Jumat, 11 Oktober 2013

Fokus: 7 Generasi Jet Latih TNI AU



Datangnya pesawat jet latih T-50 Golden Eagle mengisi jajaran alutsista TNI AU memberikan harapan baru dalam upaya pembangunan kekuatan dirgantara nasional. Pesawat Lead in Fighter Trainer (LIFT) generasi terbaru ini diharapkan menjadi jenjang untuk meningkatkan kapabilitas para penerbang tempur TNI AU di masa sekarang dan mendatang. T-50 merupakan jenis jet latih ketujuh yang dioperasikan TNI AU setelah de Haviland Vampire, MiG-15 UTI, L-29 Dolphin, T-33A T-Bird, Hawk Mk.53, dan Hawk 109. Berikut selayang pandang tujuh jet latih TNI AU dan perjalanan panjang penantian T-50. Disiapkan oleh Roni Sontani dilengkapi tulisan Rangga Baswara dan Setiyo Nugroho.

            HUT TNI ke-68 pada 5 Oktober tahun ini ditandai kado istimewa dengan telah berdatangannya beberapa alutsista baru melengkapi kekuatan TNI AD, TNI AL, dan TNI AU. Upaya pemerintah menggelontorkan anggaran untuk memperkuat alutsista yang dibutuhkan ketiga matra TNI ini patut diberi acungan jempol dan dukungan. Bagaimana pun Tentara Nasional Indonesia membutuhkan alutsista-alutsista yang sesuai dengan perkembangan zaman, selain pengembangan sumber daya manusia yang harus terus ditingkatkan.

            Khusus TNI AU, datangnya pesawat EMB-314 Super Tucano yang menggantikan OV-10F Bronco di Skadron Udara 21, lalu CN295 yang menggantikan Fokker 27 di Skadron Udara 2, pesawat Latih Dasar Grob G 120TP-A yang akan menggantikan pesawat AS-202 Bravo dan T-34C Turbo Mentor di Skadron Pendidikan 101, merupakan bagian dari pesawat-pesawat baru yang dibeli Indonesia dan telah datang secara bertahap.

Selain itu penambahan pesawat tempur Su-27SKM dan Su-30MK2 sehingga Skadron Udara 11 genap memiliki 16 unit Su-27/30 berikut persenjataan lengkapnya, menjadikan Skadron Udara 11 makin bergigi dan diperhitungkan negara-negara tetangga. Sementara rencana penambahan sembilan pesawat C-130H Hercules bekas pakai AU Australia untuk persiapan Skadron Udara 33 di Makassar diharapkan makin menambah kekuatan unsur pesawat angkut di wilayah Timur dan memenuhi kebutuhan dukungan pergerakan pesawat tempur, personel, maupun logistik latihan, masih ditunggu proses realisasinya. Demikian juga dengan pembelian helikopter Cougar yang akan dibuat oleh PT Dirgantara Indonesia akan meningkatkan kekuatan skadron sayap putar.

Sedangkan pembelian 24 F-16C Block 32+ yang dijadwalkan mulai mengisi Skadron Udara 16 di Pekanbaru tahun depan, akan melengkapi kekuatan tempur di wilayah Barat dan Tengah yang saat ini ditopang oleh dua skadron pesawat Hawk 109/209, yakni Skadron Udara 12 di Pekanbaru dan Skadron Udara 1 di Pontianak. Di wilayah Barat, TNI AU juga sedang mempersiapkan skadron intai baru yang akan diisi oleh pesawat CN235-200 MPA buatan PT Dirgantara Indonesia.

Dalam rencana ke depan, TNI AU juga akan mengganti pesawat F-5 Tiger II Skadron Udara 14. Beberapa pesawat sedang dalam tahap penjajakan pengkajian sehingga diharapkan nantinya didapatkan pesawat pengganti yang sesuai dan kapabilitasnya tinggi. Sementara pesawat tempur IFX yang dikerjasamakan produksinya dengan Korea Selatan, masih menunggu kelanjutan prosesnya terkait kebijakan pemerintahan baru di negeri itu.
Elang Emas.

Tanggal 11 September lalu, dua unit Elang Emas T-50i tiba di Lanud Iswahjudi, Magetan, Jawa Timur setelah melakukan penerbangan feri dari pabriknya, Korean Aviation Industries (KAI), di Sacheon, Gyeongsang, Korea Selatan. Penerbangan melalui Kaohsiung (Taiwan), Cebu (Filipina), serta Balikpapan, Kalimantan Selatan. Sebelum mendarat di sarangnya kedua pesawat yang diterbangkan oleh empat pilot uji KAI, Kwon Huiman, Lee Dong-kyo, Kang Cheol, dan Shin Donghak itu disambut oleh dua Hawk Mk.53 dengan callsign Hawk Flight di East Area Iswahjudi Aerodrome yang diterbangkan oleh Komandan Skadron Udara 15 Letkol Pnb Wastum beserta Mayor Pnb Hendra dan Kapten Pnb Gultom beserta Lettu Pnb Yudistira.

Setelah mendapat pengawalan dan penyambutan kehormatan, kedua Elang Emas join up dengan “saudara tua”-nya membentuk formasi kotak dipimpin flight leader Komandan Skadron Udara 15. Di bawah, Pangkoopsau II Marsda TNI Agus Supriatna, Danlanud Iswahjudi Marsma TNI Yuyu Sutisna, Vice Presiden KAI Kim Kyuhak, dan segenap pejabat TNI/Polri serta Muspida se-Karesidenan Madiun telah menunggu. Suasana riuh terdengar manakala pesawat bercat biru kuning T-50 dan abu-abu Hawk Mk.53 tampak dalam pandangan mata, melakukan flypass dua kali di atas hanggar Skadron Udara 15 dari arah yang berbeda.

Indonesia menjadi pengguna pertama T-50 di luar Korea Selatan. Pesawat yang tampilannya mirip dengan F-16 Fighting Falcon ini dikembangkan bersama oleh KAI dan Lockheed Martin, AS pembuat F-16. Indonesia membeli 16 unit T-50i dimana delapan unit diberi cat aerobatic painting dan delapan lainnya diberi cat camouflage painting.

Perkembangan Roket dan Tank Pindad

rhan-122.tni-2013
PT Pindad sedang mengembangkan roket balistik Rhan 122 yang memiliki jangkauan 15 kilometer serta bisa dikendalikan dengan GPS. Roket berpandu GPS ini dikerjakan PT PIndad bersama:PT Dirgantara Indonesia, PT Dahana, Ristek dan BPPT, yang tergabung dalam sebuah konsorsium.
Direktur Perencanaan dan Pengembangan PT Pindad, Wahyu Utomo mengatakan roket balistik ini pernah diuji coba di Baturaja- Sumatera Selatan, serta di Garut Selatan, Jawa Barat.
Pembuatan roket masih dalam tahap penyempurnaan dan masih perlu mendapatkan tabel tembak. Tabel tembak baru bisa didapat jika sudah dilakukan pengujian beberapa kali dan tembakannya akurat. “Tabel tembak, kita harus menembakkan berapa ratus kali dan sekian kali. Kalau itu akurat baru dibuat tabel tembak. Nama roketnya Rhan 122,” ujar Direktur Perencanaan dan Pengembangan PT Pindad, Wahyu Utomo.
Roket Rhan-122 dikembangkan berpandu GPS
Roket Rhan-122 dikembangkan berpandu GPS
Roket ini nantinya akan dipakai oleh TNI yang selama ini masih memakai produk impor. Menurut Wahyu, roket ini adalah roket balistik pertama untuk industri pertahanan. “Sekarang ini akan diuji dulu. Ini roket balistik pertama untuk pertahanan. Roket ini bisa dikendalikan GPS di sirip siripnya kita kendalikan. Nanti ada GPS segala macam dan ini generasi pertama,” jelasnya.
Roket Rhan122 ditargetkan bisa digunakan tahun 2015 mendatang. Untuk mengejar tabel tembak yang diperkirakan butuh waktu 2 tahun.
Tank Pindad
Selain mengembangkan roket Rhan 122 ber-GPS, Pindad juga mengembangkan tank kelas medium, dengan menggandeng perusahaan Turki. “Kerja sama ini tidak murni untuk bisnis, melainkan kerja sama antar pemerintah”, ujar Wahyu Utomo.
Namun, ada hal yang disayangkan dari kerja sama dengan Turki. Marketing Manajer PT Pindad Sena Maulana mengatakan, perusahaan Turki yang bekerja sama dengan Pindad, belum ahli dan belum pernah membuat medium tank.
Prototype Tank Pindad (photo: Audrey)
Prototype Tank Pindad (photo: Audrey)
Prototype Tank SBS Pindad (Photo: Kenyot10)
Prototype Tank SBS Pindad (Photo: Kenyot10)
tank-sbs
tank-medium
Pindad kini mendisain sendiri tank-nya. Pemerintah Indonesia dengan Turki bekerja sama, namun masih penjajakan. Turki tidak memiliki kapabilitas yang kita harapkan. Kita ingin partner yang lebih jago. Tapi kerjasama dengan Turki itu, telah bersifat G to G, pemerintah ke pemerintah,” katanya.
Untuk itu, disamping pengembangan medium tank dengan Turki, Pindad juga mengembangkan medium tank sendiri dengan nama SBS dan saat ini sedang mengembangkan prototype-nya.
“Daripada proyek dengan Turki masih diam, kita kembangkan sendiri tanknya. namanya SBS. SBS sudah jalan sekarang. 2014 target sudah mulai bisa jalan jauh,” ujar Sena Maulana. PT Pindad terus mendorong pembuatan medium tank, karena jumlah medium tank yang dibutuhkan TNI cukup banyak. (Merdeka.com).

Helikopter Apache dan Tank Leopard Temani Bell 412 EP di Kalimantan

 
Kodam VI Mulawarman Operasikan Helikopter Bell 412 EP (Photo; PTDI)
Kodam VI Mulawarman Operasikan Helikopter Bell 412 EP (Photo; PTDI)
Kodam VI Mulawarman mengenalkan armada barunya Helikopter Bell 412 EP yang merupakan hibah dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur. Bell 412 EP ini akan ditempatkan di wilayah perbatasan, untuk memantau kondisi wilayah perbatasan melalui foto udara.
Pangdam VI Mulawarman, Mayjen TNI Dicky Wainal Usman memperkenalkan helikopter tersebut di halaman Makodam VI Mulawarman. Menurutnya helikopter ini terbilang canggih karena dilengkapi radar udara dan juga dapat melakukan foto udara baik siang maupun malam. Dengan hadirnya Bell 412 EP, diharapkan patok-patok di wilayah perbatasan dapat dipantau dan dibenahi anggota TNI, pada setiap saat.
Helikopter M-I 17 TNI AD yang ada di Kodam VI Mulawarman, belum memiliki kecanggihan seperti helikopter baru Bell 412 EP. Dengan adanya helikopter Bell 412 EP, pemantauan kondisi di perbatasan dapat dipermudah.
Lebih lanjut Pangdam VI Mulawarman menjelaskan, tahun 2014 mendatang dukungan alusista akan bertamabah, dengan adanya 2 unit tank Leopard-2, serta 2 unit Helikopter Apache yang akan ditempatkan di wilayah Kalimantan Timur, untuk menjaga kedaulatan NKRI.
Kodam VI Mulawarman Operasikan Helikopter Bell 412 EP (Photo; ARC.web.id)
Kodam VI Mulawarman Operasikan Helikopter Bell 412 EP (Photo; ARC.web.id)
HUT TNI 5 Oktober 2013.
Rencananya helikopter Bell 412 EP akan dilibatkan dalam demonstrasi pada Hari Jadi TNI ke-48 di Lapangan Merdeka Balikpapan, tanggal 5 Oktober 2013. Sejumlah alat utama sistem persenjataan TNI juga akan dipamerkan kepada masyarakat. Masyarakat Balikpapan dapat mengetahui secara jelas apa saja alusista TNI yang dimiliki di Kalimantan Timur. Diantaranya: Tank, Panser Anoa, serta sistem pertahanan udara jarak pendek Grom yang akan dipamerkan. (Sammy Laurens/GerbangKaltim.com).

Vulcan M197 20mm: Senjata “Organik” T-50i Golden Eagle TNI AU

M-197 Gatling Gun
M-197 Gatling Gun
Bicara seputar update alutsista di matra udara, selain hadirnya formasi lengkap 16 jet Sukhoi Su-27/Su-30 di skadron udara 11. Dalam waktu yang bersamaan, publik juga tengah dibuat kagum dengan berdatangannya jet latih lanjut dari Korea Selatan, T-50i Golden Eagle. Secara bertahap 16 unit T-50i Golden Eagle berdatangan ke lanud Iswahjudi, hingga ditargetkan jet buatan KAI (Korea Aerospace Industries) ini akan komplit diterima sang user, yakni skadron udara 15 pada akhir tahun 2013 ini.
Ditilik dari spesifikasinya, T-50i punya dua peran utama, yakni sebagai pesawat jet latih lanjut (advance trainer) dan sebagai pesawat jet tempur multirole. Dengan adanya dua kemampuan tersebut, skadron udara 15 seolah menjadi ‘naik kelas,’ bukan saja mengemban peran sebagai skadron latih, tapi juga punya kemampuan meng-handle tugas-tugas pertempuran, baik  misi combat air to air dan air to ground. Identitas pesawat di skadron 15 pun berubah karenanya, bila sebelumnya dengan armada jet Hawk MK.53 label yang disematkan adalah LL (latih lanjut), maka di sayap ekor T-50i terlihat jelas identitas TT (tempur taktis). Ini artinya T-50i diposisikan sama halnya dengan jet Hawk 100/200 yang ada di skadron 1 dan skadron 12. Atau dimasa lalu, tugas ini diemban oleh A-4E Skyhawk.
Kupasan atau bedah sosok elang penempur asal Negeri K-Pop ini sudah banyak diulas oleh beragam media. Selain unsur avionic yang canggih, sesuai standar jet tempur generasi keempat, keunggulan T-50i juga pada adopsi aneka ragam senjata. Bila jet lawas Hawk MK.53 tidak bisa menggotong rudal, maka T-50i justru punya seabreg sista, bahkan etalase senjata yang bisa dibawa setara dengan F-16 Fighting Falcon.
m197
T-50i Golden Eagle TNI AU
T-50i Golden Eagle TNI AU
Untuk urusan menggendong senjata, disiapkan 7 weapon station. Yang bisa dibawa mencakup rudal udara ke udara (AIM-9 Sidewinder dan AIM-120 AMRAAM), rudal udara ke permukaan (AGM-65 Maverick), roket (Hydra 70 -setipe dengan roket FFAR dan LOGIR – low cost guided imaging rocket), dan untuk bom, bisa membawa tipe MK82, MK83, bom JDAM (joint direct attact munition), dan lain-lain. Tapi senjata utamanya masih ada lagi. Berangkat dari desain kawin silang antara F-16 Fighting Falcon dan F/A-18 Hornet, T-50i juga dibekali kanon internal, alias senjata organik. Jenisnya pun mengacu pada yang dimiliki F-16 dan F/A-18, yaitu kanon gatling multi laras kaliber 20mm.
Vulcan M197 20mm
Adopsi kanon multi laras model gatling punya keuntungan tersendiri, dimana dengan laras putar, panas pada laras akibat tembakan tinggi akan terdistribusi secara rata, umur laras bisa lebih awet.  Berbeda dengan model laras tunggal, seperti kanon ADEN 30mm yang dipakai Hawk 100/200 dan kanon M39-A3 di F-5E/F Tiger II. Di T-50i Golden Eagle, posisi laras kanon gatling Vulcan M197 berada disisi kiri kokpit. Posisi penempatan laras kanon gatling di T-50i, disisi kiri kokpit,  serupa dengan yang ada di jet tempur F-16.
Posisi laras Vulcan M197, ada pada sisi kiri kokpit.
Posisi laras Vulcan M197 di T-50i, ada pada sisi kiri kokpit.
Laras kanon gatling di F-16 Fighting Falcon juga ditempatkan disisi kiri kokpit.
Laras kanon gatling di F-16 Fighting Falcon juga ditempatkan disisi kiri kokpit.
Dirunut dari spesifikasinya, kanon multi laras Vulcan M197 kaliber 20mm dilengkapi tiga laras putar. Sebelum digunakan oleh T-50i, kanon buatan General Dynamics ini sudah terbilang populer diadopsi oleh helikopter serbu AH-1F Cobra dan Super Cobra.  Kanon ini pun bukan kategori senjata kemarin sore. M197 dikembangkan pada awal 1967, rancangan awalnya didasari kebutuhan helikopter serbu AS selama perang Vietnam. Beberapa kalangan berpendat, kanon kaliber 7,62mm pada gunship kurang memadai untuk misi tembakan ke permukaan.
Nah, bagaimana dengan daya gempur Vulcan M197? Kanon yang punya bobot 66,36kg ini dapat memuntahkan 750 sampai 1.500 proyektil dalam satu menit. Kecepatan luncur tiap proyektil mencapai 1.050 meter per detik. Untuk jarak tembak efektifnya antara 1.500 sampai 2.000 meter. Jenis amunisi yang bisa dibawa mencakup tipe API (armor piercing incendiary), HEI (high explosive incendiary), HEI-T, dan MPT-SD. Amunisi ditempatkan dalam drum magasin yang berisi 205 peluru.
Vulcan M197 juga diadopsi pada heli serbu AH-1Z Cobra
Vulcan M197 juga diadopsi pada heli serbu AH-1Z Cobra
Vulcan M61 20mm
TNI AU jelas punya pengalaman dalam mengoperasikan kanon model gatling, tepatnya sejak kedatangan F-16 Fighting Falcon pada 1989/1990, otomatis penerbang dan teknisi TNI AU paham dengan seluk beluk senjata gatling, karena F-16 mengusung kanon integral Vulcan M61 kaliber 20mm. Meski sama-sama satu produsen dan kalibenya pun sama dengan M197, tapi Vulcan M61 dengan enam laras putar ini punya efek gempur yang lebih dahsyat
Vulcan M61 A1 berikut feed system dan drum magasin di jet F-16 Fighting Falcon
Vulcan M61 A1 (6 laras putar) berikut feed system dan drum magasin di jet F-16 Fighting Falcon
 
Dilihat dari spesifikasinya, Vulcan M61A1 pada F-16 A/B Fighting Falcon dapat memuntahkan 4.000 hingga 6.000 proyektil dalam satu menit. Kecepatan luncur proyektilnya 1.050 meter per detik, sementara untuk jarang tembak efektifnya bisa dibilang sama dengan M197 di T-50i. Karena dimensi dan bobot F-16 lebih besar ketimbang T-50i, maka jumlah amunisi yang dibawa pun lebih banyak. Dengan model magasin drum, dapat dibawa hingga 511 peluru. Karena punya enam laras, bertanya pun mencapai 112kg, belum termasuk feed system-nya. Sementara untuk jenis amunisinya, setali tiga uang dengan M197, karena kalibernya memang sama. (Gilang Perdana)
Spesifikasi Vulcan M197 20mm:
  • Manufaktur                        : General Dynamics Armament Systems
  • Kaliber                                  : 20mm
  • Berat                                     : 66,36kg
  • Cartridge                             : 20x102mm
  • Jumlah laras                       : 3
  • Kecepatan tembak          : 750 – 1.500 proyektil/menit
  • Kecepatan proyektil       : 1.050 meter/detik
  • Jarak Tembak                    : 1.500 – 2.000 meter
Indo.

Type 80 Giant Bow 23mm: Kanon Perisai Bandara Soekarno Hatta



Bila terjadi agresi militer, bandar udara (bandara) menjadi salah satu obyek utama yang wajib dilumpuhkan oleh musuh, atau akan lebih bagus jika bisa diduduki, maklum keberadaan bandara dapat dimanfaatkan sebagai basis tumpuan untuk operasi tempur lanjutan. Karena keberadaan bandara yang amat penting, tak heran bila bandara masuk dalam ketegori obvit (obyek vital) yang mendapat porsi perlindungan ekstra, selain instalasi militer dan istana negara.
Bicara soal bandara yang mendapat perlindungan ekstra, di Indonesia tentu akan merujuk pada bandara Soekarno Hatta (Soetta) yang berlokasi di Tangerang – Banten. Mengemban peran sebagai gerbang keluar masuk ke jantung Ibu Kota, bandara Soetta mendapat perlindungan penuh dari beragam alutsista, seperti rudal Grom dengan platform Poprad, kanon  23mm/ZUR komposit rudal Grom, rudal Starstreak, dan kanon Type 80 Giant Bow kaliber 23mm. Sementara dari jumlah satuan, guna melindungi Ibu kota  keseluruhan, melibatkan kekuatan Detasemen Rudal 003, Yon Arhanudri 1 Kostrad, Yon Arhanudse 6, dan Yon Arhanudse 10. Dalam pertahanan udara titik, tentu tidak hanya menyandarkan pada jenis kanon dan rudal, tapi melibatkan meriam PSU (penangkis serangan udara), seperti meriam lawas tipe S-60.
Untuk rudal Grom telah dibahas di artikel terhadulu, dan kini kami coba ulas sosok kanon Type 80 Giant Bow kaliber 23mm. Kanon penangkis serangan udara dengan dua laras ini diproduksi oleh Norinco, Cina. Seperti sudah jadi kebiasaan, kanon ini pun merupakan jiplakan dari produk serupa asal negara lain. Type 80 merupakan copy-an dari kanon ZU-23-2 produksi Rusia. Giant Bow atau disebut juga Shengong dapat dikendalikan secara manual atau otomatis dengan integrasi sistem.
Giant Bow 23mm di pameran Alutsista 2013
Giant Bow 23mm di pameran Alutsista 2013

Mau tahu seberapa garang kanon ini? Kecepatan luncur proyektilnya mencapai 970 meter per detik. Sementara untuk jarak tembak, untuk sudut vertikal maksimum 1.500 meter, dan sudut horizontal maksimum 2.000 meter. Tapi, bila bicara jarak tembak mendatar maksimum bisa hingga 2.500 meter. Untuk merontokkan pesawat yang terbang rendah sudah barang tentu perlu kecepatan tembak yang spektakuler, secara teori disini 1.500 – 2.000 proyektil dapat dimuntahkan dalam 1 menit. Sedangkan untuk kecepatan tembak praktis 400 proyektil per menit. Jenis amunisi yang biasa digunakan adalah HEI-T dan API-T.
Kanon yang diproduksi tahun 2000 ini punya bobot 1.250kg, dalam gelar operasinya biasa ditarik dengan truk Unimog. Kanon yang diawaki 5 orang personel ini dapat digelar dalam tempo kurang dari 5 menit. Ada dua kursi operator pada kanon ini, dan dalam skema operasi mandiri, dapat pula ditangani oleh satu juru tembak. Peran awak lainnya diperlukan untuk loading amunisi (magasin) dan penggantian laras. Giant Bow dapat digerakan secara kinetik/manual (dengan putaran engkol), atau dapat pula dioperasikan secara elektrik lewat joystick. Buat awak senjata, tentunya lebih nyaman mengendalikan secara elektrik.
Seperti halnya kanon PSU pada umumnya, Giant Bow memiliki sudut putar 360 derajat. Sedangkan sudut elevasi laras dengan sistem manual yakni -5 sampai 90 derajat, dan elevasi laras dengan sistem elektrik mulai dari -3 sampai 90 derajat.
Gelar Operasi Tempur
Kanon Giant Bow saat ini menjadi etalase sista di Yon Arhanudri 1 Kostrad, yang bermarkas di bilangan Serpong, Tangerang – Banten. Selain punya tanggungjawab menjadi perisai bandara Soetta, batalyon ini juga punya tugas untuk mengamankan Pusat Penelitian Ilmu dan Teknologi (Puspitek) di Serpong, Tangerang – Banten.  Yon Arhanudri 1 memiliki 2 baterai kanon Giant Bow, dengan jumlah total ada 18 pucuk yang siap digunakan. Sebenarnya masih ada 1 pucuk lagi yang ditempatkan di Pusat Pendidikan Arhanud (Pusdikarhanud).
Inilah tampilan peluru kaliber 23mm
Inilah tampilan peluru kaliber 23mm
Box magasin yang berisi 50 peluru.
Box magasin yang berisi 50 peluru.
Menghindari panas berlebih, setiap 200 kali tembakan, laras harus diganti.
Menghindari panas berlebih, setiap 200 kali tembakan, laras harus diganti.
Dalam aksi tempurnya, kanon dua laras ini dibekali 2 box magasin (di kiri dan kanan). Masing-masing box magasin hanya berisi 50 butir peluru. Bisa dibayangkan betapa borosnya amunisi yang harus dikeluarkan dalam aksi tembak cepat. Awak pendukung pastinya harus selalu siap bongkar pasang magasin dalam sikap tempur. Satu lagi yang cukup menantang, karena kecepatan tembak yang tinggi, membuat laras cepat panas. Secara prosedur, setiap 200 tembakan laras harus diganti. Kebetulan memang laras dirancang untuk bisan diganti secara cepat. Kabarnya, setiap kali latihan minimal harus disiapkan empat laras pengganti.
Integrasi Sistem Senjata
Sebagai sista modern, Giant Bow juga dapat dioperasikan secara terpadu. Lewat kendaraan BCCV (Battery Command & Control Vehicle) dapat dikendalikan sebanyak 4 sampai 8 pucuk kanon secara bersamaan dari jarak jauh. Dalam skema integrasi sistem senjata ini, setiap pucuk kanon tidak diperlukan lagi jasa dari juru tembak, semua keputusan tembakkan dilakukan secara terpusat dari truk komando BCCV. Hanya saja awak untuk loading amunisi harus tetap siaga, pasalnya loading amunisi masih manual. Sebagai info, BCCV ditempatkan pada truk Beiben (tiruan Mercy) buatan Cina.
Truk BCCV
Truk BCCV
Truk radar AS901A 3D
Truk radar AS901A 3D
Di dalam truk komando BCCV, dilengkapi teropong bidik taktis TACTICOS dengan pembesaran 11x dan perangkat ODU (Optikoptical Director Unit). Tidak hanya BCCV saja, dalam paket intergrasi sista Giant Bow juga mencakup keberadaan mobile radar. Radar berperan sebagai panca indra dari BCCV dan Satbak (satuan tembak). Dalam platform truk Tiema XC230 4×4 (tiruan Mercy 2026) ditempatkan radar AS901A 3D. Radar yang beropersi di frekuensi L-band 10Mhz ini punya jangkauan deteksi lebih dari 30km, dan jangkauan deteksi ketinggian sampai 4km. Radar ini juga dibekali IFF (Identification Friend or Foe) interrogator.
Sebelum hadirnya Giant Bow, Yon Arhanudri Kostrad juga sudah berpengalaman menggunakan kanon PSU otomatis, yakni dari jenis Rheinmetall kaliber 20mm. Kanon dua laras buatan Jerman ini mulai digunakan Arhanud TNI AD sejak 1980 dan sampai saat ini masih aktif digunakan, memperkuat etalase sista SHORAD (short range air defence) di lingkup Kohanudnas.
Kanon jenis ini juga dapat dioperasikan dari atas truk.
Kanon jenis ini juga dapat dioperasikan dari atas truk.
Sebagai penutup, di area Jakarta masih ada bandara yang sangat strategis, yakni bandara Halim Perdanakusumah. Tapi karena dioperasikan juga sebagai pangkalan udara TNI AU, maka untuk pertahanan titik menjadi tanggungjawab utama dari Paskhas yang juga dibekali rudal SAM QW-3. (Bayu Pamungkas)
  • Produksi                              : Norinco, Cina
  • Kecepatan Proyektil       : 970 meter per detik
  • Kecepatan Tembak         : 1.500 – 2.000 proyektil per menit
  • Berat kosong                     : 950kg
  • Lebar Siap Angkut            : 1,83 meter
  • Lebar SiapTempur Roda Terlipat                : 2,88 meter
  • Tinggi Siap Angkut           : 1,83 meter
  • Tinggi Dalam keadaan terkunci   : 1,22 meter
  • Sudut Putar                        : 360 derajat
  • Sudut Elevasi                     : -5 sampai 90 derajat
Indo.

Menhan: RUU Komcad Tak Haruskan Warga Negara Ikut Wajib Militer

JAKARTA,  — Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan, Rancangan Undang-Undang Komponen Cadangan (UU Komcad) tidak mewajibkan semua warga negara untuk ikut dalam wajib militer. Menurutnya, adanya anggapan wajib militer sudah salah persepsi.

"Banyak salah persepsi bahwa adanya UU komponen cadangan membuka kesempatan wamil. Tidak, saya katakan," ujar Purnomo, di Markas Rindam Jaya, Jakarta, Selasa (24/9/2013).

Purnomo mengungkapkan, wajib militer tidak berlaku untuk semua. Kegiatan ini berlaku bagi warga negara yang diundang dan lulus tes. "Dia harus melakukan wajib militer setelah menandatangani kontrak selama sekian tahun sesuai dengan yang ditetapkan oleh UU," jelasnya.

"Sebaliknya, mereka yang tidak lulus, tidak ikut wajib militer," tambah Purnomo.

Ia juga mengatakan, program bela negara yang dijalankan oleh Kementerian Pertahanan sejalan dengan RUU Komcad yang digagas pemerintah. Berbeda dengan militer pada umumnya, pelatihan bela negara bagi sipil tidak terlalu banyak mempelajari latihan militer.

"Materinya lebih banyak tentang kedisiplinan, national character building, yang diharapkan berguna dalam pekerjaan mereka sebagai PNS," kata Purnomo.

Pada hari ini, Purnomo menutup pendidikan dan pelatihan (diklat) bela negara PNS Kementerian Pertahanan di Markas Rindam Jaya, Pasar Rebo, Jakarta Timur. Sebelumnya, para peserta diklat dilatih secara militer oleh TNI selama satu bulan. Selama dua minggu pertama dilatih di hutan dan dua minggu setelahnya di Markas Rindam Jaya. Di hadapan para pejabat Kementerian Pertahanan, para peserta diklat mendemonstrasikan hasil latihannya tersebut seperti latihan baris berbaris, bela diri, dan membongkar senjata. 

Kewajiban Bela Negara Bagi Setiap Warga Negara

Salah satu solusi jangka panjang menjaga keutuhan, keamanan, dan kenyamanan hidup berbangsa dan bernegara, setiap negara membutuhkan fundamental ekonomi, budaya, dan pertahanan keamanan nasional yang kuat dan kokoh. Tanpa fundamental ketahanan nasional yang kuat, ancaman keamanan dan kenyamanan bangsa sangat rentan. Untuk itu, solusinya adalah pendidikan kewarganegaraan melalui pendidikan bela negara.
Pendidikan bela negara ini menjadi penting, karena pertama kebutuhan legal. Secara hukum, khususnya merujuk Pasal 30 UUD 1945, setiap warga negara memiliki kewajiban bela negara. Oleh karena itu, pelaksanaan pendidikan bela negara menjadi sesuatu hal yang legal dan dipayungi konstitusi negara yang sangat kuat.
Kedua, sebagaimana merujuk pada penjelasan di atas, pendidikan bela negara menjadi sesuatu yang wajib, sejalan dengan kenyataan empiris yang berkembang saat ini, yaitu jika dikaitkan dengan kondisi empiris Indonesia yang berada pada persimpangan kepentingan dunia. Realitas empiris inilah yang menjadi satu kebutuhan Indonesia untuk melakukan reorientasi sistem ketahanan nasional.
Ketiga, kepentingan masa depan, khususnya dikaitkan dengan potensi ancaman di masa yang akan datang. Negara besar yang kuat secara militer dan atau kuat secara ekonomi-politik, merupakan ancaman yang potensial sebagai terorisme negara di masa yang datang. Sebagai contoh kasus penyerangan ke Irak. Kendati tidak mengantongi izin PBB, AS yang merasa kuat secara ekonomi dan militer, kemudian melaksanakan penyerangan ke Irak. Hal demikian, menjadi preseden dan indikasi bahwa negara yang kuat secara ekonomi dan militer, potensial menjadi terorisme negara kepada negara-negara lain. Dengan mengatasnamakan melawan terorisme, negara besar dapat menjadi negara teroris.
  • Pengertian Bela Negara
Bela Negara adalah sebuah konsep yang disusun oleh perangkat perundangan dan petinggi suatu negara tentang patriotisme seseorang, suatu kelompok atau seluruh komponen dari suatu negara dalam kepentingan mempertahankan eksistensi negara tersebut.
Bela Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam menjalin kelangsungan hidup bangsa dan negara yang seutuhnya.
  • Pengertian Bela Negara ( UU No 3 tahun 2002 Pasal 9 ayat 1 )
Sikap dan prilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara.
  • Landasan konsep Bela Negara
Landasan konsep bela negara adalah adanya wajib militer. Subyek dari konsep ini adalah tentara atau perangkat pertahanan negara lainnya, baik sebagai pekerjaan yang dipilih atau sebagai akibat dari rancangan tanpa sadar (wajib militer).
  • Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara dan Syarat-syarat tentang pembelaan diatur dengan undang-undang. Kesadaran bela negara itu hakikatnya kesediaan berbakti pada negara dan kesediaan berkorban membela negara. Spektrum bela negara itu sangat luas, dari yang paling halus, hingga yang paling keras. Mulai dari hubungan baik sesama warga negara sampai bersama-sama menangkal ancaman nyata musuh bersenjata.
  • Unsur Dasar Bela Negara
    • Cinta Tanah Air
    • Kesadaran Berbangsa & bernegara
    • Yakin akan pancasila sebagai ideologi negara
    • Rela berkorban untuk bangsa & negara
    • Memiliki kemampuan awal bela negara
    • Berdasarkan UUD 1945 pada pasal 30 tertulis bahwa “Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara.” Dan “syarat-syarat tentang pembelaan diatur oleh UU.” Jadi sudah jelas, mau tidak mau kita wajib ikut serta dalam membela negara dari segala macam ancaman, gangguan, dan hambatan baik yang datang dari dalam maupun dari luar.
    • Dasar hukum dan peraturan tentang wajib bela negara
      • Tap MPR No.VI Tahun 1973 tentang konsep wawasan nusantara dan keamanan Nasional.
      • Undang-Undang No.29 tahun 1954 tentang Pokok-Pokok Perlawanan Rakyat.
      • Undang-Undang No.20 tahun 1982 tentang Ketentuan Pokok Hankam Negara RI. Diubah oleh Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1988.
      • Tap MPR No.VI Tahun 2000 tentang Pemisahan TNI dengan POLRI
      • Tap MPR No.VII Tahun 2000 tentang Peranan TNI danPOLRI.
      • Amandemen UUD ’45 Pasal 30 ayat 1-5 dan pasal 27 ayat 3.
      • Undang-Undang No.3 tahun 2002 tentang pertahanan negara
      • Landasan hukum bela negara
a. Landasan Idiil ; Pancasila
b. Landasan Konstitusional ; UUD 1945 (Amandemen)
  • Pasal 27 (3) ; Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan Negara
  • Pasal 30 (1 &2) ;
(1) Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara
(2) Usaha pertahanan keamanan negara dilaksanakan melalui Sishankamrata (TNI sebagai komponen Utama dan Rakyat sebagai komponen Pendukung).
c. Landasan Operasional ; UU No. 3 Tahun 2002 (lihat Pengertian Bela Negara ).
  • Wujud bela negara ( UU No 3 Tahun 2002 )
a. Pendidikan Kewarganegaraan
b. Pelatihan dasar kemiliteran secara wajib
c. Pengabdian sebagai prajurit TNI secara sukarela
d. Pengabdian sesuai profesi
  • Contoh-Contoh Bela Negara :
    • Melestarikan budaya
    • Belajar dengan rajin bagi para pelajar
    • Taat akan hukum dan aturan-aturan negara
    • Arti penting pembelaan negara
a. Sebagai syarat berdirinya suatu negara
b. Untuk melindungi kedaulatan negara
c. Untuk mempertahankan keutuhan wilayah negara
d. Untuk semua warga negara agar memiliki kewajiban dan hak yang jelas dalam ikut serta pembelaan terhadap negara.
  • Alasan bela negara
a. Menghormati dan menghargai para pahlawan yang telah berjuang merebut kemerdekaan
b. Ingin memajukan Negara
c. Mempetahankan Negara jangan sampai dijajah kembali
d. Meningkatkan harkat dan martabat bangsa di mata dunia internasional.
  • Bentuk-bentuk bela negara
a. Secara Fisik
Segala upaya untuk mempertahankan kedaulatan negara dengan cara berpartisipasi secara langsung dalam upaya pembelaan negara (TNI Mengangkat senjata, Rakyat Berkarya nyata dalam proses Pembangunan).
b. Secara Non Fisik
Segala upaya untuk mempertahankan NKRI dengan cara meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara, menanamkan kecintaan pada tanah air serta berperan aktif dalam upaya memajukan bangsa sesuai dengan profesi dan kemampuannya.
  • Wujud bela negara bagi pelajar
a. Lingkungan Keluarga ; Memahami hak dan kewajiban dalam keluarga, menjaga keutuhan dan keharmonisan keluarga, Demokratis, menjaga nama baik keluarga dll
b. Lingkungan Sekolah ; Patuh pada aturan sekolah, berkata dan bersikap baik, bertanggung jawab atas tugas yang diberikan, tidak ikut tawuran dll
c. Lingkungan Masyarakat ; Aktif dalam kegiatan masyarakat, rela berkorban untuk kepentingan masyarakat
d. Lingkungan berbangsa dan bernegara ; Menghormati jasa Pahlawan, berani mengemukakan pendapat, melestarikan adat dan budaya asli daerah.
  • Pengertian pertahanan negara
Segala usaha untuk mempertahakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah NKRI dan keselamatan bangsa dari segala bentuk ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara
  • Pengertian ancaman
Setiap usaha dan kegiatan, baik dari dalam maupun luar negeri yang dinilai membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara dan keselamatan segenap bangsa.
  • Jenis-jenis ancaman
a. Ancaman Militer ; Ancaman yang menggunakan kekuatan bersenjata yang terorganisir yang dinilai dapat mengancam kedaulatan negara.
  • Spionase
  • Sabotase
  • Aksi teror bersenjata
  • Agresi
  • Pelanggaran wilayah
  • Bentrokan bersenjata
  • Perang saudara
b. Ancaman Non Militer ; Ancaman yang mengganggu sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara
  • Aksi radikalisme
  • Konflik komunal
  • Terorisme
  • Gerakan separatis
  • Kejahatan lintas negara
  • Kegiatan imigrasi lengkap
  • Gangguan keamanan
  • Polusi
  • Bencana alam
Blogger.