super Hornet milik Australia. Di udara, bisa ofensif, namun juga bisa menghancurkan sasaran di laut dan darat. Sempurna untuk patroli udara untuk menjaga kedaulatan wilayah dan menghancurkan sasaran strategis musuh.
Minimum Essential Force
Dua pesawat Sukhoi tiba dari Rusia 4 September 2013, menggenapi skadron Sukhoi di Makassar dengan komposisi lima unit Su-27 SKM dan sebelas unit Su-30 MK.
Sukhoi ini menjadi andalan, karena di saat alutsista Indonesia mulai menua tahun 1990-an, Amerika Serikat sebagai pemasok utama alutsista Indonesia justru melakukan embargo, akibat pelanggaran hak asasi manusia di zaman orde baru berkuasa. Itu sebabnya, saat menjadi Presiden pada 2001, Megawati Soekarnoputri melirik Rusia. Negeri beruang salju itu dipilih sebagai alternatif mengganti armada yang menua.
Pada 2004, sejumlah Sukhoi pun mendarat di Lanud Iswahyudi, Madiun. Megawati pun seperti mengulang sejarah ketika ayahnya, Soekarno, membangun armada udara Indonesia dengan mengandalkan pesawat-pesawat tempur buatan Uni Soviet.
Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin menyatakan, pengalaman embargo militer AS atas Indonesia pasca-1998 menjadi pelajaran untuk tidak menggantungkan persenjataan pada satu negara saja. Kekuatan pertahanan nasional akan dibangun dengan mengambil teknologi dari berbagai negara. Tak lupa, industri strategis dalam negeri diperkuat, seperti PT Dirgantara dan PT Pindad.
Rudal Krypton Kh-31 diusung Fighter Sukhoi Indonesia (photo: FB Jiwa Merah Putih)
Rudal Krypton Kh-31 diusung Fighter Sukhoi Indonesia (photo: FB Jiwa Merah Putih)

Pembelian Pesawat
Kepala Dinas Penerangan TNI AU, Marsekal Madya Hadi Tjahjanto, menyatakan, pembelian pesawat dipatok sampai 2024. Total, ada 102 pesawat yang didatangkan, antara lain 16 unit Sukhoi, 24 unit F16 dari Amerika Serikat, skadron T50 buatan Korea Selatan untuk menggantikan Hawk buatan AS, 8 unit pesawat latih G120PP buatan Jerman, 16 unit pesawat Supertucano buatan Brasil, 9 unit CN295 dari Spanyol, 4 unit Hercules hibah dari Australia dan sejumlah helikopter Fennec dari Prancis. “Semua Pesawat didatangkan secara bertahap,” kata Hadi.
Dari Rusia, selain membeli Sukhoi, Indonesia juga mendatangkan kendaraan tempur laut dan amfibi, helikopter serang MI-35, helikopter serbu MI-17 dan tak lupa, peluru kendali.
Sjafrie menyatakan, alutsista Rusia menjadi ‘idola’ karena menjawab kebutuhan minimum essential force (MEF). ”Yang kedua, harganya kompatibel. Ketiga adalah dia tak punya prasyarat politik,” kata mantan Kepala Pusat Penerangan TNI itu.
Anggaran modernisasi dan perawatan alutsista TNI sampai akhir tahun 2014 tercatat Rp 99 triliun, dan Kementerian Pertahanan masih membutuhkan tambahan anggaran Rp 57 triliun. “Kami prioritaskan mencari alutsista bergerak seperti pesawat temput dan tank. Sementara alutsista yang tak bergerak seperti radar,” kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro.
Dengan anggaran sebegitu besar kekuatan armada udara Indonesia baru akan mendekati minimum essential force yang dipatok sampai 2019. “Bagaimana kita bisa memiliki kemampuan minimal agar kita bisa memiliki suatu daya pukul yang dahsyat dan juga mobilitas yang tinggi,” kata Sjafrie.
Dari mana duit itu berasal? Angka lebih dari Rp 150 triliun itu salah satunya didapatkan dengan pinjaman luar negeri US$ 6,5 miliar dolar. ”Jadi yang kita pergunakan kurang lebih 4 miliar dolar, artinya kurang lebih Rp 41 triliun. Sisanya kita mesti jadikan semacam cadangan untuk dipergunakan pada prioritas kedua. Sekarang prioritas pertama dulu,” kata Sjafrie.

Radar Menyusul
Lima tahun ke depan, setelah armada udara tempur nyaris lengkap, prioritas berikutnya penambahan Radar. Soal alat ini, Indonesia memang gawat. Ada radar yang tidak berfungsi 24 jam. Tapi sekarang, ”radar untuk kawasan barat sudah ter-cover, secara kuantitas. Kemudian kawasan timur yang kemudian akan kita isi segera,” kata Sjafrie.
Kadispen TNI AU menambahkan, rencananya radar ini akan ditempatkan di Singkawang, Kalimatan Barat; dan Tambolaka, Nusa Tenggara Timur. (viva.co.id)
JKGR.